Asisten
Fachmy Adji
Pangestu
NIM 21030114130146
2
PRAKATA
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayah-Nya, Laporan Praktikum Proses Kimia yang berjudul Hidrolisa Minyak
Jarak dapat diselesaikan dengan lancar.
Laporan ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan kerjasama dari
berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini terima kasih disampaikan
kepada :
1. Dr.Suherman, S.T., M.T selaku Dosen penanggung jawab Laboratorium
Proses Kimia Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro Semarang tahun 2017
2. Laboran Laboratorium Proses Kimia Departemen Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro Semarang
3. Rinda Ameliya Firdhaus selaku koordinator asisten Laboratorium Proses
Kimia
4. Fachmy Adji Pangestu selaku asisten pengampu materi Hidrodinamika
Reaktor
5. Segenap keluarga Integritas Mahasiswa Teknik Kimia Universitas
Diponegoro tahun 2015
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
pembaca. Laporan ini disadari masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari berbagai pihak diharapkan untuk menuju kesempurnaan laporan
ini.
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pohon jarak (Ricinus communis) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil
nonedible oil. Hasil utama dari pohon jarak adalah bijinya, apabila dikeringkan biji
jarak akan menghasilkan minyak jarak. Hidrolisa minyak jarak menjadi asam
lemak dan gliserol dilakukan dengan cara memanaskan campuran minyak jarak dan
sedikit asam sulfat. Asam lemak yang diperoleh dari hidrolisis suatu minyak atau
lemak umumnya mempunyai : rantai karbon panjang dan tidak bercabang.
Lemak dan minyak adalah trigliserida yang berarti triester (dari) gliserol. Hidrolisa
dapat dilakukan pada minyak nabati seperti minyak jarak. Untuk hidrolisa minyak nabati
dapat dilakukan pada tekanan rendah akan tetapi reaksi berlangsung lambat sehingga
diperlukan katalisator, misalnya HCl. Hidrolisa minyak jarak menjadi asam lemak dan
gliserol dilakukan dengan cara memanaskan campuran minyak jarak dan sedikit asam
klorida (HCl) di dalam labu leher tiga. Pemanasan dilakukan sampai suhu yang
diinginkan sebelum air dengan suhu yang sama dimasukkan. Pada praktikum ini, akan
dilakukan hidrolisa minyak jarak untuk mengetahui pengaruh perbandingan mol
pereaktan terhadap konversi, konstanta kecepatan reaksi, dan arah kesetimbangan reaksi
yang dihasilkan dari hidrolisa. Dalam praktikum ini menggunakan metode hidrolisa
karena metodenya sederhana. Selain itu reagen yang dibutuhkan murah yaitu air/aquadest.
1
Lalu pada praktikum kali ini kami menghidrolisis menggunakan labu leher tiga,
sedangkan pada jurnal (Rahayu et.al, 2001), menggunakan alat dengan tekanan tinggi.
Alat tersebut jauh lebih mahal dari percobaan yang kami lakukan, sehingga praktikum
kami tidak mengeluarkan biaya yang berlebihan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
- Kecepatan reaksi di fase minyak:
rA = rB = kr CA1 CB
dengan : CA1 = konsentrasi air di fase minyak CB
= konsentrasi minyak / trigliserida
Untuk mencari langkah yang mengontrol pada kinetika reaksi, disusun
neraca massa air dan neraca massa minyak di fase minyak sebagai berikut:
Neraca massa air dalam fase minyak :
dC A 1
= Kla (CA* - CA1) - Kr CA1 CB
dt
Asumsi : dengan adanya pengadukan, kecepatan transfer massa
padapersamaan di atas [k1a (CA* - CA1)] dianggap jauh lebih besar
daripada kecepatan reaksi kimia [kr CA1 CB] maka dianggap hanya
kecepatan reaksi kimia saja yang menentukan kecepatan reaksi
keseluruhan.
Neraca massa minyak dalam fase minyak :
dCB
= - Kr CA1 CB
dt
Bila jumlah air berlebihan dan transfer massa air ke fase minyak
sangat cepat, maka fase minyak dianggap selalu jenuh dengan air, maka
CA1 = CA* yang bernilai konstan pada suhu tertentu, k1 CA1 = k sehingga:
-rB = -k CB
dC A 1 dCB
= = -k CB
dt dt
CB t
dCB
= -k dt
CBo dt 0
CB
ln = k.t
CBo
dimana :
CB0 = banyaknya trigliserida mula mula , mgrek/gr minyak
CB = banyaknya trigliserida suatu saat = CB0 banyaknya asam lemak
bebas yang terjadi, mgrek/gr minyak
banyaknya asambebas yang terbentuk
Bila X = , maka
banyaknya trigliserida mula mula
C Bo - CB
X=
CBo
CBo C Bo - (CBo - CB)
= = (1 - X)
CB CBo
ln(1 X) = - k t
4
dimana:
k = konstanta kecepatan reaksi tingkat satu, menit-1
t = waktu reaksi, menit
Nilai konstanta kecepatan reaksi kimia sebagai fungsi suhu dapat
dinyatakan dengan persamaan Arrhenius :
k = Ae-Ea/RT
dimana :
k = konstanta kecepatan reaksi, menit-1
T = suhu, K
R = tetapan gas, (8,314 JK-1mol-1)
Ea = energi aktivasi, kJ/mol
A = faktor tumbukan
B. Minyak Jarak
Minyak jarak merupakan minyak nabati yang diperoleh dengan cara
pemerasan dari tanaman Ricinus communis, kegunaan langsung minyak
jarak terbatas pada industry genteng, obat obatan , minyak rem, minyak
lincir.
Sifat fisik dari minyak jarak adalah cairan tidak berwarna atau
berwarna kuning pucat, bau lemak, rasa sedikit menggigit, viscositas tinggi
dan bilangan asam akan tinggi sesuai dengan waktu yang ditandai dengan
biji rusak dan cara pemerasan yang tidak baik.
5
asam sulfat di dalam sebuah labu leher tiga. Pemanasan dilangsungkan
sampai suhu yang diinginkan sebelum air panas dimasukkan. Contoh diambil
setiap waktu tertentu (10 menit) untuk dianalisa asam bebasnya, kecepatan
hidrolisis terutama ditentukan oleh kecepatan reaksi antara air dan trigliserida
di fase minyak. Penggunaan air yang berlebihan memungkinkan fase minyak
selalu jenuh dengan air sehingga reaksi hidrolisis bertingkat satu semu
terhadap konsentrasi gliserida. Umumnya asam lemak hasil hidrolisa
merupakan rantai tak bercabang dan jumlah atom karbonnya selalu genap.
Jika terdapat ikatan ganda-dua, biasanya berkonfigurasi cis (atau Z) dan tidak
terkonjugasi. (Hart, 1983)
K =Ae-Ea/RT
8 -8022/RT
= 1,2515 . 10 e
-15939/RT
= 1,2515 e
Dengan :
-1
k = konstanta kecepatan reaksi, menit
T = suhu absolut, K
R = tetapan gas = 0,082 L.atm.K-1.mol-1
2. Katalisator
Katalisator yang dipakai dapat berupa enzim atau asam.
Katalisator pada percobaan ini dipilih katalisator asam. Semakin
banyak katalis asam yang ditambahkan, konversi akan semakin besar
demikian juga terhadap konstanta kecepatan reaksinya. Bila
katalisator makin banyak, makin banyak pula molekul molekul
trigliserida yang teraktifkan.
6
Menurut Rahayu (1999) hubungan antara konstanta kecepatan
reaksi (Kc) dengan konsentrasi asam (c) mgmol H2SO4/ gr minyak
dapat dinyatakan dengan persamaan :
13
Kc = 0,14525 c
Dengan c = mgmol H2SO4/ grminya
3. Pencampuran
Agar zat dapat saling bertumbukan dengan baik, maka perlu
adanya pencampuran. Untuk proses batch, hal ini dapat dicapai
dengan bantuan pengaduk. Apabila prosesnya kontinyu maka
pengadukan dilakukan dengan cara mengatur aliran dalam reaktor
agar terjadi olakan. Reaksi dapat berjalan baik apabila dilakukan
pencampuran dengan baik. Pengadukan dapat menurunkan tahanan
perpindahan massa dan mempercepat difusi zat reaksi (Fogler, 1999).
RUMUS
H O
7
H C O C R1 H2C OH
O O
H C O C R2 + 3H2O 3 R C O H + HC OH
O
H C O C R3 H2C OH
H
Trigliserida Air Asam Lemak Gliserol
F. Pengaruh Surfaktan
Pada hidrolisa minyak jarak surfaktan yang digunakan ialah
emulsifier berupa sabun. Molekul surfaktan memiliki gugus yang bersifat
hidrofilik dan lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran minyak
dan air. Molekul yang bersifat hidrofilik (suka air) dan molekul yang
bersifat lipofilik (suka minyak). Umumnya bagian nonpolar (lipofilik)
merupakan rantai alkil panjang dan bagian yang polar (hidrofilik)
mengandung gugus hidroksil (Hart, 1983)
O
CH3CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2C
O Na+
8
di absorpsi lebih kuat ke air dibanding minyak. Akibatnya tegangan
permukaan menurun sehingga kedua fase mudah menyebar dan menjadi
fase kontinyu. Demikian pula sebaliknya bila gugus non polar lebih
dominan maka molekul surfaktan akan diabsorpsi lebih kuat oleh minyak
dibanding air (Zuhrina, 2010).
9
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Memulai
hidrolisa Mengambil 10
minyak jarak ml sampel Memasukan 10 ml
dengan kemudian minyak jarak ke
memasukkan menambahka dalam erlenmeyer
minyak jarak dan menambhakan
n 3 tetes
ke dalam labu 15 ml etanol 96% dan
indikator PP memanaskannya
leher tiga dan dan menitrasi sambil diaduk pada
memasukkan dengan NaOH suhu 60oC
katalis HCl sampai warna
kedalam labu merah muda
leher 3 sambil
mengalirkan air
pendingin
10
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan
1. Bahan yang Digunakan
a. Minyak jarak 652 ml
b. Aquadest
Menggunakan H2O dari proses Reverse Osmosis (RO) 99 ml.
c. Katalis
2. Alat Percobaan
a. Labu leher tiga
b. Statif
c. Klem
d. Buret
e. Heater, magnetic stirrer
f. Termometer
g. Pendingin balik
h. Waterbath
i. Erlenmeyer
3.3 Gambar Alat
Keterangan:
1.Magnetic stirer + heater
2. Waterbatch
3. Labu leher tiga
4. Termometer
5. Pendingin balik
6. Klem
7. Statif
Keterangan :
1. Statif
2. Klem
3. Buret
4. Erlenmeyer
b. Variabel Berubah
1. Perbandingan mol minyak jarak dan air : 1:8; 1:9; 1:10
3.5 Respon Uji Hasil
Densitas Katalis
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S.1999. Kimia Organik.jilid 2. Ed.3. hal 83. Jakarta:
Erlangga,
Groggins, P.H. 1958.Unit Processes in Organic Synthesis. pp.699. New York : McGraw Hill.
Inc.
Hart, Harold. 1983. Organic Chemistry, a Short Course. Ed.6. England : Houghton Mifflin
Co.
Kirk, R. E. and Othmer, D. F. 1953. Encyclopedia of Chemical Technology 6, pp. 231 236.
New York : The Interscience Encyclopedia. Inc.,
Rahayu, S. 1999. Hidrolisis Minyak Jarak dengan Katalisator Asam Sulfat. Prosiding
Seminar Nasional Rekayasa Dan Proses.
Zuhrina. 2010. Optimasi Sintesis Surfaktan Alkanolamida dari Asam Laurat sengan
Dietanolamina dan N-Metil Glukamina Secara Enzimatik. Disertasi Doktor.
Universitas Sumatera Utara.
Rahayu, S. 2001. Hidrolisis Minyak Jarak Pada Tekanan Tinggi (Hydrolysis of Castor Oil At
High Pressure). Forum Teknik Jilid 25, No 2.
http://www.sigmaaldrich.com/catalog/product/, diakses pada tanggal 7 Mei 2017.
23