Uraian Tugas :
1. Kalibrasi rotameter (1,3,5,7, dan 9) berdasarkan laju alir keluar, Buat grafik skala
rotameter vs laju alir keluar
2. Menentukan alaju alir masuk saat pengisian tangki 0 100%, dilakukan sebanyak 3 x
percobaan.
3. Menentukan hubungan antar laju alir keluar dengan level setiap penurunan 5 %
berdasarkan skala rotameter mula mula (8,6, dan 4).
4. Catat dispalay dan actual untuk uraian tugas nomor 2 dan 3.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan percobaan.
Dapat mengetahui konsep-konsep dasar instrumentasi level cairan.
Dapat mengetahui dan memahami unit-unit instrumentasi level cairan.
Dapat mengoperasikan alat instrumentasi level cairan.
Dapat mengkalibrasi instrumentasi level cairan.
1.4.4 Pengamatan (kenaikkan level) pada pengisian tangki pada laju alir keluar nol
(0).
1. Kosongkan tangki silinder kaca hingga level nya 0%.
2. Tutup valve keluaran tangki silinder kaca hingga menunjukkan skala rotameter 0.
3. Buka katup udara laju alir pengisian tangki.
4. Amati setiap kenaikan level (0-100%)
5. Catat waktu yang dibutuhkan untuk setiap penaikan level (susuai tugas) dengan
menggunakan stopwatch.
6. Catat nilai Display dan aktualnya.
1.5 Gambar Peralatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINGGI CAIRAN
DILIHAT LANGSUNG
Pengukuran level secara visual atau secara langsung dapat dilihat dengan bantuan alat ukur
instrument maka dapatlah diketahui level dari media yang diukur.
Ada beberapa metode pengukuran langsung antara lain:
a. Pengukuran Permukaan Dengan Gelas Penunjuk (sight glass)
Gelas penunjuk ini berhubungan dengan cairan di dalam tangki dan
diletakkan disamping tangi yang berisi cairan. Menurut hukum bejana
berhubungan, tinggi tangki dan pada gelas petunjuk selalu sama. Jadi, dengan
mengatur tinggi cairan di dalam tinggi. Untuk dapat melihat tinggi ini,cairan yang
akan diukur harus bening dan tidak boleh keruh karena akan menggangu
penglihatan pada gelas petunjuk.
Tentunya gelas petunjuk ini adalah bila gelas petunjuk ini pecah maka
cairan di dalam tangki akan tumpah keluar. Selain itu biasanya batas ukurnya
hanya sampai kira- kira satu meter. Pada gambar 2.2 terlihat cara pengukuran
dengan gelas petunjuk baik dalam tangki terbuka maupun tertutup.
Kelebihan:
1. Pembacaan langsung sangat memungkinkan.
2. Perancangan khusus tersedia untuk penggunaan sampai 316 o C dan 1000 psi.
3. Glass tahan terhadap korosi.
Kekurangan:
1. Hanya dapat dibaca di lokasi tangki.
2. Cairan di dalam sight glass mungkin membeku pada musim dingin, sehingga
menyebabkan kesalahan pembacaan.
3. Cairan yang mengandung padatan tak-larut atau cairan kental (viscous) tidak
dapat diukur levelnya dengan baik.
4. Akurasi tergantung pada kebersihan glass dan cairan.
b. Pengukuran Permukaan Dengan Pelampung (float)
Pada gambar 2.3 terlihat salah satu dari banyak sekali cara-cara
pengukukan dengan pelampung, tetapi pada dasarnya mempunyai prinsip yang
sama, yaitu gerakan permukaan cairan diikuti dengan gerakan pelampung yang
selanjutnya dihubungkan pada jarum berskala. Hubungan antara pelampung jarum
penunjuk bisa berupa tali, kawat dengan katrol atau batang kaku dengan suatu
engsel.
Dengan menggunakan pelampung, daerah kerja pengukur permukaan
dapat diperbesar (lebih dari 1 meter). Skala pembacaan dapat diletakkan pada
tempat yang tinggi atau rendah, atau terpisah jauh dari tangki cairan. Untuk
memperoleh ketelitian yang baik, pelampung harus tercelup sampai batas
penampang.
Kelebihan:
1. Memungkinkan membaca level cairan di dalam tangki dari level dasar,
meskipun tangki dipasang di daerah bawah tanah.
2. Beaya murah, dan perancangannya terpercaya.
3. Dapat dioperasikan pada suhu yang relatif tinggi.
4. Terdapat berbagai pilihan material yang tahan korosi untuk merancang tipe
ini.
Kekurangan:
1. Terbatas untuk pengukuran level menengah (moderate).
2. Bentuknya disesuaikan dengan geometri tangki.
2.1.2 Pengukuran Tidak Langsung
Dalam metoda tidak langsung, perubahan tinggi rendahnya level yang
terjadi dialihkan dengan penggunaan mekanisme tertentu, sehingga besaran sinyal
dapat diamati. Gaya pada cairan menghasilkan gerak mekanik. Pergerakan mekanik
ini kemudian dikalibrasikan kedalam bentuk angka-angka. Mekanisme pengalihan
perubahan tinggi rendahnya level yang terjadi menjadi suatu besaran sinyal, seperti
pada Gambar 2.4.
TINGGI CAIRAN
GERAK MEKANIK
KALIBRASI
pgm
h= xh
pgt
Dimana :
gm = berat jenis cairan manometer
gt = berat jenis cairan di dalam tangki
Dimana :
gm = berat jenis manometer
gm = berat jenis caira dalam tangki
A1 = luas penampang kaki kanan
A2 = luas penampang kaki kanan
d = perubahan kedudukan pelampung
ho = Tinggi mula-mula cairan dalam tanngki
h=
[( pgm pg1 A 2
)
pg 2 pg 1 A 1
=+(pgmpg 1
pg 2pg 1 )]
d ho
Dimana :
gm = berat jenis cairan manometer
g1 = berat jenis cairan yang ringan
g2 = berat jenis cairan yang berat
A2 = luas penampang kaki kanan
A1 = luas penampang kaki kiri
d = perubahan kedudukan pelampung
ho = Tinggi mula-mula cairan dalam tanngki
Gambar 2.6 Pengukur Permukaan Tangki Tertutup dengan Pipa U
dh
q q0= A ... ..1
dt
Asumsikan harga dimensi adalah konstan. Maka persamaan 1) diatas dapat dituliskan
sbb:
Dalam keadaan steady state, persamaan 2) diatas dapat dituliskan sbb:
Tanda s pada persamaan 3) diatas menyatakan kecepatan aliran flida yang masuk dam
keluar pada keadaan stedy state.Deviasi keadaan unstedy state dan keadaaan stedy
stste dapat didefinisikan sebagai:
Dimana:
Tanda s pada persamaan (11) di atas menyatakan persamaan masih dalam bentuk
transformasi laplace dan dapat dirobah ke dalam bentuk fungsi dengan invers
tansformasi laplace.
Pada persamaan (11) input proses dalam bentuk transformasi laplace adalah Q(s) dan
output proses adalah Q0 (s). Dalam ilmu sistem mengendalikan proses, fungsi transfer
dinyatakan sbb :
1. Displacement
2. Differential pressure
3. Capacitance
4. Ultrasonic
5. Radar
6. Radiation
A. Displacement Type
1. Prinsip Operasi
Prinsip kerja alat ini yaitu jika sebuah pelampung diapungkan pada
permukaan fluida, maka pelampung akan naik dan turun mengikuti gerakan dari
permukaan fluida yang bersangkutan. Selanjutnya dengan suatu mekanisme,
pergerakan pelampung ini dapat ditranslasikan kedalam alat ukur displacer level
berdasarkan prinsip Archimedes.
Kekurangan :
Range terbatas (level > 48 inches sukar untuk ditangani).
Biaya meningkat untuk unit eksternal sehubungan dengan pressure rating
meningkat.
External units kemungkinan memerlukan pemanas (heating) untuk
menghindari pembekuan (freezing).
External units kemungkinan menghasilkan kesalahan disebabkan perbedaan
temperature antara fluida didalam vessel dengan fluida di dalam level
chamber.
P=.g.h
Dimana :
P = tekanan hydrostatic head (N/m2 atau Pascal)
= fluid density (Kg/m3)
g = gravity acceleration constant (9.81 m/s2 or 32.2 ft/s2)
h = level fluid (m)
Kelebihan :
Akurasi baik
Dapat digunakakan pada range level yang lebar.
Tersedia didalam banyak material konstruksi.
Dapat dibersihkan (dipurge) untuk penggunaan service yang korosif dan
slurry.
Biaya pengadaan awal : sedang (moderat).
Dapat diisolasi dan zero ditempat.
Kekurangan :
Kesalahan (error) disebabkan oleh density yang bervariasi.
Lead line / impuls line (low pressure) tidak dibutuhkan pada aplikasi
atmospheric.
Pemanasan (heating) pada lead line / impuls line kadang-kadang dibutuhkan.
Problem operasi dan maintenance sering terjadi disebabkan kegagalan purged
lines.
Perbersihan material sering dilakukan pada servis proses yang sulit.
b. Sealed system
Untuk memenuhi persyaratan aplikasi pengukuran level yang sulit misalnya
pada material seperti slurry dan high viscous, sealed system sering memberikan solusi
yang sesuai untuk pengukuran level tersebut. Gambar di bawah memperlihatkan D/P
cell jenis sealed system, di mana measuring element terisolasi dari cairan proses
(process liquid).
(a) D/P Cell Transmitter (b) D/P Cell untuk level
Kelebihan :
Purge tidak diperlukan
Baik untuk slurry dan material yang korosif.
Range pengukuran : lebar.
Akurasi : sedang ~ tinggi
Dapat digunakan untuk vessel yang terbuka atau tertutup.
Baik untuk temperature relative tinggi.
Pemasangan simple dan mudah.
Kekurangan :
Unit tidak dapat dilepas untuk tujuan maintenance tanpa menshutdown
peralatan (equipment).
Density yang bervariasi menyebabkan error.
Letak pemasangan harus dipertimbangkan sehubungan dengan pengaruh pada
kalibrasi.
Perubahan temperature ambient menyebabkan error pada jenis capillary filled
system.
C. Capacitance Type
1. Prinsip Operasi
Sebuah kapasitor terbentuk ketika elektroda sensor level dipasang didalam
sebuah vessel. Tangkai metal dari elektroda bertindak sebagai satu plate dari kapasitor
dan dinding tangki bertindak sebagai plate yang lain (untuk non metallic vessel
dibutuhkan reference elektroda sebagai plate yang lain dari kapasitor).
Ketika level fluida naik, udara atau gas yang semula melingkupi electrode
akan digantikan oleh material (fluida) yang mempunyai konstanta dielektik (dielectric
constant) yang berbeda, sehingga suatu perubahan didalam nilai kapasitor terjadi
sebab dielektrikum antara plat telah berubah. RF (Radio Frequerncy) capacitance
instrument mendeteksi perubahan tersebut dan mengkonversinya kedalam suatu sinyal
keluaran secara proporsional.
C = 0.225 K ( A / D )
Dimana :
C = Capacitance (picoFarads)
K = Dielectric constant dari material
A = Area of plates (square inches)
D = Distance between the plates (inches)
Kelebihan :
Dapat digunakan untuk beberapa aplikasi di mana jenis yang lain tidaklah
mungkin digunakan.
Biaya pemasangan awal : sedang
Akurasi ; sedang
Dapat digunakan pada aplikasi high temperature dan high pressure.
Dapat digunakan untuk services polymer dan slurry.
Kekurangan :
Pada banyak kejadian, membutuhkan kalibrasi khusus.
Terpengaruh oleh density bervariasi dari material yang diukur.
Pembacaan error ketika terjadi lapisan (coating) pada probe.
D. Ultrasonic Types
1. Prinsip Operasi
Ultrasonic transmitter bekerja dengan prinsip pemancaran gelombang suara
dari peizo electric transducer kedalam vessel yang berisi material proses. Alat ini
mengukur lama waktu yang dibutuhkan gelombang suara yang dipantulkan kembali
ke transducer. Pengukuran yang baik tergantung pada pantulan gelombang suara dari
material proses secara garis lurus yang kembali ke transducer.
Keuntungan
Tidak ada part yang bergerak (No moving parts), membutuhkan sedikit
maintenance.
Teknologi Non-contact
Mudah dipasang dan dikalibrasi
Akurasi baik bilamana aplikasi sesuai.
Dapat diaplikasikan pada pengukuran level material seperti powder, fluida
yang mengandung padatan serta slurry.
Kekurangan
Tidak dapat beroperasi pada vakum dan tekanan tinggi.
Range Temperature dan Pressure terbatas.
Harga relative tinggi.
Posisi sangat sensitive disbanding teknologi lain.
E. Radar Type
1. Prinsip Operasi
Teknologi radar untuk aplikasi pengukuran level yang ada dipasaran adalah
Frequency Modulated Continuous Wave (FMCW) atau Pulse Wave Time of Flight.
Sistem Pulsed Wave bekerja dengan memancarkan suatu gelombang mikro
(microwave) ke arah material proses, gelombang ini dipantulkan oleh permukaan dari
material proses dan dideteksi oleh sensor yang sama yang bertindak sebagai penerima
(receiver). Level ditentukan dari waktu tempuh dari sinyal gelombang mikro dari
transmitter ke receiver.
Kelebihan :
Teknologi : Non-contact
Akurasi : tinggi
Kekurangan :
Biaya pengadaan awal : tinggi
Pressure rating : terbatas
Tidak dapat mengukur interface
F. Radiation Type
1. Prinsip Operasi
Seperti beberapa metoda pengkukuran level lainnya, jenis radioactive
(nucleonic) digunakan juga sebagai continuous measurement dan point measurement.
Pada continuous measurement, radiation level menyediakan persentase dari
penurunan transmisi sesuai level, dan untuk point measurement, radiation level
menyediakan suatu fungsi switch on/off. Radio isotop yang digunakan pada
pengukuran level akan memancarkan energi pada suatu tingkat rate yang konstan
secara acak. Radiasi gamma adalah sumber yang secara umum digunakan untuk
nucleonic level gauging.
Panjang gelombang pendek dan energi yang tinggi dari radiasi gamma
menembus dinding vessel dan media proses. Sebuah detektor di sisi yang lain dari
vessel mengukur kekuatan bidang radiasi dan menyimpulkan level di dalam vessel.
Secara umum, radioactive level adalah metoda pengukuran level yang mahal dan
perlu dipertimbangkan secara serius bilamana akan diimplementasikan. Bukan hanya
hardware yang mahal, tetapi calibration dan testing juga membutuhkan waktu yang
lama serta biaya opearasi yang tinggi. Oleh karena alat ini sering digunakan sebagai
metoda terakhir yang dipilih bila semua metode gagal digunakan pada suatu aplikasi,
maka biaya keseluruhan tetap dipertimbangkan secara ekonomis dalam pemilihannya.
Kekurangan :
Biaya pengadaan awal : tinggi
Memerlukan perijinan oleh agen pengatur.
Berbahaya dan memerlukan penangan secara khusus.
BAB III
DATA PENGAMATAN & PENGOLAHAN DATA
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5
Skala Rotameter
Berdasarkan kurva kalibrasi rotameter diatas, dengan acuan skala rotameter dapat
ditentukan laju alir keluar pengosongan tangki dari tabel data pengamatan 3.1.1, 3.1.2, dan
3.1.3 (Dapat dilihat pada lampiran L.4)
50
45 f(x) = 0.51x
40
35
30
25
Laju Alir Masuk (ml/s)
20
15
10
5
0
0 20 40 60 80 100 120
3.2.2 Kurv
a Pengisian Tangki Silinder Kaca
3.2.3 Kurva Pengosongan Tangki Silinder Kaca Pada Skala Rotameter Mula-mula
(4) dengan bukaan valve 100 %.
12
6
Laju Alir Keluar (ml/s)
4
0
0 20 40 60 80 100 120
3.2.4 Kurva Pengosongan Tangki Silinder Kaca Pada Skala Rotameter Mula-mula
(6) dengan bukaan valve 100 %.
16
f(x) = 0.09x + 6.86
14
12
10
8
Laju Alir Keluar (ml/s)
6
4
2
0
0 20 40 60 80 100 120
3.2.5 Kurva Pengosongan Tangki Silinder Kaca Pada Skala Rotameter Mula-mula
(8) dengan bukaan valve 100 %.
20
18 f(x) = 0.11x + 9.13
16
14
12
10
Laju Alir Keluar (ml/s)
8
6
4
2
0
0 20 40 60 80 100 120
BAB IV
PEMBAHASAN & KESIMPULAN
4.1 Pembahasan
Pada praktikum Instrument level ini, hal yang dilakukan adalah melakukan
praktikum dan menganalisa hubungan antara level aktual yang terdapat di tangki silinder
kaca terhadap laju alir keluar dan laju alir masuk terhadap fluida (air) yang diamati dengan
melihat waktu yang dibutuhkan fluida untuk mengisi dan mengosongkan tangki.
Pada dasarnya praktikum ini adalah melakukan pengisian dan pengosongan
tangki. Dalam 2 hal ini terdapat perbedaan laju alir masuk dan keluar pada fluida pada
skala rotameter tertentu dan laju alir masuk dan laju alir keluar fluida rata-rata.
Pada perlakuan pengisian tangki, setiap kenailkan level 10 % terdapat kenaikan
laju alir setiap kenaikan levelnya (Sesuai Tabel 3.1.2 Data Pengamatan Pengisian
Tangki Silinder Kaca). Itu disebabkan karena pengaruh dari pada Tekanan hidrostatik
yang terdapat didalam tangki, dimana kita tahu bahwa persamaan dari tekanan hidrostatik
adalah:
P=.g.h
Keterangan :
Dari persamaan diatas dapat kita lihat bahwa Tekanan hidrostatik itu berbanding
lurus dengan ketinggian / level fluida didalam tangki. Maka dari itu, karena setiap detik
pengisian tangki terdapat kenaikan level maka Tekanan hidrostatik semakin besar dan
menyebabkan laju alir masuk fluida setiap kenaikan level dalam tangki itu semakin tinggi.
Dalam hal pengosongan tangki, perlu kita ingat bahwa fluida didalam tangki
adalah fluida statis (diam) sehingga mengalirnya suatu fluida tersebut dipengaruhi oleh
gaya gravitasi sehingga fluida tersebut bisa mengalir. Dan juga karena dibukanya valve
keluaran tangki silinder kaca sehingga fluida bisa mengalir.
25
15
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala Rotameter
Dalam hal kalibrasi rotameter, dapat kita simpulkan bahwa alat rotameter tersebut masih
sangat baik untuk digunakan. Berdasarkan garfik kalibrasi rotameter dibawah ini, garis
linearitas (hitam) masih menyentuh dan tidak terlalu jauh jaraknya terhadap kalibrasi yang
dilakukan. Dari hasil tersebut maka itu menjadi acuan bahwa alat rotameter masih layak
untuk digunakan.
Dalam menentukan laju alir keluar fluida didalam tangki silinder kaca, dapat kita
tentukan laju alir keluarnya berdasarkan kurva kalibrasi rotameter. Tidak bisa kita tentukan
V
Fo=
melalui rumus : t disebabkan pada tinggi level 75% s/d 100% ada sepasang
besi yang terdapat didalam tangki silinder kaca, tetapi tidak terdapat sepasang besi tersebut
pada level 0% s/d 75% tersebut sehingga mempengaruhi volume dari pada fluida (air)
tersebut, sehingga akan terjadi ketidakakuratan dalam perhitungan nantinya.
4.2 Kesimpulan
Setiap kenaikan skala rotameter maka laju alir dari suatu fluida akan meningkat.
2 Tekanan hidrostatik sangat berpengaruh terhadap laju alir keluar dan masuk suatu
cairan dalam tangki.
3 Berdasarkan kurva kalibrasi rotameter, alat rotameter masih sangat baik untuk
digunakan karena masih sangat linear terhadap garis linear yang ada pada kurva
(warna hitam). Terlampir pada kurva 3.2.1 kalibrasi rotameter pada hasil
pengolahan data.
Total laju alir masuk fluida (Fi) rata-rata adalah 32.565 ml/s
Total laju alir keluar fluida (Fo) rata-rata:
Pada skala rotameter mula-mula 4 adalah 8.162 ml/s
Pada skala rotameter mula-mula 6 adalah 11.965 ml/s.
Pada skala rotameter mula-mula 8 adalah 15.608 ml/s.
DAFTAR PUSTAKA
Portal Generasi Muda. 2013. Fluida Statis: Tekanan Hidrostatik & Tekanan Mutlak.
http://www.gomuda.com/2013/01/fluida-statis-tekanan-hidrostatik.html. Diakses
pada tanggal 13 mei 2013. 19.30 Wib.
Lampiran
L.1 Perhitunagan Laju Alir masuk (Fi) pengisian tangki silinder kaca pada level
aktual tangki 10%.
Dik: V = 760 ml
t2 = 42,6 s
t1 = 0 S
Dit: Fi..???
V
Fi=
Jawab: t
760 ml
Fi = (42,60) s
Fi = 17.84 ml/s
L.2 Perhitunagan Laju Alir keluar (Fo) kalibrasi rotameter pada skala rotameter 1
Dik: V = 200 ml
t2 = 39 s
t1 = 0 S
Dit: Fo..???
V
Fo=
Jawab: t
200 ml
Fo = (390) s
Fo = 5,13 ml/s
L.3 Perhitunagan Laju Alir masuk rata-rata (Fi) pengisian tangki silinder kaca
( 17 . 84+18 . 67+22 .55+29 . 23+31 .66 +35 .68+ 39. 37+ 42. 22+ 42. 93+ 45 .5 ) ml /s
Fo=
10
Fo=32.565 ml /s
Note: Untuk menghitung laju alir keluar rata-rata (Fo) pengosongan tangki sama
seperti persamaan menghitung laju alir masuk rata-rata (Fi) pengisian tangki silinder
kaca
L.4 Cara menentukan laju alir berdasarkan skala rotameter berdasarkan kurva
kalibrasi rotameter dengan acuan skala rotameter pada laju alir keluar.
25
15
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala Rotameter
Pada garis vertikal warna biru bisa kita lihat menunjukkan skala rotameter 4,
setelah itu kita tarik keatas menuju garis warna hijau dan kita arahkan ke sisi kiri menuju
garis absis Y dan didapat laju alirnya 9,9 ml/s. Dapat disimpulkan bahwa pada skala
rotameter 4 maka Laju alir keluarnya adalah 9,9 ml/s.