Anda di halaman 1dari 7

Nama : - Fandika Agustiyar

-Muhammad Dava Indrastata

Halal Bii Halal Lahirnya Pancasila

KH Abdul Wahab Chasbullah Tiga setengah abad lebih, bangsa


adalah Penggagas istilah "Halal Bi kita dijajah bangsa asing.
Halal" mengajak kita untuk Tahun 1511 Bangsa Portugis
berfikir untuk menambah merebut Malaka dan masuk
khasanah keilmuan kita.Dengan kepulauan Maluku, sebagai awal
adanya kajian tentangnya kita sejarah buramnya bangsa ini,
mengerti yang benar dan yang disusul Spanyol dan Inggris yang
salah.Jadikan memontum ini juga berdalih mencari rempah -
untuk menguatjan kita.Dan rempah di bumi Nusantara.

pastikan pula kita selalu mawas Kemudian Tahun 1596 Bangsa


diri dalam menghadapi setiap Belanda pertama kali datang ke
problematik kehidupan kita.Dan Indonesia dibawah pimpinan

selu berhati hati dalam menyikapi Houtman dan de Kyzer. Yang


segala sesuatunya. puncaknya bangsa Belanda
mendirikan VOC dan J.P. Coen
diangkat sebagai Gubernur Jenderal
Pertama VOC.
Halal Bii Halal Lahirnya Pancasila
Setelah Indonesia Penjajahan Belanda berakhir
pada tahun 1942, tepatnya
merdeka 1945, pada tahun tanggal 9 Maret 1942
1948, Indonesia dilanda gejala Pemerintah Hindia Belanda
menyerah tanpa syarat kepada
disintegrasi bangsa. Para elit
Jepang. Sejak saat itu Indonesia
politik saling bertengkar, tidak diduduki oleh bala tentara
mau duduk dalam satu forum. Jepang. Namun Jepang tidak
terlalu lama menduduki
Sementara pemberontakan
Indonesia, sebab tahun 1944,
terjadi dimana-mana, tentara Jepang mulai kalah
diantaranya DI/TII, PKI melawan tentara Sekutu.
Madiun. Untuk menarik simpati bangsa
Indonesia agar bersedia
membantu Jepang dalam
melawan tentara Sekutu, Jepang
memberikan janji kemerdekaan
Pada tahun 1948, yaitu di kelak kemudian hari. Janji ini
dipertengahan bulan diucapkan oleh Perdana Menteri
Ramadhan, Bung Karno Kaiso pada tanggal 7 September
1944. Oleh karena terus menerus
memanggil KH Wahab terdesak, maka pada tanggal 29
Chasbullah ke Istana Negara, April 1945 Jepang memberikan
untuk dimintai pendapat dan janji kemerdekaan yang kedua
kepada bangsa Indonesia, yaitu
sarannya untuk mengatasi janji kemerdekaan tanpa syarat
situasi politik Indonesia yang yang dituangkan dalam
Maklumat Gunseikan (Pembesar
tidak sehat. Kemudian Kiai
Tertinggi Sipil dari Pemerintah
Wahab memberi saran kepada Militer Jepang di Jawa dan
Bung Karno untuk Madura) Dalam maklumat
tersebut sekaligus dimuat dasar
menyelenggarakan pembentukan Badan Penyelidik
Silaturrahim, sebab sebentar Usaha-Usaha Persiapan
lagi Hari Raya Idul Fitri, Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI). Tugas badan ini
dimana seluruh umat Islam adalah menyelidiki dan
disunahkan bersilaturrahmi. mengumpulkan usul-usul untuk
selanjutnya dikemukakan
kepada pemerintah Jepang untuk
Lalu Bung Karno menjawab, dapat dipertimbangkan bagi
"Silaturrahmi kan biasa, saya kemerdekaan Indonesia.
ingin istilah yang lain".
Keanggotaan badan ini dilantik
pada tanggal 28 Mei 1945, dan
"Itu gampang", kata Kiai mengadakan sidang pertama
pada tanggal 29 Mei s/d 1 Juni
Wahab. "Begini, para elit 1945. Dalam sidang pertama
tersebut yang dibicarakan
politik tidak mau bersatu, itu khusus mengenai dasar negara
karena mereka saling untuk Indonesia merdeka nanti.
Pada sidang pertama tersebut 2
menyalahkan. Saling
(dua) Tokoh membahas dan
menyalahkan itu kan dosa. mengusulkan dasar negara yaitu
Dosa itu haram. Supaya Muhammad Yamin dan Ir.
Soekarno.
mereka tidak punya dosa
(haram), maka harus Tanggal 29 Mei 1945,
dihalalkan. Mereka harus Muhammad Yamin mengajukan
usul mengenai calon dasar
duduk dalam satu meja untuk negara secara lisan yang terdiri
saling memaafkan, saling atas lima hal, yaitu :
menghalalkan. Sehingga
1. Peri Kebangsaan
silaturrahmi nanti kita pakai 2. Peri Kemanusiaan
istilah 'halal bi halal'", jelas 3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
Kiai Wahab.
5. Kesejahteraan Rakyat

Dari saran Kiai Wahab


Selain secara lisan M. Yamin juga
itulah, kemudian Bung Karno
mengajukan usul secara tertulis
pada Hari Raya Idul Fitri saat yaitu :
itu, mengundang semua tokoh
1. Ketuhanan Yang Maha
politik untuk datang ke Istana Esa
Negara untuk menghadiri 2. Persatuan Indonesia
silaturrahmi yang diberi judul 3. Rasa Kemanusiaan Yang
Adil dan Beradab
'Halal bi Halal' dan akhirnya 4. Kerakyatan yang
mereka bisa duduk dalam satu Dipimpin oleh Hikmat
meja, sebagai babak baru Kebijaksanaan dalam
untuk menyusun kekuatan dan Permusyawaratan/
persatuan bangsa. Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi
Sejak saat itulah, Seluruh Rakyat Indonesia
instansi-instansi pemerintah
yang merupakan orang-orang
Bung Karno Kemudian pada tanggal 1 Juni
menyelenggarakan Halal bi 1945 Ir. Soekarno (Bung Karno)
Halal yang kemudian diikuti mengajukan usul mengenai calon
juga oleh warga masyarakat dasar negara yaitu :
secara luas, terutama
masyarakat muslim di Jawa 1. Nasionalisme
sebagai pengikut para ulama. (Kebangsaan Indonesia)
Jadi Bung Karno bergerak
lewat instansi pemerintah, 2. Internasionalisme
sementara Kiai Wahab (Perikemanusiaan)
menggerakkan warga dari 3. Mufakat atau Demokrasi
bawah. Jadilah Halal bi Halal 4. Kesejahteraan Sosial
sebagai kegaitan rutin dan 5. Ketuhanan yang
budaya Indonesia saat Hari Berkebudayaan
Raya Idul Fitri seperti
sekarang.
Kelima hal ini oleh Bung Karno
Kalau kegiatan halal diberi nama PANCASILA, lebih
bihalal sendiri, kegiatan ini lanjut Bung Karno
dimulai sejak KGPAA mengemukakan bahwa kelima
Mangkunegara I atau yang sila tersebut dapat diperas
dikenal dengan Pangeran menjadi Trisila, yaitu:
Sambernyawa. Setelah Idul
Fitri, beliau menyelenggarakan 1. Sosio nasionalisme
pertemuan antara Raja dengan 2. Sosio demokrasi
para punggawa dan prajurit 3. Ketuhanan.
secara serentak di balai istana.
Selanjutnya oleh Bung Karno tiga
Semua punggawa dan hal tersebut masih bisa diperas
prajurit dengan tertib lagi menjadi Ekasila yaitu
melakukan sungkem kepada GOTONG ROYONG.
raja dan permaisuri. Kemudian
budaya seperti ini ditiru oleh Selesai sidang pembahasan
masyarakat luas termasuk Dasar Negara, maka selanjutnya
organisasi keagamaan dan pada hari yang sama (1 Juni
instansi pemerintah.akan 1945) para anggota BPUPKI
tetapi itu baru kegiatannya sepakat untuk membentuk
bukan nama dari kegiatannya. sebuah panitia kecil yang
kegiatan seperti dilakukan tugasnya adalah menampung
Pangeran Sambernyawa belum usul-usul yang masuk dan
menyebutkan istilah "Halal bi memeriksanya serta melaporkan
Halal", meskipun esensinya kepada sidang pleno BPUPKI.
sudah ada. Tiap-tiap anggota diberi
kesempatan mengajukan usul
Tapi istilah "halal bi secara tertulis paling lambat
halal" ini secara nyata sampai dengan tanggal 20 Juni
dicetuskan oleh KH. Wahab 1945.
Chasbullah dengan analisa
pertama (thalabu halâl bi Pada tanggal 22 Juni 1945
tharîqin halâl) adalah: mencari diadakan rapat gabungan antara
penyelesaian masalah atau Panitia Kecil, dengan para
mencari keharmonisan anggota BPUPKI yang
hubungan dengan cara berdomisili di Jakarta. Hasil yang
mengampuni kesalahan. Atau dicapai antara lain disetujui
dengan analisis kedua (halâl dibentuknya sebuah Panitia Kecil
"yujza'u" bi halâl) adalah: Penyelidik Usul - usul/ Perumus
pembebasan kesalahan dibalas Dasar Negara, yang terdiri atas
pula dengan pembebasan sembilan orang, yaitu: Ir.
kesalahan dengan cara saling Soekarno, Drs. Muh. Hatta, Mr.
memaafkan. A.A. Maramis, K.H. Wachid
Hasyim, Abdul Kahar Muzakkir,
Abikusno Tjokrosujoso, H. Agus
Salim, Mr. Ahmad Subardjo dan
Mr. Muh. Yamin. Panitia Kecil
yang beranggotakan sembilan
orang ini berhasil merumuskan
Mukadimah Hukum Dasar, yang
kemudian dikenal dengan
sebutan PIAGAM JAKARTA.

Dalam sidang BPUPKI kedua,


Tanggal 10 s/d 16 Juli 1945,
hasil yang dicapai adalah
merumuskan rancangan Hukum
Dasar. Tanggal 9 Agustus 1945
dibentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Dan pada Tanggal 15 Agustus
1945 Jepang menyerah tanpa
syarat kepada Sekutu, sejak saat
itu Indonesia kosong dari
kekuasaan. Keadaan tersebut
dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya oleh para pemimpin
bangsa Indonesia, yaitu dengan
mem-Proklamasi-kan
Kemerdekaan Indonesia, pada
tanggal 17 Agustus 1945. Sehari
setelah proklamasi kemerdekaan
PPKI mengadakan sidang,
dengan acara utama :

1. Mengesahkan Rancangan
Hukum Dasar dengan
Preambulnya
(Pembukaan)
2. Memilih Presiden dan
Wakil Presiden.

Untuk pengesahan Preambul,


terjadi proses yang sangat
panjang, sehingga sebelum
mengesahkan Preambul, Drs.
Muhammad Hatta terlebih
dahulu mengemukakan bahwa
pada tanggal 17 Agustus 1945
sore hari, sesaat setelah
Proklamasi Kemerdekaan, ada
utusan dari Indonesia bagian
Timur yang menemuinya.
Intinya, rakyat Indonesia bagian
Timur mengusulkan agar pada
alinea keempat preambul, di
belakang kata KETUHANAN yang
berbunyi 'dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya' dihapus.
Jika tidak maka rakyat Indonesia
bagian Timur lebih baik
memisahkan diri dari negara RI
yang baru saja diproklamasikan.

Usul ini oleh Muh. Hatta


disampaikan kepada sidang
pleno PPKI, khususnya kepada
para anggota tokoh-tokoh Islam,
antara lain kepada Ki Bagus
Hadikusumo, KH. Wakhid
Hasyim dan Teuku Muh. Hasan.
Bung Hatta berusaha
meyakinkan tokoh-tokoh Islam,
demi persatuan dan kesatuan
bangsa. Oleh karena pendekatan
yang terus-menerus dan demi
persatuan dan kesatuan,
mengingat Indonesia baru saja
merdeka, akhirnya tokoh-tokoh
Islam itu merelakan dicoretnya
'dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya' di belakang kata
Ketuhanan dan diganti dengan
'Yang Maha Esa.
Simpulan :
a. Persamaan :
 Di kedua teks cerita sejarah tersebut mempunyai kesaamn dilihat
dari segi factor terjadinya permasalahan tersebut, yaitu berasal
dari permasalahan yang ada di pemertintahan.
 Frasa nomina modifikatif sama sama mendominasi di kedua teks.
b. Perbedaan :
 Konteks yang dibahas berbeda,yang teks 1 orientasinya lebih ke
tradisi sedangkan teks 2 orientasinya pada system
pemerintahannya.
 Dari segi permasalahan,teks 1 mempunyai permasalahan yang
simpleks,sedangkan teks 2 mempunyai permasalahan yang
kompleks.
 Di teks 2 djumpai frasa verba koordinatif,sedangkan di teks 1
tidak dijumpai.

Anda mungkin juga menyukai