Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

PERBEDAAN DAN PERSAMAAN IDEOLOGI PANCASILA


DAN MARXISME

Disusun Oleh :

1. Eka Kusuma Agustin


2. Elfa Annisa
3. Novita Indra Sari
4. Titin Romayatun

YAYASAN ISLAM PANCA PURNAMA


SMK DUTA KARYA KUDUS
TAHUN 2014
SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

(Sebagai Ideologi & Dasar Negara)

Tiga setengah abad lebih, bangsa kita dijajah bangsa asing.

Tahun 1511 Bangsa Portugis merebut Malaka dan masuk kepulauan Maluku, sebagai awal
sejarah buramnya bangsa ini, disusul Spanyol dan Inggris yang juga berdalih mencari rempah
- rempah di bumi Nusantara. Kemudian Tahun 1596 Bangsa Belanda pertama kali datang ke
Indonesia dibawah pimpinan Houtman dan de Kyzer. Yang puncaknya bangsa Belanda
mendirikan VOC dan J.P. Coen diangkat sebagai Gubernur Jenderal Pertama VOC.

Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 9 Maret 1942 Pemerintah
Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak saat itu Indonesia diduduki oleh
bala tentara Jepang. Namun Jepang tidak terlalu lama menduduki Indonesia, sebab tahun
1944, tentara Jepang mulai kalah melawan tentara Sekutu.

Untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam melawan
tentara Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini
diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus
menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan
yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan
dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di
Jawa dan Madura) Dalam maklumat tersebut sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas badan ini
adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada
pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.

Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan sidang
pertama pada tanggal 29 Mei s/d 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama tersebut yang
dibicarakan khusus mengenai dasar negara untuk Indonesia merdeka nanti. Pada sidang
pertama tersebut 2 (dua) Tokoh membahas dan mengusulkan dasar negara yaitu Muhammad
Yamin dan Ir. Soekarno.

Tanggal 29 Mei 1945, Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai calon dasar negara
secara lisan yang terdiri atas lima hal, yaitu :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

Selain secara lisan M. Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yaitu :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/
Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Kemudian pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno (Bung Karno) mengajukan usul mengenai
calon dasar negara yaitu :

1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)


2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan

Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama PANCASILA, lebih lanjut Bung Karno
mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila, yaitu:

1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan.

Selanjutnya oleh Bung Karno tiga hal tersebut masih bisa diperas lagi menjadi Ekasila yaitu
GOTONG ROYONG.

Selesai sidang pembahasan Dasar Negara, maka selanjutnya pada hari yang sama (1 Juni
1945) para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya
adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang
pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling
lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945.

Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas 8 orang, yaitu:

1. Ir. Soekarno
2. Ki Bagus Hadikusumo
3. K.H. Wachid Hasjim
4. Mr. Muh. Yamin
5. M. Sutardjo Kartohadikusumo
6. Mr. A.A. Maramis
7. R. Otto Iskandar Dinata dan
8. Drs. Muh. Hatta

Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil, dengan para
anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai antara lain disetujui
dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul - usul/ Perumus Dasar Negara, yang terdiri
atas sembilan orang, yaitu: Ir. Soekarno, Drs. Muh. Hatta, Mr. A.A. Maramis, K.H. Wachid
Hasyim, Abdul Kahar Muzakkir, Abikusno Tjokrosujoso, H. Agus Salim, Mr. Ahmad
Subardjo dan Mr. Muh. Yamin. Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini berhasil
merumuskan Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian dikenal dengan sebutan PIAGAM
JAKARTA.

Dalam sidang BPUPKI kedua, Tanggal 10 s/d 16 Juli 1945, hasil yang dicapai adalah
merumuskan rancangan Hukum Dasar. Tanggal 9 Agustus 1945 dibentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dan pada Tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa
syarat kepada Sekutu, sejak saat itu Indonesia kosong dari kekuasaan. Keadaan tersebut
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pemimpin bangsa Indonesia, yaitu dengan
mem-Proklamasi-kan Kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945. Sehari setelah
proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan sidang, dengan acara utama :

1. Mengesahkan Rancangan Hukum Dasar dengan Preambulnya (Pembukaan)


2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden.
Untuk pengesahan Preambul, terjadi proses yang sangat panjang, sehingga sebelum
mengesahkan Preambul, Drs. Muhammad Hatta terlebih dahulu mengemukakan bahwa pada
tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan dari
Indonesia bagian Timur yang menemuinya. Intinya, rakyat Indonesia bagian Timur
mengusulkan agar pada alinea keempat preambul, di belakang kata KETUHANAN yang
berbunyi 'dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya' dihapus.
Jika tidak maka rakyat Indonesia bagian Timur lebih baik memisahkan diri dari negara RI
yang baru saja diproklamasikan.

Usul ini oleh Muh. Hatta disampaikan kepada sidang pleno PPKI, khususnya kepada para
anggota tokoh-tokoh Islam, antara lain kepada Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wakhid Hasyim
dan Teuku Muh. Hasan. Bung Hatta berusaha meyakinkan tokoh-tokoh Islam, demi persatuan
dan kesatuan bangsa. Oleh karena pendekatan yang terus-menerus dan demi persatuan dan
kesatuan, mengingat Indonesia baru saja merdeka, akhirnya tokoh-tokoh Islam itu merelakan
dicoretnya 'dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya' di
belakang kata Ketuhanan dan diganti dengan 'Yang Maha Esa', sehingga Preambule
(Pembukaan) UUD1945 disepakati sebagai berikut :

UNDANG-UNDANG DASAR

NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PEMBUKAAN (Preambule)

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-
kemanusiaan dan perikeadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Ke-rakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dan untuk dapat melaksanakan PANCASILA sebagai ideologi dan dasar negara sekaligus
sebagai pandangan hidup seluruh Rakyat Indonesia, maka Pancasila diterjemahkan dalam
butir - butir Pancasila yaitu :

1. KETUHANAN YANG MAHA ESA :

 Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan


Yang Maha Esa.
 Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
 Menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
 Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.

2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB :


 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
 Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
 Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
 Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
 Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
 Berani membela kebenaran dan keadilan.
 Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3. PERSATUAN INDONESIA :

 Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa


dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
 Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
 Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
 Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
 Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
 Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN DALAM


PERMUSYAWARATAN/ PERWAKILAN :

 Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
 Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
 Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
 Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
 Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
 Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
 Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
 Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.

5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA :

 Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan kegotongroyongan.
 Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
 Menghormati hak orang lain.
 Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
 Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasaN terhadap
orang lain.
 Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gayA
hidup mewah.
 Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikaN
kepentingan umum.
 Suka bekerja keras.
 Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
 Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
IDEOLOGI MARXISME

Marxisme adalah sebuah paham yang mengikuti pemikiran-pemikiran Karl Marx. Marx
menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan
sistem politik.
Pengikut teori ini disebut sebagai kaum Marxis. Karl Heinrich Marx dilahirkan di Trier,
Prusia, 5 Mei 1818. Ia meninggal di London, Inggris, 14 Maret 1883. Ia adalah adalah
seorang sejarahwan, filosuf, pakar ekonomi politik dan teori sosial.

Pada awalnya Marxisme adalah ilmu sejarah yang terdiri atas suatu sistem konsep-
konsep ilmiah baru yang memungkinkan mempelajari sejarah sebagai sebuah ilmu.
Sebelumnya, kisah-kisah sejarah hanya menjadi ideologi atau filsafat dan bukan sebagai
ilmu yang mandiri. Oleh Karl Marx, paham ini disebut “materialisme sejarah” atau
“materialisme historis”, sedangkan oleh Friedrich Engels disebut “materialisme dialektis”.
Maka kombinasi gagasan Marx dan Engels ini dikenal dengan metode Materialisme –
Dialektika – Historis.

Salah satu buku Karl Marx yang berjudul “Das Kapital” merupakan bentuk protes
Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang
dengan mengorbankan kaum proletar. Pada waktu itu, kondisi kaum proletar sangat
menyedihkan. Mereka dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil
pekerjaan mereka hanya dinikmati oleh kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus
hidup di daerah kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya
“kepemilikan pribadi” dan penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya. Untuk
menyejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme perlu diganti
dengan paham sosialisme. Bila kondisi seperti itu terus dibiarkan, menurut Marx, kaum
proletar akan memberontak dan menuntut keadilan.

Di kemudian hari teori Karl Marx ini diadopsi oleh Lenin dengan mendirikan Partai
Komunis. Maka sejak saat itu paham atau ideologi Komunisme juga disebut sebagai
“Marxisme-Leninisme”. Ujungnya, meletuslah Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7
November 1917.

Pengaruh Marxisme
Salah satu alasan mengapa Marxisme dianggap sebagai sistem pemikiran yang amat kaya,
adalah bahwa Marxisme memadukan tiga tradisi intelektual yang masing-masing telah sangat
berkembang saat itu, yaitu filsafat Jerman, teori politik Perancis, dan ilmu ekonomi.
Marxisme tidak bisa begitu saja dikategorikan sebagai “filsafat” seperti filsafat lainnya, sebab
marxisme mengandung suatu dimensi filosofis yang utama dan bahkan memberikan pengaruh
yang luar biasa terhadap banyak pemikiran filsafat.
Itulah sebabnya, ilmu sejarah dan filsafat zaman modern tidak dapat mengabaikannya.

Dua gelar Doktor.


Dalam mengemukakan teorinya, Marx sangat dipengaruhi oleh Hegel. Hegel adalah guru
besar Universitas Berlin yang memberi Karl Marx gelar Doktor di bidang Filsafat (1881).
Sebelumnya, Karl Marx juga memperoleh gelar Doktor dari universitas Jena (1841).
Pengaruh Hegel tersebut tercermin dalam isi pokok ajaran Karl Marx, antara lain:

1. Realitas bukanlah suatu keadaan tertentu, melainkan sebuah proses sejarah yang terus
berlangsung.
2. Karena realitas merupakan suatu proses sejarah yang terus berlangsung, kunci untuk
memahami realitas adalah memahami hakikat perubahan sejarah.
3. Perubahan sejarah tidak bersifat acak, melainkan mengikuti suatu hukum yang dapat
ditemukan.
4. Hukum perubahan itu adalah dialektika, yakni pola gerakan triadik yang terus berulang
antara tesis, antitesis, dan sintesis.
5. Yang membuat hukum ini terus bekerja adalah alienasi-yang menjamin bahwa urutan
keadaan itu pada akhirnya akan dibawa menuju sebuah akhir sebagai akibat kontradiksi-
kontradiksi dalam dirinya.
6. Proses itu berjalan di luar kendali manusia, bergerak karena hukum-hukum internalnya
sendiri, sementara manusia hanya terbawa arus bersama dengannya.
7. Proses itu akan terus berlangsung sampai tercapai suatu situasi, di mana semua kontradiksi
internal sudah terselesaikan.
8. Ketika situasi tanpa konflik ini tercapai, manusia tidak lagi terbawa arus oleh kekuatan-
kekuatan yang bekerja di luar kendali mereka. Akan tetapi, untuk pertama kalinya manusia
akan mampu menentukan jalan hidup mereka sendiri dan tentunya mereka sendiri akan
menjadi penentu perubahan.
9. Pada saat inilah untuk pertama kalinya manusia dimungkinkan untuk memperoleh
kebebasannya dan pemenuhan diri.
10. Bentuk masyarakat yang memungkinkan kebebasan dan pemenuhan diri itu bukanlah
masyarakat yang terpecah-pecah atas individu-individu yang berdiri sendiri seperti
dibayangkan oleh orang liberal. Akan tetapi, merupakan sebuah masyarakat organik, di mana
individu-individu terserap ke dalam suatu totalitas yang lebih besar, sehingga lebih mungkin
memberi pemenuhan daripada kehidupan mereka yang terpisah-pisah.

Dari kesepuluh kesamaan tersebut, kuantitas materiil yang semakin kompleks bisa berubah
menjadi suatu kualitas baru. (wilkipedia.org)

Ilmu ekonomi sebagai dasar


Menurut Karl Marx, hal paling mendasar yang harus dilakukan manusia agar dapat terus
hidup adalah mendapatkan sarana untuk tetap bertahan hidup. Sarana itu berupa, apa pun
yang bisa menghasilkan pangan, sandang, dan papan bagi mereka, serta untuk memenuhi
kebutuhan dasar. .
Namun demikian, ketika cara-cara produksi berkembang dari tahap primitif, segera muncul
kebutuhan agar tiap individu dapat melakukan spesialisasi. Dengan itu mereka akan menjadi
lebih makmur. Pada kondisi demikian, orang menjadi saling bergantung satu dengan yang
lain. Maka produksi sarana hidup, berubah menjadi aktivitas sosial, dan bukan lagi aktivitas
individu.

Dalam saling ketergantungan antar masyarakat ini, setiap orang ditentukan hubungannya
dengan sarana produksi: “Apa yang kulakukan seorang diri untuk penghidupanku
menentukan sebagian besar hal pokok dalam cara hidupku, dan sekaligus merupakan
kontribusiku terhadap masyarakat secara keseluruhan. Hubungan ini juga menentukan siapa
saja yang punya kepentingan sama denganku dalam pembagian produk sosial itu dan siapa
saja yang bertentangan dengan kepentinganku”.
IDEOLOGI PANCASILA

Pengertian ideologi Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil
perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok seperti ideologi-ideologi lain di dunia.
Pancasila diambil dari nilai-nilai luhur budaya dan nilai religius bangsa Indonesia. Pancasila
berkedudukan sebagai ideologi bangsa dan negara. Dengan demikian, pancasila sebagai
ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa dan
bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari negara lain. Pengertian Ideologi
Pancasila adalah kumpulan nilai/norma yang meliputi sila-sila Pancasila.

Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila adalah Ideologi terbuka. Artinya, ideologi Pancasila dapat
mengikuti perkembangan yang terjadi pada negara lain yang memiliki ideologi yang berbeda
dengan Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan karen
ideologi Pancasila memiliki nilai-nilai yang meliputi; nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai
praktis. Selain itu, Pancasila bukan merupakan ide baru atau perenungan suatu kelompok atau
golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa.
Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya berlaku untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur
bangsa secara keseluruhan. Oleh karena itu, ciri khas Pancasila memiliki kesesuaian dengan
bangsa Indonesia.
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara, Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat,
nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat
Indonesia sebelum membentuk negara. Dengan kata lain, unsur-unsur yang merupakan materi
Pancasila diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri. Sebagai contoh,
kebiasayaan gotong royong dan bermusyawarah adalah nilai-nilai luhur budaya bangsa yang
terdapat dalam Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi berarti Pancasila dijadikan sebagai
pandangan hidup bagi bangsa Indonesia.

PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN MARXISME


SISTEM KEAGAMAANNYA
pancasila : takut akan Tuhan yang Maha Esa
marxisme : aliran materialisme dialektis dan ateisme.

SISTEM SOSIALNYA-BUDAYA
pancasila : demokrasi , musyawarah untuk mencapai mufakat
marxisme : Norma - norma rigid (kaku dan displin) bagaimana masyarakat harus di tata,
bahkan tentang bagaimana individu harus hidup.

SISTEM EKONOMINYA
pancasila :
1. Pengembangan koperasi penggunaan insentif sosial dan moral.
2. Komitmen pada upaya pemerataan.
3. Kebijakan ekonomi nasionalis
4. Keseimbangan antara perencanaan terpusat
5. Pelaksanaan secara terdesentralisasi

marxisme : Legitimasi monopoli kekuasaan oleh sekelompok orang, atas nama kaum
proletar.

SISTEM POLITIKNYA
pancasila : Negara berdasarkan atas hukum ,Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional,
Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah
Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan
yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain
contoh Presiden, BPK, DPR atau lainnya
adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk
menyalurkan aspirasi rakyat
Pelaksanaan Pemilihan Umum
marxisme : menitik beratkan pada pemimpin partai pelopor dalam perjuangan kelas tertindas

PANDANGAN HIDUPNYA (way of life)


pancasila : percaya pada Tuhan yang Maha Esa, saling menghormati antar pemeluk agama,
mengakui dan memperlakukan manusia dengan semestinya karena adanya ham,setiap
masyarakat punya Hak dan kewajiban, sikap adil yang di tegakan dan di junjung tinggi
marxisme :berpikir bahwa kesengsaraanrakyat indonesia adalah akibat struktur
kemasyarakatan yaitu masyarakat taah jajahan yang di peras oleh kaum kapitalis,selalu
memperjuangkan kelar buruh untuk menumbangkan kapitalisme dan sosialisme di bumi
Negara Yang Menganut Ideologi Marxisme
Inggris, Belanda, Portugal, Perancis, dan Spanyol.

Anda mungkin juga menyukai