KOPERASI DI INDONESIA
Makalah
Kelas : D
Oleh:
Makalah
Kelas : D
Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME.Karena dengan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga
penyusunan Makalah ini telah dapat diselesaikan dengan judul Struktur Organisasi Koperasi
di Indonesia. Makalah ini disusun bertujuan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
Dosen Ekonomi Koperasi kami.
Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih
dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak dan ibu dosen pengampu yang menuntun kami dalam penyelesaian makalah
ini.
2. Orang tua yang ikut menyemangati dalam penyelesaian makalah.
3. Teman teman kami yang turut bekerja sama dan membantu dalam pembuatan
makalah.
Kami harap makalah ini dapat membantu atau bermanfaat bagi pembaca terutama
bagi mahsiswa Universitas Jember dalam mempelajari atau memahami tentang Struktur
Organisasi Koperasi .
Penulis menyadari Makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat kami butuhkan agar makalah kami selanjutnya dapat
lebih baik dan sempurna.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN
KATA PENGANTAR......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 2
BAB I. PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................26
3.2 Saran.................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 27
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Organisasi koperasi merupakan salah satu organisasi yang boleh dikatakan
kemunculnya relatif baru. Tetapi walaupun begitu organisasi ini, dalam proses
kemunculannya hingga bisa berdiri eksis sampai sekarang telah melalui berbagi perstiwa dan
rentatan sejarah yang cukup panjang. Salah satu kemunculannya disebabkan karena adanya
revolusi industri sehingga dalam perkembangannya organisasi koperasi ini terdapat hampir
disemua Negara industri yang sudah maju maupun di Negara berkembang. Pada mulanya
organisasi tersebut tumbuh di negara industri di Eropa Barat, namun setelah adanya
kolonialisme di beberapa negara di Asia, Afrika dan Amerika Selatan koperasi juga tumbuh di
negara-negara jajahan. Banyak negara yang memanfatkan koperasi sebagai suatu alat untuk
meningkatkan kesejahteraan., bahkan koperasi sebagai salah satu alat pemerintah dalam
melaksanakan pembangunan.
Koperasi modern didirikan pada akhir abad ke 18 terutama sebagai jawaban atas
masalah-masalah sosial yang timbul selama tahap awal Revoluse Industri di Negara Inggris.
Perubahan-perubahan yang berlangsung saat masa revolusi industri tersebut terutama
disebabkan karena perkembangan ekonomi pasar dan penciptaan berbagai persyaratan pokok
dalam ruang lingkup dimana berlangsung proses industrialisasi serta modernisasi
perdagangan dan pertanian yang cepat. Industri yang mula-mula bercorak padat karya
berubah menjadi padat modal dan produksi yang mula-mula dilaksanakan berdasarkan
pesanan berubah menjadi industri yang memproduksi untuk kebutuhan pasar. Selain itu
proses produksi yang semula menggunakan tenaga manusia, karena adanya revolusi industri
ini telah beralih menggunakan mesin sehingga tenaga buruh banyak yang tidak terpakai, dan
pengangguran meningkat.
Tentu saja perubahan ini membawa dampak yang cukup luas utamnya dampak ekonomi
dan sosial bagi masyarakat terutam kalangan buruh saat itu. Salah satunya terkait dengan
masalah kesenjangan sosial antara kaum kapitalis dan kaum buruh, di mana karena pengaruh
Revolusi Industri dan kapitalisme telah membuat kaum buruh terpinggirkan. Karena merasa
terpinggirkan akhirnya kaum buruh di salah satu kota di Inggris, yaitu kota Rochdale tersebut
membentuk suatu komunitas dan perkumpulan yang mempunyai tujuan untuk
memperjuangkan hak-hak kaum buruh. Dari hasil perkumpulan dan wadah komunitas
tersebut kemudian lahirlah suatu organisasi yang disebut koperasi. Organisasi koperasi di
Kota Rochdle inilah yang kemudian dianggap sebagai cikal bakal dari adanya koperasi
modern.
Beranjak dari sejarah munculnya koperasi di Barat tersebet, dalam perekonomian
modern saat ini peran koperasi memiliki kedudukan yang cukup penting dan startegis,
terutama bagi negara yang berkembang tidak terkecuali di Indonesia.Bahkan koperasi sudah
di tasbihkan sebagai salah satu sokoguru perekonomian. Sejak Negara Indonesia
diproklamasikan telah ditetapkan dalam UUD 1945 bahwa perekonomian Indonesia
dilaksanakan atas dasar demokrasi ekonomi, di mana perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Rumusan ini merupakan hasil pemikiran Bung
Hatta beserta Bung Karno tentang system perekonomian setelah mempertimbangkan saran
dari Ki Hajar Dewantara. Bangun perusahaan yang sesuai dengan perekonomian Indonesia
adalah koperasi.
Berdasarkan atas penjelasan pasal 33 UUD 1945, dapat diketahui bahwa koperasi
merupakan salah satu sector ekonomi yang sangat kuat kedudukannya, karena jelas-jelas
diamanatkan oleh UUD 1945. Dari penjelasan pasal 33 UUD 1945 secara eksplisit
disebutkan bahwa pelaku ekonomi adalah sektor negara dan koperasi, sedangkan sector
swasta hanya disebut secara implisit. Oleh sebab itu semua warga negara Indonesia
berkewajiban untuk melestarikan dan mengembangkan koperasi sebagai salah satu sektor
ekonomi Indonesia sejajar dengan badan usaha milik Negara dan usaha swasta. Gambaran
yang disampaikan Bung Hatta tentang koperasi, seperti keberadaan Pabrik Semen Gresik atau
PLTN Asahan yang dibentuk sendiri tanpa modal asing. Demikian pula untuk kepentingan
menjalankan kegiatannya juga tidak memerlukan investasi asing. Jika terjadi kekurangan
modal, pemecahannya dilakukan dengan meminjam modal dari luar negeri. Demikian juga
untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli, dapat dilakukan dengan memanfaatkan tenaga-
tenaga ahli asing namun tetap berada dalam pengawasan dari manajemen sosial .
Sektor swasta yang termasuk dalam kelompok usaha kecil dan usaha menengah
disarankan untuk diwadahi dalam badan usaha koperasi sebagai organisasi skala besar. Ide ini
dipengaruhi oleh gerakan koperasi di Skandinavia yang lebih concern dalam
mengembangkan koperasi dibanding dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan
swasta (Dawam Raharja, 1997 : xiv)
Penjelasan pasal 33 UUD 1945 mengisyaratkan Pemerintah harus memainkan peran
yang aktif untuk menjaga kelestarian dan mengembangkan koperasi agar dapat menjadi
sektor ekonomi yang kuat sebagai soko guru perekonomian nasional. Namun dalam
realitanya, banyak kebijaksanaan ekonomi yang ternyata merugikan kehidupan
perkoperasian, dan sebaliknya usaha swasta memperoleh berbagai fasilitas dan keuntungan
akibatnya kehidupan koperasi menjadi terpinggirkan sementara itu usaha swasta tampil ke
depan sebagai panglima ekonomi Indonesia. Hal ini boleh-boleh saja, namun sayangnya
usaha swasta yang berkembang ini hanya dimiliki oleh beberapa orang yang sebagian besar
merupakan warga negara Indonesia non pribumi ataupun milik swasta asing.
Oleh karenanya, guna mendukung perekonomian dalam skala yang luas yakni sebagai
soko guru perekonomian seperti yang telah disinggung sebelumnya, pengelolaan koperasi
harus dilaksanakan secara produktif, efektif dan efisien. Dalam arti koperasi harus memiliki
kemampuan dalam mewujudkan pelayanan usaha, yang dapat meningkatkan nilai tambah dan
manfaat yang sebesar-besarnya pada anggota, dengan tetap mempertimbangkan untuk
memperoleh sisa hasil usaha yang wajar. Untuk mencapai kemampuan usaha seperti itu,
maka koperasi harus dapat berusaha secar luwes, baik yang menyangkut industri/produk hulu
dan/ atau hilir tersebut. Ini berarti koperasi mempunyai kesempatan dan peluang yang sama
dengan pelaku ekonomi lainnya dalam melakukan kegiatan usahanya.
Koperasi sebagai suatu badan usaha haruslah bekerja dengan prinsip dan hukum
ekonomi perusahaan, menjalankan asas bussiness efficiency, yaitu mengupayakan
keuntungan finansial untuk menghidupi dirinya. Koperasi harus pula menjalankan asas
efisiensi ekonomi (melaksanakan alokasi sumber daya) sebaik mungkin guna menunjang
program kesejahteraan anggota dan pembangunan ekonomi untuk golongan ekonomi lemah
pada umumnya. Dengan koperasi bekerja efisien baik secara ekonomis maupun bisnis,
koperasi akan dapat melayani kepentingan anggotanya, sekaligus koperasi dapat melayani
masyarakat sekitar dengan baik. Sehingga pada akhirnya koperasi akan sangat menunjang
peningkatan kesejahteraan ekonomi golongan ekonomi lemah di suatu daerah (pedesaan)
pada khususnya dan suatu wilayah perekonomian daerah (pedesaan) pada umumnya.
Koperasi dan para pelakunya (pengurus, manajer/ pengelola, dan anggotanya) harus
mampu bekerja secara efisien, untuk dapat bersaing dengan pelaku ekonomi lainnya seperti
Badan Usaha Milik Swasta dan Badan Usaha Milik Negara dalam menjalankan kegiatan
usaha di segala bidang kehidupan ekonomi, sehingga mampu untuk meningkatkan
kesejahteraan anggotanya.
Dinegara yang sedang berkembang termasuk di negara kita , peranan pemerintah dalam
pengembangan koperasi masih diperlukan karena banyak masyarakat yang belum paham
benar tentang koperasi. Banyaknya masyarakat yang belum paham tentang koperasi karena
tingkat pendidikan mereka masih sangat rendah dan informasi yang belum lengkap tentang
hakekat kopersi yang sebenarnya, bahkan mungkin pengetahuan yang awam teentang
koperasi mungkin juga ditemukan di kalangan mahsiswa. Oleh karena itu, beranjak dari
masalah tersebut kami mencoba mengangkat tema tentang koperasi dalam pembahasan
makalah kali ini. Pada pembahasan kali ini akan kami fokuskan pada pengertian, tujuan dan
struktur organisasi koperasi di Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa sebenarnya definisi koperasi jika ditinjau dari banyak literature, termasuk dalam
Undang-undang tentang koperasi, dan para ahli?
2. Bagaiman bentuk dan struktur dari organisasi koperasi menurut pandangan Hanel dan
Ropke ?
3. Bagaimana struktur organisasi dan manajemen dari koperasi di Indonesia.
4. Bagimana hak dan keewajiban dari anggota koperasi dalam struktur koperasi di
Indonesia?
5. Apa itu dewan penasehat koperasi dan bagaiman perananya dalam sistem dan strukur
koperasi di Indonesia?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui berbagai definisi tentang koperasi, termasuk juga tentang defini
koperasi menurut pandangan para ahli.
2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk dan struktur organisasi koperasi menurut
pandangan Hanel dan Ropke.
3. Untuk mengetahui bentuk dan struktur struktur organisasi koperasi di Indonesia
termasuk juga terkait pengelolaan dan manajemennya..
4. Untuk mengetahui hak dan kewajiban anggota koperasi dalam struktur koperasi di
Indonesia.
5. Untuk mengetahui apa itu dewan penasehat koperasi dan bagaimaana peranannya
dalam struktur koperasi di indonesia.
BAB 2. PEMBAHASAN
Banyak definisi dan pengertian tentang koperasi. Dari akar katanya, koperasi berasal
dari Bahasa Latin coopere atau corporation dalam Bahasa Inggris. Pengertian koperasi
secara etimologi berasal dari kata cooperation, co berarti bersama dan operation artinya
bekerja atau berusaha. Jadi cooperation adalah bekerja bersama-sama atau usaha bersama-
sama untuk kepentingan bersama. Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan
orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan
kesejahteraan ekonomi mereka, melalui pembentukan sebuah perusahaan yang dikelola
secara demokratis.
Berikut ini adalah beberapa pengertian koperasi sebagai pegangan untuk mengenal
koperasi lebih jauh. Koperasi didirikan sebagai persatuan kaum yang lemah untuk membela
keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya,
itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan (Hatta
dalam Revrisond Baswir, 2000: 2).
Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang perorang atau badan
hukum, yang memeberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan
bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan
jasmaniah para anggotanya (Chaniago dalam Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, 2001: 17).
Adapun pengertian koperasi menurut Richard Kohl dan Abrahamson (dalam Ropke,
2003:13) adalah sebagai berikut: Koperasi adalah badan usaha dengan kepmilikan dan
pamakai jasa merupakan anggota koperasi itu sendiri serta pengawasan terhadap badan usaha
tersebut harus dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa/pelayanan badan usaha itu.
Sedangkan Menurut Undang-Undang Perkoperasian Bab 1 pasal 1 tahun 2012 koperasi
mempunyai pengertian sebagai berikut: Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh
orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para
anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan
bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.
Jadi dapat diartikan koperasi merupakan kumpulan orang dan bukan kumpulan modal.
Koperasi harus betul-betul mengabdi kepada kepentingan perikemanusiaan semata-mata dan
bukan kepada kebendaan. Kerjasama dalam koperasi didasarkan pada rasa persamaan derajat,
dan kesadaran para anggotanya. Koperasi merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial.
Koperasi adalah milik bersama para anggota, pengurus maupun pengelola. Usaha tersebut
diatur sesuai dengan keinginan para anggota melalui musyawarah rapat anggota.
Pengertian ini disusun tidak hanya berdasar pada konsep koperasi sebagai organisasi
ekonomi dan sosial tetapi secara lengkap telah mencerminkan norma-norma dan kaidah-
kaidah yang berlaku bagi bangsa Indonesia. Norma dan kaidah tersebut dalam UU tersebut
lebih tegas dijabarkan dalam fungsi dan peran koperasi Indonesia sebagai:
1. Anggota Koperasi
3. Organisasi Koperasi
saat ini, khususnya Bab VI pasal 21, disebutkan bahwa perangkat organisasi koperasi terdiri
atas (a) Rapat Anggota, (b) Pengurus dan (c) Pengawas. Dalam tulisan ini akan dibahas
secara ringkas tentang perangkat organisasi tersebut. Di samping itu juga akan dibahas
tentang manajer koperasi sebagai pelengkap pengurus koperasi yang dianggap memiliki
peranan penting dalam menjalankan roda perusahaan koperasi. Selanjutnya juga disajikan
hubungan tata kerja antar perangkat organisasi tersebut dalam suatu struktur organisasi.
koperasi. Menurut pasal 23 UU No. 25 tahun 1992, tugas dan wewenang Rapat
perusahaan koperasi;
3. Pemilihan, pengangkatan, serta pemberhentian pengurus maupun
pengawas;
4. Program kerja dan RAPB Koperasi, serta pengesahan Laporan Keuangan
Koperasi;
5. Pengesahan pertanggung-jawaban pengurus dalam melaksanakan
tugasnya;
6. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU); serta
7. Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.
koperasi.
3. Memberikan penilaian terhadap pertanggungjawaban pengurus dalam
melaksanakan tugasnya.
Segala sesuatu yang ditetapkan oleh Rapat Anggota ini pada dasarnya
merupakan landasan atau pedoman bertindak bagi pengurus dalam menjalankan roda
setahun, dan diselenggarakan paling lambat enam bulan setelah tutup buku. Ketentuan
mengenai sahnya Rapat Anggota koperasi ini diatur dalam Anggaran Dasar koperasi
Rapat Anggota. Secara rinci, tugas dan wewenang pengurus telah ditetapkan dalam
UU No. 25/1992. Sesuai dengan pasal 30 UU No. 25/1992, tugas pengurus meliputi:
tugas;
5. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaisasi harta secara
tertib;
6. Memelihara daftar/buku anggota dan pengurus.
Adapun wewenang dari pengurus koperasi meliputi:
1. Mewakili koperasi baik di dalam maupun di luar pengadilan;
2. memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta
Leon Garayon dan Paul O. Mohn dalam Hendrojogi (2002; 150) menyebutkan
function);
2. Sebagai pemberi nasihat (advisor function);
3. Sebagai pengawas atau orang yang dapat dipercaya (trustee function);
4. Sebagai penjaga kesinambungan organisasi (perpectuating function); (5)
pengurus yaitu:
organisasi;
2. Memilih dan mengangkat eksekutif-eksekutif (pengelola) kunci;
3. Melakukan pengendalian secara cermat terhadap para pengelola dalam
bahwa pengurus merupakan motor penggerak organisasi dan usaha koperasi. Jalannya
dapat dikatakan bahwa pengurus memegang kunci keberhasilan organisasi dan usaha
koperasi.
Mengingat beratnya tugas pengurus, dalam melakasanakan tugas tersebut
keberhasilannya tetap di pundak pengurus. Hal ini sesuai dengan pasal 32 UU No.
pengangkatan pengelola ini tidak mengurangi tanggung jawab pengurus pada Rapat
Anggota. Ini berarti bahwa, di samping berada di tangan pengurus, kunci keberhasilan
diatur dalam Anggaran Dasar koperasi masing-masing sesuai dengan kondisi dan
gerakan koperasi;
4. Memiliki wawasan ekonomi yang cukup, baik makro maupun mikro, serta
Hal ini selaras dengan pendapat Koermen (2002; 137) yang menyebutkan
dipertanggungjawabkan (bener);
3. Memiliki pengeta-huan dasar perkoperasian dan pengetahuan pendukung
lainnya (pinter);
4. Memiliki kondisi fisik yang sehat dan terjaga sehingga dapat melakukan
profesional ini diharapkan kope-rasi akan lebih mampu mencapai tujuannya, yaitu
umumnya.
Secara umum pengurus koperasi terdiri dari tiga komponen yaitu ketua,
a. Ketua Umum
Ketua Koperasi memiliki tanggung jawab baik kedalam maupun keluar
Pengurus.
2. Mewakili Koperasi di dalam dan di luar pengadilan.
3. Melaksanakan segala perbuatan sesuai dengan Keputusan Rapat anggota
Bendahara.
3. Ketua bertanggung jawab kepada Rapat Anggota.
b. Wakil Ketua Umum
pengawas.
6. Menyusun rancangan rencana program kerja organisasi dan idiil.
Wakil ketua bidang usaha memiliki wewenang untuk bertindak sebagai wakil
penanggung jawab di bidang usaha dan bertanggung jawab kepada wakil ketua
umum, dengan rincian tugas sebagai berikut :
pengurus. Hal pokok yang perlu diperiksa dan dikendalikan oleh pengawas adalah
realisasi pelaksanaan kebijakan oleh pengurus, apakah telah sesuai dengan kebijakan
yang telah ditetapkan oleh Rapat Anggota atau belum.Tugas utama pengawas adalah
penyimpangan dari program kerja dan RAPB Koperasi yang telah ditetapkan dalam
Rapat Anggota.
pengelola.
3. Pengawas wajib merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.
bidang yaitu:
pelaksana kebijakan.
Sedangkan tujuan khusus meliputi:
solusi pemecah-annya;
5. Mengamankan dan menyelamatkan kepentingan organisasi, anggota, dan
koperasi.
Berdasarkan pasal 38 dan 40, UU No. 25 Tahun 1992, pengawas diangkat dan
jawab kepada Rapat Anggota. Dalam hal pengawas tidak mampu melaksanakan tugas
penga-wasan keuangan, pengawas dapat minta bantuan jasa audit kepada akuntan
publik. Namun demikian, hasil pemeriksaan dari akuntan publik tersebut tetap
Anggota.
2.3.4. Manajer
Anggota. Manajer pada dasarnya adalah orang (bisa dari pengurus atau bukan
pengurus) yang ditunjuk dan diangkat oleh pengurus untuk memimpin perusahaan
karena diangkat dan diberhentikan oleh pengurus, serta mendapatkan wewenang dari
pengurus untuk mengelola koperasi, maka manajer koperasi juga bertanggung-jawab
dalam pekerjaan;
4. Memiliki pandangan jauh ke depan;
5. Memiliki jiwa kepemimpinan (leadership);
6. Memiliki organzational skill, sehingga mampu menjabarkan kegiatan-
cenderung berada di tangan manajer. Dengan kata lain, manajer memegang kunci
oleh sejumlah karyawan. Jumlah dan jenis/kualifikasi karyawan ini tergantung dari
RAPAT ANGGOTA
PENGURUS BDN.PENGAWAS
MANAJER
: garis pengawasan
Secara umum, manajemen organisasi koperasi dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian,
pendidikan perkoperasian, dan kerja sama dengan pihak luar termasuk pemerintah. Secara
operasional, biasanya pengurus lebih banyak perannya di bagian ini. Sementara itu,
manajer lebih banyak perannya di bagian usaha dan keuangan. Oleh karena itulah
manajer sangat berperan dalam mencapai keberhasilan usaha koperasi. Banyak pendapat
pakar dan hasil penelitian yang menyatakan bahwa manajer memiliki pengaruh yang
Seorang anggota koperasi yang baik adalah yang mengutamakan pemenuhan semua
kewajibannya sebelum menuntuk hak-haknya sebagai anggota koperasi. Dengan demikian
seorang anggota koperasi yang baik harus berusaha memenuhi kewajibannya terlebih dahulu
sebelum menuntuk hak-haknya.
1. Mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi serta semua keputusan
yang telah disepakati bersama dalam rapat anggota.
2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.
3. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan azas kekeluargaan
Seperti halnya denga kewajiban anggota, hak anggota koperasi ada yang sudah
ditetapkan dalam UU Koperasi ada pula yang diatur dalam anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga. Hak-hak anggota koperasi adalah sebagai berikut :
1. Untuk menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat anggota.
2. Memilih dan atau dipilih menjadi pengurus.
3. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar
4. Mengemukakan pendapat atau saran-saran kepada pengurus diluar rapat anggota, baik
diminta atau tidak diminta.
5. Memanfaatkan koperasi dengan mendapat pelayanan yang sama antar sesama
anggota.
6. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan menurut ketentuan dalam
anggaran dasar
Hak-hak anggota tersebut tidak dapat dikurangi atau dihilangkan oleh para pengurus
koperasi, karena hak-hak tersebut melekat pada keanggotaan setiap anggota koperasi. Adanya
pengakuan atas hak-hak anggota koperasi itu adalah cerminan bahwa koperasi adalah sebuah
organisasi ekonomi yang demokratis.
Seorang anggota koperasi yang baik adalah yang mengutamakan pemenuhan semua
kewajibannya sebelum menuntuk hak-haknya sebagai anggota koperasi. Dengan demikian
seorang anggota koperasi yang baik harus berusaha memenuhi kewajibannya terlebih dahulu
sebelum menuntuk hak-haknya. Adapun keanggotaan koprasi dapat berhenti atau
diberhentkan dengan ketentuan sebagai berikut :
Setiap anggota yang berhenti atau pemberhentian anggota akan dicatat dalam buku
daftar anggota. Berakhirnya kenggotaan mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan
catatan dalam buku daftar anggota. Jika anggota yang berhenti atas permintaan sendiri maka
wajib mengajukan surat tertulis kepada pengurus. Jika anggota yang diberhentikan oleh
koprasi memiliki kesempatan untuk mengajukan pertimbangan dalam rapat anggota
berikutnya.
Tanggung jawab dari Dewan penasihat (Pembina) secara lebih jelas adalah
BAB 3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam perekonomian modern saat ini peran koperasi memiliki kedudukan yang cukup
penting dan startegis, terutama bagi negara yang berkembang tidak terkecuali di
Indonesia.Bahkan koperasi sudah di tasbihkan sebagai salah satu sokoguru perekonomian.
Sejak Negara Indonesia diproklamasikan telah ditetapkan dalam UUD 1945 bahwa
perekonomian Indonesia dilaksanakan atas dasar demokrasi ekonomi, di mana perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Landasan koperasi di
Indonesia dalam menajalanlkan tugasnya mempunyai landasaan idiil berupa pancasila, dan
landasan struktrural yaitu UUD 1945, terutama tentan Undang-undang Koperasi yaitu UU.
No. 25 Tahun 1992.
Sedangkan Struktur dari organisasi koperasi di Indonesia terdiri dari lima komponen
utama yaitu, Rapat Anggota yang memegang kekuasaan tertinggi, Pengawas Koperasi,
Pengurus Koperasi yang terdiri dari 3 komponen utama yaitu, ketua, sekretaris dan
bendahara, manajer koperasi dan Dewan Penasehat Koperasi. Khusus untuk dewan penasehat
koperasi ini hanya bersifat opsional.
3.2.Saran
Organisasi koperasi merupakan salah satu organisasi yang cukup penting dan strategis
dalam membangun kesejahteraan sosial dan ekonomi terutama bagi para anggota. Oleh
karena itu pemahaman tentang struktur dan manajemen tentang koperasi sangat diperlukan
bagi seluruh komponen pendukung dalam koperasi terutama para anggota dan pengurus
koperasi agar koperasi tersebut dapat berjalan dengan pengelolaan yang baik dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Entangsastra A. 1984. Pembangunan Koperasi (Teori dan Kenyataan). Alumni:Bandung.
Hendrojogi. 2002. Koperasi (Asas-asas, Teori dan Praktek. PT Raja Grafindo Persada:
Jakarta.
Sitio, Arifin, Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Erlangga: Jakarta