GLYCERIN
1. N a m a
Golongan
Hidroksil, alifatik (1).
Nomor Identifikasi
Nomor CAS : 56-81-5 (1,2,3,4,5,7,8)
Nomor OHS : 10440 (1)
Nomor EC (EINECS) : 200-289-5 (1,2,3,6)
Nomor RTECS : MA8050000 (4,6)
Deskripsi (1,2,4)
Cairan tidak berwarna hingga kuning, tidak berbau, berasa manis, bertekstur kental;
Bersifat higroskopis; Berat molekul 92,09; Rumus molekul C3H8O3; Titik didih 290oC
(554F); Titik beku 20oC (68F); Tekanan uap 0,0025 mmHg pada 50oC; Kerapatan
uap (udara=1) 3,1; Gravitasi spesifik (air=1) 1,2613; pH netral; Larut dalam air,
alkohol, etil asetat, dan eter; Tidak larut dalam benzen, kloroform, karbon tetraklorida,
karbon disulfida, petroleum eter, dan minyak.
3. Penggunaan
(3)
Pembuatan sabun, deterjen, dan ester gliserol ; bahan pembuat produk farmasi,
(3)
kosmetik, makanan, minuman ; sebagai bahan tambahan pangan (pengemulsi,
(2) (3)
pengental, penstabil) ; pembuatan cat, resin, dan kertas ; sebagai pembasah
(3)
pada tembakau ;
4. Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama terhadap kesehatan: Sedikit berbahaya jika terkena kulit (iritasi), mata
(iritasi), terhirup, atau tertelan (4).
Organ sasaran: Tidak dilaporkan adanya efek yang nyata terhadap organ sasaran (1).
Rute paparan
Terhirup
Iritasi, kesulitan bernafas (1).
Kontak dengan kulit
Iritasi ringan (1)
Tertelan
Mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, gangguan darah, paralisis, kejang (1)
Terhirup
Tidak tersedia informasi (1).
Tertelan
Tidak ada informasi adanya efek merugikan yang berarti (1).
6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard
yang berlaku (1).
Simpan dalam wadah tertutup rapat (1,3,5,7).
Simpan terpisah dari bahan yang tancampurkan (1,3,5)
.
Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan berventilasi baik (3,5,7)
.
Jauhkan dari panas (4).
7. Toksikologi
Toksisitas
Data Reproduksi
TDL0 oral-tikus jantan (rat) 100 mg/kg selama 1 hari; TDL0 intratestikular-tikus jantan
(rat) 280 mg/kg selama 2 hari; TDL0 intratestikular-tikus jantan (rat) 1600 mg/kg
selama 1 hari; TDL0 intratestikular-monyet jantan 119 mg/kg selama 1 hari (1,6).
Uji fertilitas terhadap 64 pria yang bekerja di tempat pembuatan gliserol menunjukkan
tidak adanya perbedaan yang berarti dalam parameter kualitas sperma, yaitu jumlah
sperma dan persentase bentuk sperma normal (Venable, 1980) (3).
Kesimpulan Berdasarkan data yang tersedia, dapat dikatakan bahwa gliserol tidak
memiliki efek tidak menguntungkan terhadap parameter reproduktif. Tidak terbukti
adanya teratogenisitas. NOAEL untuk toksisitas perkembangan adalah 1180 mg/kg
berat badan. Bukti pada pengaruh terhadap efek spermatogenesis berdasarkan
(3)
pemberian secara intratestikular tidak relevan sebagai rute paparan .
Informasi Ekologi
Terhirup
Gliserin: Karena memiliki tekanan uap yang rendah, maka gliserin dianggap tidak
menimbulkan bahaya terhirup pada suhu kamar normal. Uap atau kabut pada
konsentrasi yang cukup dapat mengganggu fungsi pernafasan. Pada suhu yang
meningkat, asapnya dapat menyebabkan iritasi dan dehidrasi membran mukosa.
Gejala yang ditimbulkan termasuk batuk dan kesulitan bernafas.
Tertelan
Gliserol: Menelan 100 mL bahan dapat mengakibatkan sakit kepala, mual, dan
muntah. Gejala lainnya termasuk iritasi saluran pencernaan, insomnia, pusing, diare,
dan demam. Dosis tinggi dapat menyebabkan hemolisis, hemoglobinuria,
hiperglisemia, glikosuria, gagal ginjal, kejang, dan paralisis. Gliserin bertindak
sebagai diuretik osmotik dan sebagaimana tersebut dapat menurunkan tekanan
intraokuler dan menyebabkan hipovolemia. Pada hewan pengerat, bahan ini juga
menyebabkan kegelisahan, sianosis ringan, penurunan tekanan darah, peningkatan
laju dan jarak pernafasan, diikuti oleh kelemahan, dieresis, tremor, penurunan
pernafasan, kolaps, kejang klonik, dan koma. Telah dilaporkan adanya efek
reproduksi pada hewan.
Keracunan kronik
Terhirup
Gliserin: Tidak tersedia informasi.
Tertelan
Gliserin: Pada sukarelawan manusia yang menelan 30 mL bahan selama 50 hari
timbul peningkatan rasa haus dan perasaan hangat.
Tertelan
Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah
aspirasi. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
10. Penatalaksanaan
Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin
pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan
cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan
oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit,
jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus
kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 g/kg BB.
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke
sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama
15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran
pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area
kerja (1).
(1)
Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia .
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia (1).
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan
kesehatan:
Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi pelindung wajah penuh dan
dioperasikan dalam suatu mode perlu tekanan atau tekanan positif lain
(1)
digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah .
(1)
Setiap alat pernafasan serba lengkap memiliki pelindung wajah penuh .
Media pemadam kebakaran: Busa tahan alkohol, bahan kimia kering, karbon
dioksida, semprotan air (1,6).
Kebakaran besar: Gunakan busa tahan alkohol atau basahi dengan semprotan air
(1)
.
Pemadaman kebakaran: Pindahkan wadah dari daerah yang terbakar jika bisa
dilakukan tanpa adanya risiko. Jangan menyebarkan ceceran atau tumpahan bahan
dengan aliran air bertekanan tinggi. Buat saluran untuk pembuangan lebih lanjut.
Gunakan bahan pemadam yang sesuai di sekitar api. Hindarkan menghirup bahan
atau produk samping pembakaran. Tetaplah diam di tempat yang arah anginnya
berlawanan dan hindari daerah yang lebih rendah. Air atau busa dapat
menimbulkan buih (1).
Tumpahan sedikit: Serap dengan pasir atau bahan lain yang tidak mudah terbakar.
Kumpulkan tumpahan bahan dalam wadah yang sesuai untuk pembuangan.
Hindarkan dari sumber air dan saluran pembuangan. Hindarkan orang yang tidak
berkepentingan untuk mendekat, isolasi area tumpahan, dan beri larangan masuk
(1, 4)
.
Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional
Bidang Informasi Keracunan, Pusat Informasi Obat dan Makanan
Badan POM RI, Tahun 2011