Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

COLIC ABDOMEN

Disusun Oleh :
Unik Nurocmah
P1337420214115
IIC

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2016
A. TINJAUAN TEORI
1. Defenisi
Kolik abdomen merupakan salah satu keadaan darurat non trauma,
dimana seorang penderita oleh karena keadaan kesehatannya memerlukan
pertolongan secepatnya untuk dapat mencegah memburuknya keadaan
penderita (Nettina, 2012).
Kolik abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba
dan kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat ringan
sampai yang bersifat fatal (Ilmu Penyait Dalam, 2001 : 92).
2. Etiologi
Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :
a. Secara mekanis :
1) Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan
karena radang)
2) Karsinoma
3) Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di
dalam usus)
4) Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)
5) Polip (perubahan pada mukosa hidung)
6) Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran).
b. Fungsional (non mekanik) :
1) Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus
tidak dapat bergerak)
2) Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas)
3) Enteritis regional
4) Ketidakseimbangan elektrolit
5) Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah
karena ginjal tidak bekerja secara efektif) (Reeves, 2011).
3. Manifestasi Klinis
a. Mekanika sederhana usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah
empedu awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi
terdengar pada interval singkat), nyeri tekan difus minimal.
b. Mekanika sederhana usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah sedikit atau
tidak ada kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi hush
meningkat, nyeri tekan difus minimal.
c. Mekanika sederhana kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir,
kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan
difus minimal.
d. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn.
Gejalanya kram, nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
e. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan
terlokalisir; distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus
menurun dn nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi
berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar (Reeves,
2011).
4. Patofisiologi
Penyebab kolik menyebabkan inflamasi obstruksi dan perdarahan di
abdomen. Dari hal tersebut abdomen menjadi tak nyaman dan timbul rasa
nyeri, nyeri tersebut diakibatkan penyebab tersebut. Hal ini dapat
menimbulkan banyak masalah yang dapat mengganggu pasien.

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. Data Fokus Pengkajian
a. Wawancara
1) Identitas klien
a) Nama
b) Umur
c) Jenis kelamin
d) Suku bangsa
e) Pekerjaan
f) Pendidikan
g) Alamat
h) Tanggal masuk RS
i) Diagnosis
2) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien sebelum MRS dan saat MRS. Biasanya
klien mengeluh nyeri perut, defans muskular, muntah dan lain-lain.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Bagaimana serangan itu timbul, lokasi, kualitas, dan faktor yang
mempengaruhi dan memperberat keluhan sehingga dibawa ke Rumah
Sakit.
4) Riwayat kesehatan dahulu
Mengkaji apakah klien pernah sakit seperti yang dirasakan sekarang
dan apakah pernah menderita HT atau penyakit keturunan lainnya
yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan klien.
5) Riwayat kesehatan keluarga
Gambaran mengenai kesehatan keluarga dan adakah penyakit
keturunan atau menular.
6) Pola- pola fungsi kesehatan
a) Pola pesepsi kesehatan
Perubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan sehingga
dapat menimbulkan gangguan perawatan diri.
b) Pola nutrisi dan metabolisme
Terjadi gangguan nutrisi karena klien merasakan nyeri sehingga
tidak toleran terhadap makanan dan klien selalu ingin muntah.
c) Pola eliminasi
Terjadi gangguan karena klien tidak toleran terhadap makanan
sehingga terjadi konstipasi.

d) Pola istirahat dan tidur


Terjadi gangguan pola tidur dikarenakan oleh nyeri.
e) Pola aktivitas dan latihan
Akan terjadi kelemahan dan kelelahan.
f) Pola persepsi dan konsep diri
Tidak terjadi gangguan / perubahan dalam diri klien.
g) Pola sensori dan kognitif
Kurangnya pengetahuan akan menyebabkan collic abdomen yang
berulang.
h) Pola reproduksi dan seksual
Tidak terjadi dalam gangguan dalam pola reproduksi dan seksual.
i) Pola hubungan peran
Kemungkinan akan terjadi perubahan peran selama klien sakit
sehubungan dengan proses penyakitnya.
j) Pola penanggulangan stress
Bagaimana cara klien mengatasi masalahnya.
k) Pola tata nilai dan kepercayaan
Tidak terjadi gangguan pada pola tata nilai dan kepercayaan.
b. Pemeriksaan fisik
1) Status kesehatan umum
Akan terjadi nyeri perut yang hebat, akibat proses penyakitnya.
2) Sistem respirasi
Sesuai dengan derajat nyerinya, jika nyerinya ringan kemungkinan
tidak terjadi sesak tapi jika derajat nyerinya hebat / meninggi akan
terjadi sesak.
3) Sistem kardiovaskuler
Bisa terjadi takikardi, brodikardi dan disritmia atau penyakit jantung
lainnya.
4) Sistem persyarafan
Nyeri abdumen, pusing/sakit kepala karena sinar.

5) Sistem gastrointestinal
Pada sistem gastrointestinal didapatkan intoleran terhadap makanan /
nafsu makan berkurang, muntah.
6) Sistem genitourinaria/eliminasi
Terjadi konstipasi akibat intoleransi terhadap makanan.
c. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa uji laboratorium tertentu dilakukan antara lain :
1) Nilai hemoglobin dan hematokrit, untuk melihat kemungkinan adanya
perdarahan atau dehidrasi.
2) Hitung leukosit dapat menunjukkan adanya proses peradangan.
3) Hitung trombosit dan faktor koagulasi, disamping diperlukan untuk
persiapan bedah, juga dapat membantu menegakkan diagnosis yang
lainnya.
2. Analisa Data
a. Data 1
Ds : Pasien mengatakan nyeri pada perut
Do : Ekspresi wajah tampak menahan nyeri
Masalah : Nyeri akut
Etiologi : Iritasi kulit fistula
b. Data 2
Ds : Pasien mengatakan merasa mual
Do : Muntah, intoleran terhadap makanan
Masalah : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Etiologi : Mual muntah
c. Data 3
Ds : Pasien mengatakan hanya mau minum sedikit
Do : Mukosa kering, turgor kulit jelek
Masalah : Kekurangan volume cairan
Etiologi : Kurangnya intake cairan

d. Data 4
Ds : Pasien mengatakan gelisah
Do : Wajah tampak tegang
Masalah : Ansietas
Etiologi : Perubahan status kesehatan
3. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi kulit fistula
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan
d. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
4. Intervensi Keperawatan
DX I : Nyeri akut berhubungan dengan iritasi kulit fistula
Tujuan : Rasa nyeri berkurang
Kriteria Hasil : Rasa nyeri hilang dan dapat terkontrol, skala nyeri (1-5)
dari rentang nyeri (0-10)
Intervensi
1) Kaji laporan kram abdomen atau nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas,
laporkan perubahan karakteristik nyeri
2) Kaji ulang faktor-faktor yang meningkatkan atau menghilangkan nyeri
3) Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri
4) Berikan tindakan nyaman ( misalnya ubah posisi dan aktivitas ringan )
5) Observasi adanya isiorektal dan fistula perianal
6) Obstruksi atau catat distensi abdomen, peningkatan suhu, penurunan TD
7) Izinkan pasien untuk memulai posisi yang nyaman

Rasional
1) Nyeri kolik hilang timbul pada penyakit crohn. Nyeri sebelum defekasi
sering terjadi pada KU dengan tiba-tiba, perubahan pada karakteristik
nyeri dapat menunjukkan penyebaran penyakit/ komplikasi
2) Dapat menunjukkan dengan tepat pencetus atau faktor pemberat atau
mengidentifikasi terjadinya komplikasi
3) Mencoba untuk mentoleransi nyeri, daripada meminta analgesik
4) Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian, dan
meningkatkan kemampuan koping
5) Fistula dapat terjadi dari erosi dan kelemahan dinding usus
6) Dapat menunjukkan terjadinya obstruksi usus karena inflamasi, edema,
dan jaringan perut
7) Menurunkan tegangan abdomen dan rasa nyaman

DX II : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan gangguan absorbsi nutrisi dan gangguan
hipermetabolik
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteri hasil : Berat badan stabil atau peningkatan, nafsu makan meningkat.
Intervensi
1) Timbang berat badan tiap hari
2) Pembatasan aktivitas selama fase akut
3) Anjurkan istirahat sebelum makan
4) Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen
5) Anjurkan tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut
6) Berikan kebersihan oral
7) Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan yang
menyenangkan, dengan situasi tidak terburu-buru

Rasional
1) Memberikan informasi tentang kebutuhan diet
2) Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan
simpanan energi
3) Menenangkan peristaltik dan meningkatkan energi untuk makan.
4) Mencegah serangan akut/eksaserbasi
5) Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan
simpanan energi
6) Mulut yang bersih dapat meningkatkan selera makan
7) Lingkungan yang menyenangkan menurunkan stress lebih kondusif untuk
makan

DX III : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan


kurangnya intake cairan dalam tubuh
Tujuan : Kebutuhan cairan terpenuhi.
Kriteria hasil : Turgor kulit baik, volme cairan stabil.
Intervensi
1) Kaji tanda-tanda vital
2) Ukur berat badan tiap hari
3) Awasi pemasukan dan pengeluaran, karakter dan jumlah, perkirakan
kehilangan yang tidak terlihat
4) Pertahankan pembatasan per oral, tirah baring, hindari kerja
5) Observasi kulit kering berlebihan dan memberan mukosa, penurunan
turgor kulit, pengisian kapiler lambat
6) Observasi perdarahan dan tes feses tiap hari untuk mengetahui adanya
darah samar
7) Catat kelemahan otot umum atau disritmia jantung

Rasional
1) Hipotensi (termasuk postural) tachikardi, demam dapat menunjukkan
respon terhadap efek kehilangan cairan
2) Indikator cairan dan status nutrisi
3) Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan
4) Kolon di istirahatkan untuk penyembuhan dan untuk menghilangkan
cairan usus
5) Menunjukkan kehilangan cairan berlebihan/dehidrasi
6) Diet tidak adekuat penurunan absorbsi dapat menimbulkan defisiensi
vitamin K dan merusak koagulasi, potensial resiko perdarahan
7) Kehilangan cairan berlebihan dapat menimbulkan ketidakseimbangan
elektrolit misalnya kalium yang berfungsi untuk tulang dan jantung

DX IV : Ansietas berhubungan dengan ancaman konsep diri dan


perubahan status kesehatan
Tujuan : Cemas berkurang
Kriteria Hasil : Wajah tampak santai dan rileks
Intervensi
1) Kaji tingkat kecemasan
2) Berikan motivasi dan berikan waktu untuk mengungkapkan pikiran dan
dengarkan semua keluhannya
3) Berikan motivasi spiritual
4) Jelaskan semua prosedur dan pengobatan
5) Motivasi dan dukung pasien dalam evaluasi dan pola hidup

Rasional
1) Mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan yang dirasakan oleh klien
sehingga memudahkan dalam tindakan selanjutnya
2) Klien merasakan ada yang diperhatikan sehingga pasien merasa aman
dalam segala tindakan yang diberikan
3) Bahwa segala tindakan yang di berikan untuk proses penyembuhan
penyakit masih ada yang berkuasa menyembuhkan yaitu Tuhan Yang
Maha Esa
4) Klien memahami dan mengerti tentang prosedur sehingga mau bekerja
sama dalam perawatannya
5) Perubahan mungkin perlu untuk menghindari berulangnya kondisi usus
5. Evaluasi
a. Nyeri berkurang bahkan hilang
b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
c. Kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi
d. Tidak merasa gelisah
e. Tanda-tanda vital dalam batas normal
DAFTAR PUSTAKA

Dongoes, Emarilinn,dkk. (2002). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta :


EGC.

H. Slamet Suyono. Prof. Dr. SpPD. KE. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid II. Jakarta : FKUI.

Nettina, Sandra M. (2012). Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setiawan


dkk. Ed. 1. Jakarta : EGC.

Reeves, Charlene J et al. (2011). Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko


Setyono. Ed. I. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai