Disusun oleh
Kelompok 2 :
1. Agustina C2B015157
2. Ayatullah Khomeini Budaya C2B015160
3. Bakti Agus Rahmansyah C2B015161
4. Lailatul Kadri C2B015168
5. Reffi Heldayani C2B015174
6. Reni Wijayanti C2B015175
7. Yanoar Pribadi C2B015179
I. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508
pulau dan dikenal sebagai kawasan Nusantara (Kepulauan Antara). Indonesia sudah
seharusnya bangkit menjadi negara maritim yang besar dan kuat. Wilayah perairan
Indonesia yang lebih luas dari daratan seyogyianya dapat menopang penghidupan
masyarakatnya. Laut, samudera, selat dan teluk merupakan masa depan negara. Nenek
moyang bangsa Indonesia adalah pelaut ulung yang berjaya pada masanya. Namun,
ironisnya saat ini justru nelayan menyumbangkan angka kemiskinan yang cukup tinggi
II. PERMASALAHAN
Seiring dengan bantuan pemerintah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat untuk membangun 200 unit rumah khusus Nelayan, terdapat permasalahan atas
strategi yang akan dilakukan pemerintah dengan masyarakat. Pemerintah akan
merelokasi kampung nelayan yang sudah ada di Pasar Bawah ke Pasar Pino dan
pembangunan rumah yang ada nantinya akan diperuntukkan bagi nelayan dari Pasar
Bawah. Sedangkan dari sisi lainnya masyarakat mengharapkan tetap di Pasar Bawah.
Dari fenomena yang ada didapat beberapa permasalahan yaitu :
1. Mengapa Kampung Nelayan yang sudah ada di Pasar Bawah harus dilakukan
relokasi ke tempat lain dan apa yang mendasari hal tersebut ?
III. PEMBAHASAN
Dari uraian permasalahan yang ada dilakukan pembahasan mengenai rencana relokasi
kampung nelayan di Pasar Bawah oleh Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan dan
Bagaimana mengembangkan konsep pengembangan kampung nelayan Pasar Bawah
sebagai Kawasan Wisata.
a. Di lokasi Pantai Pasar Pino sebelumnya (beberapa tahun yang lalu) telah
terdapat dermaga, dan rencana Pemda Kab. BS, dengan dilakukannya relokasi
permukiman nelayan ke Pasar Pino akan membangkitkan dan menghidupkan
kembali dermaga yang pernah ada.
4
b. Dari perspektif Pemda Kab. BS daerah pasar pino merupakan daerah yang
strategis dan cocok dijadikan kampung nelayan.
Melihat kondisi Pasar Pino saat ini dimana masyarakat yang berprofesi sebagai
nelayan sangat sedikit dan mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani.
Jumlah kapal nelayan juga dapat dihitung dengan jari. Dari hasil wawancara dengan
nelayan pasar pino diperoleh informasi yang berbeda dengan pemerintah dan perlu
menjadi perhatian khusus antara lain :
a. Kondisi alam yang ada tidak menguntungkan, dimana ombak dipantai cukup
besar, sehingga menyulitkan kapal nelayan untuk berangkat dan berlabuh.
mengakibatkan nelayan yang menggunakan kapal sangat sedikit dan aktivitas
nelayan lebih kepada mencari ikan dipinggir pantai dengan menggunakan jaring
darat (pukat).
b. Tempat penjualan ikan yang relatif masih sepi, yang berdampak pada tingkat
pendapatan nelayan.
c. Tidak adanya potensi pendapatan lainnya yang dapat diperoleh nelayan, selain
melakukan penjualan hasil ikan.
Dalam kondisi seperti ini, relokasi ke daerah pasar pino tidak akan membuat
nelayan lebih mudah melainkan akan bertambah sulit, karena berhadapan dengan
kondisi alam dan konsumen serta tujuan dari program kampung nelayan untuk
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan para nelayan tidak akan mudah untuk
dicapai. Untuk itu strategi Pemerintah dalam menerapkan relokasi dapat ditinjau
kembali.
2. Relokasi atau perpindahaan penduduk kampung nelayan dari satu tempat ke tempat
lainnya, tidak semudah dan semulus yang diharapkan kecuali bila pemindahan
penduduk terjadi diakibatkan terjadinya bencana alam di lokasi tersebut. Kampung
nelayan pasar bawah merupakan suatu pemukiman yang dihuni oleh sebagian besar
berprofesi sebagai nelayan. Kampung ini telah ada sejak puluhan tahun lalu,
masyarakat lahir dan besar, beraktivitas sosial dan ekonomi di daerah kampung
nelayan pasar bawah.
Johan Silas (1993) mengemukakan rumusan umum mengenai perumahan yaitu bahwa
rumah adalah bagian yang utuh dari permukiman dan bukan semata-mata hasil fisik yang
sekali jadi. Perumahan bukan (kata) benda melainkan merupakan suatu (kata) kerja yang
berupa proses berlanjut dan terkait dengan mobilitas sosial ekonomi penghuninya.
5
Berlandaskan pada pendapat diatas, kampung nelayan pasar bawah merupakan
permukiman yang telah ada sejak dulu, sehingga terjalin hubungan antara
penduduknya dengan tanah kelahirannya, untuk itu Pemerintah Kab. Bengkulu
Selatan TIDAK HARUS melakukan relokasi terhadap permukiman kampung
nelayan pasar bawah dan memusatkan daerah tersebut sebagai daerah wisata.
Melihat kondisi Pasar Bawah sekarang dimana akses menuju kampung nelayan
pasar bawah (relatif mudah karena berada di pusat kota). Dekat dengan Benteng
peninggalan sejarah, tempat berziarah (terdapatnya makam seorang syeh) dan satu-
satunya pantai di tengah kota Manna (Ibu Kota Kabupaten Bengkulu Selatan),
namun sayangnya pemukiman di Kampung Nelayan terkesan kumuh, sehingga
pemerintah melihat hal ini tidak mendukung pengembangan kawasan wisata.
Bagaimana hal ini dapat dipadukan, sehingga menjadi nilai jual yang tinggi dan
berdampak pada taraf hidup dan kesejahteraan nelayan ? Pertanyaan ini lah yang
seharusnya menjadi tantangan dalam penyusunan strategi oleh Pemerintah Kab
Bengkulu Selatan dalam meningkatkan pendapatan dan mengurangi tingkat
kemiskinan dan pengangguran di Kampung Nelayan Pasar Bawah.
6
b. Keterlibatan masyarakat di Kampung Nelayan Pasar Bawah, sehingga
masyarakat mengetahui tujuan dari program pemerintah.
c. Pemanfaatan Sumber Daya Lokal,
- Menetapkan prioritas pengembangan potensi wilayah yang lebih mendominasi
(seperti potensi pantai) dengan membangun kios-kios penjualan ikan olahan
masyarakat setempat.
- Meningkatkan pengembangan kegiatan pariwisata dengan sektor lainnya
(pengembangan kerajinan batik dan produk olahan : ikan kering, gelamai dsb)
- Mengoptimalkan penggunaan sumberdaya lokal yang belum dimanfaatkan, seperti
keberadaan Sungai, lapangan yang memiliki potensi ekonomi, dengan menciptakan
suatu tempat wisata kuliner (warung-warung apung) disepanjang Sungai melalui
penataan ruang yang dilakukan berdasarkan pendekatan secara terkoordinasi,
berwawasan lingkungan, dengan memaksimalkan kondisi alam serta budaya
sebagai atraksi wisata.
- Pemeliharaan secara berkala pada infrastruktur (jalan yang terbangun) serta fasilitas
yang sudah ada guna akses pendukung perkembangan kampung.
d. Keterlibatan masyarakat
- Merumuskan program-program dalam pengembangan kampung untuk menarik
minat dan keinginan masyarakat setempat, yang bertujuan memberikan manfaat
ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat kampung nelayan (seperti bantuan dana
dalam peluang usaha home industri dan koperasi nelayan).
- Memberikan insentif yang sesuai bagi masyarakat untuk dapat lebih tertarik dalam
berpartisipasi secara intensif dengan memberikan program atau kegiatan rutin
dalam pemeliharaan aset wisata dan peluang usaha.
e. Penguatan institusi lokal
- Penguatan institusi lokal atau kelembagaan yang profesional, dalam mengatur
peluang usaha dibidang kepariwisataan pada masyarakat dengan atau tanpa adanya
program perbaikan kampung.
- Meningkatkan keterampilan dan kemampuan sumberdaya manusia dalam
pengelolaan program-program pariwisata dengan memberikan pelatihan yang
sesuai kebutuhan pengembangan kampung nelayan (seperti manajemen pariwisata),
baik yang formal atau non formal agar dapat merumuskan kebijakan-kebijakan
terkait pengembangan kampung sebagai kawasan wisata.
- Peningkatan sumberdaya manusia dan pembinaan kualitas pendidikan masyarakat
kampung nelayan melalui anggota masyarakat lain yang memiliki pendidikan yang
lebih tinggi dan berwawasan luas.
7
Jika konsep Pengembangan Kampung Nelayan Pasar Bawah direalisasikan, maka
Kampung Nelayan di Pasar Bawah sebenarnya LAYAK untuk dipertahankan
dengan mengembangkan Konsep Kampung Nelayan sebagai Kawasan Wisata.
Namun untuk menuju hal tersebut harus memperhatikan beberapa aspek penting,
Gunn (1994) mengemukakan bahwa suatu kawasan wisata yang baik dan berhasil secara
optimal didasarkan pada empat aspek, antara lain : 1) Mempertahankan kelestarian
lingkungannya, 2) Menjamin kepuasan pengunjung, 3) Meningkatkan keterpaduan dan
kesatuan pembangunan masyarakat di sekitar kawasan dan zone penataannya, 4)
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut.
IV. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Strategi Pemerintah Kab. Bengkulu
Selatan dalam memanfaatkan program dari Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat untuk nelayan dapat disinergikan dengan Program Kampung
Nelayan dengan tidak melakukan relokasi melainkan pengembangan Kampung Nelayan
dengan kawasan wisata.
Refrensi :
Ismariandi, Rozy et al. 2010. Konsep Pengembangan Kampung Nelayan Pasar Bengkulu
sebagai kawasan wisata. Jurnal Arsitektur ITS.
Edi, Kos. 2012. Strategi Pengembangan Objek Wisata Pasar Bawah di Kecamatan Pasar
Manna Kabupaten Bengkulu Selatan. Naturalis, Jurnal Penelitian Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
Wardani, Gusti ayu, et al. 2014. Penataan Kampung Nelayan Desa Bendar Bajo Mulyo. Kec.
Juana Kabupaten Pati. Imaji, Vol 3, No. 3