Anda di halaman 1dari 2

ASIDOSIS

Asidosis menekan aktivitas mental,jika asidosis berlebihan ( dibawah 7,4 ) akan


menyebabkan disorentasi, koma dan kematian
1. Asidosis respiratorik. Terjadi akibat penurunan ventilasi pulmonar melalui
pengeluaran sedikit CO2 oleh paru-paru. Peningkatan selanjutnya dalam pCO2 arteri
dan asam karbonat akan meningkatkan kadar ion hidrogen dalam darah. Asidosis
respiratorik dapat bersifat akut dan kronis.
Penyebabnya. Kondisi klinis yang dapat menyebabkan retensi CO2 dalam darah
meliputi pneumonia, emfisema, obstrusi kronis saluaran pernafasan,stroke atau
trauma dan Obat-obatan yang dapat menekan sistem pernafasan seperti
barbiturat,narkotika dan sedative
Faktor kompensator: Saat CO2 berakumulasi ,peningkatan frekuensi pernafasan
respiratorik ( hiperventilasi ) ketika istirahat terjadi untuk mengeluarkan CO2 dari
tubuh
Ginjal mengkompensasi peningkatan kadar asam dengan mengekskresi lebih
banyak ion hidrogen untuk mengembalikan pH darah mendekati tingkat yang
norma
2. Asidosis metabolik. Terjadi saat asam metabolik yang diproduksi secara normal
tidak dikeluarakan pada kecepatan yang normal atau basa bikarbonat yang hlang dari
tubuh
Penyebab. Paling umum terjadi akibat ketoasidosis karena DM atau kelaparan,
akumulasi peningkatan asam laktat akibat aktivitas otot rangka yang berlebihan
seperti konvolusi,atau penyakit ginjal. Diare berat dan berkepanjangan disertai
hilangnya bikarbonat dapat menyebabakan asidosis
Faktor kompensator. Hiperventilasi sebagai respon terhadap stimulasi saraf
adalah tanda klinis asidosis metabolik. Bersamaan dengan kompensasi
ginjal,peningkatan frekuensi respiratorik dapat mengembalikan pH darah
mendekati tingkat normalnya. Asidosis yang tidak terkompensasi akan
menyebabakan depresi sistem saraf pusat dan mengakibatkan disorentasi,koma
dan kematian.
ALKALOSIS
Alkalosis meningkatkan overeksitabilitas sistem saraf pusat. Jika berat alkalosis dapat
menyebabakan kontraksi otot tetanik,konvulsi dan kematian akibat tetanus otot
respiratorik

Alkalosis respiratorik. Terjadi jika CO2 dikeluarkan terlalu cepat dari paru-paru dan
ada penurunaan kadarnya dalam darah
Penyebab. Hiperventilasi dapat disebabkan oleh kecemasan,akibat
demam,akibat pengaruh overdosis aspirin pada pusat pernafasan, akibat hipoksia
karena tekanan udara yang rendah didataran tinggi atau akibat anemia berat
Faktor kompensator, jika hiperventilasi terjadi akibat kecemasan gejalanya
dapat diredakan melalui pengisapan kembali CO2 yang sudah di keluarkan. Ginjal
mengkompensasi cairan alkalin tubular dengan mengekskresi ion bikarbonat dan
menahan ion hidrogen.
Penyebab. Muntah yang berkepanjangan ( pengeluaran asam klorida
lambung ),disfungsi ginjal,pengobatan dengan diuretik yang mengakibatkan
hipokalemia dan penipisan volume CES atau pemakian antasid yang berlebihan.
Faktor kompensator
Alkalosis metabolik. Adalah suatu kondisi kelebihan bikarbonat, hal ini terjadi
jika ada pengeluaran berlebihan ion hidrogen atau peningkatan berlebihan iio
bikarbonat dalam cairan tubuh.
Kompensasi respiratorik adalah penurunan ventilasi pulmonar dan
mengakibatkan peningkatan pCO2 dan asan karbonat
Kompensasi ginjal melibatkan sedikit ekskresi ion amonium, lebih banyak
ekskresi ion natrium dan kalium, berkurangnya cadangan ion bikarbonat dan lebih
banyak ekskresi bikarbonat
Oleh sebab itu, apabila terjadi gangguan keseimbangan asam dan basa dalam tubuh,
maka tubuh akan melakukan kompensasi dengan tiga cara yaitu:
Meningkatkan ventilasi untuk membuang lebih banyak karbondioksida dari
tubuh. Karbondioksida yang meningkat akan meningkatkan keasaman darah.
Apabila PaO2 menurun dan CO2 meningkat maka badan karotis aorta akan peka
perhadap perubahan keduanya sehingga merangsang pengeluaran katekolamin
untuk merangsang medulla aorta, dilanjutkan badan aorta dan neuron-neuron
respirasi untuk meningkatkan fungsi respirasi.
Meningkat ekskresi ginjal dalam bentuk amonia. Ginjal dapat mengeliminasi
kelebihan asam dan basa dari tubuh. Walaupun ginjal relatif lambat memberi
respon,dibandingkan sistem penyangga dan pernafasan, ginjal merupakan sistem
pengaturan asam-basa yang paling kuat selama beberapa jam sampai beberapa
hari.
Sistem penyangga tubuh Secara kimiawi, CO2 dalam darah akan berikatan
dengan H2O menjadi H2CO3 yang dibantu oleh enzim karbonatanhidrase yang
banyak terdapat di sel-sel alveoli dan tubulus ginjal. Karena reaksi CO2 dan H2O
yang menghasilkan H2CO3 merupakan ikatan yang reversibel dan mudah lepas
menjadi H+ dan HCO3-.
Saat terjadi perubahan dalam konsentrasi ion hidrogen ,sistem penyangga cairan
tubuh bekerja dalam waktu singkat untuk menimbulkan perubahan-perubahan ini.
Sistem penyangga tidak mengeliminasi ion-ion hidrogen dari tubuh atau
menambahnya kedalam tubuh tetapi hanya menjaga agar mereka tetep terikat
sampai keseimbangan tercapai kembali.

Asidosis metabolik merupakan gangguan klinis yang ditandai dengan peningkatan


keasaman plasma, diikuti dengan penurunan tekanan parsiil CO2 di dalam arteri dan
berhubungan dengan kondisi mengancam nyawa. Asidosis metabolik dapat juga
diartikan sebagai penurunan ion hidrogen (H+). Asidosis metabolik bukan merupakan
penyakit tetapi lebih kepada keadaan abnormal biokimia. Asidosis metabolik
disebabkan antara lain oleh produksi asam yang terlalu banyak, berkurangnya
ekskresi asam, atau hilangnya alkali tubuh. Pada analisa gas darah menunjukan pH
kurang dari 7,35 dan serum bikarbonat (HCO3-) kurang dari 18 mRq/L. Tanda dan
gejala asidosis metabolik tidaklah spesifik dan diagnosisnya berdasarkan hasil
pemeriksaan laboratorium. Keterlambatan dalam diagnosis asidosis metabolik akan
meningkatkan mortalitas dan mordibitas. Asidosis metabolik juga merupakan
kompensasi terhadap peningkatan pCO2 dalam darah. Penyebab lainnya termasuk
akumulasi keton dan asam laktat, gagal ginjal, konsumsi obat atau racun. Walaupun
gejala dan tanda asidosis tidak spesifik, namun umumnya berupa mual dan muntah,
lethargi, serta takipneu. Syok septik adalah suatu sindroma klinik dimana akhir-akhir
ini sangat populer. Syok septik mempunyai angka mortalitas yang tinggi yaitu antara
40-90% (Bone, 1987). Sepsis sebagai komplikasi dari penyakit lain yang berat yaitu
keganasan, sirhosis hati, diabetes, payah ginjal, pasien tirah baring lama, pasien yang
mendapatkan pengobatan sitotoksik, serta pasien yang memakai kateter dan
nasogastrictube. Syok septik juga disebabkan oleh infeksi bakteri batang gram
negatif. Infeksi nasokomial adalah penyebab tingginya kejadian sepsis. Menurut
Petersdorf (1991) dari seluruh pasien yang dirawat di RS 5% diantaranya terkena
infeksi. Infeksi nasokomial yang sering ditemukan adalah kemih (40%), infeksi luka
operasi (25%), infeksi saluran nafas (15%).

Anda mungkin juga menyukai