Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

Hiperplasi Gingiva

ANGGOTA KELOMPOK
Sella Puteri Ariza
Norlaila Sarifah
Endytiastuti
Tri Nurrahman

INTEGRASI PERIODONSIA RSGM GUSTI HASAN AMAN


PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
November 2013
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hiperplasia gingival disebabkan oleh suatu peradangan gingival yang

bersifat akut atau kronis. Biasanya inflamasi ini dimulai pada daerah dengan

kebersihan mulut yang buruk, dimana terdapat pengumpulan sisa sisa makanan

atau karena adanya iritasi yang lain. Gusi menjadi licin, tumpul, mengkilat,

bengkak, dan mudah berdarah. Rasa sakit tidak menonjol, hanya pembengkakan

gusi yang berwarna merah keunguan serta mudah berdarah, mengakibatkan

penderita merasa terganggu.

Hiperplasi gingival ini menyebar secara perlahan-lahan. Pembesaran gusi

yang ditimbulkan dapat mengakibatkan sulitnya pemeliharaan kebersihan mulut

dengan baik, sehingga gusi rentan terhadap infeksi oleh bakteri di dalam mulut.

Hiperplasi gingival ini dapat disebabkan oleh faktor lokal dan faktor

sistemik. Faktor lokal primer adalah plak, sedangkan faktor lokal sekunder adalah

karang gigi, letak gigi yang tidak beraturan, kebiasaan sikat gigi yang tidak bersih,

anatomi gigi yang tidak baik, cengkeraman gigi palsu yang tidak baik, bernafas

melalui mulut. Faktor sistemiknya yaitu karena kondisi sistemik (kehamilan,

pubertas, kekurangan vitamin c, dan karena penyakit sistemik seperti leukemia).


BAB II
ISI

2.1 Pengertian Hiperplasi Ginggiva

Hiperplasi gingiva adalah suatu pertumbuhan berlebih dari gingiva

(jaringan gusi) yang ditandai dengan gusi yang membesar, terinflamasi, dan

mengalami perdarahan. Gusi akan tampak berlobulasi akibat pembesaran papil,

dan mahkota gigi ditutupi sebagian oleh jaringan hiperplasia gingiva. Pasien

mengalami kesulitan atau terganggu dalam berinteraksi dengan orang lain, karena

penampilan gusi dapat menyebabkan pasien merasa tidak percaya diri. Selain itu,

pembentukkan kantung-kantung jaringan gingiva dapat mengganggu kesehatan

mulut, dan memberikan kontribusi bagi penyakit-penyakit periodontal 1.

Derajat dari hiperplasi gingival dapat dilihat dengan cara mengkategorikan

seperti berikut 5:

Derajat 0 tidak ada tanda hiperplasi gingival


Derajat 1 hiperplasi pada interdental papilla
Derajat 2 hiperplasi pada interdental papilla dan marginal gingival.
Derajat 3 hiperplasi meliputi 1/3 gingiva atau lebih dari mahkota.

2.2 Etiologi Hiperplasi Ginggiva

Pada hiperplasia gingiva terjadi pertambahan ukuran gingiva oleh karena

adanya peningkatan jumlah sel penyusunnya. Secara klinis hiperplasia gingiva

tampak sebagai suatu pembesaran Gingiva yang biasanya dimulai dari papila

interdental menyebar ke daerah sekitarnya. Kelainan ini tidak menimbulkan rasa

sakit, dapat mengganggu oklusi dan estetik serta dapat mempersulit pasien dalam
melakukan kontrol plak. Pembesaran gingiva dapat disebabkan oleh berbagai

etiologi dan juga diklasifikasikan berdasarkan faktor-faktor etiologi 1:

1. Pembesaran gingiva inflamasi

2. Pembesaran gingiva diinduksi obat-obatan

3. Pembesaran gingiva yang dikaitkan dengan kondisi atau penyakit sistemik

a. Pembesaran kondisional seperti pada keadaan pregnansi, pubertas,

defisiensi vitamin C, gingivitis sel plasma, pembesaran nonspesifik.


b. Pembesaran gingiva akibat penyakit sistemik seperti pada penyakit

leukemia.

4. Pembesaran neoplastik

Pembesaran dan perdarahan gingiva merupakan komplikasi oral yang paling

umum dari leukemia. Jaringan gingiva dianggap lebih rentan terhadap infiltrasi sel

leukemia yang menyebabkan pengeluaran komponen molekul adhesi endothelial

sehingga infiltrasi leukosit meningkat.

2.3 Gambaran Klinis Hiperplasi Ginggiva

Pembesaran gusi adalah suatu keadaan dimana terjadi penambahan ukuran

dari gusi. Dalam keadaan ini, jaringan gusi menggelembung secara berlebihan di

antara gigi dan atau pada daerah leher gigi. Penambahan ukuran ini dapat terjadi

secara hipertrofi, hiperplasia ataupun kombinasi antara keduanya 1.

Hipertrofi dapat dibedakan dengan hiperplasia sebagai berikut, Hipertrofi

(Inflammatory Gingiva Enlargement) adalah penambahan ukuran pada sel-sel

yang mengakibatkan penambahan ukuran pada suatu organ, sedangkan hiperplasia

(Fibrotic Gingiva Enlargement) adalah penambahan jumlah selnya. Hipertrofi dan


hiperplasia gingiva dapat ditemukan lebih sering pada anak-anak, remaja dan

dewasa muda. Pada anak-anak keduanya dapat timbul pada saat tumbuhnya gigi

susu atau gigi tetap1.

Pembesaran pada gingiva papilari dan marginal jelas merupakan temuan

umum yang ada pada manusia yang sehat dan mamalia lainnya. Pembengkakan

adalah salah satu dari lima gejala kardinal peradangan. Pembengkakan gingiva

hampir secara universal hasil akumulasi cairan dalam jaringan yaitu edema.

Jaringan gingival yang membesar memiliki konsistensi lunak, biasanya lebih atau

kurang eritema, dan berdarah pada saat dilakukan probing. Pembesaran gusi yang

edematous dapat benar-benar reversibel pada orang sehat, jika plak mikroba

penyebab lokal, secara teratur dan efektif dihapus oleh prosedur membersihkan

gigi mekanis1.

2.4 Tata Laksana Hiperplasia Gingiva

a) Pencegahan

Pencegahan penyakit periodontal merupakan kerja sama yang dilakukan

oleh dokter gigi, pasien dan personal pendukung. Pencegahan dilakukan dengan

memelihara gigi-gigi dan mencegah serangan serta kambuhnya penyakit.

Pencegahan dimulai pada jaringan periodontal yang sehat yang bertujuan untuk

memelihara dan mempertahankan kesehatan jaringan periodontal dengan

mempergunakan teknik sederhana dan dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari

Umumnya penyakit periodontal dan kehilangan gigi dapat dicegah karena

penyakit ini disebabkan faktor-faktor lokal yang dapat ditemukan, dikoreksi dan

dikontrol. Sasaran yang ingin dicapai adalah mengontrol penyakit gigi untuk
mencegah perawatan yang lebih parah. Pencegahan penyakit periodontal meliputi

beberapa prosedur yang saling berhubungan satu sama lain yaitu 2.3:

1. Kontrol Plak

Kontrol plak merupakan cara yang paling efektif dalam mencegah

pembentukan kalkulus dan merupakan dasar pokok pencegahan penyakit

periodontal, tanpa kontrol plak kesehatan mulut tidak dapat dicapai atau

dipelihara. Setiap pasien dalam praktek dokter gigi sebaiknya diberi program

kontrol plak.

Bagi pasien dengan jaringan periodonsium yang sehat, kontrol plak berarti

pemeliharaan kesehatan.
Bagi penderita penyakit periodontal, kontrol plak berarti penyembuhan.
Bagi pasien pasca perawatan penyakit periodontal, kontrol plak berarti

mencegah kambuhnya penyakit ini.


2. Profilaksis mulut

Profilaksis mulut merupakan pembersihan gigi di klinik, terdiri dari

penyingkiran materi alba, kalkulus, stain dan pemolisan gigi. Untuk memberikan

manfaat yang maksimum bagi pasien, profilaksis mulut harus lebih luas dan

meliputi hal-hal berikut :

Memakai larutan pewarna (disclosing solution) untuk mendeteksi plak.


Penyingkiran plak, kalkulus (supra dan sub gingiva) pada seluruh permukaan.
Membersihkan dan memoles gigi, menggunakan pasta pemoles/pasta gigi
Memakai zat pencegah yang ada dalam pasta pemoles/pasta gigi.
Memeriksa tambalan gigi, memperbaiki tepi tambalan yang menggantung .
Memeriksa tanda dan gejala impaksi makanan.
3. Pencegahan dengan tindakan sistemik

Cara lain untuk mencegah penyakit periodontal adalah dengan tindakan

sistemik sehingga daya tahan tubuh meningkat yang juga mempengaruhi


kesehatan jaringan periodontal. Agen pencedera seperti plak bakteri dapat

dinetralkan aksinya bila jaringan sehat.

4. Pencegahan kambuhnya penyakit

Setelah kesehatan jaringan tercapai, diperlukan program yang positif untuk

mencegah kambuhnya penyakit periodontal. Ini merupakan tanggung jawab

bersama antara dokter gigi dan pasien (untuk pasien anak peran orang tua juga

dibutuhkan). Pasien harus mentaati pengaturan untuk menjaga kebersihan mulut

dan kunjungan berkala, dokter gigi harus membuat kunjungan berkala sebagai

pelayanan pencegahan yang bermanfaat.

b) Perawatan

Kebersihan mulut, menghilangkan semua faktor iritasi lokal dan faktor

sistemik bila mungkin serta perawatan di rumah oleh penderita dengan sebaik-

baiknya dan benar. Pada kasus ini terapi estetis dengan tindakan bedah menjadi

pilihan, karena dapat menghilangkan pembesaran gusi dan mengembalikan kontur

gusi. Pengembalian kontur gusi selain untuk tujuan estetis juga untuk mencegah

kambuhnya penyakit1.

2.5 Gingivektomi

Gingivektomi adalah penghilangan dari seluruh dinding jaringan lunak

pada poket. Gingivektomi adalah suatu tehnik yang digunakan untuk mengeksisi

gingival dengan cara menghilangkan dinding poket, sehingga memungkinkan

terbentuknya akses untuk menghilangkan kalkulus dan menghasilkan saluran akar

yang halus 4,5


.
Hiperplasi Gingiva

Indikasi gingivektomi 4:

1. Adanya poket supraboni dengan kedalaman > 4mm, yang tetap ada

walaupun sudah dilakukan scalling dan pembersihan mulut yang cermat

berkali-kali, dan keadaan dimana prosedur gingivektomi akan

menghasilkan daerah perlekatan gingival yang adekuat.


2. Adanya pembengkakan gingival yang menetap dimana poket

sesungguhnya dangkal namun terlihat pembesaran dan defermitas yang

cukup besar. Bila jaringan gingival merupakan jaringan fibrosa,

gingivektomi merupakan cara perawatan yang paling cocok dan dapat

memberikan hasil yang memuaskan.


3. Adanya kerusakan furkasi (tanpa disertai cacat tulang) dimana terdapat

daerah perlekatan gingival yang cukup lebar


4. Abses gingival yaitu abses yang terdapat didalam jaringan lunak
5. Flap perikoronal

Kontraindikasi gingivektomi adalah 5:

1. Poket terletak di apical mucogingival junction.


2. Pertimbangan estetik, misalnya pada gigi anterior maxilla.
Terdapat berbagai macam tehnik untuk melakukan gingivektomi, yaitu

dengan menggunakan scalpel, elektrosurgery, laser, atau menggunakan bahan

kimia. Pada kasus ini kelompok kami menggunakan tehnik gingivektomi dengan

menggunakan scalpel.

Gingivektomi dengan electrosurgery


Keuntungan : memungkinkan kounturing jaringan gingival secara adekuat

dan mengontrol perdarahan.


Kerugian : tidak dapat digunakan pada penderita yang menggunakan alat

pacu jantung, menimbulkan bau seperti daging terbakar, jika ujung/tip

elektrosurgery menyentuh tulang dapat menyebabkan kerusakan irreversible,

panas yang ditimbulkan akibat panas yang tidak benar dapat mengakibatkan

kerusakan jaringan 5.
Gingivektomi dengan laser.
Laser yang paling sering digunakan adalah CO2 & neodymium:yatrium-

alumunium-garnet (Nd:YAG), keduanya memiliki wavelength yang masuk ke

dalam red infrared sehingga perlu dikombinasikan dengan sinar lain agar

dapat terlihat dan dapat diarahkan 5.


Gingivektomy dengan chemosurgery
Menggunakan 5% paraformaldehida atau potassium hydroxide.
Kerugiannya yaitu kedalaman masuknya bahan kimia tidak dapat dikontrol

sehingga jaringan ikat yang sehat di bawah poket dapat rusak, remodeling

gingival tidak dapat dilakukan secara efektif, epitelisasi dan pembentukan

kembali dari junctional ephitelium serta pembentukan kembali system serat

pada alveolar crest terjadi lebih lambat dibandingkan gingivektomi

menggunakan scalpel. Oleh karenanya penggunaan bahan kimia untuk

gingivektomi tidak direkomendasikan 5.


Prosedur

Tentukan kedalaman poket dengan probe periodontal. Kedalaman

poket penderita dalam kasus ini pada gigi 33 = 5 mm, 32 = 6 mm, 31 = 5 mm, 41

= 6 mm, 42 = 5 mm, 43 = 5 mm.

Menandai poket. Untuk dapat menghilangkan seluruh dinding poket,

batas apical dari poket harus diidentivikasi terlebih dahulu dan diberi tanda

dengan menggunakan tang penanda poket atau sonde periodontal. Beberapa tanda

yang dibuat pada gingival fasial dan lingual dapat digunakan sebagai acuan dalam

membuat insisi gingivektomi 4.

Anastesi lokal. Anastesi dilakukan di sekitar apeks gigi yang akan

dibedah dengan menggunakan sitojek.


Insisi gingivektomi. Insisi dapat dibuat dengan bantuan beberapa buah

pisau seperti : Swann-Marton No. 12 atau 15 pada pegangan scalpel konvensional:

pisau Blake yang menggunakan blade disposibel: pisau gingivektomi khusus

seperti Kirkand, orban, atau pisau Goldman-Fox yang harus diasah setiap kali

digunakan. Pemilihan jenis pisau yang akan digunakan adalah tergantung pada

operator masing-masing, namun bila memungkinkan selalu gunakan blade

disposibel 4.

Insisi harus dibuat sebelah apical dari tanda yang sudah dibuat yaitu apical

dasar poket dan bersudut 45o sehungga blade dapat menembus seluruh gingival

menuju kedasar poket. Insisi yang kontinu (tidak berupa insisi sabit yang terputus)

dibuat mengikuti dasar poket. Insisi yang akurat akan dapat menghilangkan

dinding poket dan membentuk kontur jaringan yang ramping, bila insisi terlalu

datar akan terbentuk kontur pasca operasi yang kurang memuaskan. Kesalahan

yang paling sering dibuat pada operasi ini adalah insisi pada posisi koronal

sehingga dinding dasar poket tetap tertinggal dan penyakit cenderung timbul
kembali. Setelah pembuatan insisi bevel, dapat dibuat insisi horizontal diantara

setiap daerah interdental dengan menggunakan blade no 12 yang mempunyai

pegangan scalpel konvensional, untuk memisahkan sisa jaringan interdental 4.

Pemotongan jaringan. Bila insisi sudah dapat memisahkan seluruh

dinding poket dan jaringan dibawahnya, dinding poket akan dapat dengan mudah

dihilangkan dengan kuret atau sceller. Sisa jaringan fibrosa dan jaringan granulasi

dapat dibersihkan seluruhnya dengan kuret yang tajam untuk membuka

permukaan akar. Disini dibutuhkan penyedotan yang efisien namun jika jaringan

granulasi sudah dibersihkan seluruhnya maka perdarahan umumnya akan sangat

berkurang 4.
Scalling dan rootplaning. Permukaan akar harus diperiksa untuk melihat

adanya sisa deposit kalkulus dan bila perlu permukaan akar harus discalling dan

dilakukan root planning 4.

Bila perlu gingival dirampingkan dan dibentuk ulang kembali dengan

menggunakan scalpel dan gunting kecil. Kasa steril dapat ditempatkan diatas luka

untuk mengontrol perdarahan sehingga dapat dipasang dressing periodontal pada

daerah luka yang relatif cukup kering 4.

Dressing periodontal. Dressing yang digunakan untuk menutupi luka

mempunyai berbagai macam fungsi sebagai berikut 4:

- Untuk melindungi luka dari irutasi


- Untuk menjaga agar daerah luka tetap dalam keadaan bersih
- Untuk mengontrol perdarahan
- Untuk mengontrol produksi jaringan granulasi yang berlebihan

Karena itu dressing dapat mempercepat pemulihan dan memberikan kenyamanan

pasca operasi.

Dressing periodontal yang ideal harus memenuhi syarat sebagai berikut 4:


- Harus bersifat tidak mengiritasi dan tidak merangsang terjadinya reaksi

alergi
- Harus dapat dipasang cekat pada gigi-geligi dan jaringan dan dapat

mengalir diantara gigi-geligi sehingga merasa cukup kuat. Waktu

pengerasan yang lambat memungkinkan dressing dimanipulasi dengan

mudah.
- Dapat mencegah akumulasi sisa-sisa makanan dan saliva
- Mempunyai sifat antibakteri sehingga dapat mencegah pertumbuhan

bakteri
- Harus cukup keras sehingga tidak mudah bergeser
- Rasanya tidak mengganggu
Dressing harus dipasang dengan hati-hati sehingga dapat menutupiu daerah luka

dan mengisi seluruh ruang interdeltal. Dressing harus di muscle trimming dengan

cara menggerakkan bibir, pipi, lidah dan semua kelebihan dressing pada

permukaan oklusal harus dibersihkan.


Perawatan pasca operasi
Pasien perlu diberi informasi yang lengkap tentang cara-cara perawatan pasca

operasi. Nasehat berikut harus diberikan secara tertulis 4:


1. Hindari makan atau minum selama satu jam
2. Jangan minum-minuman panas atau alcohol selama 24 jam. Jangan

berkumur-kumur selama1 hari pasca operasi.


3. Jangan makan-makanan keras, kasar atau lengket dan kunyahlah makanan

dengan sisi yang tidak di operasi


4. Minumlah analgesik bila anda merasa sakit setelah efek anestesi hilang.

Aspirin merupakan kontra indikasi selama 24 jam.


5. Gunakan larutan salin hangat setelah 1 hari. Gunakan larutan

chlorhexidine di pagi hari dan malam hari bila anda tidak dapat melakukan

pengontrolan plak secara mekanis. Larutan ini dapat langsung digunakan

pada hari pertama setelah operasi asalkan tidak dikumurkan terlalu kuat

didalam mulut. Teh, kopi, dan rokok harus dihindari bila anda

menggunakan larutan kumur chlorhexidine untuk mengurangi stain


6. Bila terjadi perdarahan, tekanlah dressing selama 15 menit dengan

menggunakan saputangan bersih yang sudah dipanaskan: jangan

berkumur: hubungi dokter anda bila perdarahan tidak berhenti juga.


7. Sikat bagian mulut yang tidak di operasi saja
8. Bila tahap pasca operasi tidak menimbulkan gangguan namun sakit dan

bengkak timbul 2-3 hari kemudian, segeralah hubungi dokter anda

Antibiotik pasca operasi sebaiknya hanya digunakan untuk kasus tertentu

saja misalnya untuk penderita diabetes dan penderita cacat. Dressing biasanya

dibuka setelah 1 minggu. Setelah semua kotoran telah dibersihkan dan luka

diirigasi dengan air hangat. Bila luka masih belum terepitelisasi dengan baik dan

masih rentan, pasanglah dressing yang baru selama 1 minggu kemudian 4.

Setelah dressing dibuka, dapat diberikan instruksi perawatan selanjutnya.

Larutan kumur chlorhexidine dapat tetap digunakan setiap pagi dan malam hari

selama 1 minggu, pemakaian yang berkepanjangan dapat menimbulkan stain yang

sulit dibersihkan. Pasien harus diberi dorongan untuk segera menyikat giginya

dengan sikat lembut dan air hangat. Pada tahap ini dapat digunakan teknik roll dan

Charter. Teknik bass dan pembersih interdental sebaiknya baru digunakan setelah

1 minggu kemudian. Pasien dapat diinstruksikan untk menghindari makanan

dingin dan keras 4.

Setelah 2 minggu, luka dapat diperiksa dan gigi dibersihkan. Kebersihan

mulut penderita harus diperiksa ulang sampai semuanya memuaskan dan

pemulihan sempurna, baru kemudian di jadwalkan pengontrolan ulang dengan

interval 3-6 bulan kemudian 4.

Kontrol Pasca Operasi

Pemeriksaan Subyektif
Anamnesa : Pasien merasakan ngilu pada daerah sekitar yang dilakukan

gingivektomi. Obat yang diresepkan diminum pasien sesuai dengan

anjuran.

Pemeriksaan Obyektif

Ekstra Oral : Normal

Intra Oral : Periodontal pack yang menempel di gigi 33 sampai dengan 43

dilepas. Regio 31, 32 dan 33 masih mengalami inflamasi.

Pasien diresepkan obat kumur Povidon Iodin. Evaluasi terhadap pasien

selama satu hari untuk mengamati kondisi ginggiva pasien. Apabila pasien

merasakan ngilu maka akan dilakukan pemasangan ulang periodontal pack, tetapi

bila pasien tidak merasakan ngilu lagi maka perawatan pasien akan dievaluasi

hingga daerah yang mengalami inflamasi hilang dan perawatan dinyatakan

selesai.

Periodontal pack akan dilepas


Pelepasan periodontal pack

Irigasi daerah bekas gingivektomi dengan aquades steril


Pembersihan debris pada gigi

Pemberian antiseptik pada daerah bekas gingivektomi

Gingiva pasca gingivekomi


Pemulihan setelah gingivektomi

Luka jaringan ikat tertutup buka darah. Daerah dibaliknya akan mengalami

fase inflamasi akut yang singkat, diikuti dengan demolisi dan organisasi. Sel-sel

epitel bermigrasi dari tepi luka dalam waktu 7-14 hari dan terkeratinisasi setelah

2-3 minggu. Pembentukan perlekatan epitel yang baru berlangsung selama 4

minggu. Kebersihan mulut yang baik sangat diperlukan selama periode pemulihan

ini 4.

Keterbatasan dan kekurangan gingivektomi 4:

1. Prosedur gingivektomi menimbulkan luka terbuka dan pulih melalui fase

sekunder
2. Jaringan yang terbuang sebenarnya dapat digunakan untuk menutup luka

dan pemulihan jaringan melalui proses primer


3. Cacat tulang alveolar tidak terlihat dan kerena itu tidak dapat diperbaiki

sepenuhnya
4. Daerah perlekatan gingival dapat hilang
5. Mehkota klinis penunjang dan pada bagian depan mulut menimbulkan

estetik yang buruk dan kurang dapat diterima pasien. Pasien perlu

diberitahu sebelum operasi bahwa gigi geligi setelah operasi akan terlihat

lebih panjang.
6. Akar yang terbuka sangat sensitif. Beberapa sensitif terhadap dingin dan

manis segera setelah gingivektomi sangat sering terjadi, namun gejala ini

biasanya sementara. Bila menetap, digunakan agen disensitisasi.

Selain keterbatasan di atas teknik gingivektomi tetap mempunyai manfaat

tersendiri untuk perawatan periodontal. Teknik ini sangat mudah dilakukan

dan memberikan hasil yang memuaskan pada sebagian besar kasus.


2.6 Kekambuhan Hiperplasia Gingiva

Kekambuhan sering terjadi setelah dilakukan gingivektomi. Banyak faktor

yang mempengaruhi seperti iritasi lokal, faktor sistemik, dan faktor herediter 5.

Kekambuhan setelah dilakukan gingivektomi biasanya disebabkan karena

belum semua iritant dihilangkan. Faktor faktor lokal yang mempengaruhi seperti

impaksi makanan, dan tumpatan yang overhanging. Manifestasi klinis hiperplasi

gingival yang rekuren yaitu :gingival berwarna merah, beadlike, granulomatous

masses that bleed on slight 5.

Provocation. Kondisi ini dikoreksi dengan mengeksisi jaringan granulasi

dan melakukan scalling root planning. Faktor keluarga, herediter, dan idiopatik,

dapat mengalami kekambuhan setelah dilakukan gingivektomi, walaupun semua

lokal iritan telah dihilangkan 5.

BAB III
KESIMPULAN

Hiperplasi gingiva adalah suatu pertumbuhan berlebih dari gingiva

(jaringan gusi) yang ditandai dengan gusi yang membesar, terinflamasi, dan

mengalami perdarahan.

Gingivektomi adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengeksisi

gingival dengan cara menghilangkan dinding poket, sehingga memungkinkan

terbentuknya akses untuk menghilangkan kalkulus dan menghasilkan saluran akar

yang halus
Kekambuhan setelah dilakukan gingivektomi biasanya disebabkan karena

belum semua irritant dihilangkan. Faktor faktor lokal yang mempengaruhi

seperti impaksi makanan, dan tumpatan yang overhanging.

DAFTAR PUSTAKA

1. Affandi, Hiperrplasia Gingiva pada Pasien Leukimia. Fakultas Kedokteran


Gigi Universitas Sumatera Utara. Medan. Indonesia. 2011.

2. Shorvon S. Handbook of Epilepsy Treatment. Blackwell Science, 2000:


25-36

3. Pedoman Tata Laksana Epilepsi. Kelompok studi epilepsi Perhimpunan


Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) 2003.

4. J.D. Manson, B.M. Eley. Buku Ajar Periodonti. Edisi 2. Jakarta:


Hipokrates. 2012.

5. Newman, Michael G., Henry H. Takei, Fermin A. Carranza. Carranzas


Clinical Periodontology 9th Ed. WB Saunders: Philadelphia, 2002.)

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah Skenario 4-Cover
    Makalah Skenario 4-Cover
    Dokumen4 halaman
    Makalah Skenario 4-Cover
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Universal Precaution
    Universal Precaution
    Dokumen5 halaman
    Universal Precaution
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Prak 1
    Prak 1
    Dokumen17 halaman
    Prak 1
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • LAMPIRAN
    LAMPIRAN
    Dokumen11 halaman
    LAMPIRAN
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Ghgujh
    Ghgujh
    Dokumen10 halaman
    Ghgujh
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • HJHJK
    HJHJK
    Dokumen3 halaman
    HJHJK
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Materi KWN
    Materi KWN
    Dokumen8 halaman
    Materi KWN
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • KEWARGANEGARAAN
    KEWARGANEGARAAN
    Dokumen3 halaman
    KEWARGANEGARAAN
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Prak 1
    Prak 1
    Dokumen17 halaman
    Prak 1
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Format Kosong
    Format Kosong
    Dokumen2 halaman
    Format Kosong
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Swrfsjhs
    Swrfsjhs
    Dokumen6 halaman
    Swrfsjhs
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen3 halaman
    Latar Belakang
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Isi Makalah Agama
    Isi Makalah Agama
    Dokumen28 halaman
    Isi Makalah Agama
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Rekap
    Rekap
    Dokumen3 halaman
    Rekap
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Rekap
    Rekap
    Dokumen3 halaman
    Rekap
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Makala H
    Makala H
    Dokumen7 halaman
    Makala H
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • KWN
    KWN
    Dokumen1 halaman
    KWN
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • JUDUL
    JUDUL
    Dokumen1 halaman
    JUDUL
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Jawaban UTS
    Jawaban UTS
    Dokumen2 halaman
    Jawaban UTS
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Kebudayaan Islam
    Kebudayaan Islam
    Dokumen12 halaman
    Kebudayaan Islam
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Bahan Perkuliahan Isbd
    Bahan Perkuliahan Isbd
    Dokumen6 halaman
    Bahan Perkuliahan Isbd
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Teknologi Pengolahan Air Gambut Tepat Guna
    Teknologi Pengolahan Air Gambut Tepat Guna
    Dokumen3 halaman
    Teknologi Pengolahan Air Gambut Tepat Guna
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Laporan Agama
    Laporan Agama
    Dokumen5 halaman
    Laporan Agama
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Cover Makalah Skenario 6
    Cover Makalah Skenario 6
    Dokumen1 halaman
    Cover Makalah Skenario 6
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 1
    Kelompok 1
    Dokumen16 halaman
    Kelompok 1
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • HGJHSJKD
    HGJHSJKD
    Dokumen9 halaman
    HGJHSJKD
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • KADAR THIAMIN
    KADAR THIAMIN
    Dokumen17 halaman
    KADAR THIAMIN
    Soraya Fatimah
    100% (1)
  • Bab I Temulawak
    Bab I Temulawak
    Dokumen2 halaman
    Bab I Temulawak
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Teknologi Pengolahan Air Gambut Tepat Guna
    Teknologi Pengolahan Air Gambut Tepat Guna
    Dokumen3 halaman
    Teknologi Pengolahan Air Gambut Tepat Guna
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Stres
    Stres
    Dokumen4 halaman
    Stres
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat