Anda di halaman 1dari 11

A.

Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kesuburan tanah merupakan mutu suatu tanah atau lahan melainkan bukan
bukan sifat tanah maka kesuburan tanah tidak dapat diukur atau diamati
melainkan hanya dapat ditaksir. Faktor-faktor yang menentukan kesuburan tanah
meliputi kondisi tanah, unsur hara dalam tanah dan organisme dalam tanah.
Kesuburan tanah saling berkaitan dengan unsur biologi, fisika dan kimia karena
ketiga unsur tersebut sangat menentukan tingkat kesuburan lahan pertanian.
Kesuburan tanah dibagi menjadi dua yaitu kesuburan tabah aktual dan
kesuburan tanah potensial. Kesuburan tanah aktual adalah kseburan tanah yang
hakiki. Kesuburan tanah potensial adalah kesuburan tanah maksimum yang dapat
dicapai dengan intervensi teknologi yang mengoptimalkan semua faktor.
Tanah merupakan akumulasi tubuh alam bebas yang menduduki sebagian
besar permukaan bumi yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat
sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan
induk daam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu. Tanah memiliki
peranan penting karena tanah merupakan tubuh atau tempat tanaman hidup,
sebagai sumber hara tanaman dan penyedia air dan udara serta tempat tegaknya
tanaman. tanah mempunyai ciri khas dan sifat yang berbeda-beda antara lain tanah
disuatu tempat dengan tempat yang lain.
Tanah yang umum digunakan sebagai lahan usaha pertanian sebagian besar
merupakan tanah mineral. Tanah mineral yang optimum digunakan sebagai lahan
pertanian adalah tanah yang mempunyai susunan sebagai berikut kandungan
bahan mineral 45%, kandungan bahan organik 5%, kandungan air 25% dan
kandungan udara 25%. Sifat tanah meliputi sifat fisika dan sifat kimia yaitu kadar
lengas tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, kemantapan agregat,
ph meter, bahan organik, pertukaran kation, kejenuhan basa serta H + dan Al+ dapat
ditukar.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum kesuburan tanah dan pemupukan sebagai berikut:
a. Mahasiswa bisa melakukan analisis beberapa sifat kimia tanah.
b. Mahasiswa mampu melihat pengaruh dari tindakan pemupukan atau
pengeolaan terhadap pertumbuhan atau hasil tanaman.

B. Metodologi
1. Praktikum Lapang
Cara kerja yang dilaksanakan di lapangan adalah mengolah tanah yang akan
ditanah serta menggemburkan tanah dan membersihkan tanah dari sisa-sisa
tanaman pengganggu. Membuat petak dengan ukuran 2 x 3 meter dan menanam
tanaman jahe sebanyak 50 buah dengan jarak tanam 40 x 30 cm. Pemupukan
setiap kelompok memiliki perlakuan berbeda-beda. Berdasarkan praktikum
kelompok kami mendapat perlakuan pemberian pupuk SP36 dan KCL dan
pemupukan SP36 diberikan seminggu setelah tanam dan KCL diberikan sebulan
setelah tanam. Pengamatan pada tanaman jahe dilakukan setiap minggu dengan
melihat tanaman jahe yang tumbuh dan menghitung tinggi tanaman serta
melakukan perawatan seperti mencabuti gulma dan menyiram tanaman. Langkah
terakhir melakukan pemanenan hasil dan pengambilan sampel tanah yang akan
diuji di laboratorium.
2. Praktikum Laboratorium
a. Kadar Lengas Tanah
Cara kerja pada analisis kadar lengas tanah pertama menimbang botol
timbang kosong dan tutup sebagai nilai a, menimbang botol yang telah diisi 5
gr Ctka sebagai nilai b. Langkah selanjutnya mengoven botol yang diisi 5 gr
Ctka selama 4 jam dengan suhu 105oC. Mendinginkan di eksikator hingga
dingin dan menimbang botol sebagai nilai c.
b. N Total Tanah
Cara kerja pada analisis N total tanah pertama memasukkan 0,5 gr Ctka,
H2SO4 3 ml dan CuSO4 + K2SO4 dalam tabung reaksi. Langkah selanjutnya
mendestruksi sampai berwarna putih susu dan mendinginkan serta
menambahkan aquades sebanyak 50 ml. Selanjutnya menambahkan NaOH
sebanyak 10 ml dan 2 butir Zn agar tidak meledak dan melakukan destilasi
dengan menambahkan H3BO3 10 ml hingga 40 ml. Langkah terakhir menitrasi
dengan HCl sebanyak 0,1 N hingga berubah warna dari biru hingga kuning.
c. P Tersedia Tanah
Cara kerja pada analisis P tersedia tanah pertama memasukkan 1 gr Ctka
dalam flakon dan menambahkan larutan bray sebanyak 7 ml serta mengojok
hingga 5 menit. Langkah selanjutnya menyaring dengan kertas saring hingga 2
ml. Selanjutnya memindahkan larutan ke flakon lain dan di beri aquadest
sebanyak 5 ml dan amonium molybdat sebanyak 2 ml serta 1 ml SnCl 2dan
digojok dan langkah terakhir menembak dengan spektrofotometer.
d. Bahan Organik
Cara kerja pada analisis bahan organik pertama memasukkan 0,25 gr
Ctka, K2Cr2O7 sebanyak 2,5 ml dan H2SO4 sebanyak 3,75 ml kedalam tabung
elenmeyer dan digojok hingga berwarna jingga. Larutan setelah berwarna
jingga ditambahkan aquadest hingga tanda tera. Langkah selanjutnya
memindahkan larutan ke flakon dan di tembak dengan spektrofotometer.
e. K Tersedia tanah
Cara kerja pada analisis K tersedia tanah pertama memasukkan 2 gr Ctka
ke botol dengan menambahkan amonium acetat sebanyak 20 ml dan digojok
hingga 30 menit. Saring larutan dengan kertas saring dan mengambil sebanyak
2 ml. Menambahkan aquadest sebanyak 18 ml dan LiCl2 sebanyak 2 ml
kedalam larutan dan langkah terakhir menembak dengan flamefotometer.
f. pH Tanah
Cara kerja pada analisis pH tanah pertama mengambil 5 gr Ctka dalam
flakon serta menambahkan aquadest sebanyak 12,5 ml dan digojok selama 30
menit. Langkah terakhir mengukur dengan pH meter. Langkah penggunaan pH
meter pertama menetralkan pH meter hingga anggka stabil dan ready.
Langkah selanjutnya mencelupkan pH meter pada larutan tanah yang akan
dianalisis dan menunggu hingga angka tidak berubah-ubah sehingga dapat
menetapkan pH yang terkandung dalam tanah.
C. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Tinggi Tanaman Jahe (Zingiber officinale) Perlakuan SP36 dan KCL
Tinggi Sampel Tanaman
tanaman
/ minggu 1 2 3 4 5 6
(cm)
1 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0
7 32 15 25 12 4 1
8 37 18 27 17 7 3
Sumber : Logbook

Grafik 1.1 Tinggi Tanaman Jahe (Zingiber officinale) Perlakuan SP36 dan KCL
40

35

30 Minggu 1
Minggu 2
25
Minggu 3
20 Minggu 4
Minggu 5
15
Minggu 6
10 Minggu 7
Minggu 8
5

0
1 2 3 4 5 6

Tabel 1.2 Data Rekapan Kelompok 1F 4F


Ke Kadar N P
K Tersedia pH
l lengas Tersedia Tersedia Bahan Organik
tanah tanah
tanah tanah tanah
1 F 12,28% 0,72% 0,00026 0,0000037848 0,0004449438 7,21
2 F 16,5% 1,2% 0,179883 3,97006 x10-6 -5,77345 x 10-6 7,25
3 F 17,27% 0,85% 0,128028 2,73782 x 10-6 -6,88082 x 10-6 7,03
4 F 20,6% 1,4% 0,69123 1,113346 x 10-6 -8,37756 x 10-6 6,86
Sumber : Data Rekapan

D. Pembahasan
Praktikum kesuburan tanah dan pemupukan dilakukan setiap minggu sekali di
Jumantono. Praktikum dilakukan 2 kali yaitu dilapang dan di laboratorium. Praktikum
di lapang melakukan pengamatan tanaman jahe yang akan di jadikan sampel untuk
dianalisis di laboratorium. Pengambilan sampel jahe yang akan dianalisis di
laboratorium harus memenuhi syarat antara lain pengambilan sampel dihindari untuk
tanaman yang berada dipinggir dan pengambilan harus pada tanaman yang telah
sempurna. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran dengan 6 sampel tinggi
tanaman jahe dengan perlakuan pemberian pupuk SP36 dan KCL tumbuh pada
minggu ke 7 dengan rata-rata 15 cm dan minggu ke 8 dengan rata-rata 18,16 cm.
1. Kadar Lengas
Lengas tanah adalah air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh
berbagai kakas (matrik, osmosis dan kapiler) hal ini dikemukakan oleh
Notohardiprabowo (2007). Kadar lengas tanah adalah kandungan air yang
terdapat dalam pori tanah. Menurut Handayani (2009) kadar lengas
dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan istilah air dalam tanah yaitu lengas
tanah (soil moisture) adalah air dalam bentuk campuran gas (uap air) dan cairan,
air tanah (soil water) yaitu air dalam bentuk cair dalam tanah sampai lapisan
kedap air dan air tanah dalam (ground water) yaitu lapisan air tanah kontinu yang
berada di tanah bagian dalam. Satuan untuk menyatakan kadar lengas tanah dapat
berupa persen berat atau persen volume.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data didapatkan bahwa kadar
lengas lahan penanaman jahe dengan perlakuan pemberian pupuk SP36 dan KCL
di Jumantono sebesar 17,27% . Kadar lengas tanah dapat diketahui bahwa berat a
yaitu 53,864 gr, berat b sebesar 63,803 gr dan berat c sebesar 62,339 gr. Kadar
lengas perlu ditetapkan untuk mengoreksi berat tanah sebenarnya yang digunakan
untuk analisis. Berdasarkan pengamatan kadar lengas yang diperoleh termasuk
besar jika dibanding dengan perolehan kelompok yang lain. Kadar lengas yang
terendah berdasarkan pengamatan yaitu sebesar 12,28% diperoleh kelompok 1F
karena pada saat penanaman kelompok 1F tidak diberi perlakuan penggunaan
pupuk sedangkan tertinggi diperoleh kelompok 4F sebesar 20,6% karena di beri
perlakuan pemberian pupuk.
Besar kecilnya kadar lengas dipengaruhi beberapa faktor yaitu sifat tanah,
faktor tumbuh dan iklim hal ini dinyatakan oleh Hanafiah (2009). Faktor lain
yang mempengaruhi kadar lengas yaitu tanah lahan di Jumantono yang
merupakan tanah alfisol dimana memiliki ciri drainase yang kurang baik sehingga
menyebabkan kapasitas tanah untuk meyerap air sedikit sehingga tanah kurang
subur. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi banyaknya curah hujan atau
irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotraspirasi, tingginya muka
air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimia atau kandungan garam-
garam dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah.

2. N Total Tanah
Menurut Hanafiah (2009) nitrogen merupakan unsur hara makro esensial
menyusun sekitar 15% bobot tanaman dan berfungsi dalam pembentukan protein.
Sumber N berasal dari atmosfer tanah sebagai sekunder. Hilangnya N dari tanah
disebabkan karena digunakan oleh tanaman atau mikroorganisme. Menurut
Mukhlis (2008) manfaat nitrogen untuk mamacu pertumbuhan tanaman pada fase
vegetatif serta berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak enzim
dan persenyawaan lain.
N total tanah dilakukan dengan mendestruksi larutan terlebih dahulu di
destilasi dan terakhir di titrasi. Larutan H2SO4 pekat digunakan untuk
mendestruksi untuk mengetahui N total tanah hal tersebut dilakukan dengan
menambahkan serbuk K2SO4 dan CuSO4 1 sendok kecil. Akhir mendestruksi
larutan dengan menunggu hingga asap hilang dan larutan menjadi putih susu.
Langkah selanjutnya memberi 10 ml NaOH dan butir Zn agar tidak meledak serta
mendestilasi sampai 40 ml selanjutnya mentitrasi dengan HCl 0,1 N hingga
berubah warna dari biru ke kuning.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh nilai A sebesar 0,65 ml, berat
tanah 500 mg, HCL 0,1 dan kadar lengas 17,27%. N total tanah yang dihasilkan
berdasarkan analisis data sebesar 0,85%. Berdasarkan pengamatan hasil N total
tanah tertinggi diperoleh kelompok 4F sebesar 1,4% jika dibandingkan kelompok
lain. Hal ini dikarenakan pada tanah dijumantono bersifat tanah alfisol sehingga
pengharkatannya sangat tinggi. Nilai N yang lebih tinggi disebabkan kandungan
N pada pupuk lebih lambat terkena faktor-faktor yang menyebabkan kehilangan
N dari tanah seperti karena tercuci dan pemindahan oleh tanaman dan N pada
pupuk memiliki sifat slow release hal ini dinyatakan oleh Suryono et al (2010).
3. P Tersedia Tanah
Fasfor (P) merupakan unsur hara makro yang termasuk unsur sangat
diperlukan dalam jumlah besar oleh tanaman. Menurut Rosmarkan dan Yuwono
(2009) P tersedia dalam tanah yang berada dalam tanah berbentuk H 2PO4- dan
HPO42-.. Bentuk P organik umumnya ditemukan dalam bentuk inositol fosfat
terutama hexafosfat (60% dari total P organik). Bentuk- bentuk lain seperti
fosfolipid, asam nukleat dan protein fosfat dalam tanah hanya berkisar 2 % dari
total P organik hal ini dikemukakan oleh Sutanto (2008).
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa kandungan fosfor sebesar
0,128028 hal ini dikarenakan perbandingan kedua anion sangat dipengaruhi oleh
pH tanah. Berdasarkan hasil perolehan P tersedia tanah nilai tertinggi di peroleh
kolompok 4F yaitu sebesar 0,69123 dan terendah kelompok 1F sebesar 0,00026.
Menurut Any (2014) fosfor (P) dalam tanah terdiri dari P-anorganik yang berasal
dari bahan organik mineral yang mengandung P (apatit). Unsur P dalam tanah
tidak bergerak (immobile), P terikat oleh klei, bahan organik serta oksida Fe dan
Al pada tanah yang pH-nya rendah.
4. Bahan Organik
Menurut Utami dan Handayani (2010) bahan organik dalam tanah adalah
sisa-sisa tanaman dan hewan di dalam tanah yang mengalami pelapukan dan
terdiri dari organisme yang masih hidup atau yang sudah mati. Bahan organik
berfungsi memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah. Tanah yang memiliki
bahan organik yang tinggi mempunyai kapasitas peyangga yang rendah apabila
basah. Sifat tanah yang dipengaruhi bahan organik antara lain granulasi tanah,
kemampuan dalam menyimpan air dan mengikat hara sekaligus sebagai sumber
hara untuk tanaman.
Menurut Djuanda et al (2011) faktor faktor yang mempengaruhi bahan
organik adalah tipe vegetasi yang ada di daerah tersebut, populasi mikroba tanah,
keadaan drainase tanah, curah hujan, suhu, dan pengelolaan tanah. Komposisi
atau susunan jaringan tumbuhan akan jauh berbeda dengan jaringan
binatang. Jaringan tumbuhan sebagian besar tersusun dari air yang beragam dari
60-90% dan rata-rata sekitar 75%. Bagian padatan sekitar 25% dari hidrat arang
60%, protein 10%, lignin 10-30% dan lemak 1-8%.
Berdasarkan praktikum pengujian bahan organik dilakukan dengan cara
mengambil 0,25 gr Ctka dan menambah dengan K2Cr2O7 2,5 ml untuk
memutuskan ikatan CO pada bahan organik dan manambahkan H2SO4 3,75 ml
untuk memberikan asam menjadi jingga yang menunjukkan masih terdapat sisa
oksidator. Langkah selanjutnya mengojok serta menambahkan aquadest dan
langkah terakhit menembak dengan spertrofotometer. Kadar C organik yang
dihasilkan sebesar 2,73782 x 10-6 dan nilai Y diperoleh sebesar 0,0002265 jika
dibanding dengan kelompok lain kadar c organik yang tertinggi diperoleh
kelompok 2F sebesar 3,97006 x 10-6. Menurut Sutanto (2008) tanah yang sehat
memiliki kandungan bahan organik tinggi sekitar 5% .
5. K Tersedia Tanah
Kalium (K) dalam tanah bersumber pada pupuk buatan, pupuk kandang,
sisa tanaman dan mineral K dalam tanah (Orthoclas, Mika, Muskovit dan Biotite).
K diserap tanaman lebih besar daripada P, Ca dan Mg, tetapi lebih rendah jika
dibandingkan dengan N. K di dalam tanah bersifat mobile sehingga mudah hilang
melalui proses pencucian tau terbawa arus pergerakan air. Unsur K dibutuhkan
oleh tanaman dalam jumlah yang besar, yakni terbesar kedua setelah hara N.
Menurut Altieri (2010) Faktor-faktor tersebut antara lain suhu,
kelembaban tanah, kandungan bahan organik, mikrobia pengikat unsur tersebut
dari udara, pupuk kandang maupun pupuk buatan, hasil fiksasi dan limbah
industri. Keberadaan unsur K dipengaruhi oleh banyak hal yang membuat unsur
tersebut sedikit atau bahkan menjadi tidak tersedia untuk tanaman, misalnya
karna pencucian atau pelindian dan terikat oleh unsur lain yang menyebabkan
tanah masam tau tidak dapat diserap oleh akar tanaman. Fungsi utama K adalah
mengaktifkan enzim-enzim dan menjaga air sel.
Kalium tanah terbentuk dari pelapukan batuan dan mineral-mineral yang
mengandung kalium yang melalui proses dekomposisi bahan tanaman dan jasad
renik maka kalium akan larut dan kembali ke tanah. Kalium dalam tanah
ditemukan dalam mineral-mineral yang terlapuk dan melepaskan ion-ion
kalium. Ion-ion adsorpsi pada kation tertukar dan cepat tersedia untuk diserap
tanaman. Tanah-tanah organik mengandung sedikit Kalium.
Menurut Hakim (2009) amonium sulfat suatu zat yang dipergunakan
dalam mencari kadar K tersedia dalam tanah serta lebih tepat digunakan dalam
proses perkolasi. K tersedia dalam tanah dapat dilakukan dengan larutan
amonium dan menambah LiCl2 sesuai dengan petunjuk yang telah dijelaskan.
Langkah selanjutnya larutan ditembak dengan menggunakan flamefotometer.
Menurut Minardi (2012) ketersediaan K dalam tanah dipengaruhi beberapa faktor
yaitu suhu, kelembapan tanah, kandungan bahan organik, mikroba pengikat unsur
dari udara, pupuk kandang dan pupuk buatan. Berdasarkan hasil pengamatan
kandungan K dalam tanah sebesar -6,88082 x 10-6 dan nilai Y sebesar -0,00235.
Berdasarkan hasil perolehan nilai tertinggi diperoleh kelompok 1F sebesar
0,0004449438 dan terendah diperoleh kelompok 4F sebesar -8,37756 x 10-6.

6. pH Tanah
Menurut Dewanto (2013) pH tanah merupakan tingkat keasaman atau
kebasaan suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala pH antara 0
hingga 14. PH larutan tanah sangat penting karena larutan tanah mengandung
unsur hara seperti Nitrogen (N), Potassium/kalium (K), dan Pospor (P) dimana
tanaman membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan
bertahan terhadap penyakit. Tanah yang asam tanaman mempunyai kemungkinan
yang besar untuk teracuni logam berat yang pada akhirnya dapat mati karena
keracunan tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis diperoleh ph tanah sebesar
7,03 jika dibanding dengan kelompok lain perolehan nilai ph tanah tertinggi
diperoleh kelompok 2F sebesar 7,25 sedangkan terendah kelompok 4F sebesar
6,86. Menurut Hairiah (2009) tanah yang bersifat asam karena berkurangnya
kation kalsium, magnesium, kalium dan natrium. PH tanah yang rendah
memungkinkan terjadinya hambatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme yang
bermanfaat bagi proses mineralisasi unsur hara seperti hara seperti N dan P dan
mikroorganisme yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman.
Nilai pH akan mempengaruhi kelarutan atau ketersediaan unsur hara.
Nilai pH saat netral kelrutan unsur hara makro seperti P dan K tinggi sedangkan
kelarutan unsur hara mikro seperti Al dan Fe rendah. Penentuan pH tanah dapat
dikerjakan secara elektrometrik dengan ph meter dan kalorimetrik dengan kertas
pH hal ini dinyatakan oleh Hidayanto et al (2010)
E. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kesuburan tanah dan pemupukan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a. Lengas tanah adalah air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai
kakas (matrik, osmosis dan kapiler). Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis
data didapatkan bahwa kadar lengas lahan penanaman jahe dengan perlakuan
pemberian pupuk SP36 dan KCL di Jumantono sebesar 17,27% . Kadar lengas
tanah dapat diketahui bahwa berat a yaitu 53,864 gr, berat b sebesar 63,803 gr dan
berat c sebesar 62,339 gr.
b. Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial menyusun sekitar 15% bobot
tanaman dan berfungsi dalam pembentukan protein. Berdasarkan hasil
pengamatan diperoleh nilai A sebesar 0,65 ml, berat tanah 500 mg, HCL 0,1 dan
kadar lengas 17,27%. N total tanah yang dihasilkan berdasarkan analisis data
sebesar 0,85%.
c. Fasfor (P) merupakan unsur hara makro yang termasuk unsur sangat diperlukan
dalam jumlah besar oleh tanaman.Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa
kandungan fosfor sebesar 0,128028 hal ini dikarenakan perbandingan kedua anion
sangat dipengaruhi oleh pH tanah.
d. Bahan organik dalam tanah adalah sisa-sisa tanaman dan hewan di dalam tanah
yang mengalami pelapukan dan terdiri dari organisme yang masih hidup atau yang
sudah mati. Kadar C organik yang dihasilkan sebesar 2,73782 x 10 -6 dan nilai Y
diperoleh sebesar 0,0002265.
e. Kalium tanah terbentuk dari pelapukan batuan dan mineral-mineral yang
mengandung kalium yang melalui proses dekomposisi bahan tanaman dan jasad
renik maka kalium akan larut dan kembali ke tanah. Berdasarkan hasil
pengamatan kandungan K dalam tanah sebesar -6,88082 x 10 -6 dan nilai Y sebesar
-0,00235.
f. PH tanah merupakan tingkat keasaman atau kebasaan suatu benda yang diukur
dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Berdasarkan hasil pengamatan
dan analisis diperoleh ph tanah sebesar 7,03.

DAFTAR PUSTAKA

Altieri S M. 2010. Kandungan c-organik dan n-total pada seresah dan tanah pada 3 tipe
fisiognomi (studi kasus di Wanagama I, Gunung Kidul DIY). J Ilmu Tanah dan
Lingkungan 9(1): 49-57.
Any K. 2014. Dinamika p tersedia, ph, c-organik dan serapan p nilam (Pogostemon cablin
Benth.) pada berbagai aras bahan organik dan fosfat di ultisols. J Penelitian
Pertanian Terapan 14(3): 145-151.
Dewanto F G. 2013. Pengaruh Pemupukan Anorganik dan Organik terhadap Produksi
Tanaman Jagung sebagai Sumber Pakan. J Zootek Vol. 32 (5).
Djuanda J S, M Assaad dan Warsana. 2011. Kajian laju infiltrasi dan beberapa sifat fisik
tanah pada tiga jenis tanaman pagar dalam sistem budidaya lorong. J Ilmu
Tanah dan Lingkungan 4: 25-31.
Hairiah. 2009. Pengelolaan tanah masam secara biologi. Bogor: ICRAF.
Hakim N. 2009. Pengolahan kesuburan tanah ultisol masam dengan teknologi pengapuran
terpadu. Padang : Andalas University Press.
Hanafiah K A. 2009. Dasar-dasar ilmu tanah. Jakarta: Rajawali.
Handayani .2009. Kajian Struktur Tanah Lapis Olah : I. Agihan Ukuran dan Dispersitas
Agregat. J Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 3 (1).
Hidayanto M, W A Heru dan F. Yossita. 2010. Analisis tanah tambak sebagai indikator
tingkat kesuburan tambak. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian 7: 180-186.
Minardi S 2012. Kajian Komposisi Pupuk NPK terhadap Hasil Beberapa Varietas Tanaman
Buncis Tegak di Tanah Alfisols. J Sains Tanah Vol. 2 (1).
Mukhlis. 2008. Analisis tanah dan tanaman. Medan: Universitas Sumatera Utara Press.
Notohardiprabowo T. 2007. Pendayagunaan pengelolaan tanah untuk proteks lingkungan. J
Ilmiah STTL 4: 11-26
Rosmarkam A, Yuwono N W. 2009. Imu kesuburan tanah. Yogyakarta : Erlangga
Suryono M, Ari F, Hadi K, Abdul H. 2010. Peningkatan efisiensi pupuk nitrogen pada padi
sawah dengan metode bagan warna daun. J Litbang Pertanian 22(2): 115-120.
Sutanto R. 2008. Dasar-dasar ilmu tanah: konsep dan kenyataan. Yogyakarta: Kanisius.
Utami S N dan Handayani S. 2010. Sifat Kimia Entisol pada Sistem Pertanian Organik. J
Ilmu Pertanian Vol. 10 No. 2, 2003 : 63-69

Anda mungkin juga menyukai