Anda di halaman 1dari 5

II.

PENEMPELAN MATA TUNAS (OKULASI)


A. Hasil Pengamatan
Tabel. 2.1 Pengamatan Okulasi pada Tanaman Mangga (Mangifera indica)

Variabel Pengamatan
Perlakuan Ulangan Minggu Keberhasilan Lama Muncul
Tunas
1 Belum berhasil -
2 Belum berhasil -
1
3 Gagal -
Bawang 4 Gagal -
Merah 1 Belum berhasil -
2 Belum berhasil -
2
3 Berhasil 2 minggu
4 Berhasil 2 minggu
Sumber : Hasil Pengamatan

B. Pembahasan
Praktikum kali ini menggunakan teknik perbanyakan vegetatif
dengan penempelan mata tunas (okulasi). Menurut Simanjuntak (2010)
okulasi merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif
dengan menempel mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman lain
yang dapat bergabung (kompatibel) yang bertujuan mengabungkan sifat-
sifat yang baik dari setiap komponen sehingga di peroleh pertumbuhan dan
produksi yang baik. Tanaman yang digunakan sebagai bahan untuk okulasi
berbeda-beda setiap kelompok. Berdasarkan praktikum tanaman yang
okulasi pada kelompok 8 yaitu tanaman mangga.
Syarat yang harus diperhatikan dalam melakukan okulasi yaitu
batang bawah memiliki pertumbuhan yang subur dan normal dan batang
atas memiliki kualitas buah yang baik serta tahan terhadap hama atau
penyakit hal tersebut dinyatakan Rahmat (2007). Berdasarkan praktikum
syarat okulasi dalam pemilihan cabang batang tidak terlalu tua dan tidak
terlalu muda yang warna kulitnya coklat muda kehijauan atau abu-abu
muda. Cabang yang digunakan juga tidak berdaun serta dalam menguliti
cabang kambium akan tampak berair menandakan kambium aktif sehingga
mata tunasnya diokulasikan akan mempercepat pertautan dengan batang

5
6

bawah. Okulasi juga memiliki kelebihan yaitu mudah memproduksi bibit


tanaman dalam jumlah banyak sedangkan kelemahan okulasi yaitu bibit
yang dihasilkan memiliki bentuk percabangan yang tidak beraturan,
terutama jika mata tunas yang diambil dari cabang atau ranting yang
menyamping hal tersebut dinyatakan Rahardja (2006).
Menurut Pudji (2011) faktor yang mempengaruhi keberhasilan
okulasi adalah kebersihan bahan dan alat, ketajaman pisau serta keadaan
cuaca selama okulasi. Tanaman okulasi yang hidup menunjukkan gejala
mata tunas masih hijau segar dan mulai membentuk jaringan kalus.
Berdasarkan praktikum okulasi menggunakan 2 tanaman mangga. Hasil
pengamatan okulasi kelompok 8 tanaman mangga mengalami satu
tanaman gagal dan satu berhasil. Kegagalan diakibatkan alat penyayatan
kurang steril dan faktor yang tidak sesuai dengan pertumbuhan akar
menjadi kendala dalam okulasi.
Berdasarkan dalam praktikum pembiakan vegetatif dengan okulasi
mendapat 4 perlakuan terhadap tanaman yaitu pemberian Ratoon F,
bawang merah, air kelapa dan kontrol (tanpa perlakuan). Perlakuan yang
didapat kelompok 8 adalah pemberian bawang merah pada batang agar
membantu mempercepat pertumbuhan akar. Marfirani (2014) menyatakan
bahwa salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai zat pengatur
tumbuh alami adalah bawang merah (Allium ascalonicum L) karena
bawang merah memiliki kandungan hormon pertumbuhan berupa hormon
auksin dan giberellin. Hasil praktikum menunjukkan bahwa pada 2
ulangan tanaman mangga yang diokulasi terdapat tunas baru pada salah
satu tanaman mangga sedangkan yang satu mengalami kematian.
Menurut Rahmat (2008) bila mata tempel berwarna hijau dan tampak
segar berarti okulasi tersebut berhasil (tumbuh) namun bila mata tempel
tampak cokelat dan kering berarti okulasi gagal. Hasil praktikum
menunjukkan penempelan mata tunas pada tanaman mangga terlihat mata
tempel pada tanaman mangga ulangan 1 berwarna hijau dan segar
sedangkan pada ulangan ke 2 terlihat mata tempel berwarna cokelat dan
kering. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa penempelan mata tunas pada
7

tanaman mangga ulangan 1 mengalami keberhasilan sedangkan pada


ulangan ke 2 mengalami kegagalan.
Menurut Prastowo (2006) teknik dalam melakukan okulasi yaitu
memilih batang yang berdiameter 3-5 mm, membuat sayatan dibatang
bawah, mengambil mata entres dari batang atas dan ditempel pada sayatan
batang bawah, ikat dengan tali plastik dengan arah dari bawah ke atas dan
mengamati penempelan mata entres hingga 2-3 minggu. Teknik okulasi
dalam praktikum dengan cara mata tunas (mata tempel) sebelum
melakukannya hal yang pertama harus diperhatikan yaitu memilih
tanaman yang memiliki pertumbuhan yang baik, sehat dan cukup umur
untuk diambil mata entres. Mata tunas dari batang atas dipotong dan
batang bawah juga dipotong seukuran mata tunas agar dapat ditempel
secara tepat. Mata tunas kemudian ditempel pada batang bawah dan ikat
dengan plastik agar air dan udara tidak dapat masuk serta melakukan
pengamatan secara berskala.
Manfaat perbanyakan dengan cara okulasi adalah agar mendapat
jenis tanaman baru dengan sifat yang menguntungkan seperti tahan
penyakit serta keunggulan sifat yang dimiliki oleh suatu tanaman. Menurut
Celik (2006) menyatakan bahwa sifat keturunan dari perbanyakan okulasi
antara lain kualitas tanaman tinggi namun untuk tanaman perkebunan
mudah tumbang jika terkena angin kencang. Pengamatan praktikum
perbanyakan dengan okulasi dilakukan dengan 2 tanaman mangga yang
menunjukkan bahwa pada tanaman mangga yang satu terlihat mata tempel
berwarna hijau dan segar hal ini menunjukkan bahwa okulasi berhasil.
Tanaman mangga yang satunya terlihat mata tempel berwarna cokelat dan
kering yang menandakan bahwa okulasi gagal. Keberhasilan okulasi
dipengaruhi oleh jenis tanaman (klon) yang akan menentukan kemampuan
untuk menghasilkan kalus parenkim hal ini dinyatakan Sapto et al (2010).
Kegagalan dalam okulasi dikarenakan waktu pengambilan scion yang agak
terlambat dan dilakukan pada saat musim hujan. Berdasarkan pengamatan
kegagalan juga disebabkan alat penyayatan kurang steril dan kurang bersih
dalam penyayatan.
8

C. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum acara II penempelan mata tunas (okulasi)
dapat disimpukan sebagai berikut:
a. Syarat yang harus diperhatikan dalam melakukan okulasi yaitu
batang bawah memiliki pertumbuhan yang subur dan normal dan
batang atas memiliki kualitas buah yang baik serta tahan terhadap
hama atau penyakit
b. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi adalah kebersihan
bahan dan alat, ketajaman pisau serta keadaan cuaca selama
okulasi.
c. Kelebihan okulasi yaitu mudah memproduksi bibit tanaman dalam
jumlah banyak sedangkan kelemahan okulasi yaitu bibit yang
dihasilkan memiliki bentuk percabangan yang tidak beraturan,
terutama jika mata tunas yang diambil dari cabang atau ranting
yang menyamping.
d. Hasil praktikum menunjukkan penempelan mata tunas pada
tanaman mangga terlihat mata tempel pada tanaman mangga
ulangan 1 berwarna hijau dan segar sedangkan pada ulangan ke 2
terlihat mata tempel berwarna cokelat dan kering. Hal tersebut
menunjukkan bahwa penempelan mata tunas pada tanaman
mangga ulangan 1 mengalami keberhasilan sedangkan pada
ulangan ke 2 mengalami kegagalan.
2. Saran
Kegiatan praktikum penempelan mata tunas (okulasi) kurang
berjalan dengan baik, karena salah satu tanaman yang diokulasi
mengalami kegagalan. Kondisi ini diakibatkan alat yang disediakan
kurang steril dan kurangnya arahan untuk cara okulasi yang baik dan
benar. Seharusnya sebelum praktikum alat yang digunakan dipastikan
sudah steril sehingga okulasi akan berhasil.
9

Anda mungkin juga menyukai