BAB I
PENDAHULUAN
hubungan dengan konsumsi alkohol (Pagano et al., 2005; Zhou et al., 2005).
non alkohol merupakan masalah kesehatan pada anak maupun dewasa yang
NAFLD memiliki spektrum klinis sangat luas dari yang paling ringan
yaitu perlemakan hati sederhana (simple steatosis) atau Non-alcoholic Fatty Liver
yang paling berat seperti sirosis hati atau karsinoma hepatoseluler (Kim dan
Younossi, 2008).
NAFLD pada populasi dewasa di Amerika Serikat, Jepang dan Italia berkisar 15-
20% dan 20-30% diantaranya berada pada fase yang lebih berat seperti NASH.
Penelitian pada populasi obese di negara maju didapatkan 60% perlemakan hati
2
sederhana, 20-25% NASH dan 2-3% sirosis. Kejadian NAFLD pada populasi
diabetes mellitus sebesar 70% dan pada pasien dislipidemia 60%. Berdasar
penelitian yang ada prevalensi NAFLD di Indonesia adalah 30,6% (Hasan, 2006).
Penyakit perlemakan hati non alkohol kini diketahui sebagai salah satu bentuk
dari seluruh populasi (Sey, 2003). Prevalensi penyakit perlemakan hati non
alkohol 30%-100% pada lakilaki sedangkan 52,8% pada anak yang obesitas
hati non alkohol berhubungan kuat dengan obesitas (Salgado et al., 2006).
umur 4049 tahun (Sey, 2003). Penyakit perlemakan hati non alkohol akan
berlanjut menjadi fibrosis atau sirosis hepatis 15%-50% dan mortalitas 10%
(Sears, 2007). Dari keseluruhan pasien dengan penyakit perlemakan hati non
alkohol, 5% berkembang menjadi sirosis hepatis dalam kurun waktu 7 tahun dan
digunakan secara luas untuk mendiagnosis penyakit perlemakan hati non alkohol
dan mempunyai sensitivitas 82% sampai 89% dan spesifitas 93% dalam
dupleks doppler merupakan metode diagnostik non invasif yang penting dalam
2005). Penurunan kecepatan aliran darah teramati pada hewan percobaan dengan
deposit lemak di hati, dan data yang sama diharapkan terjadi pada manusia. Pada
3
penelitian terkini memberikan hasil bahwa penyakit perlemakan hati non alkohol
dapat merubah pola spektral dari vena hepatika dan vena porta (Erdogmus et al.,
2008)
deposit energi, kini terbukti mempunyai peran penting sebagai suatu organ
metabolisme tubuh (Standl, 2005). Salah satu diantara adipokin tersebut adalah
obesitas di seluruh dunia meningkat sebagai salah satu akibat dari modernisasi
gaya hidup dengan meningkatnya masukan kalori dan terbatasnya aktivitas fisik
menjadi 15,5% dan obesitas (IMT>30) dari 2,4% menjadi 3,4% (SKRT, 2004).
Terdapat hubungan yang kuat antara penyakit perlemakan hati non alkohol
dengan obesitas, dan terlebih lagi dengan akumulasi lemak viseral. Pada
penelitian NHANES III, sekitar 30% laki-laki obesitas dan 40% perempuan
obesitas menderita penyakit perlemakan hati non alkohol (Bayard et al., 2006).
4
mengenai hubungan kecepatan aliran vena porta dengan indeks massa tubuh
(IMT) pada populasi overweight dengan atau tanpa NAFLD (Non-alcoholic Fatty
adalah penurunan kecepatan aliran vena porta pada overweight merupakan salah
korelasi antara kecepatan aliran vena porta dengan indeks massa tubuh (IMT)
pada overweight dengan atau tanpa NAFLD (Non-alcoholic Fatty Liver Disease)
B. Pertanyaan Penelitian
terdapat korelasi antara kecepatan aliran vena porta dengan indeks massa tubuh
(IMT) pada overweight dengan atau tanpa NAFLD (Non-alcoholic Fatty Liver
Disease) ?
C. Tujuan Penelitian
penurunan kecepatan aliran vena porta dengan indeks massa tubuh (IMT) pada
D. Manfaat Penelitian
kecepatan aliran vena porta dengan IMT pada overweight dengan atau tanpa
NAFLD, dimana selama ini masih sangat sedikit hasil penelitian yang
2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam
pada overweight.
hepar pada individu overweight, untuk mengukur kecepatan aliran vena porta
dan mengetahui adanya NAFLD, yang merupakan salah satu faktor resiko
pustaka.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang meneliti korelasi antara kecepatan aliran vena porta dengan
indeks massa tubuh (IMT) pada ultrasonografi color doppler pada populasi
NAFLD yang dapat digunakan sebagai acuan pustaka, diantaranya dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Penelitian tentang Obesitas, NAFLD dan Kecepatan Aliran Vena porta.
Peneliti, Tahun Tempat Subyek Topik Hasil
Sohljoo et al. Iran 31 subyek Meneliti hubungan non- Pasien dengan NAFLD
(2011) dan 31 alcoholic fatty liver disease mempunyai gelombang
kontrol (NAFLD) dengan pola doppler vena hepatika
gelombang doppler vena yang abnormal, dan
hepatika dan pemeriksaan penurunan kecepatan
doppler vena porta. aliran vena porta.
Ulusan et al. Turki 35 subyek Meneliti hubungan antara Kecepatan aliran vena
(2011) NAFLD dan kecepatan aliran vena porta porta pada pasien dengan
29 subyek dan lemak abdomen pada NAFLD lebih rendah dari
sehat dewasa pasien NAFLD dengan subyek sehat yang normal
USG Doppler dan magnetic (p< 0.0001).
resonance imaging (MRI).
Erdogmus et al. Turki 60 subyek Meneliti efek infiltrasi Kecepatan aliran vena
(2008) dan 20 lemak pada hepar dengan porta menurun seiring
kontrol melihat aliran hemodinamik dengan peningkatan
vena porta pada pemeriksaan derajad infiltrasi lemak.
Doppler.
Sarma. (2006) India 30 subyek Meneliti flow pulsatility Terdapat korelasi negatif
indeks pada vena porta antara VPI dengan BMI
dengan color duplex
imaging
Asriyani & Indonesia 36 pasien USG color doppler untuk kecepatan aliran vena
Murtala. (2006) mengetahui nilai kecepatan porta meningkat sesaat
vena porta pada populasi setelah makan, 1 jam
normal sesuai umur, jenis setelah makan, dan 2
kelamin, dan kondisi yang jam setelah makan.
berkaitan dengan prandial. Tidak ada perbedaan
pada laki-laki dan
perempuan.
dilakukan pada populasi yang berbeda yaitu pada populasi overweight dengan
7
Sejauh ini belum ada penelitian mengenai korelasi antara kecepatan aliran
vena porta dengan indeks massa tubuh pada overweight dengan atau tanpa