Anda di halaman 1dari 1

Succsess Story

Saya Mayasari Kurnia Akbar, S. Gz bertugas di Puskesmas Maron. Saya lulus


Diploma III Poltekkes Malang pada tahun 2006 kemudian melanjutkan ke Sarjana di
Universitas Brawijaya dan lulus pada Februari 2008. Saya bekerja di puskesmas maron
sejak Juni tahun 2008. Pada waktu itu saya masih tergolong tenaga tidak tetap puskesmas
sampai dengan Desember 2009. Kemudian pada tahun 2010 saya lulus CPNS dan
ditugaskan di Puskesmas Maron. Pada bulan Oktober 2011 saya mengikuti prajabatan di
trawas pasuruan. Kemudian pada November 2011 saya diangkat menjadi PNS ditugaskan
di Puskesmas Maron Kabupaten Probolinggo.
Sehari-hari saya bekerja sebagai pelaksana Gizi Puskesmas. Adapun kegiatan saya
meliputi posyandu, pelacakan kasus gizi buruk, survey garam ke SD, penyuluhan di
sekolah, survey kadarzi, konseling gizi, mengerjakan laporan dan administrasi gizi,
mengatur menu rawat inap, perencanaan belanja rawat inap, pertemuan dengan lintas
sektor (PKK anggota Pokja 4), rapat bualanan gizi, dan lain sebagainya. Jadwal kegiatan
saya pada minggu pertama dan minggu ke dua di luar gedung. Pada minggu ke tiga dan
ke empat di dalam gedung.
Kecamatan maron terdiri dari 18 desa dan terdapat 2 puskesmas yaitu puskesmas
Maron dan puskesmas Suko. Wilayah kerja di Puskesmas Maron terdapat 13 desa dengan
5 desa tergolong daerah sulit secara geografis dan terdapat 63 posyandu. Dengan sasaran
balita secara proyeksi sebanyak 4093 dan bumil 902. Posyandu satu bulan dibuka satu
kali. Kegiatan Vitamin A dilaksanakan bersamaan dengan pemantauan status gizi yaitu
tiap bulan Februari dan Agustus. Hasil pemantauan status gizi pada tahun 2011
menunjukkan 3,2% balita dengan status gizi BB/TB tergolong sangat kurus yang artinya
masih banyak balita menderita gizi buruk. Kami berupaya untuk menurunkuan angka
tersebut agar bisa mencapai target 2,5%. Pada tahun 2012 hasil pemantauan status gizi di
wilayah kerja puskesmas maron sebanyak 2,1%. Untuk menurunkan angka tersebut kami
bekerja bersama-sama dengan lintas program dan lintas sektor terkait. Penyuluhan di
posyandu dengan lebih mengoptimalkan peran posyandu terus ditingkatkan. Peningkatan
kemampuan kader meliputi ketrampilan dalam antropometri agar tidak terjadi kesalahan
pengukuran pada balita jika hal tersebut terjadi maka juga akan salah dalam penentuan
status gizi. Selain peningkatan kemampuan juga peningkatan ketrampilan penyuluhan
dan peningkatan pengetahuan kader dalam masalah-masalah gizi. kami juga terus
berkoordinasi dengan pemegang lintas program di puskesmas, bidan desa selaku
pemegang desa serta pemerintah desa, PKK, dll. Kami mencoba untuk mengambil satu
desa sebagai uji rencana kegiatan yang akan kami laksanakan agar dapat digunakan
sebagai contoh desa yang lainnya. Desa yang kami ambil sebagai contoh kegiatan yang
akan kami laksanakan adalah di desa wonorejo. Pemantauan status gizi pada tahun 2011
di desa tersebut balita yang tergolong sangat kurus sebesar 3,2%. Pada tahun 2012
bertepatan dengan gerakan penimbangan maka diperoleh data balita tergolong sangat
kurus nya 1,43%. Adapun kegiatan yang akan kami laksanakan untuk menurunkan angka
tersebut dimulai dengan mengumpulkan ibu balita yang memiliki balita usia 0-11 bulan.
Kami pilih usia 0-11 bulan karena pergantian dan pengenalan makanan terjadi pada usia
tersebut. Ibu balita dikumpulkan dengan kegiatan mmaemasak bersama. Selbelum
memasak ibu-ibu di suluh tentang kondisi status gizi balita, makanan bergizi seimbang
serta pemberian bentuk makanan pada putra putrinya sesuai dengan usianya. Setelah
penyuluhan maka dilakukan kegiatan memasak bersama yaitu conoh masakan sesuai
dengan usia balita. Degan demo memasak ini diharapkan setelah dilakukan penyuluhan
ibu-ibu balita ini tidak hanya mendengar dan melihat saja tetapi juga dapat dipraktekkan
sehingga kegiatan yang dilaksanakan dapat terserap dengan optimal.
Alhamdulillah kerja keras kami membuahkan hasil yaitu penurunan angka balita
dengan status gizi sangat kurus dari indikator Z-score BB/TB. Hal ini tidak lepas dari
dukungan semua pihak baik itu lintas sektor maupun lintas program khususnya di
wilayah kerja puskesmas maron. Kegiatan ini mengantarkan saya untuk mendapatkan
peghargaan dari kabupaten Probolinggo sebagai pelaksana gizi bersprestasi. Penghargaan
ini saya persembahkan pada keluarga dan teman-teman sejawat yang mendukung dan
memotivasi saya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban saya sebagai pelaksana gizi di
puskemas maron. Demikian sekilas cerita saya sebagai seorang pelaksana gizi Puskesmas
Maron Kecamatan maron Kabupaten Probolinggo, semoga bermanfaat dan berguna serta
kami ucapakan terimakasih kepada semua pihak yang sudah membantu dan mundukung
saya sehingga bisa menjadi seperti saat ini.

Anda mungkin juga menyukai