Anda di halaman 1dari 24

Hipertensi

a. Panduan The Joint National Committee Seventh (JNC 7) merekomendasikan skrining tekanan darah
secara teratur dan penanganan yang sesuai, termasuk modifikasi gaya hidup dan terapi farmakologik
b. Tekanan darah sistolik harus dikelola mencapai target <140 mmhg dan tekanan darah diastolic <90
mmhg. Penderita dengan hipertensi dan diabetes atau penyakit ginjal memiliki sasaran tekanan darah
130/80 mmhg (AHA/ASA, Class 1, Level of evidence A). hal ini berhubungan dengan resiko yang rendah
terjadinya stroke dan kejadian kardiovaskular (AHA/ASA, Class 1, Level of evidence A)
c. ESO menyebutkan bahwa tekanan darah tinggi harus dikelola dengan pola hidup dan terapi farmakologi
secara individual (ESO, Class 1, Level of evidence A)

1. Diagnosa keperawatan
2. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
A. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
B. Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler serebral.
C. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung
berhubungan dengan gangguan sirkulasi
i. L. Perencanaan
1. Diagnosa Keperawatan 1. :
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi
iskemia miokard.
Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan
darah / beban kerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu
yang dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil
dalam rentangnormal pasien.
Intervensi :
Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang
tepat.
Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler.
Catat edema umum.
Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
Lakukan tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher
Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Diagnosa Keperawatan 2. :
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan O2.
Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.
Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan /
diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.
Intervensi :
Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan
parameter :frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat
peningkatanTD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan,
berkeringat,pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis
pasienterhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan
kerja/ jantung).
Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan
kelemahan / kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian
padaaktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada
istirahatpenting untuk memajukan tingkat aktivitas individual).
Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri.
(Konsumsioksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat
meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap
mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung).
Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi
mandi, menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik
penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga
membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen).
Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti
jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah
kelemahan).
Diagnosa Keperawatan 3. :
Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.
Kriteria Hasil : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman.
Intervensi :
Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
Batasi aktivitas.
Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.
Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.
Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es,
posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.
Diagnosa keperawatan 4. :
Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan
sirkulasi.
Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu.
Kriteria Hasil : Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan
dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai
laboratorium dalam batas normal.
Intervensi :
Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.
Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan
pemantau tekanan arteri jika tersedia.
Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.
Amati adanya hipotensi mendadak.
Ukur masukan dan pengeluaran.
Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan.
Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan.

1. M. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari aapa yang sudah direncanakan dari setiap diagnose
yang muncul.

1. N. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan, proses yang continue yang penting untuk
menjamin kualitas dan ketetapan perawatan yang diberikan dan dilakukan dengan meninjau
respon pasien untuk menentukan keaktifan rencana perawatan dan memenuhi kebutuhan
pasien.

BAB III
TINJAUAN KASUS

1. A. Pengkajian
2. a. Identitas klien
Nama : Ny. U

Umur : 60 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Agama : islam

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Alamat : Desa P kecamatan C Tasikmalaya

No. medrek : 055347

Ruangan : cempaka

Dx. Medis : hipertensi

Tanggal masuk : 08 April 2011 jam 12.00 WIB

Tanggal pengkajian : 08 April 2011 jam 14.00 WIB


1. b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. E

Umur : 40 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Agama : Islam

Alamat : desa pakemitan kidul kec. Ciawi Tasikmalaya

Hubungan dengan klien : anak

1. c. Keluhan utama
Pusing / sakit kepala

1. d. Riwayat kesehatan sekarang


Pada tanggal 07 April 2011 jam 11.00 WIB klien sedang beraktivitas seperti biasa, beberapa
saat kemudian klien merasakan sakit kepala, pada saat yang bersamaan klien sedang flu.
Kemudian sakit kepala yang dirasakan semakin berat setelah klien mandi dengan
mengguanakan air dingin. Kemudia pada tanggal 08 April 2011 jam 08.30 WIB oleh keluarga
klien dibawa ke UGD YARSI Tasikmalaya dan dirawat di Ruang melati jam 09.00 WIB, pada saat
dikaji jam 10.00 WIB keluarga klien mengatakan pada malam harinya klien tidak bias tidur
karena sakit kepala yang dirasakannya, ditambah juga klien merasa sakit perut. Selama dirawat
klien agak terbatas memenuhi ADL sehingga untuk memenuhinya dibantu sebagian oleh
keluarga.

1. e. Riwayat kesehatan dahulu


Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat hiperteni 5 tahun yang lalu sejak usia klien
55 tahun, klien rutin mengontrol tekanan darahnya karena klien mempumyai alat pengukur
tekanan darah sendiri dirumahnya, terakhir sebelum dibawa ke rumah sakit tekanan darahnya
170/100 mmHg. Klien juga mempunyai penyakit maag karena pola makan yang tidak teratur.

1. f. Riwayat kesehatan keluarga


Keluarga klien mengatakan di keluarga hanay klien yang mempunyai riwayat hipertensi, dan di
keluarga juga tidak mempunyai riwayat penyakit kronis lainnya, seperti TBC, DM, asma dan lain-
lain.

1. g. Aspek psikologis
keluarga klien mengatakan klien mudah panic dan gelisah jika mendengar sesuatu yang
mengejutkan dan setelah itu tekanan darahnya akan naik.

1. h. Aspek social
Hubungan klien dengan keluarga sangat baik, terbukti anaknya bergantian menjaganya selama
di Rumah Sakit. Hubungan klien dengan lingkungan juga sangat baik, terbukti banyak yang
menjenguknya,

1. i. Aspek spiritual
Klien dan keluarga beragama islam menurut keluarga selama sehatnya klien rajin beribadah,
begitu juga selama dirawat di rumah sakit.

1. B. Pemeriksaan fisik
2. a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : lemah

Kesadaran : compos mentis

Nilai GCS : 15

Respon membuka :4

Respon motorik :6

Repon verbal :5

TD : 180/100 mmHg

R : 25x/menit

N : 85x/menit

S : 36 Co

1. b. System pengindraan
1) Sistem penglihatan

Inspeksi : bentuk mata dan bola mata simetris, reflek pupil klien baik, saat ada rangsangan
cahaya miosis, konjungtiva tak anemis, sclera tidak ikterik, gerakan bola mata baik.

Palpasi : tidak terdapat lesi atau oedema, tidak dirasakan nyeri tekan.

2) System pendengaran

Bentuk dan letak simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran cukup baik karena klien
mampu mengerjakan apa saja yang diperintahkan.

3) System penciuman

Bentuk dan letak simetris, klien di tes dengan mengguanakan alcohol dan kopi disertai dengan
tulisan alcohol dan kopi, klien dapat menunjuk dengan tepat bau yang dirasakan.

4) System pengecapan

Keadaan lidah sedikit kotor, klien dites dengan menggunakan garam dan gula disertai tulisan
garam dan gula, klien dapat menunjuk dengan tepat apa yang dirasakan.

5) System integument

Gastisitas/turgor kulit baik walaupun saat di tarik kulit klien kembali ke semuala +/- 3-5 detik
karena proses penuaan, tidak ada lesi, warna kulit putih,tidak ada masa, tampilan umum kulit
bersih, kulit kepala bersih, distribusi rambut merata.

6) System pencernaan
Bentuk mulut simetris, gigi tidak utuh beberapa sudah tanggal, jumlah gigi sudah tanggal, jumlah
gigi susu dan gigi taring 4, geraham premolar 2, gerakan motor 12, jumlah gigi 26, mukosa bibir
kering, reflek menelan ada, auskultasi pada bising usus 10x/menit.

7) System pernafasan

Bentuk hidung simetris, tidak tampak polip, tidak aa pernafasan cuping hidung, retraksi dada
negative, tidak ada nyeri tekan pada adda, tidak ada benjolan pada dada, terdengar suara sonor
pada dada sebelah kiri dan kanan, tidak ada wheezing.

8) System kardiovaskuler

Tachicardi, cyanotic negative pada akral bibir klien, tidak terdapat peningakatan vena juularis,
tidak ada bunyi tambahan.

9) System perkemihan

Eliminasi urine tidak sering, ketok CVA tidak dirasaka nyeri, tidak ada nyeri pada aderah supra
pubis, blas tidak teraba keras dan saat di palpasi tidak terasa nyeri.

10) System persarafan

N (olfaktorius)
1 : klien dapat membedakan bau minyak kayu putih
N (optikus)
2 : lapang pandang klien agak berkurang behubungan dengan penuaan,
N (okulomotorius)
3 : normal (bila terkena cahaya miosis dan midriasis bila tidak terkena
cahaya)
N (trakelis)
4 : mata masih terkoordinasi sesuai perintah.
N (trigeminus)
5 : reflek mengunyah ada, kelopak mata(+), rahang dapat mengatup
secara simetris
N (abdusen)
6 : klien dapat menggerakan bola mata ke kiri dan ke kanan.
N (fasialis)
7 : klien dapat menggerakan muka.
N (cochlealis)
8 : pendengaran baik.
N (glosopharingeus)
9 : ada reflek menelan.
N (vagus)
10 : kemampuan menelan baik.
N (accesorius)
11 : kedua bahu masih mampu mengatasi tahanan dengan cukup baik.
N (hipoglosus)
12 : pergerakan lidah normal.

11) System musculoskeletal

Tidak ada kelumpuhan pada ekstermitas, kekuatan otot penuh, tidak ada nyeri dan tidak ada
luka.

1. C. Kebiasaan sehari-hari
ADL(Activity Daily
No. Living) Sebelum Masuk RS Di RS

Nutrisi
1. Makan
Frekuensi

Jenis
3x/hari
Porsi/Jumlah
Nasi dan lauk-pauk (sayur,
ikan, tempe, dll)
Makanan
pantangan
Tidak Ada
Kalori
1. Minum
Frekuensi 6-7 gls/hari
Diet rendah
garam 1.500
1. Jumlah 1.500 1.750 ml/hari kall/hari

2. Eliminasi 1-2 x/hari 1 x/hari


1. BAB
Frekuensi
Lembek Lembek

Konsistensi
/ -1 cc/kg berat badan/jam
1
2 Tidak tentu
900 1.000 ml/hari
1. BAK
900 1.000
Frekuensi
Jernih ml/hari

Jumlah urine
output
Warna
Jernih
Terpasang
kateter Tidak Ya

Istirahat Tidur
Waktu Tidur : 21.00 05.00
Malam WIB
21.00 05.00 WIB
Siang 11.30 13.30
12.00 13.00 WIB WIB
Lama Tidur :
Malam 8 jam 8 jam

Siang 1 jam 2 jam

3. Masalah tidur Tidak Tidak

4. Personal Hygiene 2x sehari 2x sehari


1. Mandi
Frekuensi
Ya Ya

Penggunaan
Sendiri Sendiri
Sabun

2x sehari Tidak
Cara

Ya Tidak
1. Oral Hygiene
Frekuensi
Sendiri
Penggunaan
pasta gigi 2x Seminggu Belum cuci
rambut
Cara Ya
melakukan
Sendiri
1. Pemeliharaan
Rambut Tidak tentu
Frekuensi Tidak tentu
sendiri
Penggunaan
shampoo

Cara
melakukan

1. Pemeliharaan
Kuku
Frekuensi

Cara
melakukan

Klien
Klien mengatakan mulai melakukan
beraktivitas pada jam 05.30 aktivitasnya
5. 16.30 WIB sebagai Petani Sendiri
Aktivitas

1. D. Pemeriksaan penunjang
2. a. Laboratorium 08-04-2011
Hb = 11,5 gr/dl (13,5 18 gr/dl)

L = 5.900/mm 3
(4.500 10.000/mm )3

T = 155.000/mm 3
(150.000 400.000/mm )3

Ht = 30 % (40 48 %)

GD puasa = 105 mg/dl (75 105 mg/dl)

Kalium = 4,05 (3,5 5,1 mmol/l)

Natrium = 146 (135 148 mmol/l)

1. b. Terapi 08-04-2011
Clorotiazid 21

Ctm 31

Antasida doen 31

Pct 31

B1 31
1. E. Analisa data
No. Data fokus Etiologi masalah

Medulla
DS:
Keluarga klien
Saraf simpatis
mengatakan klien
mempunyai riwayat
hipertensi Ganglia simpatis

DO: Tekanan darah

TD klien Kontriksi
1. meningkat
Peningkatan
Peningkatan tekanan darah TD

DS: Saraf simpatis


Keluarga klien
mengatakan klien
Ach
merasa sakit kepala
yang sangat hebat
Saraf pasca ganglion
DO:

Klien meringis
sampai menangis
menahan sakit kepala
Aorepinefrine
yang dirasakan

Konriksi
TD: 170/100
mmHg
Sakit kepala
ADL klien
sedikit terhambat

2.
Sakit kepala

3. DS: Peningkatan tekanan Gangguan


Keluarga klien vaskular serebral pola istirahat
mengatakan klien
tidak tidur
Saraf simpatis
semalaman dan terus
merasakan sakit
kepala nya. Tidak mampu mengatasi
nyeri
DO:
Gangguan pola istirahat
TD: 170/100
mmHg

Mata klien
tampak cekung insomnia

DS:
Keluarga klien
mengatakan klien
merasa sakit perut
karena klien tidak
makan apapun dan
hanya minum saja
Tidak ada makanan masuk
sejak sakit kepala
ke lambung
dirasakan.

Tidak ada proses pencernaan


DO:

Peningakatan asam lambung


Peristaltik
usus 12x/menit
Peningkatan peristaltik usus
Terpasang
4. infus Nyeri abdomenalis
Nyeri
abdomenalis

1. F. Diagnose keperawatan berdasarkan prioritas masalah


2. Peningkatan TD berhubungan dengan penurunan curah jantung
3. Nyeri/sakit kepala berhubungan dengan peningkatan vascular serebral
4. Insomnia berhubungan dengan ketidakmampuan mengatasi nyeri
5. Nyeri abdomenalis berhubungan dengan tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi

1. G. Perencanaan
No. Dx Tujuan Intervensi Rasional

1. Peningakatan Setelah 1. Pantau TD klien


TD dilakukan
berhubunagn tindakan
dengan keperawata
penurunan n selama
curah jantung 124 jam
DS: TD klien
dapat
kembali 1. Adanya

normal pucat,
Keluarga klien
mengatakan dingin, kulit
klien lembab, dan
mempunyai masa
riwayat pengisian
hipertensi Tupan: kapiler
lambat
mungkin
DO: Berpartisipa
berkaitan
si dalam
dengan
aktivitas
TD klien vasokontriksi
yang
meningkat atau
menurunka
mencermink
n TD/beban
an
kerja
deskompens
jantung
asi /
penurunan
CO.

Tupen: 1. Amati warna kulit,


kelembaban , suhu, dan
masa pengisian.
Keluarga
klien
mengatakan
sakit kepala
yang
dirasakna
klien
berkurang

1. Membantu
untuk
menurunkan
rangsangan
simpatis;
meningkatka
n relaksasi.

1. Berikan lingkungan
tenang, nyaman, kurangi
aktivitas/ keributan
lingkungan. Batasi jumlah
pengunjung dan lamanya
tinggal.

1. Pertahankan pembatasan
aktivitas, spt. Istirahat di 1. Menurunka
tempat tidur/kursi; jadwal n stresss
periode istirahat tanpa dan
gangguan; bantu klien ketegangan
melakukan aktivitas yang
perawatan diri sesuai mempengar
kebutuhan. uhi tekanan
darah dan
perjalanan
penyakit
1. Lakukan tindakan-
hipertensi
tindakan yang nyaman
seperti pijatan punggung
dan leher, meninggikan
kepla tempat tidur

1. Kolaborasi dalam
pemberian tiazid, mis.
Klorotiazid (diuril);
hidroklorotiazi(esidrix/hidro
DIURIL)
2. Perbandingan dari
tekanan memberikan
gambaran yang lebih
lengkap tentang
keterlibatan/ bidang
masalah vascular

1. Mengurangi
ketidaknyam
anan dan
dapat
menurunkan
rangsangan
simpatis.
1. Tiazid
mungkin
digunakan
sendiri atau
dicampur
dengan obat
lain untuk
menurunkan
TD pada
pasien
dengan
fungsi ginjal
relative
normal.

2. Nyeri/ sakit Setelah 1. Mempertahankan tirah


kepala dilakukan baring selama fase akut
berhubungan tindakan
dengan keperawata
1. Tindakan
peningkatan n selama
1. Berikan tindakan yang
vascular 124 jam
nonfarmakologis untuk menurunkan
serebral dengan
menghilangkan sakit tekanan
DS: criteria:
kepala, mis. Kompres vascular
dingin pada dahi pijat serebral dan
punggung bdan leher, yang
Keluarga klien Tupan: redupkan lampu kamar, memperlam
mengatakan teknik relaksasi, dan bat/
klien merasa aktivitas di waktu memblok
Klen dapat
sakit kepala senggang respon
kembali
yang sangat simpatis
beraktifitas
hebat efektif
dengan
dalam
normal 1. Kolaborasi dalam
menghilangk
DO: pemberian analgesic
an sakit
2. Meminimalkan
kepala dan
stimulasi/meningakatkan
Klien komplikasiny
relaksasi
meringis a.
Tupen:
sampai
menangis
menahan sakit
kepala yang Keluarga
dirasakan klien
mengatakan
sakit kepala
TD:
170/100 mmHg
1. Menurunka
ADL n/
klien sedikit mengontrol
yang
terhambat nyeri dan
dirasakan
menurunkan
klien
rangsang
berkurang.
system saraf
simpatis

3. Insomnia Setelah 1. Batasi jumlah pengunjung


berhubungan dilakukan dan lamanya tinggal
dengan tindakan
ketidakmampu keperawata
an mengatasi n selam
1. Kolaborasi dalam
nyeri 124 jam,
pemberian antihistamin
DS: dengan 1. Vasodilatasi
criteria: pada system
saraf

1. Membacakan aya suci al- simpatis
Keluarga klien
quran sebelum waktu tidur
mengatakan Tupan:
2. Agar klien dapat istirahat
klien tidak tidur
semalaman dan
Tidak
terus
mengalami
merasakan 1. Memberika
lagi
sakit kepala n
gangguan
nya. ketenangan
pola
aktifitas batin pada
DO: klien dan
memperkuat
keimanan
TD:
klien
170/100 mmHg
Tupen: sebagai
umat islam.
Mata klien

tampak cekung
Keluarga
klien
mengatakan
klien tidak
terbangun
lagi pada
malam hari.

Setelah
klien
diberikan
tindakan
keperawata
n selama
Nyeri
124 jam,
abdomenalis
dengan
berhubungan
criteria:
dengan tidak
terpenuhinya
kebutuhan
nutrisi. Tupan:
DS:
Nutrisi
terpenuhu
Keluarga klien sehingga
mengatakan metabolism
klien merasa tubuh
1. Kolaborasi dalam
sakit perut kembali
Pemberian antasida dan
karena klien normal
antimual
tidak makan
apapun dan
hanya minum
saja sejak sakit 1. Memberikan ko,pres
kepala Tupen: hangat di nagian perut
1. Merangsan
dirasakan. klien
g peristaltic
usus
DO: Keluarga sehingga
klien gerakan
mengatakan peristaltikny

klien sudah a kembali
Peristaltik usus 1. Berikan makanan sesuai
mau makan normal
12x/menit dengan diet yang
kembali
disarankan
sesuai diet
2. Menirmalkan kadar asam
Terpasang yang
lambung sehingga dapat 1. Memenuhi
4. infuse disarankan
mengurangi kembung dan kebutuhan
mual nutrisi klien

1. H. Implementasi
No. Hari/tgl/jam Dx Implementasi Paraf

Senin,
T = mengakaji TTV,
08-04-2011 TD:170/100 mmHg

1. 07.30 WIB I R = klien kooperatif


T = mengamati warna kulit (sedikit
pucat), kelembaban(berkeringat
sehingga lembab), dan suhu (36 C)
o

R = klien kooperatif

T = memberikan kompres hangat di


perut klien
08.00 WIB III R = klien mau dikompres

T = memberikan antasida dan


antimual jam sebelum makan
R = klien mau minum obat

T = menyajikan dan memberikan


makana rendah garam
08.30 WIB R = klien mau makan

T = memberikan obat oral klorotiazid


21
08.45 WIB I R = klien mau minum obat

T = memberikan obat oral pct 31


II R = klien mau minum obat

T = memberikan obat oral Ctm 31


IV R = klien mau minum obat

T = meninggikan kepala tempat tidur


dan menganjurkan klien untuk ROM
R = klien kooperatif dan mau
11.30 WIB I melakukan apa yang disuruh

T = melakukan pijitan di punggung


dan leher klien
R = klien mau dipijit dan merasa
I nyaman sampai tertidur

12.00 WIB III T = menyajikan dan membari


makanan rendah garam dan
menyajikan obat sesuai resep
R = klien kooperatif

T = mengaji TTV klien


TD: 150/95 mmHg

13.00 WIB I R = klien kooperatif

T = menyarankan pada klien untuk


membatasi jumlah pengunjung dan
lamanya tinggal
16.00 WIB I R = klien kooperatif

T = mengkaji TTV klien


TD: 140/90 mmHg

18.30 WIB I R = klien kooperatif

T = menganjurkan keluarga untuk


membacakan ayat suci al-quran
kepada klien
20.00 WIB IV R = keluarga kooperatif

Selasa,
T = mengkaji TTV klien
09-04-2011 TD: 140/80 mmHg

2. 07.30 WIB I R = klien kooperatif

T = menyaajikan dan memberikan


makanan rendah garam dan
menyiapkan obat sesuai resep
III R = klien kooperatif

T = memberikan penyuluhan kepada


klien dan keluarga sebelum pulang
10.00 WIB I R + klien dan keluarga kooperatif

1. I. Evaluasi
No. Hari/tgl/jam Dx Catatan perkembangan Paraf

1. Selasa, I S : keluarga klien mengatakan TD


klien sudah normal
O : TD: 140/90 mmHg

A : masalah teratasi

P:

I:
09-04-2011
E : terapi cukup berhasil dan klien
10.30 WIB pulang

S : keluarga klien mengatakan klien


tidak mengeluj sakit kepala lagi
O : TD: 140/90 mmHg

A : masalah teratasi

P:

I:

E : terapi cukup berhasil dan klien


II pulang

S : keluarga klien mengatakan kliem


tidak lagi susah tidur
O : TD: 140/90 mmHg

Mata klien tidak cekumg.

A : masalah teratasi

P:

I:

E : terapi cukup berhasil dan klien


III pulang

IV S :keluarga klien mengatakan klien


tidak mengeluh sakit perut lagi
O : perut tidak kembung

Peristaltic usus 8x/menit]

A : masalah teratasi

P:

I:

E : terapi cukup berhasil dank lien


pulang.

BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam pemabhasan makalah mengenai asuhan keperawatan pada klien Ny. U dengan
gangguan sisem kardiovaskular: hipertensi di Ruang Melati YARSI Tasikmalaya pada tanggal 8-
9 April 2011 melalui pendekatan studi kasus didapatkan kesenjangan antara teori dan kenyataan
di lapangan, pembahasan dibahas melalui langkah-langkah keperawatan sebagai berikut:
1. A. Pengkajian
Pada waktu pengkajian pada kenyataannya lebih mudah melaksanakan pengkajian secara head
tu-toe daripada melakukan pengkajian per sistem. Pada saat mengakaji riwayat kesehatan klien,
peran keluarga klien lebih dominan daripada klien sendiri, perankeluarga sangatkooperatif
dalam memberikan berbagai informasi yang dibutuhka untuk menegakkan diagnosa, disamping
itu berbagai dukungan penulis dikatakan baik dari perawat ruangan, dokter, maupun petugas
kesehatan yang lainya yang bekerja di Ruang Melati.

1. B. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan menurut Doenges, 1999 tentang cardiovascular/ hipertensi adalah
sebagai berikut:

1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan


peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
A. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
B. Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler serebral.
C. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung
berhubungan dengan gangguan sirkulasi
Dari diagnose penulis didapatkan berdasarkan pengakajian adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan TD berhubungan dengan penurunan curah jantung


2. Nyeri/sakit kepala berhubungan dengan peningkatan vascular serebral
3. Insomnia berhubungan dengan ketidakmampuan mengatasi nyeri
4. Nyeri abdomenalis berhubungan dengan tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi
Sedangkan beberapa diagnose yang ada di lapangan tetapi tidak terdapat di buku acuan penulis
antara lain:

1. Insomnia berhubungan dengan ketidakmampuan mengatasi nyeri


2. Nyeri abdomenalis berhubungan dengan tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi

1. C. Perencanaan
Patokan penulis dalam tahap perencananan adalah sesuai teori Doenges pada tahun 1999.

1. D. Implementasi
Setelah perencanaan penulis mengacu pada tahap implementasi. Pada tahap ini penulis
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
sebelumnya.

Banyak faktor yang mendukung terlaksananya implementasi keperawatan dianatranya: peran


keluarga yang mendukung, tersedianya alat-alat serta adanya bimbingan dari perawat ruangan,
CI ruangan, pembimbing dari akademik, serta adanay peran dokter yang menentukan diagnosa
menurut medis.

1. E. Evaluasi

Dari hasil diagosa didapatkan ternyata ada kesenjangan antara teori dan kenyataan di lapangan,
hal ini dapat dilihat dari perbandingan antara diagnosa teori dan diagnosa yang ada di lapangan.
BAB V
PENUTUP

1. A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawaan yang penulis laksanakan pada Ny, U dengan
gangguan sistem kardiovaskular : hipertensi di Ruang Melati YARSI Tasikmalaya diperoleh
kesimpulan bahwa dalam proses asuhan keperawatan dengan gangguan sistem kardiovaskular :
hipertensi dibutuhkan suatu koordinasi yang tepat serta menunjang ke arah tercapainya tujuan.
Salah satu koordinasi ini merupakan bentuk kerjasama tim antara perawat, dokter, staf ruangan,
demi peningakatan status kesehatan klien disertai dengan dukungan penuh dari keluarga.

1. B. Saran
2. Untuk Klien dan Keluarga
Diharapkan klien mau memotivasi dirinya sendiri untuk pola hidup yang
menuju ke arah berulangnya hipertensi, misalnya hinadri konsumsi garam
berlebih, hindari stress, jangan banyak pikiran, dan olah raga teratur. Anjurkan
untuk selalu cek status kesehatan ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.
Diharapkan keluarga memberikan support yang positif bagi klien demi
peningakat status kesehatan klien dan diharapkan keluarga ikut waspada
terhadap resiko pada keluarga klien sendiri.
1. Untuk Siswa
Diharapkan siswa dapat lebih mempersiapkan diri baik dari segi teori, skill,
amupun mental dalam menghadapi klien agar dapat memberikan kontribusi
yang maksimal bagi peningkatan status kesehatan klien.
Memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi klien dengan
melihat aspek bio-psiko-sosio-spiritual
1. Untuk Rumah Sakit
Diharapkan adanya penambahan personil perawat di Ruangan Melati demi
meningakatkan kinerja dan pelayanan yang lebih maksimal.
Diharapkan pemeriksaan laboratorium pada klien hipertensi dapat lebih
dilengakapi.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
2000
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius,
2001
Sobel, Barry J, et all. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi, Jakarta,
Penerbit Hipokrates, 1999
Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com, 2003
Smith Tom. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya ?,
Jakarta, Penerbit Arcan, 1995
Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta,
Penerbit Arcan, 1996
Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC, 2002
Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan
oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995
Marvyn, Leonard. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet, Jakarta,
Penerbit Arcan, 1995
Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis dan
evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1998

Anda mungkin juga menyukai