a. Panduan The Joint National Committee Seventh (JNC 7) merekomendasikan skrining tekanan darah
secara teratur dan penanganan yang sesuai, termasuk modifikasi gaya hidup dan terapi farmakologik
b. Tekanan darah sistolik harus dikelola mencapai target <140 mmhg dan tekanan darah diastolic <90
mmhg. Penderita dengan hipertensi dan diabetes atau penyakit ginjal memiliki sasaran tekanan darah
130/80 mmhg (AHA/ASA, Class 1, Level of evidence A). hal ini berhubungan dengan resiko yang rendah
terjadinya stroke dan kejadian kardiovaskular (AHA/ASA, Class 1, Level of evidence A)
c. ESO menyebutkan bahwa tekanan darah tinggi harus dikelola dengan pola hidup dan terapi farmakologi
secara individual (ESO, Class 1, Level of evidence A)
1. Diagnosa keperawatan
2. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
A. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
B. Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler serebral.
C. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung
berhubungan dengan gangguan sirkulasi
i. L. Perencanaan
1. Diagnosa Keperawatan 1. :
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi
iskemia miokard.
Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan
darah / beban kerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu
yang dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil
dalam rentangnormal pasien.
Intervensi :
Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang
tepat.
Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler.
Catat edema umum.
Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
Lakukan tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher
Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Diagnosa Keperawatan 2. :
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan O2.
Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.
Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan /
diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.
Intervensi :
Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan
parameter :frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat
peningkatanTD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan,
berkeringat,pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis
pasienterhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan
kerja/ jantung).
Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan
kelemahan / kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian
padaaktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada
istirahatpenting untuk memajukan tingkat aktivitas individual).
Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri.
(Konsumsioksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat
meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap
mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung).
Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi
mandi, menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik
penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga
membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen).
Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti
jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah
kelemahan).
Diagnosa Keperawatan 3. :
Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.
Kriteria Hasil : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman.
Intervensi :
Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
Batasi aktivitas.
Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.
Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.
Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es,
posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.
Diagnosa keperawatan 4. :
Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan
sirkulasi.
Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu.
Kriteria Hasil : Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan
dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai
laboratorium dalam batas normal.
Intervensi :
Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.
Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan
pemantau tekanan arteri jika tersedia.
Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.
Amati adanya hipotensi mendadak.
Ukur masukan dan pengeluaran.
Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan.
Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan.
1. M. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari aapa yang sudah direncanakan dari setiap diagnose
yang muncul.
1. N. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan, proses yang continue yang penting untuk
menjamin kualitas dan ketetapan perawatan yang diberikan dan dilakukan dengan meninjau
respon pasien untuk menentukan keaktifan rencana perawatan dan memenuhi kebutuhan
pasien.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. A. Pengkajian
2. a. Identitas klien
Nama : Ny. U
Umur : 60 tahun
Agama : islam
Ruangan : cempaka
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
1. c. Keluhan utama
Pusing / sakit kepala
1. g. Aspek psikologis
keluarga klien mengatakan klien mudah panic dan gelisah jika mendengar sesuatu yang
mengejutkan dan setelah itu tekanan darahnya akan naik.
1. h. Aspek social
Hubungan klien dengan keluarga sangat baik, terbukti anaknya bergantian menjaganya selama
di Rumah Sakit. Hubungan klien dengan lingkungan juga sangat baik, terbukti banyak yang
menjenguknya,
1. i. Aspek spiritual
Klien dan keluarga beragama islam menurut keluarga selama sehatnya klien rajin beribadah,
begitu juga selama dirawat di rumah sakit.
1. B. Pemeriksaan fisik
2. a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : lemah
Nilai GCS : 15
Respon membuka :4
Respon motorik :6
Repon verbal :5
TD : 180/100 mmHg
R : 25x/menit
N : 85x/menit
S : 36 Co
1. b. System pengindraan
1) Sistem penglihatan
Inspeksi : bentuk mata dan bola mata simetris, reflek pupil klien baik, saat ada rangsangan
cahaya miosis, konjungtiva tak anemis, sclera tidak ikterik, gerakan bola mata baik.
Palpasi : tidak terdapat lesi atau oedema, tidak dirasakan nyeri tekan.
2) System pendengaran
Bentuk dan letak simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran cukup baik karena klien
mampu mengerjakan apa saja yang diperintahkan.
3) System penciuman
Bentuk dan letak simetris, klien di tes dengan mengguanakan alcohol dan kopi disertai dengan
tulisan alcohol dan kopi, klien dapat menunjuk dengan tepat bau yang dirasakan.
4) System pengecapan
Keadaan lidah sedikit kotor, klien dites dengan menggunakan garam dan gula disertai tulisan
garam dan gula, klien dapat menunjuk dengan tepat apa yang dirasakan.
5) System integument
Gastisitas/turgor kulit baik walaupun saat di tarik kulit klien kembali ke semuala +/- 3-5 detik
karena proses penuaan, tidak ada lesi, warna kulit putih,tidak ada masa, tampilan umum kulit
bersih, kulit kepala bersih, distribusi rambut merata.
6) System pencernaan
Bentuk mulut simetris, gigi tidak utuh beberapa sudah tanggal, jumlah gigi sudah tanggal, jumlah
gigi susu dan gigi taring 4, geraham premolar 2, gerakan motor 12, jumlah gigi 26, mukosa bibir
kering, reflek menelan ada, auskultasi pada bising usus 10x/menit.
7) System pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak tampak polip, tidak aa pernafasan cuping hidung, retraksi dada
negative, tidak ada nyeri tekan pada adda, tidak ada benjolan pada dada, terdengar suara sonor
pada dada sebelah kiri dan kanan, tidak ada wheezing.
8) System kardiovaskuler
Tachicardi, cyanotic negative pada akral bibir klien, tidak terdapat peningakatan vena juularis,
tidak ada bunyi tambahan.
9) System perkemihan
Eliminasi urine tidak sering, ketok CVA tidak dirasaka nyeri, tidak ada nyeri pada aderah supra
pubis, blas tidak teraba keras dan saat di palpasi tidak terasa nyeri.
N (olfaktorius)
1 : klien dapat membedakan bau minyak kayu putih
N (optikus)
2 : lapang pandang klien agak berkurang behubungan dengan penuaan,
N (okulomotorius)
3 : normal (bila terkena cahaya miosis dan midriasis bila tidak terkena
cahaya)
N (trakelis)
4 : mata masih terkoordinasi sesuai perintah.
N (trigeminus)
5 : reflek mengunyah ada, kelopak mata(+), rahang dapat mengatup
secara simetris
N (abdusen)
6 : klien dapat menggerakan bola mata ke kiri dan ke kanan.
N (fasialis)
7 : klien dapat menggerakan muka.
N (cochlealis)
8 : pendengaran baik.
N (glosopharingeus)
9 : ada reflek menelan.
N (vagus)
10 : kemampuan menelan baik.
N (accesorius)
11 : kedua bahu masih mampu mengatasi tahanan dengan cukup baik.
N (hipoglosus)
12 : pergerakan lidah normal.
Tidak ada kelumpuhan pada ekstermitas, kekuatan otot penuh, tidak ada nyeri dan tidak ada
luka.
1. C. Kebiasaan sehari-hari
ADL(Activity Daily
No. Living) Sebelum Masuk RS Di RS
Nutrisi
1. Makan
Frekuensi
Jenis
3x/hari
Porsi/Jumlah
Nasi dan lauk-pauk (sayur,
ikan, tempe, dll)
Makanan
pantangan
Tidak Ada
Kalori
1. Minum
Frekuensi 6-7 gls/hari
Diet rendah
garam 1.500
1. Jumlah 1.500 1.750 ml/hari kall/hari
Konsistensi
/ -1 cc/kg berat badan/jam
1
2 Tidak tentu
900 1.000 ml/hari
1. BAK
900 1.000
Frekuensi
Jernih ml/hari
Jumlah urine
output
Warna
Jernih
Terpasang
kateter Tidak Ya
Istirahat Tidur
Waktu Tidur : 21.00 05.00
Malam WIB
21.00 05.00 WIB
Siang 11.30 13.30
12.00 13.00 WIB WIB
Lama Tidur :
Malam 8 jam 8 jam
Penggunaan
Sendiri Sendiri
Sabun
2x sehari Tidak
Cara
Ya Tidak
1. Oral Hygiene
Frekuensi
Sendiri
Penggunaan
pasta gigi 2x Seminggu Belum cuci
rambut
Cara Ya
melakukan
Sendiri
1. Pemeliharaan
Rambut Tidak tentu
Frekuensi Tidak tentu
sendiri
Penggunaan
shampoo
Cara
melakukan
1. Pemeliharaan
Kuku
Frekuensi
Cara
melakukan
Klien
Klien mengatakan mulai melakukan
beraktivitas pada jam 05.30 aktivitasnya
5. 16.30 WIB sebagai Petani Sendiri
Aktivitas
1. D. Pemeriksaan penunjang
2. a. Laboratorium 08-04-2011
Hb = 11,5 gr/dl (13,5 18 gr/dl)
L = 5.900/mm 3
(4.500 10.000/mm )3
T = 155.000/mm 3
(150.000 400.000/mm )3
Ht = 30 % (40 48 %)
1. b. Terapi 08-04-2011
Clorotiazid 21
Ctm 31
Antasida doen 31
Pct 31
B1 31
1. E. Analisa data
No. Data fokus Etiologi masalah
Medulla
DS:
Keluarga klien
Saraf simpatis
mengatakan klien
mempunyai riwayat
hipertensi Ganglia simpatis
TD klien Kontriksi
1. meningkat
Peningkatan
Peningkatan tekanan darah TD
Klien meringis
sampai menangis
menahan sakit kepala
Aorepinefrine
yang dirasakan
Konriksi
TD: 170/100
mmHg
Sakit kepala
ADL klien
sedikit terhambat
2.
Sakit kepala
Mata klien
tampak cekung insomnia
DS:
Keluarga klien
mengatakan klien
merasa sakit perut
karena klien tidak
makan apapun dan
hanya minum saja
Tidak ada makanan masuk
sejak sakit kepala
ke lambung
dirasakan.
1. G. Perencanaan
No. Dx Tujuan Intervensi Rasional
1. Membantu
untuk
menurunkan
rangsangan
simpatis;
meningkatka
n relaksasi.
1. Berikan lingkungan
tenang, nyaman, kurangi
aktivitas/ keributan
lingkungan. Batasi jumlah
pengunjung dan lamanya
tinggal.
1. Pertahankan pembatasan
aktivitas, spt. Istirahat di 1. Menurunka
tempat tidur/kursi; jadwal n stresss
periode istirahat tanpa dan
gangguan; bantu klien ketegangan
melakukan aktivitas yang
perawatan diri sesuai mempengar
kebutuhan. uhi tekanan
darah dan
perjalanan
penyakit
1. Lakukan tindakan-
hipertensi
tindakan yang nyaman
seperti pijatan punggung
dan leher, meninggikan
kepla tempat tidur
1. Kolaborasi dalam
pemberian tiazid, mis.
Klorotiazid (diuril);
hidroklorotiazi(esidrix/hidro
DIURIL)
2. Perbandingan dari
tekanan memberikan
gambaran yang lebih
lengkap tentang
keterlibatan/ bidang
masalah vascular
1. Mengurangi
ketidaknyam
anan dan
dapat
menurunkan
rangsangan
simpatis.
1. Tiazid
mungkin
digunakan
sendiri atau
dicampur
dengan obat
lain untuk
menurunkan
TD pada
pasien
dengan
fungsi ginjal
relative
normal.
Setelah
klien
diberikan
tindakan
keperawata
n selama
Nyeri
124 jam,
abdomenalis
dengan
berhubungan
criteria:
dengan tidak
terpenuhinya
kebutuhan
nutrisi. Tupan:
DS:
Nutrisi
terpenuhu
Keluarga klien sehingga
mengatakan metabolism
klien merasa tubuh
1. Kolaborasi dalam
sakit perut kembali
Pemberian antasida dan
karena klien normal
antimual
tidak makan
apapun dan
hanya minum
saja sejak sakit 1. Memberikan ko,pres
kepala Tupen: hangat di nagian perut
1. Merangsan
dirasakan. klien
g peristaltic
usus
DO: Keluarga sehingga
klien gerakan
mengatakan peristaltikny
klien sudah a kembali
Peristaltik usus 1. Berikan makanan sesuai
mau makan normal
12x/menit dengan diet yang
kembali
disarankan
sesuai diet
2. Menirmalkan kadar asam
Terpasang yang
lambung sehingga dapat 1. Memenuhi
4. infuse disarankan
mengurangi kembung dan kebutuhan
mual nutrisi klien
1. H. Implementasi
No. Hari/tgl/jam Dx Implementasi Paraf
Senin,
T = mengakaji TTV,
08-04-2011 TD:170/100 mmHg
R = klien kooperatif
Selasa,
T = mengkaji TTV klien
09-04-2011 TD: 140/80 mmHg
1. I. Evaluasi
No. Hari/tgl/jam Dx Catatan perkembangan Paraf
A : masalah teratasi
P:
I:
09-04-2011
E : terapi cukup berhasil dan klien
10.30 WIB pulang
A : masalah teratasi
P:
I:
A : masalah teratasi
P:
I:
A : masalah teratasi
P:
I:
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pemabhasan makalah mengenai asuhan keperawatan pada klien Ny. U dengan
gangguan sisem kardiovaskular: hipertensi di Ruang Melati YARSI Tasikmalaya pada tanggal 8-
9 April 2011 melalui pendekatan studi kasus didapatkan kesenjangan antara teori dan kenyataan
di lapangan, pembahasan dibahas melalui langkah-langkah keperawatan sebagai berikut:
1. A. Pengkajian
Pada waktu pengkajian pada kenyataannya lebih mudah melaksanakan pengkajian secara head
tu-toe daripada melakukan pengkajian per sistem. Pada saat mengakaji riwayat kesehatan klien,
peran keluarga klien lebih dominan daripada klien sendiri, perankeluarga sangatkooperatif
dalam memberikan berbagai informasi yang dibutuhka untuk menegakkan diagnosa, disamping
itu berbagai dukungan penulis dikatakan baik dari perawat ruangan, dokter, maupun petugas
kesehatan yang lainya yang bekerja di Ruang Melati.
1. B. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan menurut Doenges, 1999 tentang cardiovascular/ hipertensi adalah
sebagai berikut:
1. C. Perencanaan
Patokan penulis dalam tahap perencananan adalah sesuai teori Doenges pada tahun 1999.
1. D. Implementasi
Setelah perencanaan penulis mengacu pada tahap implementasi. Pada tahap ini penulis
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
sebelumnya.
1. E. Evaluasi
Dari hasil diagosa didapatkan ternyata ada kesenjangan antara teori dan kenyataan di lapangan,
hal ini dapat dilihat dari perbandingan antara diagnosa teori dan diagnosa yang ada di lapangan.
BAB V
PENUTUP
1. A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawaan yang penulis laksanakan pada Ny, U dengan
gangguan sistem kardiovaskular : hipertensi di Ruang Melati YARSI Tasikmalaya diperoleh
kesimpulan bahwa dalam proses asuhan keperawatan dengan gangguan sistem kardiovaskular :
hipertensi dibutuhkan suatu koordinasi yang tepat serta menunjang ke arah tercapainya tujuan.
Salah satu koordinasi ini merupakan bentuk kerjasama tim antara perawat, dokter, staf ruangan,
demi peningakatan status kesehatan klien disertai dengan dukungan penuh dari keluarga.
1. B. Saran
2. Untuk Klien dan Keluarga
Diharapkan klien mau memotivasi dirinya sendiri untuk pola hidup yang
menuju ke arah berulangnya hipertensi, misalnya hinadri konsumsi garam
berlebih, hindari stress, jangan banyak pikiran, dan olah raga teratur. Anjurkan
untuk selalu cek status kesehatan ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.
Diharapkan keluarga memberikan support yang positif bagi klien demi
peningakat status kesehatan klien dan diharapkan keluarga ikut waspada
terhadap resiko pada keluarga klien sendiri.
1. Untuk Siswa
Diharapkan siswa dapat lebih mempersiapkan diri baik dari segi teori, skill,
amupun mental dalam menghadapi klien agar dapat memberikan kontribusi
yang maksimal bagi peningkatan status kesehatan klien.
Memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi klien dengan
melihat aspek bio-psiko-sosio-spiritual
1. Untuk Rumah Sakit
Diharapkan adanya penambahan personil perawat di Ruangan Melati demi
meningakatkan kinerja dan pelayanan yang lebih maksimal.
Diharapkan pemeriksaan laboratorium pada klien hipertensi dapat lebih
dilengakapi.
DAFTAR PUSTAKA