Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KIMIA KLINIK

ALKALINE PHOSPHATASE

KELOMPOK 1
1. ANA SETIAWATI 151410113007
2. AMALIA AYU MANDASARI 151410113040
3. AYU RAHMA WANDARI 151410113042
4. FRISTA AMALIA 151410113017
5. FARDA HAKIMAH 151410113025
6. KHAULA ROSIDAH 151410113056

D3 ANALIS MEDIS
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
ALKALINE PHOSPHATASE
PENDAHULUAN

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, rata-rata sekitar 1500 gr atau 2,5 % berat
badan pada orang dewasa normal. Hati sangat penting untuk mempertahankan hidup dan
berperan hampir setiap fungsi metabolik tubuh, dan khususnya bertanggung jawab atas lebih dari
500 aktivitas berbeda. Hati merupakan organ tubuh yang berkaitan erat dengan metabolisme
protein dan asam amino, lemak, dan karbohidrat. Hati juga berfungsi mensintetis protein plasma,
faktor pembekuan, asam empedu, katabolisme hormon dan sebagai organ detoksifikasi. Beberapa
macam fungsi hati yaitu fungsi pengolahan zat makanan yang diserap usus, fungsi penyimpanan
& pembentukan zat yang diperlukan tubuh, dan penetralan obat/racun.
Pemeriksaan uji fungsi hati merupakan salah satu pemeriksaan kimia klinik yang sering
diminta oleh para dokter klinisi. Hal ini dikarenakan peran hati sebagai organ tubuh yang
penting, dan penyakit yang mengenai hati atau berkaitan dengan perubahan fungsi hati cukup
sering dijumpai. Fungsi hati yang merupakan organ pusat metabolisme banyak macamnya..
Karena itu uji fungsi hati juga banyak jenisnya. Untuk menilai fungsi hati, mendeteksi adanya
gangguan dan menegakkan diagnosis diperlukan pemahaman tentang fungsi hati, jenis uji fungsi
hati, dan patofisiologi jenis-jenis penyakit hati. Umumnya pemeriksaan dilakukan dengan
beberapa jenis uji fungsi hati sebagai suatu panel.
Pada uji fungsi hati , analit atau zat yang diperiksa dapat berupa produk metabolisme sel
hati (hepatosit), enzim, protein lain, antigen virus, DNA atau RNA virus, maupun antibody
sebagai hasil respon imun humoral tubuh.
Fungsi hati dapat dibedakan dalam fungsi sintesis (glikogenesis, albumin, dan -
globulin, factor-faktor koagulasi, fosfolipid, kolesterol, trigliserida, apolipoprotein, enzim LCAT,
asam empedu), ekskresi (kolesterol, asam empedu, garam empedu, bilirubin, obat-obatan),
detoksifikasi (amoniak, bilirubin), penyimpanan (vit. A, D dan B12, MINERAL Fe dan Cu),
filtrasi fagositosis (zat toksik dan bakteri oleh sel Kupffer), dan katabolisme (hormon estrogen,
obet-obatan). (Dofour DR, 2000; Pincus MR, 2007)

PENGERTIAN ALKALINE PHOSPHATASE


Alkaline phosphatase (ALP) merupakan enzim yang diproduksi terutama oleh epitel hati
dan osteoblast (sel-sel pembentuk tulang baru); enzim ini juga berasal dari usus, tubulus
proksimalis ginjal, plasenta dan kelenjar susu yang sedang membuat air susu. Alkaline
phosphatase disekresi melalui saluran empedu. Meningkat dalam serum apabila ada hambatan
pada saluran empedu (kolestasis). Tes ALP terutama digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat penyakit hati (hepatobilier) atau tulang. Jumlah/level enzym ini digunakan untuk
identififikasi kelainan hepar, atau kelainan tulang,dll. Harga normal terpengaruh oleh usia dan
gender.
Pada orang dewasa sebagian besar dari kadar ALP berasal dari hati, sedangkan pada
anak-anak sebagian besar berasal dari tulang. Jika terjadi kerusakan ringan pada sel hati,
mungkin kadar ALP agak naik, tetapi peningkatan yang jelas terlihat pada penyakit hati akut.
Begitu fase akut terlampaui, kadar serum akan segera menurun, sementara kadar bilirubin tetap
meningkat. Peningkatan kadar ALP juga ditemukan pada beberapa kasus keganasan (tulang,
prostat, payudara) dengan metastase dan kadang-kadang keganasan pada hati atau tulang tanpa
matastase (isoenzim Regan).

PEMERIKSAAN ALKALINE PHOSPHATASE


Pada uji fungsi hati, terdapat pula pengukuran aktivitas beberapa enzim, Dalam hal ini
enzim-enzim tersebut tidak diperiksa fungsinya dalam proses metabolisme di hati tetapi
aktivitasnya dalam darah (serum) dapat menunjukkan adanya kelainan hati tertenttu. Salah
satunya adalah pemeriksaan aktivitas enzim alkaline phosphatase (ALP).
Syarat Bahan Pemeriksaan

Spesimen terbaik : Serum


Tidak berasal dari darah yang hemolis
Bila pemeriksaan akan ditunda serum disimpan pada suhu 2-8C
Penundaan pemeriksaan tidak boleh lebih dari 2 hari

Cara Pemeriksaan Alkali Fosfatase

Tujuan : Mengetahui adanya gangguan faal hati (diagnosis kolestasis, infiltrasi hepatic
dan kelainan metabolisme)
Metode : Kalorimetri untuk menentukan orthophosphoric monoester phosphohydrolase
Bahan pemeriksaan : serum atau plasma heparin.
Prinsip : Alkali phosphatase mengkatalisa dalam media alkali yang mentransfer 4-
nitrophenilphosphat dan 2-amino-2-metil-1-propanol (AMP) menjadi 4-nitrophenol.
Kenaikan 4-nitrofenol diukur secara fotometri pada panjang gelombang 405 nm yang
sebanding dengan aktivitas alkali phosphatase dalam sampel.

ALP
p-nitrophenyl phosphate + AMP AMP + PO4 + p-nitrophenol

1. Siapkan dua buah tabung, tabung pertama sebagai blanko yang berisi aquades. Tabung
yang kedua sebagai tes yang berisi 1000 l monoreagen ALP FS kemudian ditambah 20
l sampel serum.

Tabung Aquades Reagen ALP Sampel

Blanko 20 l 1000 l -

Tes - 1000 l 20 l

2. Campur, tunggu selama 1 menit untuk membiarkan agar reaksi berlangsung optimal
3. Setelah 1 menit, masukkan ke dalam kuvet dan diukur absorbansi pada panjang
gelombang 405 nm
4. Baca absorbansi kembali tepat setelah menit 1,2,3 menit.
5. Lakukan perhitungan kadar Alkaline phosphatase menggunakan rumus
A/min = (Abs 2- Abs 1) + (Abs 3- Abs 2) + (Abs 4- Abs 3)
3
Rumus kadar ALP
C = A/min x 2751

Nilai Rujukan
Laki-laki : 61- 232 U/L
Perempuan : 49-232 U/L

Dewasa : 42 136 U/L, ALP1 : 20 130 U/L, ALP2 : 20 120 U/L, Lansia : agak
lebih tinggi dari dewasa

Anak-anak : Bayi dan anak (usia 0 20 th) 40 115 U/L, Anak berusia lebih tua (13
18 th) : 50 230 U/L.

PENINGKATAN DAN PENURUNAN KADAR ALP

HIGH VALUES
Very high levels of ALP can be caused by liver problems, such as hepatitis, blockage of
the bile ducts (obstructive jaundice), gallstones, cirrhosis, liver cancer, or cancer that has spread
(metastasized) to the liver from another part of the body.
Kadar ALP sangat tinggi dapat disebabkan karena gangguan liver seperti hepatitis,
sumbatan pada kelenjar empedu, batu ginjal, sirosis, kanker hepar, atau kanker yang
telah menyebar (metastasis) ke liver dari bagian tubuh yang lain.

High ALP levels can be caused by bone diseases, such as Paget's


disease, osteomalacia, rickets, bone tumors, or tumors that have spread from another part of the
body to the bone, or by overactive parathyroid glands (hyperparathyroidism). Normal healing of
a bone fracture can also raise ALP levels.
Kadar ALP tinggi dapat disebabkan karena penyakit tulang seperti Pagets disease,
osteomalasia, rickettsia, tumor tulang, atau tumor yang telah menyebar ke tulang dari
bagian tubuh yang lain, atau aktivitas kelenjar paratiroid yang meningkat
(hiperparatiroid). Penyembuhan pada tulang dapat juga meningkatkan kadar ALP.

Heart failure, heart attack, mononucleosis, or kidney cancer can raise ALP levels. A
serious infection that has spread through the body (sepsis) can also raise ALP levels.
Gagal jantung, serangan jantung, mononucleosis, atau kanker ginjal dapat
meningkatkan kadar ALP. Infeksi berat yang telah menyebar ke seluruh tubuh (sepsis)
dapat juga meningkatkan kadar ALP.

Women in the third trimester of pregnancy have high ALP levels because the placenta
makes ALP.
Wanita pada trimester ketiga kehamilan kadar ALP meningkat karena plansenta yang
meproduksi ALP.

LOW VALUES

Conditions that lead to malnutrition (such as celiac disease) or are caused by a lack
of nutrients in the diet (such as scurvy) can cause low ALP levels.

Kondisi yang menyebabkan malnutrisi (seperti Celiac disease) atau disebabkan karena
kekurangan nutrisi dalam diet (seperti kekurangan vitamin C) dapat menyebabkan
penurunan kadar ALP

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium


1. Sampel hemolisis,
2. Pengaruh obat-obatan tertentu (lihat pengaruh obat),
3. Pemberian albumin IV dapat meningkatkan kadar ALP 5-10 kali dari nilai normalnya,
4. Usia pasien (mis. Usia muda dan tua dapat meningkatkan kadar ALP), meningkatnya kadar
ALP terjadi karena pada usia muda tulang sedang mengalami proses petumbuhan sehingga
kadar ALP meningkat,
5. Kehamilan trimester akhir sampai 3 minggu setelah melahirkan dapat meningkatkan kadar
ALP.

KESIMPULAN
Fungsi hati yang merupakan organ pusat metabolisme banyak macamnya. Umumnya
pemeriksaan dilakukan dengan beberapa jenis uji fungsi hati sebagai suatu panel. Pada uji fungsi
hati , analit atau zat yang diperiksa dapat berupa produk metabolisme sel hati (hepatosit), enzim,
protein lain, antigen virus, DNA atau RNA virus, maupun antibody sebagai hasil respon imun
humoral tubuh.
Alkaline phosphatase (ALP) merupakan enzim yang diproduksi terutama oleh epitel hati
dan osteoblast (sel-sel pembentuk tulang baru); enzim ini juga berasal dari usus, tubulus
proksimalis ginjal, plasenta dan kelenjar susu yang sedang membuat air susu. Alkaline
phosphatase disekresi melalui saluran empedu. Meningkat dalam serum apabila ada hambatan
pada saluran empedu (kolestasis). Tes ALP terutama digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat penyakit hati (hepatobilier) atau tulang. Jumlah/level enzym ini digunakan untuk
identififikasi kelainan hepar, atau kelainan tulang,dll. Harga normal terpengaruh oleh usia dan
gender.
Pada orang dewasa sebagian besar dari kadar ALP berasal dari hati, sedangkan pada
anak-anak sebagian besar berasal dari tulang.
Tujuan dari pemeriksaan Alkaline Phophatase adalah untuk mengetahui adanya gangguan
faal hati (diagnosis kolestasis, infiltrasi hepatic dan kelainan metabolisme).
Kadar ALP meningkat pada:
Gangguan liver seperti hepatitis, sumbatan pada kelenjar empedu, batu ginjal, sirosis,
kanker hepar, atau kanker yang telah menyebar (metastasis) ke liver dari bagian tubuh
yang lain.
Penyakit tulang seperti Pagets disease, osteomalasia, rickettsia, tumor tulang, atau tumor
yang telah menyebar ke tulang dari bagian tubuh yang lain, atau aktivitas kelenjar
paratiroid yang meningkat (hiperparatiroid). Penyembuhan pada tulang dapat juga
meningkatkan kadar ALP.
Gagal jantung, serangan jantung, mononucleosis, atau kanker ginjal dapat meningkatkan
kadar ALP. Infeksi berat yang telah menyebar ke seluruh tubuh (sepsis) dapat juga
meningkatkan kadar ALP.
Wanita pada trimester ketiga kehamilan kadar ALP meningkat karena plansenta yang
meproduksi ALP.

Kadar ALP menurun pada kondisi yang menyebabkan malnutrisi (seperti Celiac disease)
atau disebabkan karena kekurangan nutrisi dalam diet (seperti kekurangan vitamin C) dapat
menyebabkan penurunan kadar ALP

DAFTAR PUSTAKA
Dalkin, Alan C dan E. Gregory Thompson. 2014. Alkaline Phosphatase.
http://www.webmd.com/digestive-disorders/alkaline-phosphatase-alp-test?page=2 (28 April
2016)

Dufour DR. Liver Disease. Dalam: Burtis CA, Ashwood ER, Bruns DE (eds). Tietz Textbook of
Clinical Chemistry and Molecular Diagnostocs. 4th ed, St. Louis: Elsevier Saunders, 2006 p
1777-827

Ellis, Mary Ellen. Alkaline Phophatase Level Test (ALP).


http://www.healthline.com/health/alp#Uses2 (28 April 2016)

Jumanti, Desi. 2015. Pembahasan ALP. http://documents.tips/documents/pembahasan-alp.html


(25 April 2016)

Lab, ABC. Pemeriksaan Laboratorium Uji Fungsi Hati. http://www.abclab.co.id/?p=358 (25


April 2016)

Maulidia, Aldiana. 2014. Pemeriksaan Alkali Fosfatase.


https://aldianamaulidia.wordpress.com/2014/03/13/pemeriksaan-alkali-fosfatase/ (25 April
2016)

Robertson, Sally. 2015. Hipophophatasia Diagnosis. http://www.news-


medical.net/health/Hypophosphatasia-Diagnosis.aspx (28 April 2016)

Tietz NW: Textbook of Clinical Chemistry. Third edition, Edited by Burtis and Ashwood.
Philadelphia, PA, WB Saunders Company, Philadelphia, 1999

http://www.mayomedicallaboratories.com/test-catalog/Clinical+and+Interpretive/8340 (28 April


2016)

Anda mungkin juga menyukai