Anda di halaman 1dari 16

2.

Memahami dan menjelaskan skizofrenia

Definisi

Skizofrenia adalah suatu sindrom klinis dengan variasi psikopatologi, biasanya berat, berlangsung lama
dan ditandai oleh penyimpangan dari pikiran, persepsi serta emosi

manifestasi klinis
1. Halusinasi

adalah persepsi palsu-orang mendengar, melihat, merasakan, atau


mencium sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Mendengar suara
adalah jenis yang paling umum dari halusinasi.

Beberapa contoh:

Sebuah suara terus mengkritik saya dan mengatakan bahwa


saya adalah orang yang buruk atau jahat.

Kadang-kadang saya mendengar dua suara berbicara tentang


saya dan mengomentari apa yang saya lakukan.

Banyak orang juga mengalami halusinasi visual, yang


melibatkan melihat hal-hal yang tidak ada.

2. Delusi (waham)

adalah keyakinan palsu-orang memiliki keyakinan yang kuat yang


dipegang teguh dan tak tergoyahkan, bahkan ketika bukti
bertentangan dengan hal tersebut diberikan atau ditunjukkan.

Khayalan yang sering dijumpai lainnya adalah percaya bahwa Anda


memiliki kekuatan khusus, bakat, atau kekayaan. Delusi lainnya
termasuk percaya bahwaorang lain atau kekuatan bisa
mengendalikan pikiran atau tindakan atau percaya bahwa orang
lain merujuk kepada Anda atau berbicara tentang Anda.

Beberapa contoh:

Saya yakin bahwa TV sedang berbicara tentang aku.

Saya percaya bahwa saya sangat kaya ,meskipun saldo di


rekening bank saya tidak memperlihatkan hal tersebut.
Saya berpikir bahwa orang bisa membaca pikiranku.

Tidak peduli apa kata dokter, saya yakin bahwa saya memiliki
parasit.

3. Gejala skizofrenia lainnya adalah berupa gangguan pikiran yaitu


adanya kebingungan dalam berpikir. Gejala ini membuat penderita
skizofrenia sulit untuk tetap pada topik yang sedang dibicarakan,
sulit dalam menggunakan kata-kata yang benar, sulit menyusun
kalimat yang lengkap, atau sulit berbicara dengan cara yang
terorganisir sehingga orang lain dapat mengerti.

4. Perilaku tidak teratur

adalah perilaku yang muncul secara acak atau tanpa tujuan bagi
orang lain. Contoh perilaku tidak teratur: Aku menghabiskan waktu
sehari penuh membawa semua panci dan wajan dari dapur ke
ruang bawah tanah ke kamar mandi lalu kembali ke dapur. Lalu
aku akan mulai melakukan hal tersebut lagi dari awal.

5. Perilaku katatonik

mengacu pada ketika seseorang berhenti melakukan hampir semua


gerakan dan tidak bergerak (atau hampir sepenuhnya tidak
bergerak) untuk jangka waktu yang lama.Contoh dari perilaku
katatonik: Saya tidak ingat ini, tapi saudara saya mengatakan
kepada saya bahwa sebelum saya mulai mendapatkan pengobatan,
saya biasa duduk di kursi yang sama selama berjam-jam. Saya tidak
akan bergerak, bahkan untukmengambil segelas air.

6. Gejala negative

adalah kurangnya energi, motivasi, dan ekspresi kesenangan.


Gejala negatif menyebabkan orang mengalami masalah dalam
memulai dan membuat rencana serta melakukan tindak lanjut
dengan rencana tersebut. Gejala negative menyebabkan mereka
tidal lagi tertarik dan tidak lagi bisa menikmati hal hal yang
dahulunya mereka sukai. Juga mereka kesulitan dalam
mengekspresikan emosi mereka kepada orang lain melalui ekspresi
wajah dan nada suara.

Beberapa contoh:
Akutidak lagi peduli tentang penampilanku. Aku bahkan
berhenti mandi.

Sangat sulit bagiku untuk memulai percakapandengan orang,


bahkan ketika sebenarnya aku menyukai mereka.

Saya tidak punya energi untuk pergi bekerja atau pergi


dengan teman atau menindakl anjuti suatu rencana.

7. Kesulitan kognitif:

Kesulitan kognitif adalah masalah dengan konsentrasi,


memori, dan penalaran abstrak. Ini berarti bahwa penderita
skizofrenia mungkin memiliki masalah dalam
memperhatikan, mengingat sesuatu, dan memahami suatu
konsep.

Beberapa contoh:

kesulitan berkonsentrasi ketika membaca atau menontonTV.

tidak bisa mengingat rencana atau janji.

Saya kesulitan untuk mengerti ide-ide abstrak

8. Penurunan fungsi sosial atau pekerjaan

Gejala-gejala skizofrenia dapat menyebabkan seseorang


mengalami penurunan fungsi sosial atau pekerjaan.
Penurunan fungsi sosial atau pekerjaan berarti menghabiskan
banyak waktu menyendiri, kurang bersosialisasi dengan
orang lain atau tidak mampu bekerja atau pergi ke sekolah.
Gejala ini sangat penting karena harus ada atau muncul
selama minimal 6 bulan sebelum diagnosis skizofrenia dapat
ditegakkan.

Beberapa contoh:

Aku merasa menjadi sangat tidak nyaman untuk


menghabiskan waktu dengan orang. Aku dulu senang sekali
pergi jalan jalan dengan teman-teman, kemudian aku mulai
takut dan kemudian aku mulai menghindari pergi dengan
teman setiap kali aku bisa menghindar.
Aku tidak bisa memasak dan membersihkan dapur lagi. Tugas
rumah tangga sehari-hari menjadi benar-benar suatu yang
luar biasa sulit bagi saya.

Pekerjaan adalah sangat penting bagi saya, tetapi menjadi


semakin sulit mungkin melakukannya. Saya mencoba dengan
sangat keras, tapi saya mengalami kesulitan dengan tugas
yang paling dasar sekalipun. Sangat sulit

Klasifikasi
Dalam PPDGJ III skizofrenia dibagi lagi dalam 9 tipe atau kelompok yang mempunyai
spesifikasi masing-masing, yang kriterianya di dominasi dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Skizofrenia Paranoid
Memenuhi kriteria diagnostik skizofrenia
Sebagai tambahan :
Halusinasi dan atau waham harus menonjol :
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit, mendengung, atau bunyi
tawa.
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain
perasaan tubuh halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of
control), dipengaruhi (delusion of influence), atau Passivity (delusion of passivity),
dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas.

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara
relatif tidak nyata / menonjol.

Pasien skizofrenik paranoid biasanya berumur lebih tua daripada pasien skizofrenik
terdisorganisasi atau katatonik jika mereka mengalami episode pertama penyakitnya. Pasien
yang sehat sampai akhir usia 20 atau 30 tahunan biasanya mencapai kehidupan social yang
dapat membantu mereka melewati penyakitnya. Juga, kekuatan ego paranoid cenderung lebih
besar dari pasien katatonik dan terdisorganisasi. Pasien skizofrenik paranoid menunjukkan
regresi yang lambat dari kemampuanmentalnya, respon emosional, dan perilakunya
dibandingkan tipe lain pasien skizofrenik.
Pasien skizofrenik paranoid tipikal adalah tegang, pencuriga, berhati-hati, dan tak
ramah. Mereka juga dapat bersifat bermusuhan atau agresif. Pasien skizofrenik paranoid
kadang-kadang dapat menempatkan diri mereka secara adekuat didalam situasi social.
Kecerdasan mereka tidak terpengaruhi oleh kecenderungan psikosis mereka dan tetap intak.

2. Skizofrenia Hebefrenik
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa
muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun).
Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang menyendiri
(solitary), namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis.
Untuk diagnosis hebefrenia yang menyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu
selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini
memang benar bertahan :
Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta
mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu menyendiri (solitary), dan perilaku
menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan;
Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), sering disertai
oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendirir
(self-absorbed smiling), atau oleh sikap, tinggi hati (lofty manner), tertawa
menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli secara bersenda gurau (pranks),
keluhan hipokondrial, dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated
phrases);
Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu (rambling)
serta inkoheren.
Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya
menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting
and fragmentary delusions and hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan yang
bertujuan (determination) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita
memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty
of purpose). Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap
agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang memahami jalan
pikiran pasien.

Menurut DSM-IV skizofrenia disebut sebagai skizofrenia tipe terdisorganisasi.

3. Skizofrenia Katatonik
Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia.
Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya :
a. Stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam gerakan
serta aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara):
b. Gaduh gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang tidak
dipengaruhi oleh stimuli eksternal)
c. Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan mempertahankan
posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh);
d. Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah
atau upaya untuk menggerakkan, atau pergerakkan kearah yang berlawanan);
e. Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya
menggerakkan dirinya);
f. Fleksibilitas cerea/waxy flexibility (mempertahankan anggota gerak dan tubuh
dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar); dan
g. Gejala-gejala lain seperti command automatism (kepatuhan secara otomatis
terhadap perintah), dan pengulangan kata-kata serta kalimat-kalimat.
Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan katatonik,
diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai
tentang adanya gejala-gejala lain.
Penting untuk diperhatikan bahwa gejala-gejala katatonik bukan petunjuk diagnostik
untuk skizofrenia. Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan
metabolik, atau alkohol dan obat-obatan, serta dapat juga terjadi pada gangguan afektif.

Selama stupor atau kegembiraan katatonik, pasien skizofrenik memerlukan


pengawasan yang ketat untuk menghindari pasien melukai dirinya sendiri atau orang lain.
Perawatan medis mungkin ddiperlukan karena adanya malnutrisi, kelelahan, hiperpireksia,
atau cedera yang disebabkan oleh dirinya sendiri.

4. Skizofrenia tak terinci (Undifferentiated).


Seringkali pasien yang jelas skizofrenik tidak dapat dengan mudah dimasukkan kedalam
salah satu tipe. PPDGJ mengklasifikasikan pasien tersebut sebagai tipe tidak terinci. Kriteria
diagnostic menurut PPDGJ III yaitu:
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau katatonik.
Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca skizofrenia.

5. Depresi Pasca-Skizofrenia
Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau :
a. Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria diagnosis umum
skizzofrenia) selama 12 bulan terakhir ini;
b. Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi gambaran
klinisnya); dan
c. Gejala-gejala depresif menonjol dan menganggu, memenuhi paling sedikit kriteria
untuk episode depresif, dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu.
Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia diagnosis menjadi episode depresif.
Bila gejala skizofrenia diagnosis masih jelas dan menonjol, diagnosis harus tetap salah satu
dari subtipe skizofrenia yang sesuai.

6. Skizofrenia Residual
Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi semua :
a) Gejala negative dari skizofrenia yang menonjol misalnya perlambatan psikomotorik,
aktivitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan
dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non-verbal yang buruk seperti dalam
ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja
sosial yang buruk;
b) Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi
kriteria untuk diagnosis skizofenia;
c) Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi
gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan
telah timbul sindrom negative dari skizofrenia;
d) Tidak terdapat dementia atau penyakit / gangguan otak organik lain, depresi kronis atau
institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negative tersebut.
Menurut DSM IV, tipe residual ditandai oleh bukti-bukti yang terus menerus adanya
gangguan skizofrenik, tanpa adanya kumpulan lengkap gejala aktif atau gejala yang cukup
untuk memenuhi tipe lain skizofrenia. Penumpulan emosional, penarikan social, perilaku
eksentrik, pikiran yang tidak logis, dan pengenduran asosiasi ringan adalah sering ditemukan
pada tipe residual. Jika waham atau halusinasi ditemukan maka hal tersebut tidak menonjol
dan tidak disertai afek yang kuat.

7. Skizofrenia Simpleks
Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada
pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dan progresif dari :
gejala negative yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului riwayat
halusinasi, waham, atau manifestasi lain dari episode psikotik, dan
disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna, bermanifestasi
sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup,
dan penarikan diri secara sosial.
Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan subtipe skizofrenia lainnya.
Skizofrenia simpleks sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala utama
pada jenis simpleks adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses
berpikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali terdapat. Jenis ini
timbulnya perlahan-lahan sekali. Pada permulaan mungkin penderita mulai kurang
memperhatikan keluarganya atau mulai menarik diri dari pergaulan. Makin lama ia makin
mundur dalam pekerjaan atau pelajaran dan akhirnya menjadi pengangguran, dan bila tidak
ada orang yang menolongnya ia mungkin akan menjadi pengemis, pelacur, atau penjahat.

8. Skizofrenia lainnya

9. Skizofrenia YTT
Selain beberapa subtipe di atas, terdapat penggolongan skizofrenia lainnya (yang tidak
berdasarkan DSM IV TR), antara lain :

Bouffe delirante (psikosis delusional akut).


Konsep diagnostik Perancis dibedakan dari skizofrenia terutama atas dasar lama gejala
yang kurang dari tiga bulan. Diagnosis adalah mirip dengan diagnosis gangguan
skizofreniform didalam DSM-IV. Klinisi Perancis melaporkan bahwa kira-kira empat
puluh persen diagnosis delirante berkembang dalam penyakitnya dan akhirnya
diklasifikasikan sebagai media skizofrenia.

Skizofrenia laten.
Konsep skizofrenia laten dikembangkan selama suatu waktu saat terdapat konseptualisasi
diagnostic skizofrenia yang luas. Sekarang, pasien harus sangat sakit mental untuk
mendapatkan diagnosis skizofrenia; tetapi pada konseptualisasi diagnostik skizofrenia
yang luas, pasien yang sekarang ini tidak terlihat sakit berat dapat mendapatkan diagnosis
skizofrenia. Sebagai contohnya, skizofrenia laten sering merupakan diagnosis yang
digunakan gangguan kepribadian schizoid dan skizotipal. Pasien tersebut mungkin
kadang-kadang menunjukkan perilaku aneh atau gangguan pikiran tetapi tidak terus
menerus memanifestasikan gejala psikotik. Sindroma juga dinamakan skizofrenia ambang
(borderline schizophrenia) di masa lalu.

Oneiroid.
Keadaan oneiroid adalah suatu keadaan mirip mimpi dimana pasien mungkin pasien
sangat kebingungan dan tidak sepenuhnya terorientasi terhadap waktu dan tempat. Istilah
skizofrenik oneiroid telah digunakan bagipasien skizofrenik yang khususnya terlibat
didalam pengalaman halusinasinya untuk mengeluarkan keterlibatan didalam dunia nyata.
Jika terdapat keadaan oneiroid, klinisi harus berhati-hati dalam memeriksa pasien untuk
adanya suatu penyebab medis atau neurologist dari gejala tersebut.

Parafrenia.
Istilah ini seringkali digunakan sebagai sinonim untuk skizofrenia paranoid. Dalam
pemakaian lain istilah digunakan untuk perjalanan penyakit yang memburuk secara
progresif atau adanya system waham yang tersusun baik. Arti ganda dari istilah ini
menyebabkannya tidak sangat berguna dalam mengkomunikasikan informasi.

Pseudoneurotik.
Kadang-kadang, pasien yang awalnya menunjukkan gejala tertentu seperti kecemasan,
fobia, obsesi, dan kompulsi selanjutnya menunjukkan gejala gangguan pikiran dan
psikosis. Pasien tersebut ditandai oleh gejala panansietas, panfobia, panambivalensi dan
kadang-kadang seksualitas yang kacau. Tidak seperti pasien yang menderita gangguan
kecemasan, mereka mengalami kecemasan yang mengalir bebas (free-floating) dan yang
sering sulit menghilang. Didalam penjelasan klinis pasien, mereka jarang menjadi
psikotik secara jelas dan parah.
Skizofrenia Tipe I.
Skizofrenia dengan sebagian besar simptom yang muncul adalah simptom positif yaitu
asosiasi longgar, halusinasi, perilaku aneh, dan bertambah banyaknya pembicaraan.
Disertai dengan struktur otak yang normal pada CT dan respon yang relatif baik terhadap
pengobatan.

Skizofrenia tipe II.


Skizofrenia dengan sebagian besar simptom yang muncul adalah simptom negative yaitu
pendataran atau penumpulan afek, kemiskinan pembicaraan atau isi pembicaraan,
penghambatan (blocking), dandanan yang buruk, tidak adanya motivasi, anhedonia,
penarikan sosial, defek kognitif, dan defisit perhatian. Disertai dengan kelainan otak
struktural pada pemeriksaan CT dan respon buruk terhadap pengobatan.

2.7. Diagnosis
Pedoman Diagnostik PPDGJ-lll
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau
lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a. - thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda ; atau
- thought insertion or withdrawal = isi yang asing dan luar masuk ke dalam
pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya
(withdrawal); dan
- thought broadcasting= isi pikiranya tersiar keluar sehingga orang lain atau
umum mengetahuinya;
- delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan
tertentu dari luar; atau
- delusion of passivitiy = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap
suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya = secara jelas merujuk kepergerakan tubuh
/ anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus);
- delusional perception = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna
sangat khas bagi dirinya, biasnya bersifatmistik atau mukjizat;
b. Halusinasi auditorik:
suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku
pasien, atau
mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri (diantara
berbagai suara yang berbicara), atau
jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian tubuh.
c. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik
tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu
mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain)
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
a. halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham
yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang
jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau
apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan-bulan terus
menerus;
b. arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang
berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;
c. perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu
(posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;
d. gejala-gejala negative, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons
emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan
diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa
semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi oleh depresi atau medikasi
neuroleptika;
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan
atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik (prodromal)
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall
quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-
absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

Pemeriksaan penunjang
- PET Scan untuk melihat aktivitas-aktivitas pada otak
- CT Scan untuk melihat apakah ada lesi pada otak

Diagnosis Banding

Gangguan Psikotik Sekunder dan Akibat Obat


Gejala psikosis dan katatonia dapat disebabkan oleh berbagai macam keadaan medis psikiatrik dan
dapat diakibatkan oleh berbagai macam zat. Jika psikosis atau katatonia disebabkan oleh kondisi medis
nonpsikiatrik atau diakibatkan oleh suatu zat, diagnosis yang paling sesuai adalah gangguan psikotik
akibat kondisi medis umum, atau gangguan katatonia akibat zat. Manifestasi psikiatrik dari banyak
kondisi medis nonpsikiatrik dapat terjadi awal dalam perjalanan penyakit, seringkali sebelum
perkembangan gejala lain. Dengan demikian klinisi harus mempertimbangkan berbagai macam kondisi
medis nonpsikiatrik dii dalam diagnosis banding psikosis, bahkan tanpa adanya gejala fisik yang jelas.
Pada umumnya, pasien dengan gangguan neurologist mempunyai lebih banyak tilikan pada
penyakitnya dan lebih menderita akibat gejala psikiatriknya daripada pasien skizofrenik, suatu
kenyataan yang dapat membantu klinisi untuk membedakan kedua kelompok tersebut.
Saat memeriksa seorang pasien psikotik, klinisi harus mengikuti tiga pedoman umum tentang
pemeriksaan keadaan nonpsikiatrik. Pertama, klinisi harus cukup agresif dalam mengejar kondisi medis
nonpsikiatrik jika pasien menunjukkan adanya gejala yang tidak lazim atau jarang atau adanya variasi
dalam tingkat kesadara. Kedua, klinisi harus berusaha untuk mendapatkan riwayat keluarga yang
lemgkap, termasuk riwayat gangguan medis, neurologist, dan psikiatrik. Ketiga, klinisi harus
mempertimbangkan kemungkinan suatu kondisi medis nonpsikiatrik, bahkan pada pasien dengan
diagnosis skizofrenia sebelumnya. Seorang pasien skizofrenia mempunyai kemungkinan yang sama
untuk menderita tumor otak yang menyebabkan gejala psikotik dibandingkan dengan seorang pasien
skizofrenik.

Berpura-pura dan Gangguan buatan


Baik berpura-pura atau gangguan buatan mungkin merupakan suatu diagnosis yang sesuai pada pasien
yang meniru gejala skizofrenia tetapi sebenarnya tidak menderita skizofrenia. Orang telah menipu
menderita skizofrenia dan dirawat dan diobati di rumah sakit psikiatrik. Orang yang secara lengkap
mengendalikan produksi gejalanya mungkin memenuhi diagnosis berpura-pura (malingering); pasien
tersebut biasanya memilki alasan financial dan hokum yang jelas untuk dianggap gila. Pasien yang
kurang mengendalikan pemalsuan gejala psikotiknya mungkin memenuhi diagnosis suatu gangguan
buatan (factitious disorder). Tetapi, beberapa pasien dengan skizofrenia seringkali secara palsu
mengeluh suatu eksaserbasi gejala psikotik untuk mendapatkan bantuan lebih banyak atau untuk dapat
dirawat di rumah sakit.

Gangguan Psikotik Lain


Gejala psikotik yang terlihat pada skizofrenik mungkin identik dengan yang terlihat pada gangguan
skizofreniform, gangguan psikotik singkat, dan gangguan skizoafektif. Gangguan skizofreniform
berbeda dari skizofrenia karena memiliki lama (durasi) gejala yang sekurangnya satu bulan tetapi
kurang daripada enam bulan. Gangguan psikotik berlangsung singkat adalah diagnosis yang tepat jika
gejala berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan dan jika pasien tidak kembali ke
tingkat fungsi pramorbidnya. Gangguan skizoafektif adalah diagnosis yang tepat jika sindroma manik
atau depresif berkembang bersama-sama dengan gejala utama skizofrenia.
Suatu diagnosis gangguan delusional diperlukan jika waham yang tidak aneh (nonbizzare) telah ada
selama sekurangnya satu bulan tanpa adanya gejala skizofrenia lainnya atau suatu gangguan mood.

Gangguan Mood
Diagnosis banding skizofrenia dan gangguan mood dapat sulit, tetapi penting karena tersedianya
pengobatan yang spesifik dan efektif untuk mania dan depresi. Gejala afektif atau mood pada
skizofrenia harus relative singkat terhadap lama gejala primer. Tanpa adanya informasi selain dari
pemeriksaan status mental, klinisi harus menunda diagnosis akhir atau harus menganggap adanya
gangguan mood, bukannya membuat diagnosis skizofrenia secara prematur.

Gangguan Kepribadian
Berbagai gangguan kepribadian dapat ditemukan dengan suatu cirri skizofrenia; gangguan kepribadian
skizotipal, schizoid, dan ambang adalah gangguan kepribadian dengan gejala yang paling mirip.
Gangguan kepribadian, tidak seperti skizofrenia, mempunyai gejala yang ringan, suatu riwayat
ditemukannya gangguan selama hidup pasien, dan tidak adanya onset tanggal yang dapat diidentifikasi.

Prognosis

Prognosis Baik Prognosis Buruk


Onset lambat Onset muda
Faktor pencetus yang jelas Tidak ada factor pencetus
Onset akut Onset tidak jelas
Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan Riwayat social dan pekerjaan premorbid
premorbid yang baik yang buruk
Gejala gangguan mood (terutama Prilaku menarik diri atau autistic
gangguan depresif) Tidak menikah, bercerai atau janda/ duda
Menikah Sistem pendukung yang buruk
Riwayat keluarga gangguan mood Gejala negatif
Sistem pendukung yang baik Tanda dan gejala neurologist
Gejala positif Riwayat trauma perinatal
Tidak ada remisi dalam 3 tahun
Banyak relaps
Riwayat penyerangan

2.8. Tatalaksana
Tiga pengamatan dasar tentang skizofrenia yang memerlukan perhatian saat mempertimbangkan
pengobatan gangguan, yaitu:
1. Terlepas dari penyebabnya, skizofrenia terjadi pada seseorang yang mempunyai sifat
individual, keluarga, dan sosial psikologis yang unik.
2. Kenyataan bahwa angka kesesuaian untuk skizofrenia pada kembar monozigotik adalah 50
persen telah diperhitungkan oleh banyak peneliti untuk menyarankan bahwa factor lingkungan
dan psikologis yang tidak diketahui tetapi kemungkinan spesifik telah berperan dalam
perkembangan gangguan.
3. Skizofrenia adalah suatu gangguan yang kompleks, dan tiap pendekatan terapetik tunggal
jarang mencukupi untuk menjawab secara memuaskan gangguan yang memiliki berbagai segi.
Walaupun medikasi antipsikotik adalah inti dari pengobatan skizofrenia, penelitian telah
menemukan bahwa intervensi psikososial dapat memperkuat perbaikkan klinis.

Perawatan di Rumah Sakit


Indikasi utama perawatan di rumah sakit adalah :
1. Untuk tujuan diagnostik.
2. Menstabilkan medikasi.
3. Keamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau membunuh.
4. Perilaku yang sangat kacau atau tidak sesuai.
5. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar.
Tujuan utama perawatan di rumah sakit adalah ikatan efektif antara pasien dan system
pendukung masyarakat.
Sejak diperkenalkan diawal tahun 1950-an medikasi antipsikotik telah menyebabkan revolusi
dalam pengobatan skizofrenia. Tetapi, antipsikotik mengobati gejala gangguan dan bukan suatu
penyembuhan skizofrenia.
Perawatan di rumah sakit menurunkan stres pada pasien dan membantu mereka menyusun
aktivitas harian mereka. Lamanya perawatan di rumah sakit tergantung pada keparahan penyakit
pasien dan tersedianya fasilitas pengobatan rawat jalan.
Rencana pengobatan di rumah sakit harus memiliki orientasi praktis ke arah masalah
kehidupan, perawatan diri sendiri, kualitas hidup, pekerjaan dan hubungan sosial. Perawatan di
rumah sakit harus di arahkan untukk mengikat pasien dengan fasilitas pasca rawat termasuk
keluarganya, keluarga angkat, board and care homes, dan half way house. Pusat perawatan di siang
hari ( day care center ) dan kunjungan rumah kadang-kadang dapat membantu pasien tetap di luar
rumah sakit untuk periode waktu yang lama dan dapat memperbaiki kualitas kahidupan sehari-hari
pasien.

Terapi Somatik
Obat psikofarmako yang ideal yaitu memenuhi syarat antara lain sebagai berikut :
a. Dosis rendah dengan efektivitas terapi dalam waktu relative singkat
b. Tidak ada efek samping, kalaupun ada relative kecil
c. Dapat menghilangkan dalam waktu relative singkat, gejala positif maupun negative
skizofrenia.
d. Lebih cepat memulihkan fungsi kognitif
e. Tidak menyebabkan kantuk
f. Memperbaiki pola tidur
g. Tidak menyebabkan habituasi, adisi dan dependensi
h. Tidak menyebabkan lemas otot
i. Pemakaian dosis tunggal

Ada 2 golongan :
1. Generasi pertama (typical)
2. Generasi kedua (atypical)

Obat yang termasuk golongan pertama :


Nama generic Nama dagang
Chlorpromazine Largactil, Promactil
Trifluoperazin Stelazine
Thioridazine Melleril
Haloperidol Haidol, Govotil
Obat yang termasuk golongan kedua :
Nama genric Nama dagang
Risperidone Risperdal, Rizodal
Ciozapine Clozaril
Quetiapine Serequel
Olanzapine Zyprexa
Aripiprazole Abilify

Golongan typical:
Mengatasi gejala positif skizofrenia, pada gejala negative kurang memberikan respon, tidak
memberikan efek yang baik pada pemulihan funsi kognitif penderita. Dan menimbulkan efek samping
gejala ekstrapiramidal.

Golongan atypical :
Mengatasi ejala positif dan negative dapat dihilangkan. Efek samping ekstrapiramidal sangat
minimal/dikatakan tidak ada. Memulihkan fungsi kognitif.

Antipsikotik
Antipsikotik termasuk tiga kelas obat yang utama, yaitu:
1. Antagonis reseptor dopamine
2. Risperidone ( ris perdal )
3. Clozapine ( clozaril )

Pemilihan Obat
1. Antagonis Reseptor Dopamin
Adalah obat antipsikotik yang klasik dan efektif dalam pengobatan skizofrenia. Obat ini memiliki dua
kekurangan utama, yaitu:
a. Hanya sejumlah kecil pasien, cukup tertolong untuk mendapatkan kembali jumlah fungsi mental
yang cukup normal.
b. Disertai dengan efek merugikan yang mengganggu dan serius. Efek mengganggu yang paling
utama adalah akatisia dan gejala mirip parkinsonisme berupa rigiditas dan tremor. Efek serius
yang potensial adalah tardive dyskinesia dan sindroma neuroleptik malignan.
Remoxipride adalah antagonis reseptor dopamin dari kelas yang berbeda dari pada antagonis
reseptor dopamin yang sekarang ini tersedia. Awalnya obat ini disertai efek samping neurologist
yang bermakna, tetapi akhirnya remoxipride disertai dengan anemia aplastik, jadi membatasi nilai
klinisnya.

2. Risperidone
Adalah suatu obat antispikotik dengan aktivitas antagonis yang bermakna pada reseptor
serotonin tipe 2 ( 5-HT2 ) dan pada reseptor dopamine tipe 2 ( d2 ). Risperidone menjadi obat lini
pertama dalam pengobatan skizofrenia karena kemungkinan obat ini adalah lebih efektif dan
lebih aman daripada antagonis reseptor dopaminergik yang tipikal.
3. Clozapine
Adalah suatu obat antipsikotik yang efektif. Mekanisme kerjanya belum diketahui secara
pasti. Clozapine adalah suatu antagonis lemah terhadap reseptor D 2 tetapi merupakan antagonis
yang kuat terhadap reseptor D4 dan mempunyai aktivitas antagonistic pada reseptor serotogenik.
Agranulositosis merupakan suatu efek samping yang mengharuskan monitoring setiap minggu
pada indeks-indeks darah. Obat ini merupakan lini kedua, diindikasikan pada pasien dengan
tardive dyskinesia karena data yang tersedia menyatakan bahwa clozapine tidak disertai dengan
perkembangan atau eksaserbasi gangguan tersebut.

Prinsip-Prinsip Terapetik
1. Klinis harus secara cermat menentukan gejala sasaran yang akan diobati
2. Suatu antipsikotik yang telah bekerja dengan baik di masa lalu pada pasien harus digunakan
lagi.
3. Lama minimal percobaan antipsikotik adalah empat sampai enam minggu pada dosis yang
adekuat.
4. Penggunaan pada lebih dari satu medikasi antipsikotik pada satu waktu adalah jarang
diindikasikan.
5. Pasien harus dipertahankan pada dosis efektif yang serendah mungkin yang diperlukan untuk
mencapai pengendalian gejala selama periode psikotik.

Pemeriksaan Awal
Obat antipsikotik cukup aman jika diberikan selama periode waktu yang cukup singkat. Dalam
situasi gawat, obat ini dapat diberikan kecuali clozapine, tanpa melakukan pemeriksaan fisik atau
laboratorium pada diri pasien. Pada pemeriksaan biasa harus didapatkan hitung darah lengkap
dengan indekss sel darah putih, tes fungsi hati dan ECG khususnya pada wanita yang berusia lebih
dari 40 tahun dan laki-laki yang berusia lebih dari 30 tahun.
Kontraindikasi Utama Antipsikotik:
1. Riwayat respon alergi yang serius
2. Kemungkinan bahwa pasien telah mengingesti zat yang akan berinteraksi dengan antipsikotik
sehingga menyebabkan depresi sistem saraf pusat.
3. Resiko tinggi untuk kejang dari penyebab organic atau audiopatik.
4. Adanya glukoma sudut sempit jika digunakan suatu antupsikotik dengan aktivitas
antikolinergik yang bermakna.

Kegagalan Pengobatan
1. Ketidakpatuhan dengan antipsikotik merupakan alas an utama untuk terjadinya relaps dan
kegagalan percobaan obat.
2. Waktu percobaan yang tidak mencukupi.
Setelah menghilangkan alasan lain yang mungkin bagi kagagalan terapi antipsikotik, dapat dicoba
antipsikotik kedua dengan struktur kimiawi yang berbeda dari obat yang pertama. Strategi
tambahan adalah suplementasi antipsikotik dengan lithium (eskalith), suatu antikonvulsan seperti
carbamazepine atau valproate (depakene), atau suatu benzodiazepine. Pemakaian terapi
antipsikotik dosis-mega jarang diindikasikan, karena hamper tidak ada data yang mendukung
praktek tersebut.

Obat Lain
- Lithium
Efektif dalam menurunkan gejala psikotik lebih lanjut pada sampai 50 persen pasien dengan
skizofrenia dan merupakan obat yang beralasan untuk dicoba pada pasien yang tidak mampu
menggunakan medikasi antipsikotik.

- Antikonvulsan
Carbamazepine dan valproat dapat digunakan sendiri-sendiri atau dalam kombinasi dengan
lithium atau suatu antipsikotik. Walaupun tidak terbukti efektif dalam menurunkan gejala
psikotik pada skizofrenia, namun jika digunakan sendiri-sendiri mungkin efektif dalam
menurunkan episode kekerasan pada beberapa pasien skizofrenia.

- Benzodiazepin
Pemakaian bersama-sama alprazolam ( xanax ) dan antipsikotik bagi pasien yang tidak
berespo terhadap pemberian antipsikotik saja, dan pasien skizofrenia yang berespon terhadap
dosis tinggi diazepam ( valium ) saja. Tetapi keparahan psikosis dapat di eksaserbasi seteloah
putus dari benzodiazepine.

Terapi Somatik Lainnya


Elektrokonvulsif ( ECT ) dapat diindikasikan pada pasien katatonik dan bagi pasien yang
karena suatu alasan tidak dapat menggunakan antipsikotik ( kurang efektif ). Pasien yang telah
sakit selama kurang dari satu tahun adalah yang paling mungkin berespon.
Dimasa lalu skizofrenia diobati dengan koma yang di timbulkan insulin (insulin-induced coma)
dan koma yang ditimbulkan barbiturat (barbiturate-induced coma).

Terapi Psikososial
- Terapi Perilaku
Tehnik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan keterampilan social untuk
meningkatkan kemampuan social, kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dan
komunikasi interpersonal.
Perilaku adaptif adalah didorong dengan pujian atau hadiah yang dapat ditebus untuk hal-hal
yang diharapkan. Dengan demikian frekuensi perilaku mal adaptif atau menyimpang dapat
diturunkan.

Latihan Keterampilan Perilaku (Behavioral Skills Trainning)


Sering dinamakan terapi keterampilan sosial (social skills therapy). Terapi ini dapat secara
langsung membantu dan berguna bagi pasien dan merupakan tambahan alami bagi terapi
farmakologis. Latihan keterampilan ini melibatkan penggunaan kaset videon orang lain dan
pasien permainan simulasi ( role playing ) dalam terapi, dan pekerjaan rumah tentang
keterampilan yang telah dilakukan.

- Terapi Berorientasi Keluarga


Pusat dari terapi harus pada situasi segera dan harus termasuk mengidentifikasik dan
menghindari situasi yang kemungkinan menimbulkan kesulitan. Jika masalah memang timbul
pada pasien di dalam keluarga, pusat terapi harus pada pemecahan masalah secara cepat.
Setelah periode pemulangan segera, topik penting yang dibahas dalam terapi keluarga adalah
proses pemulihan khususnya lama dan kecepatannya.
Di dalam session keluarga dengan pasien skizofrenia, ahli terapi harus mengendalikan
intensitas emosional dari session.

LO.3.Memahami dan menjelaskan ibadah mahdhoh


Pengertian Ibadah
Secara etomologis diambil dari kata abada, yabudu, abdan, fahuwa aabidun. Abid, berarti
hamba atau budak, yakni seseorang yang tidak memiliki apa-apa, hatta dirinya sendiri milik
tuannya, sehingga karenanya seluruh aktifitas hidup hamba hanya untuk memperoleh keridhaan
tuannya dan menghindarkan murkanya.
Manusia adalah hamba Allah Ibaadullaah jiwa raga haya milik Allah, hidup matinya di
tangan Allah, rizki miskin kayanya ketentuan Allah, dan diciptakan hanya untuk ibadah atau
menghamba kepada-Nya:
56

Tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu (QS. 51(al-Dzariyat
): 56).

Prinsip dasar dalam ibadat mahdhah ialah: Tidak boleh dikerjakan kecuali yang diperintahkan
Allah SWT dan Rasul SAW Ibadah mahdhah merupakan pelatihan (diklat) pengabdian kepada
Allah dalam bentuk yang terbatas untuk diaplikasikan dalam kehidupan yang tidak terbatas
sehingga segenap kehidupan itu mempunyai nilai ibadah yang diredhai Allah swt.

Jenis Ibadah
Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan bentuk dan sifat yang
berbeda antara satu dengan lainnya;

1. Ibadah Ghairu Mahdhah

2. Ibadah Mahdhah, artinya penghambaan yang murni hanya merupakan hubung an antara
hamba dengan Allah secara langsung. Ibadah bentuk ini memiliki 4 prinsip:
a) Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran maupun al-
Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika
keberadaannya.
b) Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Salah satu tujuan diutus rasul oleh
Allah adalah untuk memberi contoh:
64
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin Allah(QS. 4:
64).

7
Dan apa saja yang dibawakan Rasul kepada kamu maka ambillah, dan apa yang dilarang,
maka tinggalkanlah( QS. 59: 7).

Shalat dan haji adalah ibadah mahdhah, maka tatacaranya, Nabi bersabda:

. . .
Shalatlah kamu seperti kamu melihat aku shalat. Ambillah dari padaku tatacara haji kamu

Jika melakukan ibadah bentuk ini tanpa dalil perintah atau tidak sesuai dengan praktek
Rasul saw., maka dikategorikan Muhdatsatul umur perkara meng-ada-ada, yang populer
disebut bidah: Sabda Nabi saw.:
. .
.
.
.

Salah satu penyebab hancurnya agama-agama yang dibawa sebelum Muhammad saw.
adalah karena kebanyakan kaumnya bertanya dan menyalahi perintah Rasul-rasul mereka.

c) Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan ukuran
logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi
memahami rahasia di baliknya yang disebut hikmah tasyri. Shalat, adzan, tilawatul
Quran, dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau
tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syariat, atau tidak. Atas
dasar ini, maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat.
d) Azasnya taat, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah
kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah
kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah,
dan salah satu misi utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi.
Jenis ibadah yang termasuk mahdhah, adalah :
1. Wudhu,
2. Tayammum
3. Mandi hadats
4. Adzan
5. Iqamat
6. Shalat
7. Membaca al-Quran
8. Itikaf
9. Shiyam ( Puasa )
10. Haji
11. Umrah
12. Tajhiz al- Janazah

Anda mungkin juga menyukai