Anda di halaman 1dari 21

BAB I

TINJAUAN UMUM

Pasal 1

Syarat Umum

Pemberi Tugas

Pemberi tugas adalah :


PT POLY PERKASA ENGINEERING
Jalan Prof Sudarto, SH Tembalang, Semarang
Telp.(024)7628434
Semarang

Perencana

Perencana adalah :
PT. ANGGREK INDAH
Jalan Tembalang Selatan I No 3 Graha Sapta Asri
Telp.087833804140
Semarang 50189

Direksi Pekerjaan

Adalah wakil pemberi tugas dalam pengawasan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan,
memberikan bimbingan dan petunjuk yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Sebagai
direksi dalam pelaksanaan pekerjaan adalah Ir. Abdul Jafar selaku Direktur Pemasaran PT.
POLY PERKASA ENGINEERING.

Syarat syarat peserta pelelangan

1. Yang diperkenankan mengikuti pelelangan adalah :


a. Telah terdaftar sebagai peserta lelang setiap paket yang dilelangkan dengan
mengambil dokumen pengadaan barang / jasa dan dokumen kualifikasi.
b. Memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam rencana kerja dan syarat syarat.
c. Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan usaha /
kegiatan sebagai penyedia barang / jasa.
d. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk
menyediakan barang / jasa.
e. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang
dihentikan, dan / atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan
tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana.
f. Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak.
g. Sebagai wajib pajak sudah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir,
dibuktikan dengan melampirkan fotokopi bukti tanda terima penyampaian Surat
Pajak Tahunan ( SPT ) Pajak Penghasilan ( PPh ) tahun terakhir, fotokopi Surat
Setoran Pajak ( SSP ) PPh Pasal 29.
h. Dalam kurun waktu 4 ( empat ) tahun terakhir pernah memperoleh pekerjaan
menyediakan barang / jasa baik di lingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk pengalaman subkontrak, kecuali penyedia barang / jasa yang baru
berdiri kurang dari 3 ( tiga ) tahun.
i. Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan, dan fasilitas lain yang
diperlukan dalam pengadaan barang / jasa.
j. Tidak masuk dalam daftar hitam.
k. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan pos.
l. Khusus untuk penyedia barang / jasa orang perseorangan persyaratannya sama
dengan di atas kecuali huruf f.
2. Persyaratan pengajuan dokumen penawaran
Rekanan yang berhak mengajukan penawaran adalah rekanan yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Memenuhi ketentuan sebagai diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat syarat.
b. Telah mendaftar dan mengambil Dokumen Pelelangan.
c. Penawaran yang diminta adalah penawaran yang lengkap menurut gambar,
ketentun-ketentuan dalam RKS dan Berita Acara Aanwijzing/ penjelasan.
d. Surat Penawaran, Surat Pernyataan, Surat Kesanggupan, RAB dan lampiran
lampirannya diketik di atas kertas Kop Perusahaan dan pada bagian terakhir
harus ditandatangani, dicap perusahaan dan nama terang, dibuat rangkap 3
(tiga) satu asli, 1 (satu) rekaman.
e. Surat Penawaran harus ditandatangani oleh Direktur Utama Perusahaan atau
Penerima Kuasa Direktur Utama yang nama kuasanya tercantum dalam Akta
pendirian atau perubahannya, atau Kepala cabang perusahaan yang diangkat
oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan otentik, atau Pejabat yang menurut
perjanjian kerja sama adalah yang berhak mewakili perusahaan yang bekerja
sama.
f. Surat Penawaran bermaterai Rp. 6.000,-, pada materai supaya terkena tanda
tangan, cap perusahaan diberi tanggal, bulan dan tahun.
g. Surat Penawaran dan lampiran lampirannya supaya disusun urut dan untuk
setiap lembar yang tidak ditandatangani harus diparaf dan dicap perusahaan.
h. Dokumen Penawaran terdiri dari :
a) Data Administrasi :
- Dokumen kualifikasi
- Fotokopi Surat Keterangan Fiskal ( SKF ).
- Fotokopi Jaminan Penawaran
- Surat Kesanggupan/ Pernyataan bermaterai Rp. 6.000,-
b) Data Teknis :
- Metode Pelaksanaan
- Net Working Planning
- Bar Chart
- Personil yang ditugaskan
- Peralatan yang digunakan
- Time Schedule dilengkapi kurva S, Schedule alat, bahan dan tenaga
kerja.
c) Data Penawaran Harga :
- Surat Penawaran bermaterai Rp. 6.000,-
- Rencana Anggaran Biaya ( RAB )
- Daftar Analisa

Harga Penawaran

a. Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam angka dan huruf.


b. Untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan harga satuan dan lump
sum, peserta mencantumkan harga satuan dan harga total untuk tiap mata
pembayaran/pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Jika harga satuan
ditulis nol atau tidak dicantumkan maka pekerjaan dalam mata pembayaran
tersebut dianggap telah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain dan
pekerjaan tersebut tetap harus dilaksanakan.
Untuk kontrak lump sum, peserta mencantumkan harga satuan untuk tiap mata
pembayaran/pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, apabila
dipersyaratkan.
c. Biaya overhead dan keuntungan serta semua pajak, bea, retribusi, dan
pungutan lain serta biaya asuransi yang harus dibayar oleh penyedia untuk
pelaksanaan paket jasa lainnya ini diperhitungkan dalam total harga
penawaran.
d. Untuk kontrak yang masa pelaksanaannya lebih dari 12 (dua belas) bulan,
ditulis Penyesuaian harga dapat diberlakukan sebagaimana diatur dalam
Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

3. Masa Berlaku Penawaran


a. Masa berlaku penawaran sesuai dengan ketentuan dalam LDP.
b. Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan, sebelum akhir masa berlakunya
penawaran, Panitia dapat meminta kepada seluruh peserta secara tertulis untuk
memperpanjang masa berlakunya penawaran tersebut dalam jangka waktu
tertentu.
c. Peserta dapat :
menyetujui permintaan tersebut tanpa mengubah penawaran;
menolak permintaan tersebut dan dapat mengundurkan diri secara
tertulis dengan tidak dikenakan sanksi.

d. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melebihi


jangka waktu yang ditetapkan dalam LDP.

Pengawas Pelaksana
1. Untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan ini akan dilakukan oleh pengawas yang
telah ditunjuk oleh PT. POLY PERKASA ENGINEERING, yang kemudian disebut
sebagai pengawas pelaksana.
2. Untuk pengawasan ditempat akan ditunjuk pengawas pelaksana lapangan yang akan
diberitahukan secara tertulis oleh pengawas pelaksana kepada kontaktor.
3. Kontaktor setuju atas penempatan pengawas pelaksana lapangan serta berkewajiban
unuk membantu pelaksanaan tugasnya. Kontaktor wajib memenuhi petunjuk dan atau
perintah pengawas pelaksana dan pengawas pelaksana lapangan, sepanjang petunjuk
tersebut mengenai lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kontaktor menurut
perjanjian ini.

Kontaktor

Kontaktor adalah peserta pelelangan yang telah diserahi tugas oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan ini.

Pelelang

Pelelang adalah PT. POLY PERKASA ENGINEERING yang berkedudukan di jalan Prof
Sudarto, SH Tembalang, Semarang, Telp.(024)7628434.

Pelaksana pembangunan proyek

Untuk proyek ini, pemberi tugas diwakili oleh Ir. Abdul Jafar sebagai pemimpin proyek
dan dibantu staf staf dari PT. POLY PERKASA ENGINEERING dan dibantu staf-staf
dari PT. POLY PERKASA ENGINEERING yang telah ditunjuk untuk itu.

Pasal 2

Dokumen RKS

Para peserta lelang harus mengajukan surat penawaran harga berdasarkan atas data dari
dokumen RKS.

Isi Dokumen RKS adalah sebagai berikut :

1. Peraturan dan persyaratan administrasi;


2. Spesifikasi teknik;
3. Peraturan dan persyaratan penawaran;
4. Gambar rencana;
5. Berita acara rapat penjelasan.

Pasal 3

Rapat Penjelasan Pekerjaan

Rapat penjelasan akan diselenggarakan pada :


hari : Kamis
tanggal : 26 April 2016
waktu : Pukul 07.00 WIB
tempat : Gedung SB I 01 POLY PERKASA ENGINEERING
Jalan Prof Sudarto, SH Tembalang, Semarang
catatan : Rapat penjelasan akan dilanjutkan dengan peninjauan ke lokaasi proyek.

Berita acara rapat penjelasan pekerjaan diatas harus disahkan oleh kedua pihak Wakil Peserta
lelang dan Panitia Pelelangan.

Berita acara dapat diambil peserta lelang mulai :

hari : Kamis
tanggal : 26 April 2016
waktu : Pukul 07.00 WIB
tempat : Gedung SB I 01 POLY PERKASA ENGINEERING
Jalan Prof Sudarto, SH Tembalang, Semarang
Peserta lelang yang tidak mengikuti penjelasan pekerjaan dan peninjauan lokasi dianggap
menyetujui hasil yang telah disepakati antara pihak PT. POLY PERKASA ENGINEERING
dengan peserta lelang.

Risalah rapat penjelasan merupakan bagian yang tidak termasuk dari dokumen RKS atau
Dokumen Pelelangan.

Walaupun peserta lelang akan mendapatkan berita acara rapat, dianjurkan peserta lelang
membuat catatan mengenai hal yang telah diputuskan dalam rapat tersebut, agar supaya tidak
hilang waktu untuk menunggu pengadaan berkas berita acara.

Peserta lelang yang telah membeli dokumen RKS tetapi tidak menghadiri rapat penjelasan,
tidak diperbolehkan mengajukan surat penawaran harga.

Pasal 4

Penjelasan Pekerjaan

Kepada peserta lelang diwajibkan melakukan peninjauan lapangan atas resiko dan biaya
sendiri untuk memperoleh segala keterangan yang diperlukan mengenai keadaan lapangan
tempat pekerjaan harus dilaksanakan dan persoalan lainnya yang bersangkutan dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan guna pengajuan penawaran.

Pada saat itu peserta lelang diberi kesempatan untuk mendapatkan keterangan, pedoman atau
dasar petunjuk guna pelaksanaan. Penjelasan akan diberikan oleh panitia lelang dan minimal
yang hadir dalam rapat penjelasan ini diikuti oleh tiga peserta.

Apabila dianggap perlu akan diberikan penjelasan tambahan diluar ketentuan jadwal rapat
penjelasan diatas. Mengenai waktu dan tempatnya akan ditentukan dalam rapat penjelasan.

Dari hasil penjelasan RKS dalam rapat penjelasan akan dibuatkan berita acaranya.
Berita acara rapat penjelasan dibuat oleh panitia lelang dan dibantu oleh perencana dan akan
disahkan oleh dua wakil peserta lelang dan ketua panitia lelang. Berita acara rapat dapat
diambil oleh peserta lelang sesuai dengan jadwal dalam bagian pasal 3.2 diatas.

BAB II

PENJELASAN UMUM

Proyek yang akan dilaksanakan berupa proyek pengiriman dan pemasangan gardu
transformator untuk kompleks pemukiman untuk 250 unit rumah tipe G-70 pada proyek
Real Estate Tlogosari Permai, Semarang. Dengan pertimbangan suplai daya sebagai
berikut :

- Daya per unit rumah sebesar 1,3 kVA;


- Gedung Sekolah dengan daya 13,2 kVA;
- Gardu pompa air 7,4 kW;
- Lampu Penerangan 6kVA;
- Gedung Pertemuan 3,6 kVA;
- Tempat ibadah 2,2 kVA; dan
- Tempat perbelanjaan sekitar 13,2 kVA.

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pemasangan gardu transformator pada proyek
tersebut adalah sebagai berikut :

Persyaratan instalasi

1. Transformator harus dapat dibuat bebas tegangan secara tersendiri pada semua
kutub atau fasenya, dengan baik dan tepat. Jika transformator dapat menerima
tegangan dari beberapa sisi, maka masing-masing sisi harus diberi gawai yang
memenuhi maksud ini. (PUIL, Tahun 2000).
2. Transformator proteksi untuk tegangan sekunder tidak lebih dari 50 kV ke bumi
harus mempunyai lilitan yang secara listrik terpisah.
3. Transformator ukur dan transformator lampu tangan harus dibumikan secara baik
pada satu titik di bagian sekundernya.
4. Batas kesalahan yang diperbolehkan pada transformasi tegangan yaitu tertera pada
tabel berikut :

KELAS % KESALAHAN PERGESERAN


RASIO SUDUT +/- (MENIT)
TEGANGAN (+/-)
0,5 0,5 20
1,0 1,0 40
5. Lighting Arester (LA) digunakan untuk melindungi Transformator distribusi,
khususnya pada pasangan luar dari tegangan lebih akibat surja petir. (SPLN, 2010)
6. Jenis konektor yang digunakan untuk instalasi gardu ini ditetapkan menggunakan
Live Line Connector (sambungan yang bisa dibuka - pasang) untuk memudahkan
membuka/memasang pada keadaan bertegangan. (SPLN, 2010)
7. Pengaman lebur untuk gardu distribusi pasangan luar dipasang pada Fused Cut
Out (FCO) dalam bentuk Fuse Link. (SPLN, 2010)
8. Peralatan switching incoming-outgoing berupa Pemutus Beban atau LBS (Load
Break Switch) atau Pemutus Beban Otomatis (PBO) atau CB (Circuit Breaker)
yang bekerja secara manual (atau digerakkan dengan remote control).
9. Fault Indicator (dalam hal ini PMFD : Pole Mounted Fault Detector) perlu
dipasang pada section jaringan dan percabangan untuk memudahkan pencarian
titik gangguan, sehingga jaringan yang tidak mengalami gangguan dapat
dipulihkan lebih cepat.
10. PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan teratur
serta pemeliharaan dan pelayanan mudah dan aman, dan bagian yang penting
mudah dicapai.
11. Semua komponen yang pada waktu kerja memerlukan pelayanan, seperti
instrumen ukur, tombol dan sakelar, harus dapat dilayani dengan mudah dan aman
dari depan tanpa bantuan tangga, meja atau perkakas yang tidak lazim lainnya.
12. Penyambungan saluran masuk dan saluran keluar pada PHB harus menggunakan
terminal sehingga penyambungannya dengan komponen dapat dilakukan dengan
mudah, teratur dan aman. Ketentuan ini tidak berlaku bila komponen tersebut
letaknya dekat saluran keluar atau saluran masuk. (PUIL, Tahun 2000).
13. Terminal kabel kendali harus ditempatkan terpisah dari terminal saluran daya.
14. Beberapa PHB yang letaknya berdekatan dan disuplai oleh sumber yang sama
sedapat mungkin ditata dalam satu kelompok. (PUIL, Tahun 2000).
15. PHB tegangan rendah atau bagiannya, yang masing-masing disuplai dari sumber
yang berlainan harus jelas terpisah dengan jarak sekurang-kurangnya 5 cm.
(PUIL, Tahun 2000).
16. Terminal pembumian ditempatkan dipermukaan bagian depan salah satu dari
kerangka penopang pada ketinggian maksimal 30 cm dari dasar PHB.
17. Spesifikasi teknis dari PHB yang digunakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

No. Uraian Spesifikasi


1. Arus pengenal saklar pemisah Sekurang-kurangnya 115 % IN
transformator distribusi
2. KHA rel PHB Sekurang-kurangnya 125 % arus
pengenal saklar pemisah
3. Arus pengenal pengaman lebur Tidak melebihi KHA penghantar
sirkit keluar
4. Short breaking current (Rms) Fungsi dari kapasitas Transformator
dan tegangan impendasinya
5. Short making current (peak) Tidak melebihi 2,5 x short
breaking current
6. Impulse voltage 20 Kv
7. Indeks proteksi IP (International Disesuaikan dengan kebutuhan,
Protection) untuk PHB pasangan namun sekurang-kurangnya IP-45
luar

Syarat Peralatan

1. Transformator yang digunakan merk Schneider


2. PHB yang digunakan adalah PHB-TR yang dilengkapi peralatan kontrol, peralatan
ukur, pengaman dan kendali yang saling berhubungan.
3. Kabel yang digunakan harus mempunyai tanda SNI serta dengan warna sesuai
dengan PUIL 2000.
4. Pipa instalasi yang digunakan adalah pipa galvanis dengan ukuran sesuai dengan
ukuran peralatan.
5. Setiap percabangan diusahakan memakai kotak sambung.

BAB III

PERATURAN TEKNIS

Pasal 1

Ruang lingkup pekerjaan

PT POLY PERKASA ENGINEERING menyerahkan pekerjaan borongan kepada kontraktor


seperti kontraktor menerima penyerahan pekerjaan tersebut dari PT POLY PERKASA
ENGINEERING dan berjanji untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan trafo. Dalam hal ini
melakukan pekerjaan pengadaan trafo transformator untuk kompleks pemukiman untuk 250
unit rumah tipe G-70 pada proyek perumahan CEMARA ASRI yang berlokasi di Jalan watu
Gunung, Tembalang, Semarang. serta menyerahkannya kepada PT POLY PERKASA
ENGINEERING dalam keadaan selesai seluruhnya dan siap untuk dipergunakan.

Pekerjaan yang dimaksud pada ayat 1 di atas pada pokoknya adalah pekerjaan pengadaan
trafo beserta perlindungan pentanahan untuk 250 unit rumah tipe G-70.

Pekerjaan pengadaan tranformator adalah seluruh instalasi gardu transformator dan


pengamannya sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap dan baik, setelah diuji dengan
seksama, dan siap untuk dipergunakan.

Pekerjaan listrik disini adalah :

1. Penyediaan dan pemasangan instalasi gardu tranformator berikut perlindungan


pentanahannya
2. Penyediaan dan pemasangan tiang listrik
3. Penyediaan dan pemasangan panel
4. Penyediaan dan pemasangan hubungan tanah
5. Penyediaan gambr kerja, pengadaan gardu transformator
6. Melakukan pengetesan pada instalasi yang telat selesai dipasang, dan dilakukan secara
bersama-sama dengan pihak berwenang (PLN) serta disaksikan oleh pengawas pelaksana
dan pengawas pelaksana lapangan. Hasilnya dituangkan dalam sertifikat tanda Keur
instalasi baik dan layak.

Pasal 2
Syarat pelaksanaan

Kontraktor pelaksana harus memiliki pas Perusahaan Milik Negara (PLN) serta surat-surat
ijin dari instalasi yang sesuai dengan peraturan pemerintah daerah setempat, maupun surat
ijin lain yang diminta oleh pengawas pelaksana maupun pengawas pelaksana lapangan.

Dalam pekerjaan pelaksanaan, pihak kontraktor harus memenuhi ketentuan yang telah
digariskan dalam gambar rencana, baik dalam segi ukuran, kualitas bahan, maupun
kuantitasnya.

Sehubungan dengan adanya pekerjaan ini, pihak kontraktor pelaksana harus menghubungi
pihak PLN terlebih dahulu, untuk kelancaran pembangunan sampai pada hari penyeraham
pekerjaan, dengan hasil pengujian yang sangat memuaskan atau Keur instalasi baik dan
layak untuk dipergunakan.

Sebelum memulai pekerjaan, pihak kontraktor pelaksana hendaknya membuat rencana


kerja (Time Schedule) yang disesuaikan dengan rencana pekerjaan untuk disiplin pekerjaan
lainnya. Disamping itu juga diserahkan jumlah tenaga pelaksana dan tenaga ahli yang
menangani pekerjaan pengadaan ininstalasi gardu transformator pada setiap proyeknya.

Pasal 3

Sistem instalasi

Dalam pemasangan instalasi gardu transformator di lokasi proyek transformator untuk


kompleks pemukiman untuk 250 unit rumah tipe G-70 pada proyek perumahan CEMARA
ASRI yang berlokasi di Jalan watu Gunung, Tembalang, Semarang ini, diharuskan
menggunakan kabel yang aman.

Pasal 4

Cara Pelaksanaan Pekerjaan

Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan, pihak kantor pelaksana hendaknya membagi


pekerjaan menjadi :

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan meliputi hal berikut.

1. Pembuatan kantor sementara


Pekerjaan ini berupa pembuatan kantor sementara di lokasi proyek yang berfungsi
sebanagi pusat kegiatan lapangan bagi pengawas pelaksanaan lapangan dalam
mengawasi pelaksanaan pekerjaan ini.
Bangunan kantor sementara ini dibuat dan disediakan sendiri oleh pihak kontraktor
pelaksana dan harus memenuhi syarat kebersihan dan kesehatan serta letaknya strategis
sehingga mudah dijangkau oleh setiap unsur dilapangan.

Pembangunan kantor sementara ini minimal terdiri atas ruang, kantor atau ruang kerja,
ruang rapat, kamar mandi, dan WC.

Kontraktor pelaksana harus memelihara kebersihan bangunan ini serta perlengkapannya


dan menyediakan air minum yang masak dan bersih untuk pengawas pelaksana lapangan
beserta tamunya.

Kontraktor pelaksana harus mengadakan sebuah kendaraan bermotor roda dua dalam
keadaan baik selama proyek iniberjalan. Untuk keperluan pengawas pelaksana lapangan
lengkap dengan eksploitasnya, terhitung sejak dimulainya pelaksana proyek ini sampai
pekerjaan diserahkan kepada pihak pemberi tugas.

2. Pemilihan tempat penimbunan


Tempat penimbunan adalah tempat sementara guna keperluan penimbunan, bahasn dan
juga untuk penyimpanan alat yang diperlukan untuk keperluan pekerjaan ini. Tempat
penimbunan ini harus dipilih sedemikian rupa sehingga aman dari pengaruh alam
maupun manusia, serta mudah untuk dicapai.

3. Mobilisasi alat
Mobilisasi alat yaitu mendatangkan peralatan yang telah disetujui oleh pengawas
lapangan.kontraktor bersangkuran harus mengajuna dan memberitahukan kepada
pengawas lapangan mengenai peralatan yang akan digunakan, pihak kontraktor harus
menyerahkan rencana operasi alat tersebut kepada pengawas lapangan. Segala kerusakan
atau kehilangan alat atau bagian lainnya selama mendatangkan, mempergunakan atau
mengembalikannya merupakan tanggung jawab pihak kontraktor bersangkutan. Pihak
kontraktor juga harus menjaga dan bertanggung jawab atas operasi alar tersebut, jangan
sampai merusak jalan, saluran, dan fasilitas-fasilitas lainnya yang telah dinyatakan
selesai.

Pekerjaan pemasangan instalasi

Pekerjaan pemasangan instalasi ini dibagi menjadi :

1. Pekerjaan pembobokan
Pekerjaan pembobokan dilakukan bersama-sama dengan pekerjaan pembetonan. Hal ini
dilakukan untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan, juga untuk menghindari adanya
pelaksanaan pekerjaan yang berulang.

2. Pemasangan trafo
Pemasangan trafo dilakukan setelah pekerjaan pembobokan. Pada pemasangan instalasi
gardu transformator ini harus dilakukan dengan pihak yang ahli dalam bidangnya dan
terdapat pengawas saat pemasangan trafo tersebut.
3. Penarikan kabel
Penarikan kabel dilaksanakan setelah pekerjaan pembetonan dan pemasangan trafo
mencapai katrakteristik kuat desak minimum seperti yang tercantum dalam gambar kerja.
Kontraktor kelistrikan harus meminta persetujuan dari pihak konsultan ataupun
pengawas pelaksana atau pengawas pelaksana lapangan sebelum dilaksanakannya
penarikan kabel. Semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan ini harus diketahui dan dihadiri
oleh pengawas laangan. Penarikan harus dilakukan oleh petugas yang berpengalaman
dan mempunyai pengetahuan yang baik terhadap bidang kelistrikan serta terhadap alat
yang digunakan.
Pada waktu pelaksanaan penarikan kabel untuk instalasi, harus diadakan pengamanan
terhadap pekerjaannya maupun terhadap hal lain yang berada di sekitar tempat
pelaksanaan penarikan kabel.
Urutan mengenai pelaksanaan penarikan kabel ditentukan oleh gambar atas instruksi
pengawas lapangan dan tidak diperbolehkan adanya penarikan kabel yang dilakukan
sebagian atau ditarik sebagian atau ditinggalkan, kecuali atas petunjuk gambar atau atas
petunjuk dari pengawas lapangan.
Semua peralatan yang digunakan untuk melaksanakan penarikan kabel harus dari tipe
peralatan yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan, atau sesuai dengan
pengarahan dari pengawas lapangan.
Sebelum penarikan kabel dilakasanakan pihak kontraktor kelistrikan harus menyerahkan
perhitungan kehilangan gaya pra-tegang pada beton sesuai dengan sistem yang
digunakan.
Tegangan pada kabel harus diukur dari perpanjangan kawat untaian dan selama
pelaksanaan proses penarikan kabel, selalu dipantau dan dikendalikan dengan pembacaan
pengukur tekanan.
Bila terjadi keadaan tertentu yang ekstrim harus segera dilaporkan kepada pengawas
lapangan untuk pengambilan keputusan selanjutnya.
Pihak kontraktor kelistrikan harus menyampaikan analisis hasil pengukuran paling
lambat 48(empat puluh delapan) jam setelah pelaksanaan selesai.
Sebelum ada persetujuan tertulis dari pengawas lapangan, kawat untaian tidak boleh
dipotong, sehingga kemungkinan penarikan ulang dapat dilakukan.
Setelah analisis hasil penarikan kabel disetujui dengan surat tertulis kawat untaian dapat
dipotomg minimum 25 mm dari ujung baji. Pemotongan dengan nyala api atau las listrik
tidak diperkenankan.

4. Pemasangan peralatan listrik


Pemasangan peralatan listrik termasuk pula pengawatan harus sesuai dengan tata letak
sistem operasi yang telah ditentukan dalam gambar rencanan instalasi. Peralatan yang
dipasang harus memenuhi syarat yang telah dutentukan oleh pihak berwenang.

5. Finishing
Pekerjaan finishing berupa pengetesan yang dilakukan oleh pihak Perusahaan Listrik
Negara (PLN).
Pekerjaan dinyatakan selesai apabila :
a. Semua sistem instalasi yang dipasang sesuai dengan rencana, baik dalam pemenuhan
fungsinya ataupun dalam operasinya yaitu dpaat menyala dengan baik
b. Ada surat pengesahan atau sertifikat hasil pengetesan dengan hasil baik atau
memuaskan dari pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) setempat.

Pasal 5

Material yang dipakai

Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang optimum, maka bahan yang digunakan adalah
bahan berikut ini :

1. Kabel
Kabel yang digunakan harus memenuhi persyaratan dan telah memiliki tanda atau label
dari Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN), Lembaga Masalah Kelistrikan (LMK),
serta Standar Industri Indonesia (SII).
2. Transformator
Transformator yang digunakan harus mendapat pengesahan dari Standar Industri
Indonesia (SII).
3. Peralatan listrik
Semua peralatan listrik yang digunakan dalam instalasi, telah mendapat pengesahan dari
Lembaga Masalah Kelistrikan (LMK).

Pasal 6

Standarisasi

Seluruh pekerjaan pengadaan transformator untuk kompleks pemukiman untuk 250 unit
rumah tipe G-70 pada proyek perumahan CEMARA ASRI harus sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan pleh SPLN, LMK, sera SII.

BAB IV
PERSYARATAN PELAKSANAAN
Pasal 1
Syarat pelaksanaan pekerjaan lainnya

Persyaratan bagi kontraktor pelaksana instalasi kelistrikan adalah :

1. Memiliki pas PLN serta surat ijin yang harus ada dari instalasi sesuai dengan peraturan
pemerintah daerah setempat, maupun surat ijin lain yang diminta oleh pengawas
lapangan.
2. Dalam pekerjaan pelaksanaan, harus memenuhi ketentuan yang telah digariskan dalam
gambar rencana baik dalam segi ukuran, kualitas bahan, maupun jumlahnya.
3. Sehubungan dengan adanya pekerjaan, pihak kontraktor pelaksana instalasi kelistrikan
harus menghubungi PLN terlebih dahulu untuk kelancaran pembangunan sampai pada
hari penyerahan hasil pekerjaan, setelah selesai pelaksanaan pengetesan dengan hasil tes
baik dan memuaskan serta layak untuk dioperasikan atau dinyalakan.
4. Sebelum memulai pekerjaan, pihak kontraktor pelaksana kelistrikan hendaknya membuat
rencana kerja (time schedule) yang disesuaikan dengan rencana kerja dari disiplin
pekerjaan lainnya, juga menyerahkan daftar jumlah tenaga pelaksana serta tenaga ahli
yang melaksanaan pekerjaan penginstalan.

Pasal 2

Syarat pemasangan bahan

Syarat pemasangan bahan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut ini:

1. Semua bahan yang akan dipasang harus dalam keadaan baru dan baik, serta sebelumnya
harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
2. Bahan harus sesuai dengan kondisi alam tropis dan memenuhi pasal-pasal dalam SPLN,
LMK, dan SII.
3. Pelaksanaan pengawatan di atas pralon menggunakan kabel jenis NYM dengan
penampang 2,5mm yang diklem dengan klem PVC khusus untuk kabel jenis NYM.

Pasal 3

Peraturan Pelaksana di tempat pekerjaan

Untuk kelancaran selama pelaksanaan pekerjaan pihak kontraktor pelaksana kelistrikan


diharuskan mengatur pelaksanaan pekerjaan yang memuat tata cara pelaksanaan pekerjaan
(Time Schedule).

Pasal 4

Direksi dan pelaksana pekerjaan

Selama pelaksanaan pekerjaan berjalan pihak kontraktor kelistrikan harus membuat jadwal
pekerja beserta jenis dan tempat pekerjaannya. Jadwal ini harus diserahkan kepada pengawas
lapangan setiap hari.

BAB V

SYARAT ADMINISTRASI
Pasal 1

Peraturan penyelenggaran

Guna mengatur pelaksanaan pekerjaan agar dapat berjalan dengan lancer dan baik, serta
tidak saling berbenturan dengan disiplin pelaksana pekerjaan lainnya, maka perlu diatur
adanya peraturan penyelenggaraan yang meliputi beberapa hal yang tertuang dalam ayat
berikut ini.

Pendataan dan cara menyimpan material

Guna menyimpan bahan atau peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan dimaksud dalam
perjanjian ini. Kontraktor kelistrikan diwajibkan untuk menyediakan satu atau lebih gudang
yang pantas dan aman, juga sebuah kantor yang cukup pantas lengkap dengan peralatan
lainnya sesuai dengan bestek tertulis.

Penyerahan pekerjaan dalam masa pemeliharaan

Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam dua tahap, yaitu serah terima pertama dan serah
terima kedua. Serah terima pertama dilakukan setelah pekerjaan mencapai 100% selesai dan
diterima dengan baik atau disetujui oleh pemberi tugas dalam hal ini wakil dari PT POLY
PERKASA ENGINEERING.

Serah terima kedua dilakukan setelah masa pemeliharaan berakhir dan diterima dengan baik
atau disetujui oleh pemberi tugas. Pada setiap serah terima pekerjaan dibuat berita acara
serah terima oleh pihak kontraktor kelistrikan, dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
untuk mendapat tanda tangan dari pimpinan PT POLY PERKASA ENGINEERING

Masa pemeliharaan dan jaminan

Pihak kontraktor pelaksana pekerjaan kelistrikan menjamin bahwa pekerjaan tersebut dapat
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan dalam
perjanjian ini.

Jangka waktu pemeliharaan, hasil pekerjaan adalah 30 hari kalender terhitung sejak tanggal
berita acara serah terima pertama ahsil dari pekerjaan. Apabila dalam jangka waktu
pemeliharaan tersebut timbul kerusakan yang tidak diakibatkan oleh kesengajaan atau
kelalaian petugas PT POLY PERKASA ENGINEERING, tetapi kerusakan tersebut
diakibatkan oleh kesengajaan atau kelalaian pihak kontraktor pelaksana atau orang yang
bekerja untuknya, sehubungan dengan pelaksanaan ketentuan dan persyaratan dalam
perjanjian ini, maka pihak kontraktor wajib memperbaiki atau menggantinya dengan cara
baru atas biaya kontraktor, segera setelah diberitahukan secara tertulis oleh PT POLY
PERKASA ENGINEERING.

Apabila dalam jangka waktu 7 hari kalender setelah tanggal pemberitahuan tertulis dari PT
POLY PERKASA ENGINEERING kepada kontraktor bersangkutan akan adanya kerusakan
dan kontraktor bersangkutan belum juga memulai melaksanakan perbaikan, maka pihak PT
POLY PERKASA ENGINEERING berhak untuk memperbaiki sendiri atau menyuruh pihak
lain untuk memperbaiki pekerjaan tersebut atas biaya kontraktor. Dalam keadaan tersebut,
pihak kontraktor dengan sendirinya akan memberikan kuasa kepada PT POLY PERKASA
ENGINEERING untuk memotong secara langsung biaya perbaikan tersebut dari uang
kontraktor yang masih ada dalam penguasaan PT POLY PERKASA ENGINEERING yang
lahir dari perjanjian ini ataupun perjanjian lainnya. Dalam hal ini, pihak kontraktor tidak
dapat menarik kembali keadaan tersebut diatas dengan cara bagaimanapun.

Kontraktor harus bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian dan atau kerusakan
yang disebabkan adanya cacat tersembunyi ataupun kekurangsempurnaan dalam pelaksanaan
pekerjaan.

Perpanjangan waktu pelaksanaan

Masa pelaksanaan pekerjaannya dapat diperpanjang dalam hal:

1. Diberi pekerjaan tambahan dan dinyatakan tertulis bahwa untuk pekerjaan tersebut diberi
tamabahan waktu pelaksaan
2. Terjadi bencana alam langsung yang menimpa keadaan atau hasil pekerjaan, seperti
misalnya tanah longsor, gempa bumi, banjir dan hujan yang terus menerus, sehingga
tidak dapat dan atau tidak mungkin untuk mengerjakan pekerjaan.
3. Terjadi kecelakaan, seperti; misalnya kebakaran atau sabotase langsung menimpa
keadaan pekerjaan, dan dalam keadaan ini harus dapat dibuktikan
4. Lokasi tanah atau hal lain masih dalam sengketa serta belum dapat dibebaskan
5. Kejadian lain yang dapat digolongkan dalam keadaan force majeur, yang dapat
dibuktikan oleh pihak kontraktor pelaksana.

Dalam hal tersebut diatas pihak diatas pihak kontraktor pelaksana diharuskan mengajukan
permohonan tertulis kepada Direksi PT POLY PERKASA ENGINEERING.

Waktu pelaksanaan pekerjaan tidak dapat diperpanjang lagi dalam hal:

1. Adanya hari libur, hari raya, serta adanya hari hujan biasa.
2. Adanya pemogokan buruh dari kontraktor pelaksana.
3. Keterlambatan pembayaran dari pihak PT POLY PERKASA ENGINEERING yang
disebabkan karena kecelakaan dan atau sesuatu hal yang diluar kemampuan seperti
misalnya perampokan, adanya masalah yang menyangkut bank ditempat uang untuk
pembayaran dari PT POLY PERKASA ENGINEERING tersimpan, atau karena keadaan
lainnya yang menyebabkan keterlambatan pembayaran kepada pihak kontraktor
pelaksana yang bukan disebabkan karena masalah PT POLY PERKASA
ENGINEERING yang dapat dinyatakan dengan bukti.

Penyerahan kepada pihak ketiga

Kontraktor pelaksana tidak diperkenankan menyerahkan pelaksaan baik sebagian atau


seluruh pekerjaan bersangkutan kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis dari pihak PT
POLY PERKASA ENGINEERING. Apabila ketentuan tersebut dilangggar oleh kontraktor
pelaksana, maka pihak PT POLY PERKASA ENGINEERING berhak secara sepihak untuk
memutuskan perjanjian ini tanpa adanya tuntutan dari pihak kontraktor dan pihak dari PT
POLY PERKASA ENGINEERING berhak untuk menunjuk pihak lain sebagai pelaksana,
serta jaminan pelaksaan menjadi milik PT POLY PERKASA ENGINEERING.

Uji terima dan serah terima

Setelah selesainya pekerjaan pembangunan tersebut, dan setelah ditandatanganinya oleh


pihak PT POLY PERKASA ENGINEERING, berita acara pemeriksaan atas prestasi kerja
nyata 100% dengan hasil baik dan memuaskan serta dapat diterima oleh pihak pemberi tugas
maka dibuatkan berita acara serah terima pertama. Berita acara serah terima pertama ini
ditandatangani oleh wakil dari kedua belah pihak, yaitu dari pihak kontraktor serta dari pihak
PT POLY PERKASA ENGINEERING.

Pemeriksaan atau uji terima akan mulai dilaksanakan oleh PT POLY PERKASA
ENGINEERING c/q Direktur Pemasaran Ir. Abdul Jafar paling lambat 14 hari kalender
setelah tanggal pemberitahuan dari pihak kontraktor tentang selesainya pelaksanaan
pekerjaan, guna persiapan serta pembuatan berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan.

Apabila hasil pemeriksaan yang dilakukan ternyata tidak baik dan tidak dapat diterima oleh
pihak PT POLY PERKASA ENGINEERING, maka kewajiban lainnya menurut perjanjian
ini, pihak kontraktor pelaksana adalah wajib melaksanakan perbaikan sesuai dengan RKS
atau bestek dalam waktu selambat-lambatnya 14 hari kalender, namun tidak boleh melebihi
jangka waktu penyelesaian pekerjaan.

Setelah masa pemeliharaan dan jaminan berakhir, serta pihak kontraktor telah menyelesaikan
seluruh kewajibannya, maka dibuatkan berita acara pemeriksaan oleh PT POLY PERKASA
ENGINEERING yang ditandatangani oleh pengawas lapangan, Direktur PT POLY
PERKASA ENGINEERING serta Wakil dari pihak kontraktor pelaksana.

Berdasarkan berita acara pemeriksaan tersebut dibuatkan berita acara serah terima kedua,
yang ditandatangani oleh Direktur PT POLY PERKASA ENGINEERING serta pihak
kontraktor.

Semua biaya yang timbul atau terjadi karena diadakannya pengetesan di lokasi proyek
menjadi tanggung jawab pihak kontraktor sepenuhnya, kecuali biaya untuk petugas dari PT
POLY PERKASA ENGINEERING. Berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan, berita acara
serah terima pertama, serta berita acara serah terima kedua harus sudah selesai dibuat dan
ditandatangani paling lambat 6 hari kerja setelah selesainya pemeriksaan hasil pekerjaan
yang hasilnya dinyatakan baik dan memuaskan, lengkap serta dapat diterima oleh pihak PT
POLY PERKASA ENGINEERING.

Pembuatan laporan kemajuan pekerjaan

Selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, pihak kontraktor pelaksana harus membuat
rencana kerja serta menyampaikan laporan tertulis kepada pihak PT POLY PERKASA
ENGINEERING pada setiap harinya mengenai kemajuan pelaksanaan pekerjaan serta
aktivitas lainnya yang dilaksanakan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan perjanjian ini.

Laporan tersebut harus ditujukan kepada Ketua Pelaksana dengan tembusan pada Direktur
PT POLY PERKASA ENGINEERING.

Pihak kontraktor pelaksana harus menyediakan Buku Harian di lapangan serta alat tulis yang
diperlukan.

Dalam buku harian diisi mengenai:

1. Jumlah pegawai;
2. Perintah PT POLY PERKASA ENGINEERING;
3. Laporan harian yang berisi mengenai pekerjaan yang dilaksanakan, kejadian penting
sehari-hari.

Pihak kontraktor pelaksana harus membuat laporan harian yang ditandatangani oleh pihak
kontraktor bersangkutan dengan pengawas harian atau pengawas lapangan. Laporan harian
dibuat dalam rangkap 3 dan merupakan lembaran terpisah atau lepas dengan bagian 2
eksemplar untuk arsip kontraktor.

Pasal 2

Peraturan administrasi keuangan

Harga penawaran

Harga penawaran dalam perjanjian ini merupakan harga tetap, yang tidak berubah oleh sebab
apapun sampai selesainya pelaksanaan pekerjaan dan pembayarannya, terkecuali apabila
terjadi kebijaksanaan pemerintah dalam bidang moneter yang mengijinkan dilakukannya
penyesuaian atas harga penawaran ini.
Penyesuaian harga yang dimaksud hanya diberlakukan terhadap sisa pekerjaan (yang di luar
kesalahan pihak kontraktor) yang belum dilaksanakan, namn tidak berlaku untuk bagian
pekerjaan yang bukan karena kesalahan pihak PT POLY PERKASA ENGINEERING yang
seharusnya menurut jangka waktu pelaksanaan telah harus diselesaikan oleh pihak kontraktor.

Pihak PT POLY PERKASA ENGINEERING dan pihak kontraktor sepakat bahwa perubahan
terhadap harga satuan pekerjaan yang belum diselesaikan hanya akan dilaksanakan setelah
adanya pemberlakuan pelaksaan undang-undang bersangkutan.

Pihak PT POLY PERKASA ENGINEERING dan pihak kontraktor sepakat bahwa apabila
terjadi kebijaksanaan pemerintah dibidang moneter, tidak akan menjadi alasan bagi pihak
kontraktor untuk menghentikan, menunda atau tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
perjanjian ini.

Administrasi

1. Jaminan pelaksanaan
Sebelum perjanjian pemborongan ditandatangani, pihak kontraktor harus menyerahkan
kepada PT POLY PERKASA ENGINEERING jaminan pelaksanaan yang berupa uang
tunai atau jaminan bank sebesar 5% dari harga penawaran yang diserahkan kepada
bendaharawan PT POLY PERKASA ENGINEERING.
Jaminan pelaksanaan yang berupa jaminan dari bank harus mempunyai masa berlaku
sampai saat kontraktor pelaksana menyelesaikan semua persyaratan dan kewajiban lain
yang telah ditentukan.
Apabila jaminan tersebut habis masa berlakunya sebelum pekerjaan selesai pihak
kontraktor harus memperpanjang masa berlaku jaminan bank tersebut dan
menyerahkannya kepada pejabat yang dimaksud selambat-lambatnya 10 hari kalender
sebelum habis masa berlaku jaminan bank sebelumnya.
Apabila pihak kontraktor pelaksana sengaja maupun tidak ternyata tidak menyerahkan
jaminan bank yang telah diperpanjang dalam waktu 10 hari, maka pihak PT POLY
PERKASA ENGINEERING berhak secara sepihak tanpa perlu adanya pemberitahuan
terlebih dahulu pada pihak kontraktor untuk menguangtunaikan jaminan bank tersebut
dalam jangka waktu 9 hari kalender sebelum masa berlakunya berakhir dan berhak untuk
tidak membayarkan atau berhak menahan ansuran selanjutnya. Jaminan pelaksanaan
akan dikembalikan oleh PT POLY PERKASA ENGINEERING kepada kontraktor
pelaksana secara sekaligus setelah ditandatanganinya berita acara serah terima pertama
oleh pihak PT POLY PERKASA ENGINEERING dan pihak kontraktor, setelah pihak
kontraktor menyerahkan jaminan.
Pemeliharaan sebesar 5% dari harga penawaran yang mempunyai masa berlaku sampai
dengan berakhirnya masa pemeliharaan dalam perjanjian ini. Apabila pihak kontraktor
tidak dapat menyelesaikan pelaksaan pekerjaan dengan baik, sebagian maupun
seluruhnya sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian ini, maka jaminan pelaksanaan dan
jaminan pemeliharaan akan menjadi milih pihak PT POLY PERKASA ENGINEERING.
2. Asuransi proyek
Kontraktor atas biaya sendiri berkewajiban melakukan penutupan asuransi untuk segala
resiko pengangkutan, kebakaran, pencurian, bencana alam, ataupun akibat kesalahan
dalam konstruksi, serta tanggung jawab hokum kepada pihak ketiga baik selama dalam
pembangunan maupun selama masa pemeliharaan menurut perjanjian ini.
3. Pajak dan bea materai
Dalam jumlah harga penawaran, perjanjian ini telah temasuk di dalamnya PPN sebesar
10%, pajak, bea materai dan bea lain menurut peraturan dan ketentuan pemerintah. Oleh
karenanya menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana untuk melunasinya.

Pekerjaan tambahan dan pengukuran

Setiap penambahan atau pengurangan terhadap volume pekerjaanyang ditelah ditetapkan


dalam perjanjian ini baru dapat dilaksanakan setelah ada perintah tertulis dari PT POLY
PERKASA ENGINEERING kepada kontraktor pelaksana.

Penambahan atau pengurangan biaya yang terjadi karena adanya penambahan atau
pengurangan pekerjaan akan diperhitungkan pada saat serah terima pekerjaan pertama.
Pembayaran pekerjaan tambahan akan dilaksanakan setelah tersedianya dana dan amandemen
terhadap perjanjian yang mengatur tentang pekerjaan tambahan dan pengurangan tersebut.

Sistem pembayaran

Pembayaran atas harga borongan akan dilakukan oleh PT POLY PERKASA ENGINEERING
kepada pihak kontraktor pelaksana melalui Bank BNI 46 cabang Semarang Jalan MT
Haryono No 866 Semarang dan dapat dipindahkan langsung kepada kontraktor bersangkutan.

Pelaksanaan pembayaran dilakukan secara berangsur dan diatur sebagai berikut:

1. Pembayaran pertama sebesar 25% dari harga borongan yang akan dibayarkan setelah
pihak kontraktor pelaksana menyerahkan jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari harga
borongan dan setelah prestasi kerja nyata mencapai 30%.
2. Pembayaran kedua sebesar 25% dari harga borongan yang akan dibayarkan setelah
prestasi kerja nyata mencapai 55%
3. Pembayaran ketiga sebesar 30% dari harga borongan yang akan dibayarkan setelah
prestasi kerja nyata mencapai 85%
4. Pembayaran keempat sebesar 20% , yang dibayarkan setelah prestasi kerja nyata
mencapai 100% dengan hasil baik dan memuaskan, dan dapat diterima oleh PT POLY
PERKASA ENGINEERING yang dinyatakan dalam berita acara pemeriksaan yang
ditandatangani oleh pengawas lapangan, pengawas pelaksana, dan Direktur PT POLY
PERKASA ENGINEERING.
Resiko Tenaga Kerja

1. Keselamatan kerja
Pihak kontraktor pelaksana harus menyediakan obat-obatan yang diperlukan untuk
PPPK. Tempat obat-obatan dan peralatan kecelakaan harus dapat dipakai oleh semua
pihak yang memerlukannya di lapangan. Tempat obat-obatan harus senantiasa
lengkap selama masa pelaksanaan pekerjaan.
2. Kebersihan dan Kesehatan
Tempat kerja harus senantiasa dijaga dari korban yang dapat menimbulkan penyakit.
Pihak kontraktor pelaksana diwajibkan menyediakan cukup air minum untuk
pengawas harian maupun untuk petugas.
Apabila terjadi kasus penyakit menular di antara pekerjanya, pihak kontraktor harus
bertindak agar tidak manjalar lebih lanjut.

Pasal 3
Administrasi Teknis

Macam pelelangan
Dalam pelelangan pekerjaan ini pihak PT POLY PERKASA ENGINEERING c/q Pemimpin
Proyek pemasangan gardu transformator pada proyek Real Estate Tlogosari Permai,
Semarang memilih sistem pelelangan terbatas dengan 7 peserta kontraktor.
Bentuk dan cara penyampaian surat penawaran
1. Bentuk surat penawaran
Surat penawaran beserta lampiran diajukan dalak rangkap 3 (tiga), satu asli, dan dua
salinan. Surat penawaran harus tertanggal, ditandatangani dan diajukan dalam sampul
tertutup. Pada sampul Surat Penawaran hanya dicantumkan alamat :
PT POLY PERKASA ENGINEERING Jln Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang
Dan pada sudut kiri atas tertulis :
SURAT PENAWARAN PELELANGAN TERBATAS
HARI,TANGGAL, BULAN, TAHUN DILAKUKANNYA PEMBUKAAN SURAT
PENAWARAN
2. Cara penyampaian
Surat penawaran beserta lampirannya disampaikan pada waktu yang telah ditentukan
dan surat penawaran tersebut sekaligus dimasukkan dalam kotak yang telah
disediakan oleh panitia di kantor PT POLY PERKASA ENGINEERING Jln Prof.
Soedarto SH Tembalang Semarang sebaiknya penyampaian surat penawaran
dilaksanakan oleh petugas yang bertanggung jawab dan tidak disampaikan melalui
pos.
Apabila surat penawaran yang disampaikan melalui pos, maka harus dipergunakan
2(dua) sampul, yaitu sampul luar dan sampul dalam.
Sampul luar hanya memuat alamat :
PT POLY PERKASA ENGINEERING
Jln Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang
Harga penawaran dalam surat penawaran dicantumkan dengan jelas dalam angka dan
huruf.
3. Cara pengembalian
Surat penawaran dikembalikan apabila surat penawaran tersebut baru diterima setelah
batas waktu penyampaian berakhir.
4. Ketentuan lain surat penawaran
Surat penawaran tidak sah apabila :
a. Surat penawaran dikirm kepada anggota panitia;
b. Surat penawaran disampaikan diluar batas waktu yang ditentukan;
c. Surat penawaran tidak tertanggal, tidak bermaterai cukup, tidak ditandatangani
serta tidak diajukan dalam sampul tertutup;
d. Harga penawaran dalam surat penawaran tidak jelas dalam angka dan huruf;
e. Surat penawaran tidak dilampiri neraca perusahaan terakhir, daftar susunan
pemilikan modal, susunan pengurus, copy akte pendirian perusahaan, ijin usaha,
pengalaman kerja dalam pekerjaan sejenis, daftar peralatan yang diperlukan,
rekaman surat fiskal yang masih berlaku, referensi bank, dan surat jaminan bank;
5. Pengutamaan perusahaan setempat
Apabia pelelangan untuk pembelian material yang terpilih adalah rekanan yang tidak
termasuk golongan ekonomi lemah, maka dalam surat perjanjian akan ditetapkan
kewajiban rekanan untuk bekerjasama dengan rekanan golongan ekonomi lemah
setempat sebagai sub kontraktor. Apabila rekanan yang bersangkutan tidak
melaksanakan ketentuan di atas, maka di samping kontrak batal rekanan juga
keluarkan dari DRM.
6. Pengutamaan produksi dalam negeri
Dalam pekerjaan ini, rekanan yang diharuskan menggunakan barang hasil produksi
dalam negeri yang memenuhi persyaratan teknis sepanjang tidak diatur oleh peraturan
lain.

Anda mungkin juga menyukai