TINJAUAN UMUM
Pasal 1
Syarat Umum
Pemberi Tugas
Perencana
Perencana adalah :
PT. ANGGREK INDAH
Jalan Tembalang Selatan I No 3 Graha Sapta Asri
Telp.087833804140
Semarang 50189
Direksi Pekerjaan
Adalah wakil pemberi tugas dalam pengawasan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan,
memberikan bimbingan dan petunjuk yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Sebagai
direksi dalam pelaksanaan pekerjaan adalah Ir. Abdul Jafar selaku Direktur Pemasaran PT.
POLY PERKASA ENGINEERING.
Harga Penawaran
Pengawas Pelaksana
1. Untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan ini akan dilakukan oleh pengawas yang
telah ditunjuk oleh PT. POLY PERKASA ENGINEERING, yang kemudian disebut
sebagai pengawas pelaksana.
2. Untuk pengawasan ditempat akan ditunjuk pengawas pelaksana lapangan yang akan
diberitahukan secara tertulis oleh pengawas pelaksana kepada kontaktor.
3. Kontaktor setuju atas penempatan pengawas pelaksana lapangan serta berkewajiban
unuk membantu pelaksanaan tugasnya. Kontaktor wajib memenuhi petunjuk dan atau
perintah pengawas pelaksana dan pengawas pelaksana lapangan, sepanjang petunjuk
tersebut mengenai lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kontaktor menurut
perjanjian ini.
Kontaktor
Kontaktor adalah peserta pelelangan yang telah diserahi tugas oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan ini.
Pelelang
Pelelang adalah PT. POLY PERKASA ENGINEERING yang berkedudukan di jalan Prof
Sudarto, SH Tembalang, Semarang, Telp.(024)7628434.
Untuk proyek ini, pemberi tugas diwakili oleh Ir. Abdul Jafar sebagai pemimpin proyek
dan dibantu staf staf dari PT. POLY PERKASA ENGINEERING dan dibantu staf-staf
dari PT. POLY PERKASA ENGINEERING yang telah ditunjuk untuk itu.
Pasal 2
Dokumen RKS
Para peserta lelang harus mengajukan surat penawaran harga berdasarkan atas data dari
dokumen RKS.
Pasal 3
Berita acara rapat penjelasan pekerjaan diatas harus disahkan oleh kedua pihak Wakil Peserta
lelang dan Panitia Pelelangan.
hari : Kamis
tanggal : 26 April 2016
waktu : Pukul 07.00 WIB
tempat : Gedung SB I 01 POLY PERKASA ENGINEERING
Jalan Prof Sudarto, SH Tembalang, Semarang
Peserta lelang yang tidak mengikuti penjelasan pekerjaan dan peninjauan lokasi dianggap
menyetujui hasil yang telah disepakati antara pihak PT. POLY PERKASA ENGINEERING
dengan peserta lelang.
Risalah rapat penjelasan merupakan bagian yang tidak termasuk dari dokumen RKS atau
Dokumen Pelelangan.
Walaupun peserta lelang akan mendapatkan berita acara rapat, dianjurkan peserta lelang
membuat catatan mengenai hal yang telah diputuskan dalam rapat tersebut, agar supaya tidak
hilang waktu untuk menunggu pengadaan berkas berita acara.
Peserta lelang yang telah membeli dokumen RKS tetapi tidak menghadiri rapat penjelasan,
tidak diperbolehkan mengajukan surat penawaran harga.
Pasal 4
Penjelasan Pekerjaan
Kepada peserta lelang diwajibkan melakukan peninjauan lapangan atas resiko dan biaya
sendiri untuk memperoleh segala keterangan yang diperlukan mengenai keadaan lapangan
tempat pekerjaan harus dilaksanakan dan persoalan lainnya yang bersangkutan dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan guna pengajuan penawaran.
Pada saat itu peserta lelang diberi kesempatan untuk mendapatkan keterangan, pedoman atau
dasar petunjuk guna pelaksanaan. Penjelasan akan diberikan oleh panitia lelang dan minimal
yang hadir dalam rapat penjelasan ini diikuti oleh tiga peserta.
Apabila dianggap perlu akan diberikan penjelasan tambahan diluar ketentuan jadwal rapat
penjelasan diatas. Mengenai waktu dan tempatnya akan ditentukan dalam rapat penjelasan.
Dari hasil penjelasan RKS dalam rapat penjelasan akan dibuatkan berita acaranya.
Berita acara rapat penjelasan dibuat oleh panitia lelang dan dibantu oleh perencana dan akan
disahkan oleh dua wakil peserta lelang dan ketua panitia lelang. Berita acara rapat dapat
diambil oleh peserta lelang sesuai dengan jadwal dalam bagian pasal 3.2 diatas.
BAB II
PENJELASAN UMUM
Proyek yang akan dilaksanakan berupa proyek pengiriman dan pemasangan gardu
transformator untuk kompleks pemukiman untuk 250 unit rumah tipe G-70 pada proyek
Real Estate Tlogosari Permai, Semarang. Dengan pertimbangan suplai daya sebagai
berikut :
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pemasangan gardu transformator pada proyek
tersebut adalah sebagai berikut :
Persyaratan instalasi
1. Transformator harus dapat dibuat bebas tegangan secara tersendiri pada semua
kutub atau fasenya, dengan baik dan tepat. Jika transformator dapat menerima
tegangan dari beberapa sisi, maka masing-masing sisi harus diberi gawai yang
memenuhi maksud ini. (PUIL, Tahun 2000).
2. Transformator proteksi untuk tegangan sekunder tidak lebih dari 50 kV ke bumi
harus mempunyai lilitan yang secara listrik terpisah.
3. Transformator ukur dan transformator lampu tangan harus dibumikan secara baik
pada satu titik di bagian sekundernya.
4. Batas kesalahan yang diperbolehkan pada transformasi tegangan yaitu tertera pada
tabel berikut :
Syarat Peralatan
BAB III
PERATURAN TEKNIS
Pasal 1
Pekerjaan yang dimaksud pada ayat 1 di atas pada pokoknya adalah pekerjaan pengadaan
trafo beserta perlindungan pentanahan untuk 250 unit rumah tipe G-70.
Pasal 2
Syarat pelaksanaan
Kontraktor pelaksana harus memiliki pas Perusahaan Milik Negara (PLN) serta surat-surat
ijin dari instalasi yang sesuai dengan peraturan pemerintah daerah setempat, maupun surat
ijin lain yang diminta oleh pengawas pelaksana maupun pengawas pelaksana lapangan.
Dalam pekerjaan pelaksanaan, pihak kontraktor harus memenuhi ketentuan yang telah
digariskan dalam gambar rencana, baik dalam segi ukuran, kualitas bahan, maupun
kuantitasnya.
Sehubungan dengan adanya pekerjaan ini, pihak kontraktor pelaksana harus menghubungi
pihak PLN terlebih dahulu, untuk kelancaran pembangunan sampai pada hari penyeraham
pekerjaan, dengan hasil pengujian yang sangat memuaskan atau Keur instalasi baik dan
layak untuk dipergunakan.
Pasal 3
Sistem instalasi
Pasal 4
Pekerjaan Persiapan
Pembangunan kantor sementara ini minimal terdiri atas ruang, kantor atau ruang kerja,
ruang rapat, kamar mandi, dan WC.
Kontraktor pelaksana harus mengadakan sebuah kendaraan bermotor roda dua dalam
keadaan baik selama proyek iniberjalan. Untuk keperluan pengawas pelaksana lapangan
lengkap dengan eksploitasnya, terhitung sejak dimulainya pelaksana proyek ini sampai
pekerjaan diserahkan kepada pihak pemberi tugas.
3. Mobilisasi alat
Mobilisasi alat yaitu mendatangkan peralatan yang telah disetujui oleh pengawas
lapangan.kontraktor bersangkuran harus mengajuna dan memberitahukan kepada
pengawas lapangan mengenai peralatan yang akan digunakan, pihak kontraktor harus
menyerahkan rencana operasi alat tersebut kepada pengawas lapangan. Segala kerusakan
atau kehilangan alat atau bagian lainnya selama mendatangkan, mempergunakan atau
mengembalikannya merupakan tanggung jawab pihak kontraktor bersangkutan. Pihak
kontraktor juga harus menjaga dan bertanggung jawab atas operasi alar tersebut, jangan
sampai merusak jalan, saluran, dan fasilitas-fasilitas lainnya yang telah dinyatakan
selesai.
1. Pekerjaan pembobokan
Pekerjaan pembobokan dilakukan bersama-sama dengan pekerjaan pembetonan. Hal ini
dilakukan untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan, juga untuk menghindari adanya
pelaksanaan pekerjaan yang berulang.
2. Pemasangan trafo
Pemasangan trafo dilakukan setelah pekerjaan pembobokan. Pada pemasangan instalasi
gardu transformator ini harus dilakukan dengan pihak yang ahli dalam bidangnya dan
terdapat pengawas saat pemasangan trafo tersebut.
3. Penarikan kabel
Penarikan kabel dilaksanakan setelah pekerjaan pembetonan dan pemasangan trafo
mencapai katrakteristik kuat desak minimum seperti yang tercantum dalam gambar kerja.
Kontraktor kelistrikan harus meminta persetujuan dari pihak konsultan ataupun
pengawas pelaksana atau pengawas pelaksana lapangan sebelum dilaksanakannya
penarikan kabel. Semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan ini harus diketahui dan dihadiri
oleh pengawas laangan. Penarikan harus dilakukan oleh petugas yang berpengalaman
dan mempunyai pengetahuan yang baik terhadap bidang kelistrikan serta terhadap alat
yang digunakan.
Pada waktu pelaksanaan penarikan kabel untuk instalasi, harus diadakan pengamanan
terhadap pekerjaannya maupun terhadap hal lain yang berada di sekitar tempat
pelaksanaan penarikan kabel.
Urutan mengenai pelaksanaan penarikan kabel ditentukan oleh gambar atas instruksi
pengawas lapangan dan tidak diperbolehkan adanya penarikan kabel yang dilakukan
sebagian atau ditarik sebagian atau ditinggalkan, kecuali atas petunjuk gambar atau atas
petunjuk dari pengawas lapangan.
Semua peralatan yang digunakan untuk melaksanakan penarikan kabel harus dari tipe
peralatan yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan, atau sesuai dengan
pengarahan dari pengawas lapangan.
Sebelum penarikan kabel dilakasanakan pihak kontraktor kelistrikan harus menyerahkan
perhitungan kehilangan gaya pra-tegang pada beton sesuai dengan sistem yang
digunakan.
Tegangan pada kabel harus diukur dari perpanjangan kawat untaian dan selama
pelaksanaan proses penarikan kabel, selalu dipantau dan dikendalikan dengan pembacaan
pengukur tekanan.
Bila terjadi keadaan tertentu yang ekstrim harus segera dilaporkan kepada pengawas
lapangan untuk pengambilan keputusan selanjutnya.
Pihak kontraktor kelistrikan harus menyampaikan analisis hasil pengukuran paling
lambat 48(empat puluh delapan) jam setelah pelaksanaan selesai.
Sebelum ada persetujuan tertulis dari pengawas lapangan, kawat untaian tidak boleh
dipotong, sehingga kemungkinan penarikan ulang dapat dilakukan.
Setelah analisis hasil penarikan kabel disetujui dengan surat tertulis kawat untaian dapat
dipotomg minimum 25 mm dari ujung baji. Pemotongan dengan nyala api atau las listrik
tidak diperkenankan.
5. Finishing
Pekerjaan finishing berupa pengetesan yang dilakukan oleh pihak Perusahaan Listrik
Negara (PLN).
Pekerjaan dinyatakan selesai apabila :
a. Semua sistem instalasi yang dipasang sesuai dengan rencana, baik dalam pemenuhan
fungsinya ataupun dalam operasinya yaitu dpaat menyala dengan baik
b. Ada surat pengesahan atau sertifikat hasil pengetesan dengan hasil baik atau
memuaskan dari pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) setempat.
Pasal 5
Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang optimum, maka bahan yang digunakan adalah
bahan berikut ini :
1. Kabel
Kabel yang digunakan harus memenuhi persyaratan dan telah memiliki tanda atau label
dari Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN), Lembaga Masalah Kelistrikan (LMK),
serta Standar Industri Indonesia (SII).
2. Transformator
Transformator yang digunakan harus mendapat pengesahan dari Standar Industri
Indonesia (SII).
3. Peralatan listrik
Semua peralatan listrik yang digunakan dalam instalasi, telah mendapat pengesahan dari
Lembaga Masalah Kelistrikan (LMK).
Pasal 6
Standarisasi
Seluruh pekerjaan pengadaan transformator untuk kompleks pemukiman untuk 250 unit
rumah tipe G-70 pada proyek perumahan CEMARA ASRI harus sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan pleh SPLN, LMK, sera SII.
BAB IV
PERSYARATAN PELAKSANAAN
Pasal 1
Syarat pelaksanaan pekerjaan lainnya
1. Memiliki pas PLN serta surat ijin yang harus ada dari instalasi sesuai dengan peraturan
pemerintah daerah setempat, maupun surat ijin lain yang diminta oleh pengawas
lapangan.
2. Dalam pekerjaan pelaksanaan, harus memenuhi ketentuan yang telah digariskan dalam
gambar rencana baik dalam segi ukuran, kualitas bahan, maupun jumlahnya.
3. Sehubungan dengan adanya pekerjaan, pihak kontraktor pelaksana instalasi kelistrikan
harus menghubungi PLN terlebih dahulu untuk kelancaran pembangunan sampai pada
hari penyerahan hasil pekerjaan, setelah selesai pelaksanaan pengetesan dengan hasil tes
baik dan memuaskan serta layak untuk dioperasikan atau dinyalakan.
4. Sebelum memulai pekerjaan, pihak kontraktor pelaksana kelistrikan hendaknya membuat
rencana kerja (time schedule) yang disesuaikan dengan rencana kerja dari disiplin
pekerjaan lainnya, juga menyerahkan daftar jumlah tenaga pelaksana serta tenaga ahli
yang melaksanaan pekerjaan penginstalan.
Pasal 2
1. Semua bahan yang akan dipasang harus dalam keadaan baru dan baik, serta sebelumnya
harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
2. Bahan harus sesuai dengan kondisi alam tropis dan memenuhi pasal-pasal dalam SPLN,
LMK, dan SII.
3. Pelaksanaan pengawatan di atas pralon menggunakan kabel jenis NYM dengan
penampang 2,5mm yang diklem dengan klem PVC khusus untuk kabel jenis NYM.
Pasal 3
Pasal 4
Selama pelaksanaan pekerjaan berjalan pihak kontraktor kelistrikan harus membuat jadwal
pekerja beserta jenis dan tempat pekerjaannya. Jadwal ini harus diserahkan kepada pengawas
lapangan setiap hari.
BAB V
SYARAT ADMINISTRASI
Pasal 1
Peraturan penyelenggaran
Guna mengatur pelaksanaan pekerjaan agar dapat berjalan dengan lancer dan baik, serta
tidak saling berbenturan dengan disiplin pelaksana pekerjaan lainnya, maka perlu diatur
adanya peraturan penyelenggaraan yang meliputi beberapa hal yang tertuang dalam ayat
berikut ini.
Guna menyimpan bahan atau peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan dimaksud dalam
perjanjian ini. Kontraktor kelistrikan diwajibkan untuk menyediakan satu atau lebih gudang
yang pantas dan aman, juga sebuah kantor yang cukup pantas lengkap dengan peralatan
lainnya sesuai dengan bestek tertulis.
Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam dua tahap, yaitu serah terima pertama dan serah
terima kedua. Serah terima pertama dilakukan setelah pekerjaan mencapai 100% selesai dan
diterima dengan baik atau disetujui oleh pemberi tugas dalam hal ini wakil dari PT POLY
PERKASA ENGINEERING.
Serah terima kedua dilakukan setelah masa pemeliharaan berakhir dan diterima dengan baik
atau disetujui oleh pemberi tugas. Pada setiap serah terima pekerjaan dibuat berita acara
serah terima oleh pihak kontraktor kelistrikan, dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
untuk mendapat tanda tangan dari pimpinan PT POLY PERKASA ENGINEERING
Pihak kontraktor pelaksana pekerjaan kelistrikan menjamin bahwa pekerjaan tersebut dapat
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan dalam
perjanjian ini.
Jangka waktu pemeliharaan, hasil pekerjaan adalah 30 hari kalender terhitung sejak tanggal
berita acara serah terima pertama ahsil dari pekerjaan. Apabila dalam jangka waktu
pemeliharaan tersebut timbul kerusakan yang tidak diakibatkan oleh kesengajaan atau
kelalaian petugas PT POLY PERKASA ENGINEERING, tetapi kerusakan tersebut
diakibatkan oleh kesengajaan atau kelalaian pihak kontraktor pelaksana atau orang yang
bekerja untuknya, sehubungan dengan pelaksanaan ketentuan dan persyaratan dalam
perjanjian ini, maka pihak kontraktor wajib memperbaiki atau menggantinya dengan cara
baru atas biaya kontraktor, segera setelah diberitahukan secara tertulis oleh PT POLY
PERKASA ENGINEERING.
Apabila dalam jangka waktu 7 hari kalender setelah tanggal pemberitahuan tertulis dari PT
POLY PERKASA ENGINEERING kepada kontraktor bersangkutan akan adanya kerusakan
dan kontraktor bersangkutan belum juga memulai melaksanakan perbaikan, maka pihak PT
POLY PERKASA ENGINEERING berhak untuk memperbaiki sendiri atau menyuruh pihak
lain untuk memperbaiki pekerjaan tersebut atas biaya kontraktor. Dalam keadaan tersebut,
pihak kontraktor dengan sendirinya akan memberikan kuasa kepada PT POLY PERKASA
ENGINEERING untuk memotong secara langsung biaya perbaikan tersebut dari uang
kontraktor yang masih ada dalam penguasaan PT POLY PERKASA ENGINEERING yang
lahir dari perjanjian ini ataupun perjanjian lainnya. Dalam hal ini, pihak kontraktor tidak
dapat menarik kembali keadaan tersebut diatas dengan cara bagaimanapun.
Kontraktor harus bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian dan atau kerusakan
yang disebabkan adanya cacat tersembunyi ataupun kekurangsempurnaan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
1. Diberi pekerjaan tambahan dan dinyatakan tertulis bahwa untuk pekerjaan tersebut diberi
tamabahan waktu pelaksaan
2. Terjadi bencana alam langsung yang menimpa keadaan atau hasil pekerjaan, seperti
misalnya tanah longsor, gempa bumi, banjir dan hujan yang terus menerus, sehingga
tidak dapat dan atau tidak mungkin untuk mengerjakan pekerjaan.
3. Terjadi kecelakaan, seperti; misalnya kebakaran atau sabotase langsung menimpa
keadaan pekerjaan, dan dalam keadaan ini harus dapat dibuktikan
4. Lokasi tanah atau hal lain masih dalam sengketa serta belum dapat dibebaskan
5. Kejadian lain yang dapat digolongkan dalam keadaan force majeur, yang dapat
dibuktikan oleh pihak kontraktor pelaksana.
Dalam hal tersebut diatas pihak diatas pihak kontraktor pelaksana diharuskan mengajukan
permohonan tertulis kepada Direksi PT POLY PERKASA ENGINEERING.
1. Adanya hari libur, hari raya, serta adanya hari hujan biasa.
2. Adanya pemogokan buruh dari kontraktor pelaksana.
3. Keterlambatan pembayaran dari pihak PT POLY PERKASA ENGINEERING yang
disebabkan karena kecelakaan dan atau sesuatu hal yang diluar kemampuan seperti
misalnya perampokan, adanya masalah yang menyangkut bank ditempat uang untuk
pembayaran dari PT POLY PERKASA ENGINEERING tersimpan, atau karena keadaan
lainnya yang menyebabkan keterlambatan pembayaran kepada pihak kontraktor
pelaksana yang bukan disebabkan karena masalah PT POLY PERKASA
ENGINEERING yang dapat dinyatakan dengan bukti.
Pemeriksaan atau uji terima akan mulai dilaksanakan oleh PT POLY PERKASA
ENGINEERING c/q Direktur Pemasaran Ir. Abdul Jafar paling lambat 14 hari kalender
setelah tanggal pemberitahuan dari pihak kontraktor tentang selesainya pelaksanaan
pekerjaan, guna persiapan serta pembuatan berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan.
Apabila hasil pemeriksaan yang dilakukan ternyata tidak baik dan tidak dapat diterima oleh
pihak PT POLY PERKASA ENGINEERING, maka kewajiban lainnya menurut perjanjian
ini, pihak kontraktor pelaksana adalah wajib melaksanakan perbaikan sesuai dengan RKS
atau bestek dalam waktu selambat-lambatnya 14 hari kalender, namun tidak boleh melebihi
jangka waktu penyelesaian pekerjaan.
Setelah masa pemeliharaan dan jaminan berakhir, serta pihak kontraktor telah menyelesaikan
seluruh kewajibannya, maka dibuatkan berita acara pemeriksaan oleh PT POLY PERKASA
ENGINEERING yang ditandatangani oleh pengawas lapangan, Direktur PT POLY
PERKASA ENGINEERING serta Wakil dari pihak kontraktor pelaksana.
Berdasarkan berita acara pemeriksaan tersebut dibuatkan berita acara serah terima kedua,
yang ditandatangani oleh Direktur PT POLY PERKASA ENGINEERING serta pihak
kontraktor.
Semua biaya yang timbul atau terjadi karena diadakannya pengetesan di lokasi proyek
menjadi tanggung jawab pihak kontraktor sepenuhnya, kecuali biaya untuk petugas dari PT
POLY PERKASA ENGINEERING. Berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan, berita acara
serah terima pertama, serta berita acara serah terima kedua harus sudah selesai dibuat dan
ditandatangani paling lambat 6 hari kerja setelah selesainya pemeriksaan hasil pekerjaan
yang hasilnya dinyatakan baik dan memuaskan, lengkap serta dapat diterima oleh pihak PT
POLY PERKASA ENGINEERING.
Selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, pihak kontraktor pelaksana harus membuat
rencana kerja serta menyampaikan laporan tertulis kepada pihak PT POLY PERKASA
ENGINEERING pada setiap harinya mengenai kemajuan pelaksanaan pekerjaan serta
aktivitas lainnya yang dilaksanakan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan perjanjian ini.
Laporan tersebut harus ditujukan kepada Ketua Pelaksana dengan tembusan pada Direktur
PT POLY PERKASA ENGINEERING.
Pihak kontraktor pelaksana harus menyediakan Buku Harian di lapangan serta alat tulis yang
diperlukan.
1. Jumlah pegawai;
2. Perintah PT POLY PERKASA ENGINEERING;
3. Laporan harian yang berisi mengenai pekerjaan yang dilaksanakan, kejadian penting
sehari-hari.
Pihak kontraktor pelaksana harus membuat laporan harian yang ditandatangani oleh pihak
kontraktor bersangkutan dengan pengawas harian atau pengawas lapangan. Laporan harian
dibuat dalam rangkap 3 dan merupakan lembaran terpisah atau lepas dengan bagian 2
eksemplar untuk arsip kontraktor.
Pasal 2
Harga penawaran
Harga penawaran dalam perjanjian ini merupakan harga tetap, yang tidak berubah oleh sebab
apapun sampai selesainya pelaksanaan pekerjaan dan pembayarannya, terkecuali apabila
terjadi kebijaksanaan pemerintah dalam bidang moneter yang mengijinkan dilakukannya
penyesuaian atas harga penawaran ini.
Penyesuaian harga yang dimaksud hanya diberlakukan terhadap sisa pekerjaan (yang di luar
kesalahan pihak kontraktor) yang belum dilaksanakan, namn tidak berlaku untuk bagian
pekerjaan yang bukan karena kesalahan pihak PT POLY PERKASA ENGINEERING yang
seharusnya menurut jangka waktu pelaksanaan telah harus diselesaikan oleh pihak kontraktor.
Pihak PT POLY PERKASA ENGINEERING dan pihak kontraktor sepakat bahwa perubahan
terhadap harga satuan pekerjaan yang belum diselesaikan hanya akan dilaksanakan setelah
adanya pemberlakuan pelaksaan undang-undang bersangkutan.
Pihak PT POLY PERKASA ENGINEERING dan pihak kontraktor sepakat bahwa apabila
terjadi kebijaksanaan pemerintah dibidang moneter, tidak akan menjadi alasan bagi pihak
kontraktor untuk menghentikan, menunda atau tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
perjanjian ini.
Administrasi
1. Jaminan pelaksanaan
Sebelum perjanjian pemborongan ditandatangani, pihak kontraktor harus menyerahkan
kepada PT POLY PERKASA ENGINEERING jaminan pelaksanaan yang berupa uang
tunai atau jaminan bank sebesar 5% dari harga penawaran yang diserahkan kepada
bendaharawan PT POLY PERKASA ENGINEERING.
Jaminan pelaksanaan yang berupa jaminan dari bank harus mempunyai masa berlaku
sampai saat kontraktor pelaksana menyelesaikan semua persyaratan dan kewajiban lain
yang telah ditentukan.
Apabila jaminan tersebut habis masa berlakunya sebelum pekerjaan selesai pihak
kontraktor harus memperpanjang masa berlaku jaminan bank tersebut dan
menyerahkannya kepada pejabat yang dimaksud selambat-lambatnya 10 hari kalender
sebelum habis masa berlaku jaminan bank sebelumnya.
Apabila pihak kontraktor pelaksana sengaja maupun tidak ternyata tidak menyerahkan
jaminan bank yang telah diperpanjang dalam waktu 10 hari, maka pihak PT POLY
PERKASA ENGINEERING berhak secara sepihak tanpa perlu adanya pemberitahuan
terlebih dahulu pada pihak kontraktor untuk menguangtunaikan jaminan bank tersebut
dalam jangka waktu 9 hari kalender sebelum masa berlakunya berakhir dan berhak untuk
tidak membayarkan atau berhak menahan ansuran selanjutnya. Jaminan pelaksanaan
akan dikembalikan oleh PT POLY PERKASA ENGINEERING kepada kontraktor
pelaksana secara sekaligus setelah ditandatanganinya berita acara serah terima pertama
oleh pihak PT POLY PERKASA ENGINEERING dan pihak kontraktor, setelah pihak
kontraktor menyerahkan jaminan.
Pemeliharaan sebesar 5% dari harga penawaran yang mempunyai masa berlaku sampai
dengan berakhirnya masa pemeliharaan dalam perjanjian ini. Apabila pihak kontraktor
tidak dapat menyelesaikan pelaksaan pekerjaan dengan baik, sebagian maupun
seluruhnya sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian ini, maka jaminan pelaksanaan dan
jaminan pemeliharaan akan menjadi milih pihak PT POLY PERKASA ENGINEERING.
2. Asuransi proyek
Kontraktor atas biaya sendiri berkewajiban melakukan penutupan asuransi untuk segala
resiko pengangkutan, kebakaran, pencurian, bencana alam, ataupun akibat kesalahan
dalam konstruksi, serta tanggung jawab hokum kepada pihak ketiga baik selama dalam
pembangunan maupun selama masa pemeliharaan menurut perjanjian ini.
3. Pajak dan bea materai
Dalam jumlah harga penawaran, perjanjian ini telah temasuk di dalamnya PPN sebesar
10%, pajak, bea materai dan bea lain menurut peraturan dan ketentuan pemerintah. Oleh
karenanya menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana untuk melunasinya.
Penambahan atau pengurangan biaya yang terjadi karena adanya penambahan atau
pengurangan pekerjaan akan diperhitungkan pada saat serah terima pekerjaan pertama.
Pembayaran pekerjaan tambahan akan dilaksanakan setelah tersedianya dana dan amandemen
terhadap perjanjian yang mengatur tentang pekerjaan tambahan dan pengurangan tersebut.
Sistem pembayaran
Pembayaran atas harga borongan akan dilakukan oleh PT POLY PERKASA ENGINEERING
kepada pihak kontraktor pelaksana melalui Bank BNI 46 cabang Semarang Jalan MT
Haryono No 866 Semarang dan dapat dipindahkan langsung kepada kontraktor bersangkutan.
1. Pembayaran pertama sebesar 25% dari harga borongan yang akan dibayarkan setelah
pihak kontraktor pelaksana menyerahkan jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari harga
borongan dan setelah prestasi kerja nyata mencapai 30%.
2. Pembayaran kedua sebesar 25% dari harga borongan yang akan dibayarkan setelah
prestasi kerja nyata mencapai 55%
3. Pembayaran ketiga sebesar 30% dari harga borongan yang akan dibayarkan setelah
prestasi kerja nyata mencapai 85%
4. Pembayaran keempat sebesar 20% , yang dibayarkan setelah prestasi kerja nyata
mencapai 100% dengan hasil baik dan memuaskan, dan dapat diterima oleh PT POLY
PERKASA ENGINEERING yang dinyatakan dalam berita acara pemeriksaan yang
ditandatangani oleh pengawas lapangan, pengawas pelaksana, dan Direktur PT POLY
PERKASA ENGINEERING.
Resiko Tenaga Kerja
1. Keselamatan kerja
Pihak kontraktor pelaksana harus menyediakan obat-obatan yang diperlukan untuk
PPPK. Tempat obat-obatan dan peralatan kecelakaan harus dapat dipakai oleh semua
pihak yang memerlukannya di lapangan. Tempat obat-obatan harus senantiasa
lengkap selama masa pelaksanaan pekerjaan.
2. Kebersihan dan Kesehatan
Tempat kerja harus senantiasa dijaga dari korban yang dapat menimbulkan penyakit.
Pihak kontraktor pelaksana diwajibkan menyediakan cukup air minum untuk
pengawas harian maupun untuk petugas.
Apabila terjadi kasus penyakit menular di antara pekerjanya, pihak kontraktor harus
bertindak agar tidak manjalar lebih lanjut.
Pasal 3
Administrasi Teknis
Macam pelelangan
Dalam pelelangan pekerjaan ini pihak PT POLY PERKASA ENGINEERING c/q Pemimpin
Proyek pemasangan gardu transformator pada proyek Real Estate Tlogosari Permai,
Semarang memilih sistem pelelangan terbatas dengan 7 peserta kontraktor.
Bentuk dan cara penyampaian surat penawaran
1. Bentuk surat penawaran
Surat penawaran beserta lampiran diajukan dalak rangkap 3 (tiga), satu asli, dan dua
salinan. Surat penawaran harus tertanggal, ditandatangani dan diajukan dalam sampul
tertutup. Pada sampul Surat Penawaran hanya dicantumkan alamat :
PT POLY PERKASA ENGINEERING Jln Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang
Dan pada sudut kiri atas tertulis :
SURAT PENAWARAN PELELANGAN TERBATAS
HARI,TANGGAL, BULAN, TAHUN DILAKUKANNYA PEMBUKAAN SURAT
PENAWARAN
2. Cara penyampaian
Surat penawaran beserta lampirannya disampaikan pada waktu yang telah ditentukan
dan surat penawaran tersebut sekaligus dimasukkan dalam kotak yang telah
disediakan oleh panitia di kantor PT POLY PERKASA ENGINEERING Jln Prof.
Soedarto SH Tembalang Semarang sebaiknya penyampaian surat penawaran
dilaksanakan oleh petugas yang bertanggung jawab dan tidak disampaikan melalui
pos.
Apabila surat penawaran yang disampaikan melalui pos, maka harus dipergunakan
2(dua) sampul, yaitu sampul luar dan sampul dalam.
Sampul luar hanya memuat alamat :
PT POLY PERKASA ENGINEERING
Jln Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang
Harga penawaran dalam surat penawaran dicantumkan dengan jelas dalam angka dan
huruf.
3. Cara pengembalian
Surat penawaran dikembalikan apabila surat penawaran tersebut baru diterima setelah
batas waktu penyampaian berakhir.
4. Ketentuan lain surat penawaran
Surat penawaran tidak sah apabila :
a. Surat penawaran dikirm kepada anggota panitia;
b. Surat penawaran disampaikan diluar batas waktu yang ditentukan;
c. Surat penawaran tidak tertanggal, tidak bermaterai cukup, tidak ditandatangani
serta tidak diajukan dalam sampul tertutup;
d. Harga penawaran dalam surat penawaran tidak jelas dalam angka dan huruf;
e. Surat penawaran tidak dilampiri neraca perusahaan terakhir, daftar susunan
pemilikan modal, susunan pengurus, copy akte pendirian perusahaan, ijin usaha,
pengalaman kerja dalam pekerjaan sejenis, daftar peralatan yang diperlukan,
rekaman surat fiskal yang masih berlaku, referensi bank, dan surat jaminan bank;
5. Pengutamaan perusahaan setempat
Apabia pelelangan untuk pembelian material yang terpilih adalah rekanan yang tidak
termasuk golongan ekonomi lemah, maka dalam surat perjanjian akan ditetapkan
kewajiban rekanan untuk bekerjasama dengan rekanan golongan ekonomi lemah
setempat sebagai sub kontraktor. Apabila rekanan yang bersangkutan tidak
melaksanakan ketentuan di atas, maka di samping kontrak batal rekanan juga
keluarkan dari DRM.
6. Pengutamaan produksi dalam negeri
Dalam pekerjaan ini, rekanan yang diharuskan menggunakan barang hasil produksi
dalam negeri yang memenuhi persyaratan teknis sepanjang tidak diatur oleh peraturan
lain.