PENDAHULUAN
1. DEFENISI
Haid ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
dianggap klasik adalah 28 hari. Panjang siklus dipengaruhi usia, rata- rata pada
gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, wanita 43 tahun 27,1 dan wanita 55 tahun
51,9 hari. Lama haid biasanya 3- 5 hari dengan jumlah darah 33,2 + 16 cc.
Siklus haid dapat dipahami dengan membaginya menjadi fase folikuler, saat
ovulasi dan fase luteal. Perubahan- perubahan kadar hormon sepanjang siklus
haid disebabkan oleh mekanisme umpan balik antara estrogen dan gonadotropin.
Tempat utama umpan balik ini mungkin pada hipotalamus. Pada fase folikuler
fase luteal dimana sel- sel granulosa membesar, membentuk vakuola dan
bertumpuk pigmen kuning, folikel menjadi korpus luteum. Pada korpus luteum
diproduksi estrogen dan progesteron. Jika tidak terjadi pembuahan, setelah 8 hari
korpos luteum berdegenerasi dan setelah 14 hari mengalami atrofi menjadi korpus
albikan.
implantasi ovum. Jika kehamilan tidak terjadi, enzim hidrolitik dilepaskan dan
merusakkan bagian dari sel- sel yang berperan dalam sintesa protein yang
Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena dan sambungannya dengan
Faktor prostaglandin
miometrium.
2. GANGGUAN HAID
digolongkan :
b. Hipomenorea
2. Kelainan siklus
a. Polimenorea
b. Oligomenorea
c. Amenorea
Tumor
Radang
Destruksi
2. Gangguan kejiwaan
Syok emosional
Psikosis
Anoreksia nervosa
Amenorea hipotalamik
4. Gangguan hipofisis
5. Gangguan Gonad
Menopause prematur
Sindrom adrenogenital
7. Gangguan pankreas
DM
Sindrom Asherman
Endometritis tuberkulosa
Histerektomi
Aplasia vaginae
Penyakit umum
Gangguan gizi
Obesitas
a. Metroragia
a. Premenstrual tension
b. Mastodinia
d. Dismenorea
DISMINORE
a. Pengertian
Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan
selama haid dan seringkali disertai mual, maka istilah dismenorea dipakai jika
nyeri haid demikian hebatnya sehingga memaksa wanita untuk istirahat,
meninggalkan pekerjaannya atau cara hidupnya sehari- hari untuk beberapa jam
atau beberapa hari. Dismenorea dibagi atas primer dan sekunder. Dismenore
Sedangkan dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat
genital yang nyata. Dismenore ini terjadi beberapa waktu setelah menarce oleh
karena siklus haid pada bulan- bulan pertama bersifat anovolatoar. Sifat rasa nyeri
adalah kejang berjangkit, terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar ke
pinggang dan paha, dapat disertai mual, muntah, sakit kepala, iritabilitas, dll.
b. Etiologi
1. Kejiwaan
4. Faktor endokrin
5. Prostaglandin F2
Penjelasan ini diberikan oleh Clitheroe dan Pickles dimana pada endometrium
polos, jika prostaglandin ini dilepaskan ke darah dapat terjadi juga diare, muntah,
flushing.
6. Faktor alergi
c. Penanganan
kegiatan dan lingkungan penderita. Makanan sehat, istirahat yang cukup serta
2. Pemberian analgetik
Sebagai terapi simptomatik, jika nyeri berat diperlukan istirahat di tempat tidur
3. Terapi hormonal
1. PENGKAJIAN
menstruasi
hipoganadotropi
h. Koping : apa yang dilakukan bila setiap kali ada masalah waktu menstruasi
j. Status emosi: malu dengan keadaan, putus asa, menyalahkan diri, merasa
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
fase menstruasi.
gangguan menstruasi.
dialaminya.
gangguan menstruasi.
DS: klien mengatakan malu, tidak berguna, merasa bersalah, merasa tidak
ada kekuatan.
3. PERENCANAAN
fase menstruasi.
Intervensi;
a. Pantau/ catat karakteristik nyeri ( respon verbal, non verbal, dan respon
hemodinamik) klien.
b. Kaji lokasi nyeri dengan memantau lokasi yang ditunjuk oleh klien.
intensitas nyeri.
d. Tunjukan sikap penerimaan respon nyeri klien dan akui nyeri yang klien
rasakan.
Midol.
gangguan menstruasi
Intervensi:
meningkatkan toleransi terhadap nyeri dan dapat mencari jalan keluar untuk
masalah gangguan menstruasinya.
farmakologis.
gangguan menstruasi.
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan ..x 24 citra diri klien akan
meningkat.
Intervensi:
yang dipercayainya.
tentang dirinya.
membuat penyelesaian.
R/ penyampaian arti dan nilai klien dari system pendukung membuat klien
merasa diterima.
d. Gali kekuatan dan sumber-sumber yang ada pada klien dan dukung
kekuatan tersebut sebagai aspek positif.
kebidanan.
R/ Jujur dan terbuka dapat mengontrol perasaan klien dan informasi yang
dihadapinya.
4. IMPLEMENTASI
SAP dengan metode, alat peraga atau media yang memadai seperti
5. EVALUASI
diagnosa keperawatan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
penulis sehingga dapat menyusun makalah ini dapat terselesaikan dengan judul
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan, sehingga kendala-kendala yang
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
Penulis
BAB III
PENUTUP
1 KESIMPULAN
1. Pengkajian dilakukan berdasarkan teori Doenges, Pengkajian dilakukan
terhadap aktivitas/istirahat, sirkulasi, integrita ego, eliminasi
makanan/cairan, hygine, nyeri/kenyamanan, keamanan, seksualitas dan
interaksi social.
2. Mengkaji klien gangguan pada haid didapatkan keluhan seperti nyeri,
nafsu makan menurun, disminorhoe,perdarahan ,data ini dapat di
kumpulkan karena adanya kerjasama yang baik antara klien, keluarga
dan tim kesehatan lainnya.
3. Perencanaan keperawatan yang penting untuk klien gangguan haid
adalah anjuran os banyak istirahat,dan beraktivitas seperlunya .
4. Pelaksaan tindakan keperawatan pada klien gangguan haid dititik
beratkan supaya klien mendapat istirahat yang cukup .
2 SARAN
1. Pada perawat diharapkan agar dapat melaksanakan asuhan keperawatan
pada klien dan mampu melaksanakan keperawatan sehingga tercapai
asuhan keperawatan yang optimal, serta kepada keluarga klien
diharapkan dapat bekerja sama agar perawat mendapatkan informasi
yang akurat tentang kondisi klien.
2. Dalam menentukan diagnose keperawatan yang tepat pada klien dengan
gangguan haid harus diperhatikan sifat masalah keperawatan
berorientasi pada kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow
namun prioritas masalah kesehatan ini dapat bersifat fleksibel sesuai
situasi dan kondisi kasus.
3. Dalam merencanakan tindakan keperawatan yang tepat harus mengarah
kepada tujuan yang akan dicapai dan hendaknya perencanaan
direncanakan sesuai dengan kondisi dan situasi kasus.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
GANGGUAN HAID