Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Batuan adalah kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral-mineral


yang sudah dalam kedaan membeku atau mengeras.Batuan adalah salah satu
elemen kulit bumi yang menyediakan mineral-mineral anorganik melalui
pelapukan yang selanjutnya menghasilkan tanah.Batuan mempunyai komposisi
mineral, sifat-sifat fisik, dan umur yang beraneka ragam.Jarang sekali batuan
yang terdiri dari satu mineral, namun umumnya merupakan gabungan dari dua
mineral atau lebih.Mineral adalah suatu substansi anorganik yang mempunyai
komposisi kimia dan struktur atom tertentu.Jumlah mineral banyak sekali
macamnya ditambah dengan jenis-jenis kombinasinya.

Secara umum jenis-jenis batuan dibagi menjadi tiga, salah satunya batuan
sedimen. Batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan
(bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk
melalui tiga cara utama, yaitu pelapukan batuan lain (clastic), pengendapan
(deposition) karena aktivitas biogenik, dan pengendapan (precipitation) dari
larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung,
termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari
permukaan bumi.

Sedimen adalah pecahan batuan, mineral atau bahan organik yang


ditransportasikan dari berbagai sumber iendapkan oleh udara, air, dan es.
Biasanya, material-material sedimen banyak terendap di daerah delta atau
mulut-mulut sungai, dimana delta sungai adalah hasil dari bentukan dari
pengendapan sedimen yang dibawa oleh air sungai. Bentang alam hasil
pengendapan oleh air, yang lainya adalah meander, dataran banjir, tanggul
alam dan delta. Lalu, sand dunesterbentuk karena adanya angin yang stabil dan
adanya kendala seperti vegetasi, batuan atau pagar untuk menjebak beberapa.
Bentang alam hasil pengendapan oleh air laut, antara lain pesisir, spit, tombolo,
dan penghalang pantai.
Pentingnya ilmu mengenai sedimentologi bagi kehidupan, membuat
masyarakat sadar dampak pengaruh sedimen dalam lingkungan sekitar. Oleh
karena itu pembuatan makalah inidilakukan untuk lebih memperdalam
pemahamantentang batuan sedimen, terutama sedimen biogenik serta
manfaatnya.

1.2. Tujuan Makalah

Makalah ini dibuat dengan tujuan:


1. Mengetahui pengertian sedimen
2. Memahami proses pembentukan sedimen, jenis-jenis beserta
strukturnya,
3. Memahami pengertian sedimen organik, jenis dan contoh, beserta
manfaatnya.
II. ISI

2.1. Pengertian Batuan Sedimen

Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di permukaan


yang telah mengalami proses pengangkutan dari satu tempat ke tempat lainnya.
Air dan angin merupakan agen pengangkut yang utama. Sedimen ini apabila
mengeras akan menjadi batuan sedimen. Ilmu yang mempelajari batuan
sedimen disebut dengan sedimentologi. Sebelum mengetahui bagaimana
sedimen terangkut dan terendapkan dalam suatu cekungan, ada baiknya dapat
memahami prinsip apa saja yang bisa ditemukan dalam batuan sedimen.
Prinsip-prinsip tersebut diantaranya prinsip uniformitarianism. Prinsip penting
dari uniformitarianism adalah proses-proses geologi yang terjadi sekarang juga
terjadi di masa lampau. Dengan menggunakan prinsip tersebut dalam
mempelajari proses-proses geologi yang terjadi sekarang, bisa diperkirakan
beberapa hal seperti kecepatan sedimentasi, kecepatan kompaksi dari sedimen,
dan juga bisa memperkirakan bagaimana bentuk geologi yang terjadi dengan
proses-proses geologi tertentu.

Prinsip tersebut dikenal sebagai prinsip superposition. Prinsip ini


menyatakan bahwa susunan lapisan tersebut adalah dasar dari skala waktu
stratigrafi atau skala waktu pengendapan. Lapisan horizontal yang ada di
batuan sedimen disebut bedding. Bedding terbentuk akibat pengendapan dari
partikel-partikel yang terangkut oleh air atau angin. Batas-batas lapisan yang
ada di batuan sedimen adalah bidang lemah yang ada pada batuan dimana batu
bisa pecah dan fluida bisa mengalir. Selama susunan lapisan belum berubah
ataupun terbalik, maka lapisan termuda berada di atas dan lapisan tertua berada
di bawah. Prinsip horizontalitymenjelaskan bahwa semula batuan sedimen
diendapkan dalam posisi horizontal.

Pada umumnya batuan sedimen dapat dikenali dengan adanyaperlapisan.


Perlapisan pada batuan sedimen disebabkan oleh perbedaan besar butir,
sepertimisalnya antara batupasir dan batulempung, dan perbedaan warna
batuan antara batupasir yangberwarna abu-abu terang dengan batulempung
yang berwarna abu-abu kehitaman. Disampingitu, struktur sedimen juga
menjadi penciri dari batuan sedimen, seperti struktur silang siur ataustruktur
gelembur gelombang. Ciri lainnya adalah sifat klastik, yaitu yang tersusun dari
fragmen-fragmen lepas hasil pelapukan batuan yang kemudian tersemenkan
menjadi batuan sedimenklastik. Kandungan fosil juga menjadi penciri dari
batuan sedimen, mengingat fosil terbentuksebagai akibat dari organisme yang
terperangkap ketika batuan tersebut diendap.

2.2. Proses Pembentukan Batuan Sedimen

Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim,


topografi, vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan. Sedangkan. faktor
yang mengontrol pengangkutan sedimen adalah air, angin, dan juga gaya
gravitasi. Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, bahkan es atau gletser.
Mekanisme pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah berbeda.

Pertama, karena berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin
sangat susah mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar
maksimum dari ukuran sedimen yang mampu terangkut oleh angin umumnya
sebesar ukuran pasir. Kedua, karena sistem yang ada pada angin bukanlah
sistem yang terbatasi (confined) seperti layaknya kanal atau sungai maka
sedimen cenderung tersebar di daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju
atmosfer. Sedimen-sedimen yang ada terangkut sampai di suatu tempat yang
disebut cekungan. Di tempat tersebut sedimen sangat besar kemungkinan
terendapkan karena daerah tersebut relatif lebih rendah dari daerah sekitarnya
dan karena bentuknya yang cekung ditambah akibat gaya grafitasi dari sedimen
tersebut maka susah sekali sedimen tersebut akan bergerak melewati cekungan
tersebut. Semakin banyaknya sedimen yang diendapkan, maka cekungan akan
mengalami penurunan dan membuat cekungan tersebut semakin dalam
sehingga semakin banyak sedimen yang terendapkan. Penurunan cekungan
sendiri banyak disebabkan oleh penambahan berat dari sedimen yang ada dan
kadang dipengaruhi juga struktur yang terjadi di sekitar cekungan seperti
adanya patahan.
Sedimen dapat diangkut dengan tiga cara, yaitu:

a. Suspension: ini umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat


kecil ukurannya(seperti lempung) sehingga mampu diangkut oleh aliran
air atau angin yang ada.
b. Bed load: ini terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti pasir,
kerikil, kerakal,bongkah) sehingga gaya yang ada pada aliran yang
bergerak dapat berfungsimemindahkan pertikel-partikel yang besar di
dasar. Pergerakan dari butiran pasir dimulaipada saat kekuatan gaya
aliran melebihi kekuatan inertia butiran pasir tersebut pada saatdiam.
Gerakan-gerakan sedimen tersebut bisa menggelundung, menggeser,
atau bahkanbisa mendorong sedimen yang satu dengan lainnya.
c. Saltationyang dalam bahasa latin artinya meloncat umumnya terjadi
pada sedimenberukuran pasir dimana aliran fluida yang ada mampu
menghisap dan mengangkutsedimen pasir sampai akhirnya karena gaya
gravitasi yang ada mampu mengembalikansedimen pasir tersebut ke
dasar.
(gambar)

Pada saat kekuatan untuk mengangkut sedimen tidak cukup besar dalam
membawa sedimen-sedimen yang ada, maka sedimen tersebut akan jatuh atau
mungkin tertahan akibat gaya gravitasiyang ada. Setelah itu proses sedimentasi
dapat berlangsung sehingga mampu mengubahsedimen-sedimen tersebut
menjadi suatu batuan sedimen. Material yang menyusun batuansedimen adalah
lumpur, pasir, kelikir, kerakal, dan sebagainya. Sedimen ini akan menjadi
batuansedimen apabila mengalami proses pengerasan. Sedimen akan menjadi
batuan sedimen melaluiproses pengerasan atau pembatuan (lithifikasi) yang
melibatkan proses pemadatan (compaction),sementasi (cementation), diagenesa
dan lithifikasi. Ciri-ciri batuan sedimen adalah berlapis (stratification),
umumnya mengandung fosil, memiliki struktur sedimen, dan tersusun dari
fragmen butiran hasil transportasi.
2.3. Jenis-Jenis Sedimen

Secara umumnya, sedimen atau batuan sedimen terbentuk dengan dua


cara, yaitu:

a. Batuan sedimen yang terbentuk dalam cekungan pengendapan atau


dengan kata laintidak mengalami proses pengangkutan. Sedimen ini
dikenal sebagai sedimenautochthonous. Yang termasuk dalam
kelompok batuan autochhonous antara lainadalah batuan evaporit (halit)
dan batugamping.
b. Batuan sedimen yang mengalami proses transportasi, atau dengan kata
lain, sedimenyang berasal dari luar cekungan yang ditransport dan
diendapkan di dalam cekungan.Sedimen ini dikenal dengan sedimen
allochthonous. Yang termasuk dalam kelompoksedimen ini adalah
batupasir, konglomerat, breksi, dan batuan epiklastik.

Selain kedua jenis batuan tersebut diatas, batuan sedimen dapat


dikelompokkan pada beberapajenis, berdasarkan cara dan proses
pembentukkannya, yaitu:

a. Terrigenous (detrital atau klastik). Batuan sedimen klastik merupakan


batuan yangberasal dari suatu tempat yang kemudian tertransportasi dan
diendapkan pada suatu cekungan. Contoh yaitu konglomerat atau
breksi, batupasir, batulanau, dan lempung.
b. Sedimen kimiawi/biokimia (chemical/biochemical). Batuan sedimen
kimiawi/biokimiaadalah batuan hasil pengendapan dari proses kimiawi
suatu larutan, atau organismebercangkang atau yang mengandung
mineral silika atau fosfat. Batuan yang termasukdalam kumpulan ini
adalah, evaporit, batuan sedimen karbonat (batugampingdan dolomit),
batuan sedimen bersilika (rijang), dan endapan organik (batubara).
c. Batuan volkanoklastik (volcanoclastic rocks). Batuan volkanoklastik
yang berasal daripadaaktivitas gunungapi. Debu dari aktivitas
gunungapi ini akan terendapkan seperti sedimenyang lain. Adapun
kelompok batuan volkanoklastik adalah batupasir tufa dan aglomerat.
Secara garis besar, genesa batuan sedimen dapat dibagi menjadi dua,
yaitu batuan sedimen klastik dan batuan sedimen non-klastik.

a. Batuan sedimen klastik adalah batuan yang terbentukdari hasil


rombakan batuan yang sudah ada (batuan beku, metamorf, atau
sedimen) yangkemudian diangkut oleh media (air, angin, gletser) dan
diendapkan disuatu cekungan. Prosespengendapan sedimen terjadi terus
menerus sesuai dengan berjalannya waktu sehingga endapansedimen
semakin lama semakin bertambah tebal. Beban sedimen yang semakin
tebalmengakibatkan endapan sedimen mengalami kompaksi. Sedimen
yang terkompaksi kemudianmengalami proses diagenesa, sementasi dan
akhirnya mengalami lithifikasi (pembatuan) menjadibatuan sedimen.
Pada hakekatnya tekstur adalah hubungan antar butir yang terdapat di
dalam batuan.Sebagaimana diketahui bahwa tekstur yang terdapat
dalam batuan sedimen terdiri dari fragmenbatuan dan matrik (massa
dasar). Adapun yang termasuk dalam tekstur pada batuansedimen
klastik terdiri dari besar butir, bentuk butir, kemas (fabric), pemilahan
(sorting),sementasi, porositas (kesarangan), dan permeabilitas
(kelulusan).
1) Besar butir adalah ukuran butir dari material penyusun batuan
sedimen diukur berdasarkanklasifikasi Wentword.
2) Bentuk butir pada sedimen klastik dibagi menjadi rounded
(membundar), sub-rounded(membundar tanggung), sub-angular
(menyudut tanggung), dan angular (menyudut).
3) Kemas (fabric) adalah hubungan antara masa dasar dengan
fragmen batuan/mineralnya.Kemas pada batuan sedimen ada 2,
yaitu kemas terbuka, yaitu hubungan antara masadasar dan
fragmen butiran yang kontras sehingga terlihat fragmen butiran
mengambangdiatas masa dasar batuan; dan kemas tertutup, yaitu
hubungan antar fragmen butiran yangrelatif seragam, sehingga
menyebabkan massa dasar tidak terlihat.
4) Pemilahan (sorting) adalah keseragaman ukuran butir dari fragmen
penyusun batuan.
5) Sementasi (cement) adalah bahan pengikat antar butir dari fragmen
penyusun batuan.Macam dari bahan semen pada batuan sedimen
klastik adalah karbonat, silika, dan oksidabesi.
6) Porositas (kesarangan) adalah ruang yang terdapat diantara
fragmen butiran yang ada padabatuan. Jenis porositas pada batuan
sedimen adalah porositas baik, porositas sedang,porositas buruk.
7) Permeabilitas (kelulusan) adalah sifat yang dimiliki oleh batuan
untuk dapat meloloskan air.Jenis permeabilitas pada batuan
sedimen adalah permeabilitas baik, permeabilitas
sedang,permeabilitas buruk.
b. Sedimen non-klastik adalah kelompok batuan sedimen yanggenesanya
(pembentukannya) dapat berasal dari proses kimiawi, atau sedimen
yang berasal darisisa-sisa organisme yang telah mati. Batuan sedimen
non-klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari proses kimiawi,
seperti batu halit yang berasal dari hasil evaporasi dan batuan rijang
sebagai proses kimiawi. Batuan sedimen non-klastik dapat juga
terbentuk sebagai hasil proses organik, seperti batugamping terumbu
yang berasal dari organisme yang telah mati atau batubara yang berasal
dari sisa tumbuhan yang terubah. Batuan ini terbentuk sebagai proses
kimiawi, yaitu material kimiawi yang larut dalam air (terutamanya air
laut). Material ini terendapkan karena proses kimiawi seperti proses
penguapan membentuk kristal garam, atau dengan bantuan proses
biologi (seperti membesarnya cangkang oleh organisme yang
mengambil bahan kimia yang ada dalam air). Dalam keadaan tertentu,
proses yang terlibat sangat kompleks, dan sukar untuk dibedakan antara
bahan yang terbentuk hasil proses kimia, atau proses biologi (yang juga
melibatkan proses kimia secara tak langsung). Jadi lebih sesuai dari
kedua-dua jenis sedimen ini dimasukan dalam satu kelas yang sama,
yaitu sedimen endapan kimiawi/biokimia. Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah sedimen evaporit (evaporites), karbonat
(carbonates), batugamping dan dolomit (limestones and dolostone),
serta batuan bersilika (siliceous rocks), rijang (chert).
2.4. Struktur Sedimen

Pada hakikatnya, struktur sedimen dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu


struktur sedimen primerdan struktur sedimen sekunder, namun demikan
berdasarkan proses pembentukan batuansedimen, maka struktur sedimen dapat
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu struktur sedimen yangterbentuk sebelum proses
pembatuan, struktur sedimen yang terbentuk pada prosessedimentasi (struktur
primer), dan struktur sedimen yang terbentuk setelah pembentukan
batuansedimen (struktur sekunder).

a. Struktur sedimen yang terbentuk sebelum proses pembatuan (lithifikasi).


Struktur sedimen yang terbentuk sebelum proses pembatuan dapat terjadi
di bagian atas lapisan,sebelum lapisan atau endapan yang lebih muda
atau endapan baru di endapkan. Struktursedimen ini merupakan hasil
kikisan, 'scour marks', 'flutes', 'grooves', 'tool marking' dansebagainya.
Struktur-struktur ini sangat penting untuk menentukan arah aliran atau
arah sedimentasi.

b. Struktur sedimen yang terbentuk pada proses sedimentasi (struktur


primer). Struktur yang terbentuk semasa proses pengendapan, antara lain
adalah perlapisan mendatar (flat bedding), perlapisan silang-siur (cross
bedding), laminasi sejajar (paralel lamination), dan ripple mark.
c. Struktur yang terbentuk setelah proses pengendapan. Struktur ini
terbentuk selepas sedimen terendap. Ini termasuklah struktur beban,
'pseudonodules' dimana sebahagian lapisan pasir jatuh dan masuk
kedalam lapisan lumpur di bawahnya, laminasi konvolut (convolute
lamination) dan sebagainya. Struktur nendatan, hasil dari pergerakan
mendatar sedimen yang membentuk lipatan juga termasuk dalam struktur
selepas endapan. Nendatan boleh berlaku di tebing sungai, delta dan juga
laut dalan dan ianya sangat berguna untuk menentukan arah cerun kuno.
2.5. Sedimen Organik

Sedimen biogenous ini berasal dari sisa-sisa rangka organisme hidup. Jenis
sedimen ini digolongkan ke dalam dua tipe utama yaitu calcareous dan
siliceous ooze. Material siliceous dan calcareous pada waktu itu diekstrak dari
laut dengan aktivitas normal dari tanaman dan hewan untuk membangun
rangka dan cangkang. Kebanyakan organisme yang menghasilkan sedimen
biogenous mengapung bebas di perairan seperti plankton. Sedimen biogenous
paling berlimpah dimana cukup nutrien yang mendorong produktivitas biologi
yang tinggi, selalu terjadi pada wilayah dekat continental margin dan area
upwelling. Thurman dan Trujillo (2004) menyatakan bahwa dua campuran
kimiawi yang paling umum terdapat dalam sedimen biogenous adalah kalsium
karbonat (CaCO3), dimana tersusun dari mineral (calcite) dan silika (SiO2).
Seringkali silika secara kimiawi dikombinasikan dengan air untuk
menghasikan SiO2 dan nH2O.

2.5.1. Jenis-Jenis Sedimen Organik


a. Batuan Sedimen Karbonat
Batuan sedimen karbonat terbentuk dari hasil proses kimiawi, dan
juga proses biokimia. Kelompok batuan karbonat antara lain adalah
batugamping dan dolomit. Mineral utama pembentuk batuan karbonat
adalah kalsit (calcite) (CaCO3) dan dolomit (dolomite) (CaMg(CO3)2).
Nama-nama batuan karbonat:
1) Mikrit (micrite) (microcrystalline limestone), berbutir sangat halus,
mempunyai warna kelabu cerah hingga gelap, tersusun dari lumpur
karbonat (lime mud) yang juga dikenali sebagai calcilutite.
2) Batugamping oolitik (oolitic limestone) batugamping yang komponen
utamanya terdiri dari bahan atau allokem oolit yang berbentuk bulat
3) Batugamping berfosil (fossiliferous limestone) merupakan batuan
karbonat hasil dari proses biokimia. Fosil yang terdiri dari
bahan/mineral kalsit atau dolomit merupakan bahan utama yang
membentuk batuan ini.
4) Kokina (coquina), cangkang fosil yang tersimen.
5) Chalk terdiri dari kumpulan organisme planktonik seperti
coccolithophores, fizzes readily in acid.
6) Batugamping kristalin (crystalline limestone)
7) Travertine terbentuk dalam gua batugamping dan di daerah air panas
hasil dari proses kimia.
8) Batugamping intraklastik (intraclastic limestone), pelleted limestone.
b. Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki
larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di
lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan
terjadi pengayaan unsur-unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga
adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari
larutan tersebut. Batuan-batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah
gip, anhidrit, batu garam. Batuan evaporit atau sedimen evaporit terbentuk
sebagai hasil proses penguapan (evaporation) air laut. Proses penguapan
air laut menjadi uap mengakibatkan tertinggalnya bahan kimia yang pada
akhirnya akanmenghablur apabila hampir semua kandungan air manjadi
uap. Proses pembentukan garam dilakukan dengan cara ini. Proses
penguapan ini memerlukan sinar matahari yang cukup lama.
1) Batuan garam (rock salt) yang berupa halit (NaCl).
2) Batuan gipsum (rock gypsum) yang berupa gipsum (CaSO4.2H20)
3) Travertine yang terdiri dari kalsium karbonat (CaCO3), merupakan
batuan karbonat. Batuan travertin umumnya terbentuk dalam gua
batugamping dan juga di kawasan air panas (hot springs).
c. Batuan Silika
Batuan sedimen silika tersusun dari mineral silika (SiO2). Batuan
ini terhasil dari proses kimiawi dan atau biokimia, dan berasal dari
kumpulan organisme yang berkomposisi silika seperti diatomae, radiolaria
dan sponges. Kadang-kadang batuan karbonat dapat menjadi batuan
bersilika apabila terjadi reaksi kimia, dimana mineral silika mengganti
kalsium karbonat. Kelompok batuan silika adalah:
1) Diatomit, terlihat seperti kapur (chalk), tetapi tidak bereaksi dengan
asam. Berasal dariorganisme planktonik yang dikenal dengan diatom
(diatomaceous earth).
2) Rijang (chert), merupakan batuan yang sangat keras dan tahan
terhadap proses lelehan,masif atau berlapis, terdiri dari mineral kuarsa
mikrokristalin, berwarna cerah hinggagelap. Rijang dapat terbentuk
dari hasil proses biologi (kelompok organisme bersilika,atau dapat
juga dari proses diagenesis batuan karbonat).
d. Batuan Organik
Endapan organik terdiri daripada kumpulan material organik yang
akhirnya mengeras menjadibatu. Contoh yang paling baik adalah batubara.
Serpihan daun dan batang tumbuhan yang tebaldalam suatu cekungan
(biasanya dikaitkan dengan lingkungan daratan), apabila
mengalamitekanan yang tinggi akan termampatkan, dan akhirnya berubah
menjadi bahan hidrokarbonbatubara.

2.5.2. Contoh Sedimen Organik


a. Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari
tumbuh-tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan
cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak
akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya
batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali
tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di
tempat tersebut. Batubara merupakan sedimen organik, lebih tepatnya
merupakan batuan organik, terdiri dari kandungan bermacam-macam
pseudomineral. Batubara terbentuk dari sisa tumbuhan yang
membusuk dan terkumpul dalam suatu daerah dengan kondisi banyak
air, biasa disebut rawa-rawa. Kondisi tersebut yang menghambat
penguraian menyeluruh dari sisa-sisa tumbuhan yang kemudian
mengalami proses perubahan menjadi batubara.
Batubara mempunyai warna hitam, struktur brittle, dengan tekstur
bioklastik, ukuran butir pasir (1/16-2 mm), bentuk butir angular,
sortasi baik, kemas tertutup. Batuan tersusun oleh material-material
organik, berwarna hitam, ukuran butir pasir (1/16-2 mm) Dalam
penyusunannya batubara diperkaya dengan berbagai macam polimer
organik yang berasal dari antara lain karbohidrat, lignin, protein, resin,
tanin, alkaloida, porphirin dan hidrokarbon. Namun, komposisi dari
polimer-polimer ini bervariasi tergantung pada spesies dari tumbuhan
penyusunnya. Pembentukan batubara pada umumnya dijelaskan
dengan asumsi bahwa material tanaman terkumpul dalam suatu
periode waktu yang lama, mengalami peluruhan sebagian kemudian
hasilnya teralterasi oleh berbagai macam proses kimia dan fisika.
Selain itu juga, dinyatakan bahwa proses pembentukan batubara harus
ditandai dengan terbentuknya peat.
b. Rijang
Rijang adalah batuan sedimen silikaan berbutir halus. Batuan
keras, kompak yang terbentuk oleh kristal kuarsa berukuran lanau
(mikrokuarsa) dan kalsedon, sebuah bentuk silika yang terbuat dari
serat memancar dengan panjang beberapa puluh hingga ratusan
mikrometer. Lapisan rijang terbentuk sebagai sedimen primer atau
oleh proses diagenesis. Di atas lantai laut dan danau, kerangka silikaan
dari organisme mikroskopik terakumulasi membentuk ooze silikaan.
Organisme ini adalah diatom, terdapat di danau dan mungkin juga
terakumulasi dalam kondisi laut, meskipun radiolaria lebih umum
sebagai komponen utama ooze silikaan di laut. Radiolaria adalah
zooplankton (hewan mikroskopik dengan gaya hidup planktonik) dan
diatom adalah fitoplankton (tanaman mengambang bebas dan alga).
Jika terkonsolidasi, ooze ini akan membentuk lapisan rijang. Silika
opalin diatom dan radiolaria adalah metastabil dan terekristalisasi
membentuk silika kalsedon atau mikrokuarsa.
Rijang yang terbentuk dari ooze sering berlapis tipis dengan
lapisan yang disebabkan oleh variasi jumlah material berukuran
lempung yang ada. Rijang ini sangat umum dalam lingkungan laut
dalam. Beberapa rijang adalah hasil diagenesis, terbentuk oleh
penggantian mineral lain oleh air kaya silika yang mengalir melalui
batuan. Umumnya mengganti batugamping (contoh sebagai
batuapi/flint dalam kapur) dan terkadang terjadi dalam batulumpur.
Rijang ini dalam bentuk nodul-nodul atau lapisan irreguler dan dari
sini dengan mudah dapat dibedakan dari rijang primer. Jasper adalah
rijang dengan pewarnaan merah yang kuat karena adanya hematit.
c. Tanah Diatom
Tanah diatom dikenal dengan berbagai istilah seperti diatomit,
kieselguhr, tripolit atau tepung fosil atau tanah. Diatomit atau tanah
diatom adalah suatu batuan sedimen silika, yang secara geologi
terbentuk dari akumulasi dan pengendapan kulit atau kerangka
diatomea (fosil tumbuhan air atau binatang kersik atau ganggang
bersel tunggal) dan terendapkan di danau atau non-marin. Diatom
berasosiasi dengan elemen pengotor dan bervariasi, baik jenis maupun
jumlahnya. Elemen pengotor diatom tersebut yaitu abu vulkanik,
larutan garam, lempung, senyawa karbonat, pasir silika, dan unsur
organik lainnya.Dalam bahasa Indonesia belum ada istilah yang tepat
untuk tanah diatom. Namun ada kesepakatan tak tertulis dengan
sebutan tanah diatom yang merupakan terjemahan dari bahasa asing
diatomea earth. Nama lain untuk tanah adalah diatom adalah salah
satu jenis mineral opal (SiO2.nH2O), n berarti mengandung jumlah air
yang berubah-ubah. Opal merupakan suatu mineral biasa dan jenisnya
bermacam-macam. Jenis-jenis daripada opal ini adalah opal mulia,
opal api, opal susu, opal biasa atau semi opal, batu opal, hialit,
geyseritw, diatom, dan lain-lain.
Diatom earth atau lebih dikenal dengan sebutan tanah diatom
merupakan peristiwa yang terjadi apabila adanya penumpukan
cangkang diatom yang telah mati, protoplasma sel dan pectin dari
dinding selnya terdekomposisi dan terpisah dari lapisan silika. Karena
cangkang tersebut mengandung silika, cangkang ini akan tetap utuh
walaupun tertimbun selama berabad-abad. Selanjutnya, silika
mengendap di dasar air dan menjadi tanah diatom.
Diatom mempunyai berat jenis rendah (0,45), oleh sebab itu agar
diatom yang mati dapat membentuk endapan maka pengaruh arus air
harus kecil. Sifat diatom yang lain selain berat jenis yang rendah
adalah kemampuan daya serap air 25-45%, warna putih hingga coklat
tergantung kontaminasinya, kemampuan daya hantar listrik atau panas
rendah, di lapangan memberikan kenampakan seperti lembaran tipis
dan mudah dipisahkan.
Diatomit mempunyai sifat porous, permeabel, ringan, mudah
pecah, dan abrasif, densitas ruah 0,5-1 ton/m3, berat jenis 22,3,
porositas < 90%, dan kandungan cangkang 1,7-30 juta/cm3, dengan
ukuran 0,001-0,4 mm. Sebagian diatomit berwarna putih atau abu-abu,
akan tetapi ada juga yang berwarna kuning, coklat, merah muda,
hitam, dan hijau, yang tergantung dari unsur pengotornya. Secara
kimia, komposisi utama diatomit adalah silika, tetapi ada unsur
lainnya seperti alumina, oksida besi, magnesium, sodium, potassium
oksida, titanium oksida, fosfat, dan kalsium oksida.

2.5.3. Potensi dan Manfaat Sedimen Organik

a. Batubara
Batubara merupakan bahan bakar fosil yang terbentuk dari
tumbuhan yang mati dan kemudian tertimbun selama jutaan tahun.
Pohon-pohon tinggi yang tumbuh saat itu seperti lycopods dan pakis
raksasa, kemudian mati dan jatuh ke dalam rawa dan genangan air.
Pohon-pohon mati tersebut kemudian tertimbun lumpur dan pasir
dalam keadaan basah secara terus-menerus sehingga lapisan tumbuhan
mati dalam keadaan basah dan asam. Selain itu, lapisan tersebut
terputus dari udara langsung dan mendapat tekanan terus-menerus dari
lapisan atasnya.
Indonesia merupakan negara penghasil batu bara terbesar kelima di
dunia. Negara ini menjadi negara pengekspor batu bara terbesar di
dunia karena masih minimnya pemanfaatan batu bara di dalam negeri.
Negara tujuan ekspor batu bara indonesia adalah Hongkong, Tiwan,
China, Korea selatan, Jepang, India, Eropa, dan Italia.Penghasil batu
bara terbesar yaitu China, Amerika serikat, India, Australia, Indonesia,
Afrika selatan, jerman, polandia dll. Namun, China dan Amerika
hanya sedikit mengekspor batu bara karena kebutuhan dalam
negerinya sangat besar.
Di Indonesia batubara dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Namun pemanfaatannya masih kalah dibandingkan dengan
pemanfaatan BBM (bahan bakar minyak). Padahal, cadangan batu
bara indonesia mencapai 19,3 milyar ton. Kendala pemanfaatan batu
bara di indonesia adalah minimnya sosialisasi tentang manfaat batu
bara dan BBM dinilai lebih praktis dan polusinya lebih sedikit
walauapun harganya lebih mahal.Ternyata, aplikasi penggunaan
batubara sendiri dapat digunakan selain sebagai bahan bakar termasuk
Bahan Bakar PLTU, pemanfaatan untuk energi listrik dan juga untuk
pembuatan produk-produk tertentu seperti:
1) Karbon aktif, yang digunakan pada saringan air dan pembersih
udara serta mesin pencucian darah.
2) Serat karbon, bahan pengeras yang sangat kuat namun ringan
yang digunakan pada konstruksi, sepeda gunung dan raket
tenis.
3) Metal silikon, yang digunakan untuk memproduksi silikon dan
silan, yang berfungsi untuk membuat pelumas, bahan kedap
air, resin, kosmetik, shampo dan pasta gigi.

Aplikasi dari karbon aktif sendiri sangat banyak digunakan sebagai


adsorben. Aplikasi penggunaan adsorben komersial telah banyak
antara lain adalah karbon aktif, silica gel, zeolit, alumina, selective
water sorbents(SWS).
b. Rijang
Batu rijang merah atau biasa disebut jasper memiliki banyak sekali
variasi warna, dan motif. Hal ini menyebabkan jasper saat ini banyak
diburu oleh para penggemar batu akik untuk dijadikan ornament atau
perhiasan. Rijang merupakan bahan yang sangat keras yang dapat
menghasilkan percikan ketika dipukul terhadap baja. Panas dari hasil
percikan ini digunakan untuk membuat api. Beberapa jenis rijang yang
termetamorfosa yang dikenal sebagai "novaculite", memiliki poridan
tekstur yang membuatnya berguna sebagai batu asah. Formasi
"Arkansas Novaculite" merupakan formasi terkenal sebagai sumber
batu asah kualitas tinggi dan produk "novaculite abrasif" terbaik di
dunia.
c. Tanah Diatom
Tanah diatom merupakan salah satu bahan galian yang cukup
melimpah di wilayah Indonesia. Salah satu daerah yang tersusun dari
tanah diatom adalah wilayah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, Sumatra
utara, Cicurung, Bogor, Nanggulan, Yogyakarta, dan Jombang.Di
Indonesia, terdapat beberapa wilayah yang memiliki potensi
keterdapatan tanah diatom, yaitu:
1) Jawa Barat: Cicurug, Bogor, Darma, Kuningan (dengan
kandungan SiO2: 45,70-85,23%, Al2O3: 34,20-4,86%, Fe2O3 :
6,20-1,4%, TiO: 1,20-0,21%, P2O5: 0,07-0,01%, H2O: 12,18-
4,86%, bahan organik : 6,67-11,30%); Cianjur Selatan;
Cineam; Tasikmalaya; Nanggung, Bogor; Kec.Pagelaran,
Cianjur.
2) Jawa Tengah: Mendawa, Kec. Bumiayu; Brebes; Desa Pingit,
Temanggung; Sangiran. Solo; Sumberlawang, Solo;
Wadaslintang, Wonosobo; Wonosegoro, Boyolali.
3) Daerah Istimewa Yogyakarta: Nanggulan, Kulon Progo,
Yogyakarta (dalam bentuk tuf kaca yang dapat sebagai
pengganti diatom dengan komposisi SiO2: 55,20%; Na2O:
1,73%; Al2O3:16,80%; K2O: 1,10%; Fe2O3: 3,30%; CaO:
4,55%; H2O: 5,27%; MgO: 1,38%).
4) Jawa Timur: Kabuh, Jombang (dengan komposisi : SiO2 :
35,0-52,0%; Al2O3: 11,0-19,0%; Fe2O3: 4,0-6,0%);
Karangasem, Kriyan, Mojokerto.
Diatom yang diperoleh dari penambangan dilakukan sortasi
khususnya dipisahkan dari batuan yang lain dan dari bahan organik.
Sesudahnya lalu digiling dan dihisap untuk mendapatkan ukuran butir
yang halus atau diayak dengan ukuran yang dikehendaki. Sesudah
pengolahan dilakukan, baru dapat dimanfaatkan sesuai dengan
kepentingannya antara lain:

1) Bahan bangunan
Diatomea dicampur dengan bahan perekat, kemudian dicetak
tekan dapat dimanfaatkan sebagai bata ringan ataupun
wallboard. Bata cetak tekan dengan diberi pori-pori dapat
dimanfaatkan sebagai dinding peredam.
2) Bahan isolator/peredam panas
Karena sifatnya yang ringan, tidak terbakar, maka diatomea
dengan bahan perekat tertentu dapat dicetak sesuai dengan
bentuk dan ukuran. Salah satu penggunaannya untuk isolator
pipa gas/cairan yang menghasilkan panas.
3) Bahan penyaring/filter
Adanya SiO2 yang tak larut dalam air atau minyak, diatomea
dimanfaatkan sebagai penyaring air/minyak kelapa.
4) Bahan pemutih
Dicampur dengan bahan perekat, diatomea dimanfaatkan
sebagai bahan pemutih pada industri kertas, cat tembok ataupun
plamer/filler.
5) Bahan keramik
Diatomea sebagai salah satu sumber silika sebagai pencampur
bahan keramik disamping itu dimanfaatkan juga sebgai isolator
pada industri elektronik, katalisator dalam laboratorium kimia.
6) Bahan penggosok logam
Kandungan SiO2 yang tinggi, menyebabkan diatomea dapat
dipergunakan sebagai bahan penggosok logam.
III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Makalah ini dibuat dengan tujuan:


1. Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di permukaan yang
telah mengalami proses pengangkutan dari satu tempat ke tempat lainnya..
dan bila sedimen mengeras akan menjadi batuan sedimen
2. Proses sedimentasi dapat berlangsung sehingga mampu
mengubahsedimen-sedimen tersebut menjadi suatu batuan sedimen
melaluiproses pengerasan atau pembatuan (lithifikasi) yang melibatkan
proses pemadatan (compaction),sementasi (cementation), diagenesa dan
lithifikasi.
3. Sedimen biogenous ini berasal dari sisa-sisa rangka organisme hidup. Jenis
sedimen ini digolongkan ke dalam dua tipe utama yaitu calcareous dan
siliceous ooze. Material siliceous dan calcareous pada waktu itu diekstrak
dari laut dengan aktivitas normal dari tanaman dan hewan untuk
membangun rangka dan cangkang. Kebanyakan organisme yang
menghasilkan sedimen biogenous mengapung bebas di perairan seperti
plankton.

3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai

  • Kolam Pelabuhan
    Kolam Pelabuhan
    Dokumen23 halaman
    Kolam Pelabuhan
    dwi nur hanifah
    75% (4)
  • Metode Oseanografi
    Metode Oseanografi
    Dokumen14 halaman
    Metode Oseanografi
    dwi nur hanifah
    Belum ada peringkat
  • Tipus Dwi 2.1-2.4
    Tipus Dwi 2.1-2.4
    Dokumen55 halaman
    Tipus Dwi 2.1-2.4
    dwi nur hanifah
    Belum ada peringkat
  • Pasut
    Pasut
    Dokumen7 halaman
    Pasut
    dwi nur hanifah
    Belum ada peringkat
  • Tugas Hidropan Pak War Dwi
    Tugas Hidropan Pak War Dwi
    Dokumen43 halaman
    Tugas Hidropan Pak War Dwi
    dwi nur hanifah
    Belum ada peringkat
  • Dwi
    Dwi
    Dokumen19 halaman
    Dwi
    dwi nur hanifah
    Belum ada peringkat
  • Geofisika
    Geofisika
    Dokumen3 halaman
    Geofisika
    dwi nur hanifah
    Belum ada peringkat
  • Siap Print
    Siap Print
    Dokumen27 halaman
    Siap Print
    dwi nur hanifah
    Belum ada peringkat
  • Siap Print
    Siap Print
    Dokumen27 halaman
    Siap Print
    dwi nur hanifah
    Belum ada peringkat
  • Siap Print
    Siap Print
    Dokumen27 halaman
    Siap Print
    dwi nur hanifah
    Belum ada peringkat