Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketika dilahirkan, normalnya seorang anak wanita telah
mempunyai organ reproduksi yang lengkap, akan tetapi belum berfungsi
sepenuhnya dengan sempurna. Organ reproduksi akan berfungsi
sepenuhnya saat seorang wanita telah memasuki masa pubertas, dimana
ditandai dengan perubahan-perubahan pada organ seks, seperti
pembesaran payudara, pinggul dan keluar darah haid (menstruasi).
Alat reproduksi wanita berada di bagian tubuh seorang wanita yang
disebut panggul. Secara anatomi nilai reproduksi wanita dibagi menjadi
dua bagian, yaitu : bagian yang terlihat dari luar ( genitalia eksterna ) dan
bagian yang berada di dalam panggul yang tidak bisa dilihat dari luar
(genitalia interna ).
Genitalia eksterna meliputi bagian yang disebut kemaluan ( vulva )
yang terdiri atas
Mons pubis
Labia majora
Labia minora
Clitoris
Vestibulum vaginae
Gland vestib major
Gland vestib minor
Genetalia interna ini terdiri dari atas:
Ovarium
Tuba uterina Fallopii
Uterus
Vagina

Sedangkan berdasarkan fungsinya ( fisiologinya ), alat reproduksi


wanita mempunyai 3 fungsi, yaitu:
1. Fungsi seksual
2. Fungsi hormonal
3. Fungsi Reproduksi ( melanjutkan keturunan ).

1
Setiap jam satu wanita Indonesia meninggal dunia akibat kanker leher
rahim (serviks), sedangkan di Asia Pasifik setiap empat menit, dan di
dunia setiap dua menit. Prevalensi kanker serviks di Indonesia mencapai
90-100 kasus per 100 ribu penduduk, di mana ditemukan 200.000 kasus
baru setiap tahunnya. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun ada 15.000
kasus baru kanker leher rahim terjadi dengan angka kematian 7.500
kasus per tahun. Kanker serviks merupakan kanker yang paling sering
terjadi pada perempuan Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, tergambar secara umum bagaimana
bentuk anatomi dan fisiologi dari alat reproduksi wanita serta penyakit
yang sangat beresiko di serita oleh wanita. Mengingat pentingnya
pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi,oleh karena itu dalam
tulisan ini akan dibahas mengenai kesehatan reproduksi khususnya
membahas bagaimana anatomi dan fisiologi alat reproduksi wanita lebih
mendalam.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditentukan rumusan
masalah yaitu:
1. Bagaimana bentuk anatomi dan fisiologi dari alat reproduksi
wanita?
2. Bagaimana penyakit kanker serviks yang terjadi di Indonesia?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana anatomi dan fisiologi alat reproduksi
wanita secara lebih mendalam.
Untuk mengetahui gambaran umum mengenai kanker serviks yang
terjadi di Indonesia.
Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan pengetahuan
lebih tentang bentuk anatomi dan fisiologi dari alat reproduksi wanita

2
serta pengetahuan mengenai kanker serviks yang sangat beresiko tinggi
diderita oleh para wanita kepada para Pembaca.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Alat Reproduksi Wanita


Alat reproduksi wanita berada di bagian tubuh seorang
wanita yang disebut panggul. Secara anatomi nilai reproduksi
wanita dibagi menjadi dua bagian, yaitu : bagian yang terlihat dari
luar ( genitalia eksterna ) dan bagian yang berada di dalam panggul
( genitalia interna ). Genitalia eksterna meliputi bagian yang disebut
kemaluan ( vulva ) dan liang sanggama ( vagina). Genetika interna
terdiri dari rahim ( uterus ), saluran telur ( tuba ), dan indung telur
( avarium ).
Pada vulva terdapat bagian yang menonjol yang di dalamnya
terdiri dari tulang kemaluan yang ditutupi jaringan lemak yang tebal.
Pada saat pubertas bagian kulitnya akan ditumbuhi rambut. Lubang
kemaluan ditutupi oleh selaput tipis yang biasanya berlubang sebesar
ujung jari yang disebut selaput darah ( hymen ). Di belakang bibir
vulva terdapat kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan cairan. Di ujung
atas bibir terdapat bagian yang disebut clitoris, merupakan bagian
yang mengandung banyak urat-urat syaraf. Di bawah clitoris agak
kedalam terdapat lubang kecil yang merupakan lubang saluran air seni
( urethra ). Agak ke bawah lagi terdapat vagina yang merupakan
saluran dengan dinding elastis, tidak kaku seperti dinding pipa. Saluran
ini menghubungkan vulva dengan mulut rahim.
Mulut rahim terdapat pada bagian yang disebut leher rahim
( cervix ), yaitu bagian ujung rahim yang menyempit. Rahim berbentuk
seperti buah pir gepeng, berukuran panjang B-9 cm. Letaknya terdapat
di belakang kandung kencing dan di depan saluran pelepasan.
Dindingnya terdiri dari dua lapisan Mot yang teranyam saing

3
melintang. Lapisan dinding rahim yang terdalam disebut
endometrium, merupakan lapisan setaput lendir. terurai dari ujung
atas kanan kiri rahim terdapat saluran telur yang ujungnya berdekatan
dengan indung telur kiri dan kanan. lndung telur berukuran
2,5x1,5x0,6 cm, mengandung sel-sel telur ( ovum ) yang jumlahnya
lebih kurang 200.000-400.000 butir. Otot-otot panggul dan jaringan
ikat disekitarnya menyangga alat-alat reproduksi, kandung kencing
dan saluran peiepasan sehingga alat-alat itu tetap berada pada
tempatnya.
2.2 Fisiologi Alat Reproduksi Wanita
Berdasarkan fungsinya ( fisiobginya ), alat reproduksi wanita
mempunyai 3 fungsi, yaitu:
1. Fungsi seksual
Alat yang berperan adalah vulva clan vagina. Kelenjar pada vulva
yang dapat mengeluarkan cairan, berguna sebagai pefumas pada
saat sanggama. Selain itu vulva clan vagina juga berfungsi sebagai
jalan lahir.
2. Fungsi hormonal
Yang disebut fungsi hormonal ialah peran indung telur dan rahim
didalam memperlahankan ciri kewanitaan clan pengaturan haid.
Perubahan perubahan fisik clan psikhis yang terjadi sepanjang
kehidupan seorang wanita erat hubungannya dengan fungsi
indung telur yang menghasilican hormon-harmon wanita yaitu es
trogen dan proqasferon. Dalam masa kanak-kanak indung telur
belum menunaikan fungsinya dengan baik. tvtanakala indung
teiur mulai berfungsi, yaitu kurang lebih pada usia 9 tahun,
mutailah ia secara produktif menghasilkanan hormonhormon
wanita. Hormon-hormon ini mengadakan interaksi dengan
hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar-kelenjar di otak.
Akibatnya terjadilah perubahan-perubahan fisik pada Wanda.
Paling terjadi pertumbuhan payudara, kemudian terjadi
pertumbuhan rambut kemaluan disusul rambut-rambut di ketiak.
Selanjutnya terjadilah haid yang pertama kali, disebut menarche,

4
yaitu sekitar usia 10-16 tahun. Mula-mula haid datang tidak teratur,
selanjutnya timbul secara teratur. Sejak saat inilah seorang wanita
masuk kedalam masa reproduksinya yang berlangsung kurangiebih
30 tahun. Pertumbuhan badan menjelang menarche clan 1 sampai
3 tahun setelah menarche bertangsung dengan cepat, saat ini
disebut masa puberras. Setelah masa reproduksi wanita masuk
kedalam masa kllmakterium yaitu masa yang menunjukan fungsi
indung telur yang mutai berkurang. Mula-mula haid menjadi sedikit,
kemudian datang 1-25 bulan sekali atau tidak teratur dan akhirnya
berhenti sama sekaG. Bila keadaan ini berlangsung 1 tahun, maka
dikatakan wanita mengalami menopause. Menurunnya fungsi
indung telur ini sering disertai gejala-gejala panas, berkeringat,
jantung berdebar, gangguan psikhis yaitu emosi yang labil. Pada
saat ini terjadi pengecilan alat-alat reproduksi clan kerapuhan
tulang. Menstruasi atau haid yang terjadi secara sik6s, 24-36 had
sekafi, timbul karena penganuh-pengaruh hormon yang berinteraksi
terhadap setaput lendir rahim (endometrium). Lapisan tersebut
berbeda ketebalannya dad had kehari, paling tebal terjadi pada saat
masa subur, yang mana endometrium dipersiapkan untu~
kehamilan. Bila kehamilan tidak terjadi, Lapisan ini mengelupas dan
terbuang berupa darah haid. Biasarrya haid berlangsung 2- 8 hari
dan jumlahnya kurang lebih 30-80 cc. Sesaat setefah darah haid
habis, lapisan tersebut mulai tumbuh kembang, mula-mula tipis
kemudian bertambah tebal untuk kemudian mengelupas lagi
berupa darah haid. Menjelang haid dan beberapa hari saat haid
wanita sering mengeluh kalah, mudah tersinggung, pusing, nafsu
makan berkurang, buah dada tegang, mual dan sakit perut bagian
bawah. Kebanyakan wanita menyadari adanya keluhan ini dan tidak
mengganggu aktivitasnya, tetapi beberapa wanita merasakan
keluhan ini berlebihan. Berat ringannya keluhan ini,

5
sesungguhrrya tergantung dari latar belakang psikobgis dan
keadaan emosi pada saat haid.

3. Fungsi Reproduksi ( melanjutkan keturunan ).


Tugas reproduksi dilakukan oleh indung telur, saluran telur dan
rahim. Sel telur yang setiap bulannya dikeluarkan dari kantung telur
pada saat masa subur akan masuk kedalam saluran telur untuk
kemudian bertemu dan menyatu dengan sel benih pria
( spermatozoa )membentuk organisme baru yang disebut Zygote,
pada saat inilah ditentukan jenis kelamin janin dan sifat -sifat
genetikrrya. Selanjutrrya zygote akan terus berjalan sepanjang
saluran telur dan masuk kedalam rahim. Biasanya pada bagian
atas rahim zygote akan menanamkan diri dan berkembang
men)adi mudigah. Mudlgah selanJutnya tumbuh dan
berkembang sebagai janin yang kemudlan akan lahir pada umur
kehamilan cukup bulan. Masa subur pada siklus haid 28 hari, terjadi
sekitar hari ke empat belas dari 6 hari pertama haid. Umur sel
telur sejak dikeluarkan dari indung telur hanya benumur 24 jam,
sedangkan sel benih pria berumur kurang lebih 3 hari.
2.3 Sistem Genetalia Wanita
1. Ovarium
Terdapat dua ovarium yaitu kanan dan kiri. Masing-masing
memiliki
panjang sekitar 4 cm, lebar 1,5 cm dan tebal 1 cm. Ovarium
dilekatkan oleh lipatan peritoneum pada bagian belakang
ligamentum latum, lipatan ganda peritoneum yang membentang
dari samping uterus ke dinding lateral pelvis. Tuba uterina
melengkung diatas ovarium dan berakhir pada ovarium. Pada
wanita yang belum melahirkan anak, ovarium biasanya terletak
didalam fossa ovari, cekungan peritenium dangkal pada dinding
lateral pelvis. Setelah melahirkan, posisinya dapat bermacam-
macam.
A. Struktur

6
Sebelum pubertas
Ovarium terdiri dari lapisan eksterna sel germinal dan
folikel ovary primer yang belum berkembang yang
mengelilingi medulla di jaringan fibrosa, serat otot polos,
dan pembuluh darah di bagian tengah.
Sejak Pubertas sampai menopause
Folikel ovary berada pada berbagai stadium
perkembangan. Folikel de graafadalah folikel matur, terdiri
dari sebuah ovum dan cairan didalam lapisan sel-sel.
Korpus luteum adalah folikel yang telah mengeluarkan
ovum. Bila wanita menjadi hamil, korpus luteum membesar
sampai diameter sekitar 5 cm, bila tidak hamil, korpus
luteum akan berdegenerasi. Bersama dengan makin
banyaknya ovum yang dikeluarkan, permukaan ovarium
menjadi berkerut akibat jaringn parut korpus luteum tua.
Setelah menopause
Folikel tidak dibentuk lagi, dan ovarium menciut.
2. Tuba uterine (falopii)
Terdapat dua tuba uterine, kanan dan kiri. Masing-masing
memiliki panjang sekitar 20 cm dan membentang dari sudut lateral
uterus menuju ovarium, terletak di dalam batas atas ligamentum
latum yang bebas. Pada ujung ovarium, tuba bermuara melalui
lubang kecil dalam rongga per itonium. Lubang ini dikelilingi
oleh fimbrae, tonjolan yang bergerak seperti daun pakis.
A. Struktur
Tuba terdiri dari lapisan dalam sel-sel bersilia, lapisan
tengah otot, dan lapisan luar peritoneum. Ketika folikel ovarium
matang, fimbrae menutupi ovarium sehingga pada saat
dikeluarkan dari ovarium, ovum berjalan langsung ke dalam
tuba. Ovum kemudian bergerak disepanjang tuba melalui
kontraksi otot dinding tuba dan dengan gerakan silia dan
akhirnya masuk kedalam uterus.
B. Gambaran klinis

7
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana ovum yang telah
dibuahi tetap berada di dalam tuba bukan bergerak masuk ke
dalam uterus. Hal ini dapat disebabkan oleh:
a) infeksi yang merusak silia dan menghentikan kerja mereka,
b) abstruksi parsial atau lekukan tuba akibat adesi.
Pada sekitar minggu ke-6 ovum yang membesar tumbuh
terlalu besar untuk tuba dan pecah melalui dinding. Hal ini
disebut rupture kehamilan ektopik.Hal ini menyebabkan
perdarahan berat yang dapat berakibat fatal bila tuba yang
rusak tidak diangkat.
3. Uterus
Uterus adalah organ berdinding muscular tebal berbentuk
buah pir memiliki panjang sekitar 7,5 cm. Organ ini terletak
didalam pelvis diantara kandung kemih dibagian depan dan
rectum di bagian belakang. Uterus terdiri dari:
a) Fundus: ujung atas membulat, diatas perlekatan tuba uterine
b) Corpus: membentuk sekitar dua pertiga uterus.
Bersambungan dengan serviks membentuk sudut, sehingga
seluruh uterus menekuk ke depan (anteversi). Organ ini
memiliki permukaan antero inferial, yang terletak pada kandung
kemih, dan permukaan postero superior yang melekat
dengan lekukan usus halus.
c) Serviks: ujung sepertiga bawah berbantuk silinder. Ujung
bawahnya melekat dibagian belakang dan bawah dengan
vagina.Uterus berongga, tetapi dindingnya berdekatan. Pada
uterus yang tidak hamil, ruang dalam korpus hanya celah
sempit berbentuk segitiga. Seviks memiliki kanalis servikalis
diantara ostium internal(tempat serviks membuka ke dalam
korpus) dan ostium eksternal(tempat serviks membuka ke dalam
vagina).
A. Perlekatan uterus pada peritoneum
Ligamentum latum pada setiap sisi berjalan dari batas lateral
uterus menuju dinding lateral pelvis, membentuk
pembatas melintasi pelvis. Pembuluh darah uterina,

8
pembuluh limfe, dam nervus berjalan diantara kedua
lapisannya. Tuba ovari terletak pada tepi atasnya.
Ligamentum rotundum adalah pita fibrosa sempit yang
berjalan dari sudut lateral uterus, melalui ligamentum latum,
dan kemudian berjalan dalam kanalis inguinalis dan berakhir
di dalam labium mayora. Kantong rekto uterina (douglasi)
dibentuk oleh refreksi peritoneum dari rectum ke uterus.
B. Suplai darah
Arteria uterina pada setiap sisi adalah cabang areteria iliaca
interna. Arteri ini berjalan diantara lapisan ligamentum
latum. Beranas-stomosis dengan arteria ovarica, yang
menyuplai fundus. Arteri ini berkelok-kelok sehingga dapat
teregang selama kehamilan.
C. Drainase vena Ke dalam vena iliaca interna.
D. Drainase limfe
a) Dari fundus, pembuluh limfe berjalan bersama dengan
ligamentum rotundum dan berakhir pada kelenjar limfe
inguinal .
b) Dari korpus, pembuluh limfe berjalan bersama di dalam
ligamentum latum dan mencapai kelenjar limfe aorta.
c) Dari serviks, pembuluh limfe berjalan ke kelenjar limfe
iliaca eksterna, iliaca interna dan sacralis.
E. Struktur
a) Endomertium: lapisan dalam sel epitel silinder dan
kelenjar; menunjukkan perubahan berbagai stadium siklus
menstruasi.
b) Miometrium: lapisan tengah serat otot polos, tersusun
didalam bundle lebar yang saling menjalin.
c) Peritoneum: menutupi bagian luar, kecuali serviks pars
vaginalis.
F. Fungsi uterus
a) Endometrium uterus mengalami perubahan untuk
mempersiapkan uterus menerima ovum yang dibuahi.

9
b) Endometrium menerima ovum yang dibuahi dan uterus
berkembang dan membesar untuk menahan dan memberi
makan embrio dan janin yang sedang berkembang.
c) Selama persalinan, kontraksi miometrium mengeluarkan
janin.
4. Menstruasi
Menstruasi dimulai pada pubertas sekitar usia 11-12 tahun dan
kembali terjadi pada interval sekitar 28 hari sampai menopause
pada sekitar 45-50 tahun. Keteraturan siklus akibat dari ovulasi
yang terjadi secara teratur. Hal ini dikontrol oleh kedua hormon
hipofisis anterior: Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan
Luteionizing Hormone(LH).
A. Fase indometrium
1. Fase proliferatif (pra-ovular)
Durasi: sekitar 14 hari. Aktifitas hormonal: esterogen
disekresi oleh folikel ovarium dibawah pengaruh FSH. Fase ini
berlangsung sejak akhir menstruasi sampai pengeluaran
ovum dari ovarium. Terdapat pertumbuhan endometrium
secar cepat, seluruh bagian dalam uterus dilapisi oleh satu
lapisan dalam dua hari. Lapisan ini tipis pada awalnya dan
tersusun oleh sel kuboid; tetapi dengan berlanjutnya fase ini,
sel-sel menjadi silindris, kelenjar dalam endometrium
memanjang, dan seluruh endometrium menebal.
Mittelschmers (bahasa jerman untuk mid-pain) adalah
nyeri (seperti ditusuk) pada perut bawah, dirasakan oleh
banyak wanita pada akhir fase ini. Nyeri ini terjadi tepat
sebelum pecahnya folikel ovarium; penyebabnya belum di
tentukan, diakibatkan oleh kontraksi serat otot polos yang
disebabkan secara hormonal di sekitar folikel. Hal ini
membantu penentuan hari paling subur pada
pertengahan siklus dan dengan demikian membantu
keluarga berencana alamiah atau inseminasi buatan.

10
2. Fase sekretorkik (pasca-ovular) Durasi: sekitar 13 hari.
Aktivitas hormonal. Progesterone dan sedikit esterogen
dihasilkan oleh korpus luteum dalam ovarium. Bila ovum tidak
dibuahi, korpus luteum mengerut dan sejak sekitar hari ke 22,
jumlah progesterone yang disekresi mulai menurun.
Perkembangan endometrium terus berlanjut. Endometrium
menjadi lebih vaskuler. Kelenjar di dalamnya berdistansi
oleh sekresi.
3. Fase menstrual : Durasi: 4-5 hari. Aktivitas hormonl: jumlah
progesterone dalam darah terus menurun. Endometrium
mengalami degenerasi, sekresi kelenjar dikeluarkan dan
kapiler yang tidak disokong pecah dan berdarah.
B. Gambaran klinis
Serviks dapat diraba oleh jari yang dimasukkan ke dalam vagina
atau rectum. Seluruh uterus dapat diraba secara bimanual
dengan satu jari di dalam vagina atau rectum dan tangan
yang lain pada dinding perut bagian depan. Selama
kehamilan uterus:
a) Tampak diatas simfisis pubis pada minggu ke-12
b) Mencapai umbilicus pada minggu ke-24
c) Mencapai xifisternum padaminggu ke-36

Fibroid atau fibromiomaadalah tumar non malignan jaringan


fibrosa dan muscular yang tumbuh didalam miometrium
uterus; tumor ini sering menyebabkan perdarahan menstruasi
yang berlebihan, perdarahan diantara siklus, dan abstruksi
mekanik terhadap struktur didalam pelvis dan abdomen. Kanker
korpus dan serviks merupakan bentuk kanker yang sering
terjadi.

5. Vagina
Vagina adalah tabung yang membentang dari serviks uteri
sampai vestibulum vulvae. Bentuknya lebih pendek dibagian

11
depan daripada bagian belakang, dinding anteriornya memiliki
panjang sekitar 7,5 cm dan dinding posterirnya sekitar 9 cm.
serviks uteri menonjol dibagian atas vagina. Fornix anterior, lateral
dan posterior merupakan bagian vagina yang masing-masing
berada dibagian depan, samping dan belakang serviks. Hymen
adalah lipatan mukosa tipis pada mulut vagina.
A. Vagina berhubungan dengan:
1. Anterior: kandung kemih dan uretra
2. Posterior : kantong peritoneum rekto-uterina (deuglasi),
rectum, kanalis analis.
3. Lateral: fascia pelvis, ureter (dekat dengan fornix lateralis),
otot levator ani
B. Struktur
a) Membran mukosa, epitel skuamosa
b) Lapisan muscular, otot polos
c) Jaringn fibrosa, menyatu dengan fascia pelvis
Vagina tetap lembab oleh sekresi dari serviks uteri dan oleh
transudasi cairan jaringan melalui dinding vagina. Sekresi dibuat
asam oleh kerja bakteri.
C. Gambaran klinis
Asiditas cairan vagina membantu vagina resisten terhadap
infeksi. Jarang terjadi, hymen membentang melintasi mulut
vagina, mencegah keluarnya cairan menstruasi.

6. Vulva
Vulva adalah nama yang diberikan untuk genetalia eksterna
wanita. Terdiri dari:
Labia mayora: dua lipatan besar berambut yang membentang
dari mons pubis (bantalan lemak dibagian depan simfisis pubis)
sampai perineum di garis tengah bagian belakang.
Labia minora: dua bibir tipis dari kulit lunak yang berpigmen
terletak di dalam labia mayora. Membelah dibagian depan
membentuk klitoris dan bertemu dibagian belakang pada
founrchette, lipatan transversal pendek.
Klitoris: organ erektil kecil pada garis tengah dibagian depan;
equifalen dengan penis pada pria.

12
Vestibulum: daerah yang dibungkus oleh labia minora dan
mengandung:
a. Muara uretra, tepat di belakang klitoris
b. Muara vagina
Kelenjar bartholini: sepasang kelenjar oval penyekresi mukos
yang terletak di dalam bagian posterior labia mayora dan
bermuara pada saluran di bagian samping labia minora.

7. Payudara ( mamae)
Payudara wanita pembentang dari iga ke-2 sampai ke-6 dan
dari sisi sternum sampai linea mid-aksilaris. Payudara terletak
didalam vascia, yang memisahkannya dari muskulus pectiralis
mayor dan otot lain. Areola adalah daerah berpigmen
disekeliling puting susu, kelenjar areolar adalah kelenjar
sebaseus besar didalam areola. Pada pria, payudara bersifat
rudimenter.
A. Struktur
Payudara terdiri dari 15-20 lobulus jaringan kelenjar,
terbenam di dalam lemak. LobulUs dipisahkan satu sama
lain oleh jaringan fibrosa. Payudara menonjol kearah puting
susu, dan setiap lobulUs bermuara ke dalam sebuah saluran
yang bermuara padaputing susu.
B. Suplai darah
Suplai darah oleh arteri dari arteria axillaris dan oleh cabang
perforantes arteria mamaria enterna, yang berjalan dibagian
dalam dada dan dibelakang tulang rawan iga dan memberikan
cabang melalui ruang sela iga.
C. Drainase vena
Kedalam vena basar pada permukaan payudara dan kemidian ke
dalam vena yang berjalan bersamaarteri.
D. Drainase limfe
Ke dalam:
a) Kalenjar limfe aksilaris dan kemidian ke dalam kelenjar limfe
servikal.
b) Melalui sela iga ke dalam kelenjar limfe yang sejajar
dengan arteria mamaria interna. Pada anak perempuan

13
payudara berkembang saat pubertas dibawah pengaruh dua
hormone, esterogen dan progesterone. Pada kehamilan,
perkembangan lebih lanjut dirangsang oleh peningkatan
kadar esterogen dan progesterone dalam darah. Setelah
melahirkan, kolostrum cairan kuning mengandung lemak dan
protein disekresi pada awalnya. Sekresi susu tidak dimulai
sampai beberapa hari kemudian; hal ini merupakan akibat
stimulasi oleh prolaktin hipofisis anterior. Kadar estrogen
yang sangat tinggi menghambat sekresi susu, dan estrogen
artivisia diberikan untuk mencegah atau menghentikan
laktasi. Oksitosi (dihasilkan oleh hipofisis lobus posterior)
mengeluarkan susu dari duktus laktiferus.
E. Gambaran klinis
Puting asesorius terdapat pada beberapa orang sebagai
tonjolan berpigmen tanpa fungsi pada garis diantara
pertengahan klavikula dan
simfisis pubis. Mastitis adalah inflamasi payudara. Kanker
payudara sering terjadi: sering menyenbabkan benjolan keras,
posisi puting abnormal, sekresi berwarna darah dari putting susu,
infasi pada kulit. Kanker dapat menyebar ke bagian tubuh lain,
terutama disepanjang drainase pembuluh limfe payudara.
Mastektomiadalah pengangkatan payudara secara bedah.

2.4 Fungsi Reproduksi Wanita


Fungsi seksual dan reproduksi pada wanita dapat dibagi dalam dua
fase utama: pertama, persiapan tubuh untuk konsepsi dan
kehamilan, serta kedua, periode kehamilan itu sendiri.
1. Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita
a. Ovarium (indung telur):
Merupakan kelenjar kelamin yang memproduksi ovum (sel
telur) dan menyekresi hormon estrogen dan progesterone
b. Oviduk/tuba Fallopii (saluran telur):

14
Berfungsi menyalurkan sel telur ke uterus (rahim) dengan
gerakan peristaltik dan dibantu oleh gerakan silia pada
dindingnya.
c. Uterus (rahim):
Tempat berkembangnya embrio. Selama kehamilan volume
uterus mampu mengembang hingga 500 kali
d. Vagina:
Tempat penis pada saat kopulasi dan sebagai jalan keluar bayi
pada proses
Kelahiran.

Organ kelamin luar:


Klitoris: struktur yang sama dengan penis
Vulva: terdiri atas labium mayor (bibir besar) dan labium
minor (bibir kecil)
Lubang saluran kencing
Lubang vagina: bagian terluar vagina

Organ penting saluran reproduksi wanita, yaitu ovarium,


tuba fallopi, uterus, vagina. Reproduksi mulai dengan
perkembangan ovum dalam ovarium. Satu ovum dilontarkan dari
satu folikel ovarii masuk rongga abdomen pada pertengahan
siklus seksual setiap bulan. Ovum ini kemudian berjalan
melalui salah satu tuba fallopi ke uterus, dan bila ia telah
dibuahi oleh sperma, ia mengalami implantasi pada uterus,
tempat ia berkembang menjadi fetus, plasenta, dan membran
fetal.
Pada pubertas, dua ovarium mengandung sekitar 300.000
ovum. Ovum yang dikelilingi oleh satu lapis sel epiteloid
granulosa dinamakan folikel primordial. Selama tahun-tahun
reproduksi wanita, hanya sekitar 400 folikel yang cukup
berkembang untuk melontarkan ovumnya; sisanya mengalami
degenerasi. Pada akhir kemampuan reproduksi, menopause,

15
hanya beberapa folikel primordial tersisa dalam ovarium, dan
malahan ia mengalami degenerasi segera sesudahnya.
2. Sistem Hormon Wanita
Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki
hormon sbb:
Hormon releasing hipotalamus
Hormon hipofisis anterior, FSH dan LH yang di sekresi akibat
respon terhadap releasing hormone dari hipotalamus
Hormon ovarium: esterogen, dan progesteron, yang disekresi
oleh ovarium akibat respon terhadap dua hormon dari kelenjar
hipofisis anterior.
3. Siklus Bulanan Ovarium Dan Fungsi Hormon Gonadotropin
Masa reproduksi normal wanita ditandai oleh perubahan
berirama bulanan dalam kecepatan sekresi hormon-hormon wanita
dan perubahan yang sesuai pada organ seks itu sendiri. Gambaran
berirama ini dinamakan siklus seksual wanita (menstruasi). Sekitar
setiap 28 hari, hormon gonadotropin dari kelenjar hipofisis anterior
menyebabkan folikel baru mulai berkembang dalam ovarium, salah
satu diantaranya akhirnya mengalami ovulasi pada hari ke 14
siklus. Selama pertumbuhan folikel, disekresi esterogen.
Setelah ovulasi, sel sekresi folikel berkembang menjadi korpus
luteum, yang menyekresi hormon wanita progesteron dan
esterogen dalam jumlah besar. Setelah dua minggu kemudian,
korpus luteum mengalami degenerasi, kemudian hormon ovarium,
esterogen dan progesteron sangat berkurang dan menstruasi mulai.
Kemudian diikuti siklus ovarium yang baru.

4. Hormon Esterogen Dan Progesteron


Dua jenis hormon ovarium adalah estrogen dan progesteron.
Estrogen terutama meningkatkan proliferasi dan pertumbuhan sel-
sel spesifik pada tubuh dan bertanggung jawab akan
perkembangan sebagian besar sifat seksual sekunder wanita.
Sebaliknya, progesteron hampir seluruhnya berkaitan dengan

16
persiapan akhir uterus untuk kehamilan dan kelenjar mammae
untuk laktasi.
a. Estrogen : pada wanita normal, estrogen disekresi terutama
oleh ovarium, walaupun dalam jumlah kecil juga disekresi
oleh korteks adrenal. Pada kehamilan, dalam jumlah besar juga
disekresi oleh plasenta, tentu saja sampai 100 kali jumlah yang
disekresi oleh ovarium selama siklus bulanan normal. Fungsi
utama estrogen adalah menyebabkan proliferasi dan
pertumbuhan sel jaringan organ seks dan jaringan lain yang
berhubungan dengan reproduksi.
Efek pada organ seks, waktu masa kekanak-kanakan
estrogen diekskresi hanya dalam jumlah sedikit, tetapi
setelah pubertas jumlah ekstrogen yang diekskresi dibawah
pengaruh hormon gonadotropin hipofisis meningkat sampai dua
puluh kali atau lebih . pada saat dewasa semua ukuran organ
seks menjadi bertambah.
Efek pada payudara, estrogen dapat menyebabkan
pengendapanlemak dalam kelenjar mammae, perkembangan
jaringan stroma kelenjar mammae, dan pertumbuhan sistem
saluran yang luas. Lobulus dan alveoli kelenjar mammae
berkembang sedikit, tetapi progesteron dan prolaktin
menentukan pertumbuhan dan fungsi struktur-struktur ini.
Efek pada rangka, estrogen menyebabkan
peningkatan aktivitasosteoblastik. Sehingga pada pubertas, bila
wanita memasuki masa reproduksi, kecepatan tingginya menjadi
cepat selama beberapa tahun. Tetapi, estrogen mempunyai efek
kuat lain pada pertumbuhan rangka. Estrogen menyebabkan
penyatuan epifisis yang dini denagn batang tulang panjang. Efek
ini jauh lebih kuat pada wanita dari pada efek testosteron serupa
pada pria.
Efek atas pengendapan lemak,estrogen menyebabkan
peningkatan pengendapan lemak pada jaringan subkutis.

17
Efek pada kulit, estrogen menyebebkan kulit menjadi
lebih vascular daripada normal; efek ini sering
mengakibatkan perdarahan yang lebih banyak pada
permukaan yang terpotong dari pada yang ditemukan pada pria.

b. Progesteron : hampir semua progesteron pada wanita yang


tidak hamil disekresi oleh korpus luteum selama separuh
terakhir setiap siklus ovarium. Akan tetapi, selama kehamilan
progesteron dibentuk dalam jumlah besar
sekali oleh plasenta, sekitar sepuluh kali jumlah normal
setiap bulannya, khususnya setelah bulan keempat kehamilan.
Efek pada uterus, Sejauh ini sebagian fungsi
progesteron adalah meningkatkan perubahan sekresi pada
endometrium, jadi menyiapkan uterus untuk implantasi ovum
yang telah dibuahi.
Efek pada tuba falopi, Progesteron juga meningkatkan
perubahan sekresi pada mukosa yang melapisi tuba falopi.
Sekresi ini penting untuk nutrisi pada ovum yang telah
dibuahi, yang sedang membelah waktu ia
berjalan dalam tuba falopi sebelum implantasi.
Efek pada kelenjar mammae, Progesteron
meningkatkan perkembangan lobulus dan alveoli kelenjar
mammae, menyebabkan sel-sel alveolar berproliferasi,
membesar, dan menjadi bersifat sekretoris.

c. Siklus Endometrium Dan Menstruasi


Fase proliferasi (fase estrogen) siklus endometrium.
Pada permulaan setiap siklus menstruasi, sebagian besar
endomitrium mengalami deskuamasi oleh proses menstruasi.
Setelah menstruasi, hanya lapisan tipis stroma endometrium
tersisa pada basis endomitrium asli, dan satu-satunya sel epitel
yang tertinggal terletak pada bagian dalam sisa-sisa kelenjar dan

18
kriptus endometrium. Dibawah pengaruh estrogen yang
sekresinya ditingkatkan oleh ovarium selama bagian pertama
siklus ovarium, sel-sel stroma dan sel-sel epitel dengan
cepat berproliferasi.
Fase sekresi (fase progesteron) siklus endometrium.
Selama separuh terakhir siklus seksual, progesteron dan
estrogen disekresi dalam jumlah besar oleh korpus luteum.
Estrogen menyebabkan proliferasi sel tambahan dan
progesteron menyebabkan pembengkakan hebat dan
pembentukan sekresi endometrium. Kelenjar tambah
berkelok-kelok, zat yang disekresi tertimbun dalam sel epitel
kelenjar, dan kelenjar menyekresi sedikit cairan endometrium.
Sitoplasma sel stroma juga bertambah, lipid dan glikogen banyak
mengendap dalam sel stroma, dan supali darah ke
endometrium meningkat lebih lanjut sebanding dengan
aktivitas sekresi yang sedang berkembang.
Menstruasi Sekitar dua hari sebelum akhir siklus haid,
sekresi hormonhormon ovarium, estrogen dan progesteron,
turun dengan tajam sampai rendah. Menstruasi disebabkan
oleh pengurangan mendadak progesteron dan estrogen pada
akhir siklus haid ovarium. Selama menstruasi normal, sekitar 35
ml darah dan 35 ml cairan serosa hilang. Cairan menstruasi ini
dalam keadaan normal tidak membeku, karena fibrinolisin
dikeluarkan bersama dengan endomitrium yang nekrotik.

5. Pubertas
Pubertas berarti permulaan kehidupan seksual dewasa, dan
seperti dijelaskan pada permulaan bab ini, pubertas disebabkan
oleh peningkatan berangsur-angsur sekresi hormon gonadotropin
oleh hipofisis, mulai sekitar usia delapan tahun.
Pada wanita seperti pada pria, kelenjar hipofisis dan ovarium
infantill mampu berfungsi penuh bila dirangsang dengan sesuai.
Akan tetapi, hipotalamus sangat peka terhadap efek

19
penghambatan estrogen, yang mempertahankan perangsangan
hipofisisnya yang hampir sepenuhnya tertekan selama masa
kanakkanak. Kemudian pada pubertas, karena alasan yang
tidak dimengerti, hipotalamus matang seperti pada pria;
kepekaannya yang berlebihan terhadap. penghambaan umpan
balik negatif menjadi sangat berkurang, yang memungkinkan
peningkatan pembentukan gonadotropin dan timbulnya kehidupan
seksual wanita dewasa.

6. Menopause
Pada usia rata-rata sekitar 40 sampai 50 tahun, kehidupan
seksual biasanya
tidak teratur, dan ovulasi tidak terjadi selama beberapa siklus haid
ini. Setelah beberapa bulan sampai beberapa tahun, siklus berhenti
sama sekali. Penghentian siklus ini dinamakan menopause.
Penyebab menopause adalah kebakaran ovarium. Dengan
kata lain, selama kehidupan seksual wanita banyak folikel
primordial tumbuh menjadi
folikel vesikuler pada setiap siklus seksual, dan akhirnya hampir
semua ovum mengalami degenerasi atau telah diovulasikan. Oleh
karena itu, pada usia sekita 45 tahun, hanya beberapa folikel
primordial tetap tertinggal untuk diransang oleh FSH dan LH, dan
pembentukan estrogen oleh ovarium berkurang bila jumlah folikel
primordial mendekati nol. Bila pembentukan estrogen turun sampai
tingkat kritis, estrogen tidak dapat lagi menghambat pembentukan
FSH dan LH yang cukup untuk menyebabkan siklus ovulasi.
Akibatnya, FSH dan LH (terutama FSH) setelah itu dihasilkan dalam
jumlah besar dan tetap. Estrogen dihasilkan dalam jumlah subkritis
dalam waktu pendek setelah menopause, tetapi setelah beberapa
tahun, waktu sisa terakhir folikel primordial menjadi atretis,
pembentukan estrogen oleh ovarium turun hampir nol.

20
7. Abnormalitas Sekresi Ovarium
Hipogonadisme, sekresi ovarium yang kurang dari normal
dapat akibat pembentukan ovarium yang jelek atau ovarium tidak
ada. Bila ovarium tidak ada sejak lahir atau bila tidak pernah
berfungsi, terjadi eunukisme wanita. Pada keadaan ini, sifat
seksual sekunder umumnya tidak tampak, dan organ seksual tetap
infantil. Yang khususnya spesifik pada keadaan ini adalah
pertumbuhan berlebihan tulang panjang karena epifisis tidak
bersatu dengan batang tulang pada usia permulaan wanita
remaja normal. Akibatnya, wanita eunuch pada hakikatnya
setinggi rekan prianya yang mempunyai dasar genetik yang sama
atau mungkin bahkan sedikit lebih tinggi.
Bila ovarium pada wanita yang berkembang sempurna dibuang,
organ seksual mengalami regresi sedemikian rupa sehingga
uterus menjadi hamper infantil ukuranya, vagina menjadi lebih
kecil, dan epitel vagina menjadi lebih tipis dan mudah rusak.
Kelenjar mammae atrofi dan menjadi kendor, dan rambut pubis
menjadi sangat jarang. Perubahan yang sama terjadi pada
wanita setelah menopause.
Menstruasi yang tidak teratur dan amenore akibat
hipogonadisme. Jumlah estrogen yang dibentuk ovarium harus
tinggi diatas tingkat kritis agar mereka dapat menghambat
pembentukan hormon perangsang folikel yang cukup untuk
menyebabkan osilasi siklus seksual. Akibatnya, pada
hipogonadisme atau bila gonad menyekresi sedikit estrogen
sebagaiakibat faktor lain, siklus ovarium mungkin tidak normal.
Sebagai gantinya, beberapa bulan tidak timbul menstruasi.
Hipersekresi oleh ovarium.
Hipersekresi hormon-hormon ovarium yang berlebihan
jarang terdapat dalam klinik, karena ekskresi estrogen yang
berlebihan secara otomatis menurunkan pembentukan
gonadotropin oleh hipofisis, dan hal ini selanjutnya mengurangi

21
pembentukan hormon-hormon ovarium. Akibatnya, hipersekresi
hormon-hormon wanita secara klinik hanya ditemuka bila terdapat
tumor yang menyebabkan feminisasi.

8. Tindakan Seksual Wanita


Perangsangan tindakan seksual wanita, seperti halnya
dengan tindakan seksual pria. Penampilan tindakan seksual wanita
yang berhasil bergantung pada perangsangan psikis dan
perangsangan seksual lokal.
Ereksi dan pelumasan pada wanita, sekitar introitus dan
meluas sampai klitoris terdapat jaringan erektil yang hampir identik
dengan jaringan erektil penis. Jaringan erektil ini, seperti penis
diatur oleh saraf parasimpatis yang berjalan melalui nervi
erigentes dari pleksus sakralis ke genitalia eksterna. Pda fase
permulaan perangsangan seksual, parasimpatis melebarkan
arteri dan menyempitkan vena-vena jaringan erektil, dan hal ini
memungkinkan penimbunan darah dengan cepat pada jaringan
erektil sehingga introitus menjepit penis; hal ini sangat membantu
pria mencapai perangsangan seksual yang cukup untuk
timbulnya ejakulasi.
Orgamus pada wanita, bila rangsangan seksual lokal
mencapai intensitas maksimum, khusunya bila kesan lokal disokong
oleh isyarat bersyarat psikis yang sesuai dari serebrum, timbul
refleks yang menyebabkan orgasmus pada wanita, yang juga
dinamakan klimaks wanita. Orgasmus pada wanita analog
dengan ejakulasi pada pria, dan mungkin ini penting untuk fertilisasi
ovum. Tentu saja wanita diketahui sedikit lebih fertil bila dibuahi
oleh hubungan seksual normal dibandingkan oleh cara artifisial, jadi
menunjukkan pentingnya fungsi orgasmus pada wanita. Mungkin
efek yang akan terjadi adalah:

22
Pertama, selama orgasmus otot prineum wanita berkontraksi
berirama, yang mungkin akibat refleks spinal yang sama seperti
refleks yang menyebabkan ejakulasi pada pria.
Kedua, pada banyak binatang rendah, kopulasi menyebabkan
kelenjar hipofisis posterior menyekresi eksitosin; efek ini mungkin
diperantarai melalui nuklei amigdala dan kemudian melalui
hipotalamus ke hipofisis. Oksitosin selanjutnya menyebabkan
peningkatan kontraktilitas uterus, yang juga dianggap
menyebabkan transpor cepat sperma.

9. Fertilitas Pada Wanita


Periode fertil setiap siklus seksual. Ovum tetap dapat hidup
dan mampu membuahi setelah ia dikeluarkan dari ovarium mungkin
tidak lebih dari 24 jam. Oleh karena itu, sperma harus ada segera
setelah ovulasi agar fertilisasi dapat berlangsung. Sebaliknya
beberapa sperma dapat tetap hidup pada saluran
reproduksi wanita sampai 72 jam, walaupun bagian besar tak lebih
24 jam. Oleh karena itu, agar fertilisasi dapat terjadi, hubungan
seksual biasanya harus terjadi antara satu hari sebelum ovulasi
sampai satu hari setelah ovulasi.
Metode kontrasepsi berirama. Salah satu cara kontrasepsi
yang sering digunakan adalah menghindari hubungan seksual dekat
saat ovulasi. Kesukaran dengan cara kontrasepsi ini adalah tidak
mungkin meramalkan waktu ovulasi dengan tepat.
Penekanan hormonal pada fertilitas. pil telah lama
diketahui bahwa pemberian estrogen atau progesteron, dalam
jumlah mencukupi dapat menghambat ovulasi, walaupun
mekanisme tepat efek ini belum jelas, telah diketahui bahwa
adanya salah satu atau kedua hormon tersebut dalam jumlah
mencukupi, maka hipotalamus tidak dapat menyekresi gelora
LH-releasing factor yang normal dan produk perangsangnya LH,

23
yang biasnya terjadi sekitar 13 hari setelah mulainya siklus seksual
bulanan.
Anovulasi dan sterilitas wanita. Sekitar satu dari setiap
enam sampai sepuluh pasangan adalah infertil; sekitar 60
persen infertilitas ini disebabkan karena sterilitas pada wanita.
Kadang-kadang, tidak ada kelainan apapun dapat ditemukan
pada organ genitalia wanita, pada keadaan ini harus dianggap
bahwa infertilitas disebabkan karena fungsi fisiologis sistem
genitalia yang abnormal atau kelainan perkembangan genetik
dari ovum sendiri.
Akan tetapi, sejauh ini mungkin penyebab tersering sterilitas
pada wanita adalah kegagalan ovulasi. Hal ini dapat akibat
hiposekresi hormon gonadotropin, pada kasus ini intensitas
perangsangan hormonal tidak cukup menyebabkan ovulasi. Atau
dapat diakibatkan dari kelainan ovarium yang tidak memungkinkan
terjadinya ovulasi. Misalnya, kapsula yang tebal kadang-kadang
terdapat pada bagian luar ovarium yang menghalangi ovulasi.

24
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Secara anatomi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian,
yaitu : bagian yang terlihat dari luar ( genitalia eksterna ) dan bagian
yang berada di dalam panggul ( genitalia interna ). Genitalia eksterna
meliputi bagian yang disebut kemaluan ( vulva ) dan liang sanggama
(vagina). Genetika interna terdiri dari rahim ( uterus ), saluran
telur(tuba ), dan indung telur ( avarium ).
2. Berdasarkan fungsinya ( fisiobginya ), alat reproduksi wanita
mempunyai fungsi, yaitu fungsi seksual, fungsi hormonal, dan fungsi
reproduksi ( melanjutkan keturunan ).
3. Secara global, kejadian kanker leher rahim menduduki urutan kedua
setelah kanker payudara. Kanker serviks merupakan kanker yang
paling sering terjadi pada perempuan Indonesia karena kurangnya
kesadaran para wanita untuk mencegah berkembangnya penyakit itu.

3.2 Saran
Untuk menjaga alat reproduksi wanita dan mencegah munculnya
berbagai penyakit kewanitaan, maka di sarankan untuk melakukan hal-
hal berikut :
1. Menjaga kebersihan alat reproduksi eksterna.
2. Jangan berganti-ganti pasangan.
3. Lakukan pemeriksaan sejak dini dan secara teratur.
4. Pemerintah melakukan penyuluhan tentang bahaya, pencegahan,
dan
5. pengobatan berbagai penyakit kewanitaan.

25

Anda mungkin juga menyukai