Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ETIKA PERAWAT KETIKA MELAKUKAN


TINDAKAN KESALAHAN PADA PASIEN

Disusun oleh :

Nur Harirotus Sadiyah

NIM : P27820716011

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

PRODI DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2016/2017


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami telah dapat menyelesaikan makalah Kebijakan
Pemerintah Dalam Pelayanan Kesehatan Lansia.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kesalahan pada makalah ini. Untuk
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
demi kesempurnaan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Surabaya, 15 September 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hukum Perlindungan Lansia
2.2 Pembinaan Lansia
2.3 Kebijakan Depkes dalam Pembinaan Lansia
2.4 Kegiatan-kegiatan dalam Pembinaan Lansia
2.5 Perawatan fisioterapi
2.6 Posyandu Lansia
2.7 Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia
2.8 Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

` Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor
yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu kesehatan
perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan hal tersebut
pemerintah telah mencanangkan visi Indonesia sehat 2010 yaitu gambaran
masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan
perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, merata,
serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Keperawatan sebagai
bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan nasional turut serta ambil bagian
dalam mengantisipasi peningkatan jumlah populasi lansia dengan menitikberatkan
pada penanganan di bidang kesehatan dan keperawatan.

Kecenderungan meningkatnya Lansia yang tinggal di perkotaan bisa jadi


disebabkan bahwa tidak banyak perbedaan antara rural dan urban. Karena pemusatan
penduduk di suatu wilayah dapat menyebabkan dan membentuk wilayah urban. Suatu
contoh bahwa untuk membedakan wilayah rural dan urban di antara kota Jakarta dan
Bekasi atau antara Surabaya dengan Sidoarjo serta kota-kota lainnya kelihatannya
semakin tidak jelas. Oleh karena itu benarlah kata orang bahwa Pantura adalah kota
terpanjang di dunia, tidak jelas perbatasan antara satu kota dengan kota lainnya.

Alasan lain mengapa pada tahun 2020 ada kecenderungan jumlah penduduk
Lansia yang tinggal di perkotaan menjadi lebih banyak karena para remaja yang saat
ini sudah banyak mengarah menuju kota, mereka itu nantinya sudah tidak tertarik
kembali ke desa lagi, karena saudara, keluarga dan bahkan teman-teman tidak banyak
lagi yang berada di desa. Sumber penghidupan dari pertanian sudah kurang menarik
lagi bagi mereka, hal ini juga karena pada umumnya penduduk desa yang pergi
mencari penghidupan di kota, pada umumnya tidak mempunyai lahan pertanian untuk
digarap sebagai sumber penghidupan keluarganya.

Selain itu bahwa di masa depan sektor jasa mempunyai peran yang penting
sebagai sumber penghidupan. Oleh karena itu suatu negara yang tidak mempunyai
sumber daya alam yang cukup maka di era globalisasi akan beralih kepada sektor jasa
sebagai sumber penghasilannya, contoh negara Singapura. Pada hal sektor jasa dapat
berjalan dan hidup hanya di daerah perkotaan.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN

Etika merupakan kata yang berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang menurut
Araskar dan David (1978) berarti kebiasaan atau model prilaku, atau standar yang
diharapkan dan kriteria tertentu untuk sesuatu tindakan, dapat diartikan segala sesuatu
yang berhubungan dengan pertimbangan pembuatan keputusan, benar atau tidaknya
suatu perbuatan. Dalam Oxford Advanced Learners Dictionary of Curret English, AS
Hornby mengartikan etika sebagai sistem dari prinsip-prinsip moral atau aturan-
aturan prilaku. Moral adalah suatu kegiatan/prilaku yang mengarahkan manusia
untuk memilih tindakan baik dan buruk, dapat dikatakan etik merupakan kesadaran
yang sistematis terhadap prilaku yang dapat dipertanggung jawabkan. Beberapa
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan pengetahuan moral dan
susila, falsafah hidup, kekuatan moral, sistem nilai, kesepakatan, serta himpunan hal-
hal yang diwajibkan, larangan untuk suatu kelompok/masyarakat dan bukan
merupakan hukum atau undang-undang. Dan hal ini menegaskan bahwa moral
merupakan bagian dari etik, dan etika merupakan ilmu tentang moral sedangkan
moral satu kesatuan nilai yang dipakai manusia sebagai dasar prilakunnya. Maka
etika keperawatan (nursing ethics) merupakan bentuk ekspresi bagaimana perawat
seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan diatur dalam kode etik
keperawatan.

Konsep Moral dalam praktek keperawatan


Praktek keperawatan menurut Henderson dalam bukunya tentang teori
keperawatan, yaitu segala sesuatu yang dilakukan perawat dalam mengatasi masalah
keperawatan dengan menggunakan metode ilmiah, bila membicarakan praktek
keperawatan tidak lepas dari fenomena keperawatan dan hubungan pasien dan
perawat. Asuhan keperawatan merupakan bentuk dari praktek keperawatan, dimana
asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktek keperawatan
yang diberikan pada pasein dengan menggunakan proses keperawatan berpedoman
pada standar keperawatan, dilandasi etika dan etiket keperawatan(Kozier, 1991)
Keperawatan merupakan Bentuk asuhan keperawatan kepada individu, keluarga dan
masyarakat berdasarkan ilmu dan seni dan menpunyai hubungan perawat dan pasien
sebagai hubungan professional (Kozier, 1991). Hubungan professional yang
dimaksud adalah hubungan terapeutik antara perawat pasien yang dilandasi oleh rasa
percaya, empati, cinta, otonomi, dan didahulu adanya kontrak yang jelas dengan
tujuan membantu pasien dalam proses penyembuhan dari sakit.

KONSEP ETIK

Perawat harus mempunyai kemampuan yang baik untuk pasien maupun dirinya
didalam menghadapi masalah yang menyangkut etika. Seseorang harus berpikir
secara rasional, bukan emosional dalam membuat keputusan etis. Keputusan tersebut
membutuhkan ketrampilan berpikir secara sadar yang diperlukan untuk
menyelamatkan keputusan pasien dan memberikan asuhan.
Teori dasar/prinsip-prinsip etika merupakan penuntun untuk membuat keputusan etis
praktik profesional. Teori-teori etik digunakan dalam pembuatan keputusan bila
terjadi konflik antara prinsip-prinsip dan aturan-aturan. Para ahli falsafah moral telah
mengemukakan beberapa teori etik, yang secara garis besar dapat diklasifikasikan
menjadi teori teleologi dan deontologi.

1.Teleologi.
Teleologi berasal dari bahasa Yunani telos yang berarti akhir. Pendekatan ini sering
disebut dengan ungkapan the end fustifies the means atau makna dari suatu tindakan
ditentukan oleh hasil akhir yang terjadi. Teori ini menekankan pada pencapaian hasil
dengan kebaikan maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia.Contoh
penerapan teori ini misalnya bayi-bayi yang lahir cacat lebih baik diizinkan
meninggal daripada nantinya menjadi beban di masyarakat.
2.Deontologi.
Deontologi berasal dari bahasa Yunani deon yang berarti tugas. Teori ini berprinsip
pada aksi atau tindakan. Contoh penerapan deontologi adalah seorang perawat yang
yakin bahwa pasien harus diberitahu tentang apa yang sebenarnya terjadi, walaupun
kenyataan tersebut sangat menyakitkan. Contoh lain misalnya seorang perawat
menolak membantu pelaksanaan abortus karena keyakinan agamanya yang melarang
tindakan membunuh.
3.Keadilan (justice)
Prinsip keadilan ini menyatakan bahwa mereka yang sederajat harus diperlakukan
sederajat, sedangkan yang tidak sederajat harus diperlakukan tidak sederajat sesuai
dengan kebutuhan mereka. Ini berarti bahwa kebutuhan kesehatan dari mereka yang
sederajat harus menerima sumber pelayanan kesehatan dalam jumlah sebanding.
Ketika seseorang mempunyai kebutuhan kesehatan yang besar, maka menurut prinsip
ini ia harus mendapatkan sumber kesehatan yang besar pula.Keadilan berbicara
tentang kejujuran dan pendistribusian barang dan jasa secara merata. Fokus hukum
adalah perlindungan masyarakat, sedangkan fokus hukum kesehatan adalah
perlindungan konsumen.
4.Kejujuran (veracity)
Prinsip kejujuran menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak bohong. Kejujuran
harus dimiliki perawat saat berhubungan dengan pasien. Kejujuran merupakan dasar
terbinanya hubungan saling percaya antara perawat dan pasien. Perawat sering kali
tidak memberitahukan kejadian sebenarnya kepada pasien yang sakit parah.
Kejujuran berarti perawat tidak boleh membocorkan informasi yang diperoleh dari
pasien dalam kapasitasnya sebagai seorang profesional tanpa persetujuan pasien.
Kecuali jika pasien merupakan korban atau subjek dari tindak kejahatan, maka
perbuatan tersebut dapat diajukan ke depan pengadilan dimana perawat menjadi
seorang saksi.
5.Ketaatan (fidelity)
Prinsip ketaatan merupakan tanggung jawab untuk tetap setia pada suatu kesepakatan.
Tanggung jawab dalam konteks hubungan perawat-pasien meliputi tanggung jawab
menjaga janji, mempertahankan konfidensi dan memberikan perhatian/kepedulian.
Peduli pada pasien merupakan salah satu aspek dari prinsip ketaatan. Peduli kepada
pasien merupakan komponen paling penting dari praktik keperawatan, terutama pada
pasien dalam kondisi terminal.

Prinsip Prinsip Etik Keperawatan


Prinsip bahwa etika adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak akan
pernah berubah. Prinsip ini juga diterapkan baik dalam bidang pendidikan maupun
pekerjaan. Juga dalam hak-haknya memperoleh pelayanan kesehatan. Ketika
mengambil keputusan klinis, perawat seringkali mengandalkan pertimbangan mereka
dengan menggunakan kedua konsekuensi dan prinsip dan kewajiban moral yang
universal. Hal yang paling fundamental dari prinsip ini adalah penghargaan atas
sesama.Empat prinsip dasar lainnya bermula dari prinsip dasar ini yang menghargai
otonomi kedermawanan maleficience dan keadilan
Macam-macam Prinsip etika keperawatan
Prinsip-prinsip etika keperawatan terdiri dari:
Autonomy (Otonomi )

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis
dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat keputusan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan
yang dihargai. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.Otonomi
merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
Praktek profesioanal merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak hak pasien
dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
Beneficience (Berbuat Baik)

Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga


memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau
kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang dalam
situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.
Justice (Keadilan)

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan . Nilai ini direfleksikan
dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai
hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan .
Fidelity (loyalty/ketaatan)

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya


terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia pasien. Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya.
Kesetiaan itu menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan
penderitaan.
Confidentiality (kerahasiaan)

Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus
dijaga privasi-nya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu orangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijin kan oleh klien dengan bukti
persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikannya pada
teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dicegah.
Akuntabilitas (accountability)

Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab pasti
pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain. Akuntabilitas
merupakan standar pasti yang mana tindakan seorang professional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

Etika Keperawatan Ketika Melakukan Kesalahan Tindakan Kepada Pasien

Jenis-jenis kelalaian
Bentuk Bentuk dalam kelalaian perawat.

Malfeasance : yaitu melakukan tindakan yang melanggar hokum atau tidak


layak. Conto: Melakukan tindakan keperawatan tanpa indikasi yang memadai
Misfeasance : yaitumelakukan pilihan tindakan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai

  • Poc Thorax
    Poc Thorax
    Dokumen1 halaman
    Poc Thorax
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • Bronis
    Bronis
    Dokumen2 halaman
    Bronis
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • Pengertian
    Pengertian
    Dokumen1 halaman
    Pengertian
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • Uts Etika Dan Courtesy
    Uts Etika Dan Courtesy
    Dokumen18 halaman
    Uts Etika Dan Courtesy
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • Definisi Pneumonia
    Definisi Pneumonia
    Dokumen7 halaman
    Definisi Pneumonia
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • Bronis
    Bronis
    Dokumen2 halaman
    Bronis
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • Aki
    Aki
    Dokumen14 halaman
    Aki
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • Uu
    Uu
    Dokumen2 halaman
    Uu
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • PP
    PP
    Dokumen2 halaman
    PP
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • Nusantara Sehat (Nur Harirotus S)
    Nusantara Sehat (Nur Harirotus S)
    Dokumen11 halaman
    Nusantara Sehat (Nur Harirotus S)
    Nur Harirotus Sa'diyah
    100% (1)
  • Makalah Kenakalan Remaja Reyvo
    Makalah Kenakalan Remaja Reyvo
    Dokumen12 halaman
    Makalah Kenakalan Remaja Reyvo
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • Uts Etika Dan Courtesy
    Uts Etika Dan Courtesy
    Dokumen18 halaman
    Uts Etika Dan Courtesy
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • Uu
    Uu
    Dokumen2 halaman
    Uu
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • Artikel Wisata Jombang
    Artikel Wisata Jombang
    Dokumen4 halaman
    Artikel Wisata Jombang
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • Bentuk Surat 2
    Bentuk Surat 2
    Dokumen10 halaman
    Bentuk Surat 2
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • Bentuk Surat 2
    Bentuk Surat 2
    Dokumen10 halaman
    Bentuk Surat 2
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • DIAGRAM PENYEBAB DAN AKIBAT
    DIAGRAM PENYEBAB DAN AKIBAT
    Dokumen3 halaman
    DIAGRAM PENYEBAB DAN AKIBAT
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • Bench Marking
    Bench Marking
    Dokumen3 halaman
    Bench Marking
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • JEMBATAN RANGKA BATANG
    JEMBATAN RANGKA BATANG
    Dokumen11 halaman
    JEMBATAN RANGKA BATANG
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • Laporan Fisika Tutus
    Laporan Fisika Tutus
    Dokumen5 halaman
    Laporan Fisika Tutus
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • PANTAI
    PANTAI
    Dokumen11 halaman
    PANTAI
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • Laporan Fisika
    Laporan Fisika
    Dokumen2 halaman
    Laporan Fisika
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • Bench Marking
    Bench Marking
    Dokumen3 halaman
    Bench Marking
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • Makalah Cinet
    Makalah Cinet
    Dokumen11 halaman
    Makalah Cinet
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • Petunjuk Teknis Desain Jembatan
    Petunjuk Teknis Desain Jembatan
    Dokumen3 halaman
    Petunjuk Teknis Desain Jembatan
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • K Loning
    K Loning
    Dokumen6 halaman
    K Loning
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat
  • Lunturnya Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional 2
    Lunturnya Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional 2
    Dokumen5 halaman
    Lunturnya Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional 2
    Nur Harirotus Sa'diyah
    Belum ada peringkat