sistem dan transaksi elektronik terutama di lingkungan instansi pemerintahan. Segala hal terkait dengan
itu telah diatur dalam PP No.82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik
Di sini juga diatur bagaimana prosedur pengembangan sistem informasi di lingkungan instansi
pemerintahan. Untuk itu setiap pengembang (developer ) perlu untuk mempelajari dan memahami
peraturan ini guna kelancaran terselenggaranya produksi software di lingkungan instansi pemerintahan.
Termasuk memahami bagaimana sebuah perangkat lunak (software) harus diserahkan kepada instansi
dan batasan-batasan lainnya terkait dengan itu, terutama pada PP No.82 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik, Bagian Keempat, Pasal 8, ayat 1.
Dalam Pasal tersebut diuraikan tentang bagaimana sebuah perangkat lunak (software) yang
dibuat untuk kepentingan instansi pemerintahan harus diserahkan. Adapun bunyi Pasal 8, ayat 1, PP
No.82 tahun 2012 tersebut adalah sebagai berikut,
"Penyedia yang mengembangkan Perangkat Lunak yang khusus dibuat untuk suatu Instansi
wajib menyerahkan kode sumber dan dokumentasi atas Perangkat Lunak kepada Instansi yang
bersangkutan."
Dalam Pasal tersebut diuraikan tentang bagaimana sebuah perangkat lunak (software) yang
dibuat untuk kepentingan instansi pemerintahan harus diserahkan. Adapun bunyi Pasal 8, ayat 1, PP
No.82 tahun 2012 tersebut adalah sebagai berikut,
"Penyedia yang mengembangkan Perangkat Lunak yang khusus dibuat untuk suatu Instansi
wajib menyerahkan kode sumber dan dokumentasi atas Perangkat Lunak kepada Instansi yang
bersangkutan."
Dalam PP tersebut, yang dimaksud Perangkat Lunak adalah satu atau sekumpulan program
komputer, prosedur, dan/atau dokumentasi yang terkait dalam pengoperasian Sistem Elektronik.
Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi
mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan,
mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.
Informasi ELektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak
terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat
elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses,
simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.
Lalu, yang dimaksud instansi di sini adalah institusi legislatif, eksekutif, dan yudikatif di tingkat
pusat dan daerah dan instansi lain yang dibentuk dengan peraturan perundang-undangan. Istilah kode
sumber berarti suatu rangkaian perintah, pernyataan, dan/atau deklarasi yang ditulis dalam bahasa
pemrograman komputer yang dapat dibaca dan dipahami orang.
Dari penjelasan tersebut dapat ditarik sebuah informasi bahwa sipapun pengembang perangkat
lunak yang dibangun untuk sebuah instansi wajib menyerahkan kode sumber (source code), selain
sebagai alasan open source peraturan ini juga menitikberatkan pada alasan keamanan. Karena sangat
mungkin sebuah perangkat lunak di-"tempeli" suatu kode yang dapat merugikan (malicious code) bagi
pengguna atau bahkan masyarakat. Sehingga kode sumber pun harus transparant dan dapat diakses oleh
pihak pengguna, penyidik, maupun pihak ketiga yang dipercaya menyimpan dan menjamin kode sumber
tersebut, seperti yang telah diatur pada ayat-ayat berikutnya pada Pasal 8.
Dengan demikian, peraturan ini wajib dibaca dan dipahami oleh setiap penyedia perangkat lunak
(developer ) khususnya untuk instansi publik dan pemerintahan. Tidak hanya itu, pengguna (user ) pun
juga wajib mengetahui isi dari PP No.82 tahun 2012 ini sehingga tindak penipuan dan penyalahgunaan
kode sumber dapat dihindari atau diminimalisir.