Anda di halaman 1dari 8

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No.

4 November 2015 ISSN 2302 - 2493

PERBEDAAN EFEKTIVITAS OBAT KUMUR ANTISEPTIK


BERALKOHOL DAN NON ALKOHOL DALAM MENURUNKAN
AKUMULASI PLAK
Marcella Talumewo1), Christy Mintjelungan1), Mona Wowor1)
1)
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran, UNSRAT

ABSTRACT

The common factor which causes dental and mouth diseases is a thinned layer name dental plaque.
The best way to prevent the accumulation of plaque. The plaqueis chemically controlled by using
mouthash is in indispensable to help the work of cleaning the oral cavity instead of replacing it. The
purpose of this research is to know the difference in the activity of alcohol antiseptic and non alcohol
of mouthwash in lowering the accumulation of plaques.This study is experimental with pretest and
posttest controlled group design. The population in this study are students of Dental Education,
Faculty of Medicine, the existing class of 2011 numbered 128 students, but the sample used in this
research are 40 people who had inclusion criteria, each divided into two treatment groups. The results
shows that there are differences in the effectiveness of antiseptic mouthwash alcoholic and non
alcoholic in reducing the accumulation of plaque which is based on statistical test unpaired t-test p
value <0.05.

Key word: moutwash alcohol antiseptic, moutwash non alcohol, the plaque

ABSTRAK

Faktor umum yang menyebabkan terjadinya penyakit gigi dan mulut ialah lapisan tipis yang
dinamakan plak gigi. Cara terbaik untuk mencegah akumulasi plak, yaitu dengan melakukan
kontrol plak. Kontrol plak secara kimiawi dengan penggunaan obat kumur sangat diperlukan
untuk membantu kerja pembersihan rongga mulut secara mekanis bukan mengganti. Tujuan
penelitian ini ialah untuk mengetahui perbedaan efektivitas obat kumur antiseptik beralkohol
dan non alkohol dalam menurunkan akumulasi plak. Penelitian ini bersifat eksperimental
dengan rancangan pretest and posttest controlled grup design. Populasi pada penelitian ini
yaitu mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran angkatan 2011
yang ada berjumlah 128 mahasiswa, namun sampel penelitian yang digunakan berjumlah 40
orang yang memiliki kriteria inklusi, masing masing dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan efektivitas obat kumur antiseptik
beralkohol dan non alkohol dalam menurunkan akumulasi plak dimana berdasarkan Uji
statistik T-test tidak berpasangan didapatkan nilai p<0,05.

Kata Kunci: Obat Kumur beralkohol, obat kumur non alkohol, plak.

1
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 November 2015 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN mengganti. Berkumur dengan obat kumur


Kesehatan gigi dan mulut masyarakat dapat menghilangkan bakteri di bagian
Indonesia masih merupakan hal yang perlu interdental yang tidak terjangkau oleh sikat
mendapat perhatian serius dari tenaga gigi. Adapun mekanisme kerja obat kumur
kesehatan, baik dokter maupun perawat yaitu berfungsi membantu membersihkan
gigi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar rongga mulut secara mekanis dan kimiawi.
5,
(Riskesdas) Nasional tahun 2013,
prevalensi nasional masalah kesehatan gigi Obat kumur dipasaran saat ini
dan mulut mencapai 25,9% dan sebanyak mengandung lebih dari satu bahan aktif
14 provinsi di Indonesia, memiliki untuk mendukung kebersihan rongga
prevalensi masalah gigi dan mulut diatas mulut. Salah satu bahan aktif yang sering
prevalensi nasional dan untuk Profinsi digunakan yaitu kandungan alkohol
Sulawesi utara mencapai 31,6% dengan kandungan khlorheksidin.
bermasalah gigi dan mulut. 1,2 Khlorheksidin memiliki sifat antiplak yang
Faktor umum yang menyebabkan lebih kuat daripada obat kumur lainnya.
terjadinya penyakit gigi dan mulut ialah Bahan-bahan aktif dalam obat kumur
lapisan tipis yang dinamakan plak gigi. memiliki kelebihan dan kekurangan
Plak yang tidak dibersihkan secara teratur masing-masing. 6,7
akan mengalami pematangan. Pada tahap Alkohol dimasukan dalam obat kumur
lebih lanjut plak gigi menjadi karang gigi, dengan pertimbangan sifat-sifat alkohol,
bersifat keras sehingga hanya bisa diantaraya merupakan antiseptik untuk
dibersihkan oleh dokter gigi. Plak gigi membunuh bakteri dan mencegah
merupakan deposit mikorba yang terbentuk akumulasi plak yang berlebih dan dapat
pada permukaan jaringan keras dan lunak menstabilkan bahan aktif dalam obat
di rongga mulut, terdiri dari bakteri yang kumur yaitu sebagai pelarut dan berfungsi
hidup ataupun mati beserta produk- sebagai pengawet. Namun untuk jangka
produknya, yang berasal dari saliva. panjang tidak dianjurkan berkumur
Berdasarkan tempat asalnya plak dapat mengguakan obat kumur dengan
dikategorikan menjadi plak subgingiva dan kandungan alkohol karena dapat
supragingiva.3,4 menyebabkan mulut kering, mengurangi
Cara terbaik untuk mencegah produksi air liur yang akan memengaruhi
akumulasi plak, yaitu dengan melakukan bau mulut dan menyebabkan seseorang
kontrol plak. Pada mumnya kontrol plak menjadi lebih beresiko terkena kerusakan
dilakukan secara mekanis dan masih gigi, oleh sebab itu diproduksi obat kumur
merupakan cara paling tepat dan baik non alkohol untuk meminimalisir efek
sampai saat ini. Kontrol plak secara samping dapat digunakan dalam waktu
mekanis mempunyai kelemahan, yaitu jangka panjang.8,9
tergantung dari individu yang Berdasarkan latar belakang yang ada,
melakukannya, termasuk dibagian maka penulis bermaksud ingin mengetahui
interdental, terutama untuk beberapa kasus perbedaan efektivitas obat kumur
terutama kasus penyakit gigi dan gingival, antiseptik beralkohol dan non alkohol
contohnya pasca pembedahan. Maka dalam menurunkan akumulasi plak.
diperlukan pengontrolan plak secara
kimiawi dengan menggunakan obat kumur. BAHAN DAN METODE
Obat kumur sangat diperlukan, berfungsi Desain penelitian ini bersifat
membantu kerja pembersihan rongga eksperimen dengan rancangan pretest and
mulut secara mekanis bukan untuk posttest controlled group design. Penelitian

2
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 November 2015 ISSN 2302 - 2493

dilaksanakan di Program Studi Pendidikan indeks setiap orang yang diperoleh dengan
Dokter Gigi Fakultas Kedokteran, cara enam elemen gigi yang diperiksa
Universitas Sam Ratulangi, Manado. Pada dijumlahkan keseluruhan kategori indeks
bulan april-juli 2015. plaknya, kemudian dibagi banyaknya
Populasi pada penelitian ini yaitu permukaan gigi yang diperiksa, maka akan
mahasiswa Program Studi Pendidikan di dapatkan skor indeks plak.
Dokter Gigi, Universitas Sam Ratulangi,
Manado angkatan 2011. Berdasarkan data Kriteria Penilaian Plak Indeks
yang diperoleh berjumlah 128 orang. Besar Nilai Kriteria Plak
sampel yang digunakan pada penelitian ini 0 Tidak ada plak
ialah sampel eksperimen sederhana. 1 Selapis tipis plak melekat pada
Berdasarkan hal tersebut besar sampel tepi ginggiva
yang digunakan sebanyak 40 responden,
yang terdiri dari masing-masing kelompok 2 Akumulasi deposit lunak yang
dibagi 2 kelompok teridiri dari 20 orang. sedang dalam poket ginggiva
Teknik yang dipakai memakai teknik atau pada gigi, dan tepi
purposive sampling sesuai dengan ginggiva, namun tdak ada pada
pertimbangan dan persyaratan yang 3 daerah interdental
memenuhi kriteria inklusi yaitu bersedia Tampak banyak deposit lunak
untuk berpartisipasi dengan dalam poket ginggiva, pada
menandatangani formulir informed tepi ginggiva , serta daerah
consent, tidak makan dan minum 1 jam interdental
sebelum penelitian, dan dalam keadaan
Jumlah kategori plak pada
sehat. Variabel penelitian yaitu Obat seluruh permukaan gigi yang
Kumur dan Plak Gigi. diperiksa
Obat kumur adalah suatu produk yang Indeks plak =
digunakan untuk meningkatkan kebersihan Jumlah permukaan gigi yang
rongga mulut berupa cairan atau larutan. diperiksa
Obat kumur antiseptik beralkohol yang
dipakai yaitu Obat kumur L dengan Kategori skor plak Loe and Silness :
takaran 20ml seukuran penutup botol Skor Kategori
selama 30detik. Obat kumur non alkohol 0 Sangat Baik
dipakai Obat kumur C dengan takaran 0,1- 0,8 Baik
20ml seukuran penutup botol selama 30 1,0 1,9 Sedang
detik. 2,0 3,0 Buruk
Plak gigi adalah suatu lapisan lunak
tipis yang terdiri dari mikroorganisme yang Alat yang digunakan adalah sarung
melekat pada permukaan gigi. Akumulasi tangan, masker, alat tulis menulis dan
plak yang terlihat dicatat dan dihitung formulir pemeriksaan, Sonde half moon,
menggunakan rumus indeks plak menurut kaca mulut, nierbekken, Stopwatch, gelas
Loe dan Silness. Pemeriksaan yang akan kumur, lembar informed consent dan
dilakukan pada 4 permukaan gigi yaitu kapas. Bahan yang digunakan adalah obat
permukaan bukal/labial, mesial,distal, kumur antiseptik beralkohol dan non
lingual/palatal. Dan dilakukan pada enam alcohol serta Disclosing solution.
eleman gigi yang diperiksa yaitu gigi 16 Sebelum penelitian dilakukan di
(M1 kanan atas), 12 (I1 kanan atas), 24 (P1 minta persetujuan dari responden dengan
kiri atas), 34 (P1 kanan bawah), 42 (I2 kiri menandatangani informed concent, dan
bawah), 46 (M2 kiri bawah). Nilai plak mendata sampel yang sesuai dengan

3
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 November 2015 ISSN 2302 - 2493

kriteria inklusi eksklusi. Responden menunjukkan jenis kelamin laki-laki


diinstruksikan untuk melakukan berjumlaj 9 orang dengan persentase 45%
penyikatan gigi dan selanjutnya dan untuk jenis kelamin perempuan
diinformasikan cara berkumur yang benar. berjumlah 11 orang dengan persentase
Dilakukan pemeriksaan gigi menggunakan 55%.
sonde dan disclosing solution sebelum Data pada tabel 1 berdasarkan usia
penelitian (pretest). Melakukan penyikatan yang menggunakan obat kumur antiseptik
gigi. Setelah menyikat gigi menunggu beralkohol menunjukkan pada usia 21
selama 1 jam Sampel dibagi menjadi 2 berjumlah 12 orang dengan persentase
kelompok perlakuan, kelompok yang 60%, dan yang berusia 22 tahun berjumlah
pertama diberikan obat kumur antiseptik 7 orang dengan persentase 35% dan untuk
beralkohol dengan ukuran 20 ml selama 30 usia 23 tahun berjumlah 1 orang dengan
detik sesuai anjuran pemakaian. Kelompok persentase 5%.
yang kedua diberi obat kumur non alkohol
dengan ukuran 20 ml selama 30 Tabel 1. Distribusi Respoden Berdasarkan
detik,sesuai anjuran pemakaian. Setelah Usia yang Menggunakan Obat
berkumur selama 30 detik, cairan dibuang Kumur Antiseptik Beralkohol
dan dilakukan pemeriksaan plak setelah Usia (Tahun) n %
perlakuan menggunakan sonde dan 21 12 60
disclosing solution kemudian dicatat 22 7 35
menggunakan tabel kerja yang ada. 23 1 5
Data diolah dan dianalisis Total 20 100
menggunakan program komputer dengan
menggunakan uji T tidak berpasangan Data pada tabel 4 berdasarkan usia
(independent sample T-test). disajikan yang menggunakan obat kumur non
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. alkohol menunjukkan pada usia 20 tahun
berjumlah 2 orang dengan persentase 10%
HASIL PENELITIAN dan yang berusia 21 tahun berjumlah 9
Data ini diperoleh pada mahasiswa orang dengan persentase 45%, pada usia 22
PSPDG FK UNSRAT, semester VIII yang tahun berjumlah 8 orang dengan persentase
dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2015 di 40% dan untuk usia 23 tahun berjumlah 1
Fakultas Kedokteran Universitas Sam orang dengan persentase 5%.
Ratulangi.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Tabel.2 Distribusi Respoden Berdasarkan
gambaran karakteristik responden menurut Usia yang Menggunakan Obat
kelompok jenis kelamin dan kelompok Kumur Non Alkohol.
usia. Subjek yang diteliti untuk penelitian Usia (Tahun) n %
ini berjumlah 128 mahasiswa, namun yang 20 2 5
memenuhi kriteria inklusi sebanyak 40 21 9 45
mahasiswa. 22 8 40
Responden dalam penelitian yang 23 1 5
menggunakan obat kumur antiseptik Total 20 100
beralkohol menunjukkan pada jenis
kelamin laki-laki berjumlah 12 orang Hasil pemeriksaan indeks plak gigi
dengan persentase 60% dan untuk jenis sebelum dan sesudah berkumur
kelamin perempuan berjumlah 8 orang menggunakan obat kumur beralkohol,
dengan persentase 40%. Dan yang didapatkan hasil sebelum berkumur obat
menggunakan obat kumur non alkohol, kumur beralkohol, bahwa tidak ada

4
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 November 2015 ISSN 2302 - 2493

mahasiswa yang memiliki kategori sangat berkumur menggunakan obat kumur


baik dan baik, sedangkan untuk kategori antiseptik beralkhol dan non alkohol dalam
sedang didapatkan sebanyak 7 mahasiswa menurunkan akumulasi plak.
dengan persentase 35% dan untuk kategori
buruk, didapatkan mahasiswa sebanyak 13 Tabel .3 Perbandingan rerata indeks plak
orang dengan persentase 65%. Berdasarkan gigi sebelum dan sesudah berkuur
hasil data pemeriksaan indeks plak gigi menggunakan obat kumur
sesudah berkumur menggunakan obat beralkohol dan non alkohol
kumur beralkohol, didapatkan hasil untuk Indeks Sebelum Sesudah p
kategori sangat baik tidak terdapat Plak perlakuan perlakuan
mahasiswa, untuk kategori baik memiliki 1
orang mahasiswa dengan persentase 5%, obat
untuk kategori sedang sebanyak 19 orang kumur 2,0 1,4 <0,03
dengan persentase 95%. beralohol
Dari hasil pemeriksaan indeks plak
sebelum dan sesudah berkumur obat
menggunaakan obat kumur non alkohol, kumur 2,2 1,7 <0,03
didapatkan hasil pemeriksaan sebelum non
berkumur obat kumur non alkohol ialah alkohol
untuk kategori sangat baik dan baik, tidak PEMBAHASAN
terdapat mahasiswa. Untuk kategori sedang Dalam penelitian ini distribusi
berjumlah 2 orang dengan persentase 10%. responden berdasarkan jenis kelamin yang
Untuk kategori buruk berjumlah 18 orang memakai obat kumur antiseptik beralkohol
dengan persentase 90%. dan non alkohol terbanyak yaitu
Data hasil pemeriksaan sesudah perempuan dengan jumlah 21 orang dan
berkumur menggunakan obat kumur non laki-laki berjumlah 19 orang dengan total
alkohol, untuk kategori sangat baik dan 40 orang. Sedangkan distribusi responden
baik tidak terdapat mahasiswa, sedangkan berdasarkan usia yang menggunakan obat
untuk kategori sedang berjumlah 13 orang kumur antiseptik beralkohol dan non
dengan persentase 65%, untuk kategori alkohol dari usia 20 sampai 23 tahun,
buruk berjumlah 7 orang dengan terbanyak pada usia 21 tahun berjumlah 21
persentase 35%. mahasiswa.
Data pada tabel.3 menunjukkan hasil Berdasarkan hasil penelitian data yang
hasil rerata indeks plak gigi sebelum dan diperoleh dari hasil penelitian, pertama kali
sesudah berkumur menggunakan obat diuji apakah ada perbedaan yang signifikan
kumur antiseptik beralkohol dan non kelompok perlakuan dengan menggunakan
alkohol didapatkan hasil sesudaah uji normalitas. Analisis data dilakukan
berkumur menggunakan obat kumur dengan menggunakan program komputer.
beralkohol nilai rerata sebesar 1,4 dan Dari hasil uji normalitas, maka
untuk hasil rerata sesudah berkumur didapatkan perbedaan yang signifikan
menggunakan oat kumur non alkohol (sig>0,05) antara obat kumur antiseptik
sebesar 1,7. beralkohol dan non alkohol. Kemudian
Dilihat dari hasil nilai p<0,05 dengan dilakukan uji statistik dilanjutkan dengan
demikian probabilitas lebih kecil dari 0,05, uji T tidak berpasangan (independent
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. sample t-test) untuk membandingkan besar
Dengan demikian hasil ini menunjukkan penurunan jumlah akumulasi plak setelah
bahwa ada perbedaan bermakna antara berkumur dengan obat kumur antiseptik
indeks plak sebelum berkumur dan sesudah beralkohol dan non alkohol.

5
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 November 2015 ISSN 2302 - 2493

Syarat uji T tidak berpasangan ialah kepedulian memelihara kesehatan gigi dan
sebaran data harus normal dan varian data mulut tidak terjaga.
boleh sama/ tidak boleh sama. Hasil Test of Dalam penelitian ini peneliti juga
Normality syarat pertama sudah terpenuhi, menetapkan kriteria inklusi yaitu sampel
memakai uji Shapiro-wilk nilai sig 0,390 harus dalam keadaan fit dan sehat, serta
(karena jumlah sampel < 50) yang berarti tidak makan 1 jam sebelum penelitian. Hal
sebaran data normal. Syarat kedua juga ini bertujuan untuk mengkondisikan mulut
terpenuhi karena setelah dilakukan uji T dalam keadaan senormal mungkin dengan
tidak berpasangan didapatkan nilai P sig berbagai flora alami di dalamnya, agar
<0,03. Hasil uji normalitas, uji signifikan penelitian murni yang diteliti yaitu plak
dan uji T tidak berpasangan dapat dilihat di bukan sisa makanan atau berbagai bias
lampiran.10 yang didapatkan. Dari hasil nilai p sig:
Nilai rerata indeks plak sesudah 0,03 dengan demikian probabilitas lebih
berkumur menggunakan obat kumur kecil sehingga H0 ditolak H1 diterima. Dari
beralkohol sebesar 1,4 dengan kategori hasil uji Indipendent t-test menyatakan ada
sedang, dan untuk obat kumur non alkohol perbedaan yang bermakna berkumur
sebesar 1,7 kategori sedang. dalam menggunakan obat kumur antiseptik
penelitian ini tidak terlalu banyak beralkohol dan non alkohol dalam
perbedaan yang terjadi, hal ini disebabkan menurunkan akumulasi plak.
oleh sampel yang diambil yaitu mahasiswa Dua perbedaan nyata dari kedua
kedokteran dari segi pendidikan dan ilmu perlakuan menggunakan obat kumur, yaitu
pengetahuan akumulasi plak yang terdapat ada keberadaan alkohol yang digunakan
pada rongga mulut lebih sedikit. pada obat kumur yang dipakai dengan
Penelitian klinis yang dilakukan oleh merek L dengan komposisi water, alkohol,
Leyes Borrajo di Spanyol mengenai Sorbitol, Flavor, Poloxamer 407, Benzoic
efektivitas obat kumur berbahan aktif acid, Eucalyptol, Zinc Chloride, Thymol,
khlorheksidin dengan alkohol atau non Sodium Benzoate, Sodium Saccharin,
alkohol aktivitas dalam mengurangi jumlah Methyl Salicylate, Menthol, Sodium
koloni bakteri rongga mulut. Ada Flouraide, Sucralose. Mekanisme kerja
perbedaan penurunan jumlah bakteri antara alkohol pada obat kumur antiseptik yaitu
kedua grup tersebut, dan yang lebih efektif menganggu aktivitas sel pada bakteri,
ialah obat kumur khlorheksidin beralkohol, sehingga terbentuk ikatan yang lemah dan
dengan hasil obat kumur khlorheksidin segera mengalami penguraian, kemudian
beralkohol 0,78 dan untuk obat kumur membran sel pada bakteri terlepas
khlorheksidin tanpa alkohol 0,97. 11 sehingga bakteri pada rongga mulut mati
Pada bab sebelumnya, populasi sampel atau terlepas. Fungsi alkohol pada obat
penelitian ini adalah mahasiswa Program kumur sebagai pelarut bahan aktif, sebagai
Studi Pendidikan Dokter Gigi, Universitas pengawet dan sebagai antiplak membunuh
Sam Ratulangi semester VIII dan berusia bakteri pada rongga mulut sehingga dapat
20-23 tahun, hal ini didasarkan pada mencegah tumbuhnya plak yang berlebih.12
pertimbangan bahwa pada usia tersebut Cara kerja alkohol biasa digunakan
flora normal mulut dan sistem kekebalan dalam obat kumur sebagai zat antiseptik.
tubuh telah mencapai kompleksistasnya Mekanisme kerja alkohol dalam
selain itu dipilihnya mahasiswa kedokteran membunuh bakteri adalah dengan cara
sebagai sampel ialah untuk meminimalisir denaturasi dan koagulasi protein sel
ketidakvalidan data, dimana salah satu bakteri. Senyawa alkohol dapat
faktor yang mempengaruhi plak yaitu menimbukan denaturasi protein sel bakteri
faktor usia, Lebih bertambah tua usia dan proses tersebut memerlukan air. Hal

6
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 November 2015 ISSN 2302 - 2493

ini ditunjang oleh fakta bahwa alkohol untuk digunakan di dalam obat
absolute, yang tidak mengandung air, kumur dalam menanggulangi
mempunyai aktivitas antibakteri jauh lebih berbagai macam kebutuhan
rendah dibanding alkohol yang masing-masing gigi dan mulut
mengandung air. Selain itu turunan alkohol khususnya mengurangi akumulasi
juga menghambat sistem fosforilasi dan plak pada rongga mulut.
efeknya terlihat jelas pada mitokondria,
yaitu hubngan substrat-nikotinamid
adenine nukleotida (NAD). Turunan fenol DAFTAR PUSTAKA
berinteraksi dengan sel bakteri melalui 1. Badan Penelitian dan Pengembangan
proses absorbs yang melibatkan ikatan Kesehatan Departemen Kesehatan RI
hidrogen. Pada kadar rendah terbentuk Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
kompleks protein fenol dengan ikatan (Riskesdas) Nasional, Jakarta;2013.
yang lemah dan segera mengalami 2. Subiwahyudi A, Nikawa H, Hamada
peruraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam T. Denture plaque, on past and recent
sel menyebabkan presipitasi serta concern. Majalah Kdokteran Gigi
denaturasi protein. Pada kadar tinggi fenol 2007;30 (2): 69-71.
menyebabkan koagulasi protein dan sel 3. Spolsky VW. Epidemiology of
membran mengalami lisis.13 gingival and periodontal diseaseIn:
Carranza FA, Newman MG, editors.
SIMPULAN Clinical periodontology. 9th ed.
Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa Philadelphia: WB Saunders Co; 2000.
terdapat perbedaan efektivitas obat kumur p. 84.
beralkohol dan non alkohol dalam 4. Veld HI. Ilmu kedokteran gigi
menurunkan akumulasi plak, hasil pencegahan. Sutatmi Suryo.
menunjukkan bahwa obat kumur Yogyakarta: Universitas Gadjah
beralkohol lebih efektif dibandingkan yang Mada; 2008. h. 59.
non alkohol. 5. Felton, Champan and Felton. Basic
Guide to oral health education and
SARAN promotion, wiley-black A John Wiley
1. Bagi masyarakatDianjurkan untuk & Sons, Ltd., Publication;2007:p 27-
menggunakan obat kumur yang 35
mengandung alkohol terutama bagi 6. Mhaske M., Samad B.N., Jawade R.
yang beresiko memiliki akumulasi plak And Bhansali A. Chemical agents in
yang banyak. control of dental plague in dentistry:
2. Bagi institusi An overview of current knowledge and
i. Perlu dilakukan untuk penelitian furture challenges. Advances in
selanjutnya menggunakan sampel Applied Science Research, 2012, 3,
yang berbeda, dan variasi umur (1):268-272.
dalam menentukan indeks plak agar 7. Sunnati. Efektivitas berkumur dengan
lebih terlihat perbedaan penurunan obat kumur kombinasi minyak
akumulasi plak saat berkumur obat esensial dan teh hijau. Cakradonya
kumur. Dent J 2014; 6(1): 667-71.
ii. Perlu dilakukan penelitian lebih 8. McCullough M J, Farah C S. The role
lanjut dengan menggunakan dosis of alcohol in oral carcinogenesis with
alkohol yang lebih bervariasi particular reference to alcohol
sehingga dapat diketahui dosis yang containing mouthwashes. Aust Dent J.
paling tepat dan efektif dari alkohol 2008; 53: 302-5 7.

7
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 November 2015 ISSN 2302 - 2493

9. Samuels N., Grbic J.T., Saffer A.J.,


Wexler I.D., and Williams R.C.
Effectof an herbal mouth rinse in
preventing periodontal inflammation
in an experimental gingivitis model: a
pilot study. Compend Contic Educ
Dent. 2012 Mar;33(3):204-6, 208-11.
10. Prof. Dr. Sugiyono. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan R&D). Bandung :
ALFABETA CV. 2010. P: 454-457.
11. Cameli S. Farah, Lidja McIntosh,
Michael J McCulloge. Mouthwash.
Australian Prescriber, Vol 32 no.6.
2009. P: 162-164.
12. Akande O, Alada, G.A Aderinokun,
A.O.Ige. Efficacy of Different Brands
of Mouth Rinses on Oral Bacterial
Load Count in Healthy Adults : 2004.
13. Sikka G, Dodwad V, Chandrashekar
KT. Comperative Anti-plaque ad Anti-
Gingivitis Efficacy of Two
Commercially Available Mouthwash -
4 weeks Clinical Study. Journal of
Oral Healthy Community Dentistry.
India: 2015. P:112.

Anda mungkin juga menyukai