Anda di halaman 1dari 15

Cari

cinta kajian sunnah


TAGGED WITH SUNNAHNYA MENJILAT JARI JEMARI DAN PIRING SETELAH MAKAN

AYO CARILAH BERKAH DENGAN MAKAN (1) !!!

ADAB MAKAN DAN MINUM (1)


Makan dan minum adalah aktifitas harian setiap makhluk hidup, khususnya manusia. Tidak ada satupun
manusia yang terbebas dari makan dan minum melainkan mereka pasti membutuhkannya. Jadi makan dan
minum adalah merupakan bahagian terpenting dari mereka.

Di dalam Islam, makan dan minum adalah termasuk dari kegiatan manusia yang banyak disebutkan oleh
Allah Subhanahu wa taala dan Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Islam telah menerangkan berbagai
hal tentang kegiatan tersebut, dari cara mencarinya, jenis makanan atau minuman yang dihalalkan dan yang
diharamkan untuk dimakan atau diminum, memilih makanan atau minuman yang baik untuk diri mereka,
cara makan dan minum yang disyariatkan dan lain sebagainya.

Para ulama telah banyak memuat tentang masalah ini dan memasukkan dalam pembahasan adab, yaitu
adab makan dan minum.
Dan termasuk dari perkara yang sangat penting adalah makan dan minum dari sesuatu yang dihalakan oleh
Allah taala dan Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Hal ini sebagaimana telah diperintahkan di dalam
dalil-dalil berikut ini,

Wahai manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa-apa yang terdapat di bumi, dan janganlah
kalian mengikuti langkah-langkah Setan, karena sesungguhnya Setan itu adalah musuh yang nyata bagi
kalian. [QS al-Baqarah/ 2: 168].

Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik-baik dari apa yang Kami anugrahkan
kepada kalian dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kalian mengabdikan diri kepada-Nya. [QS al-
Baqarah/ 2: 172].

Meskipun Islam telah mengajarkan umatnya untuk selalu memakan makanan dan minum minuman yang
halal lagi thayyib yang diperoleh dengan cara yang halal pula. Di samping itu pula Islam telah mengajarkan
mereka akan adab-adab makan dan minum dengan benar. Namun sayangnya masih banyak kaum muslimin
yang memakan makanan dan minum minuman yang diharamkan oleh Allah taala dan Rosul-Nya Shallallahu
alaihi wa salam. Dan juga banyak di antara mereka yang tidak mengetahui adab dan tata cara makan dan
minum.

Banyak kita jumpai di antara mereka yang lebih suka standing party untuk menjamu tamu-tamunya makan-
makan daripada menyediakan kursi dan meja. Menyediakan berbagai peralatan makan dari sendok, garpu,
pisau dan sejenisnya sehingga seringkali terjadi mereka makan dengan menggunakan kedua tangannya silih
berganti, dan tak sedikit di antara mereka yang mencemooh dan memandang hina orang yang makan
dengan jemari tangan kanannya secara langsung tanpa alat-alat makan tersebut. Bahkan banyak dijumpai
diantara mereka yang suka menyisakan makanan ketika selesai dari makan karena khawatir dianggap orang
yang kelaparan dan tidak tahu sopan santun dan lain sebagainya.

Oleh karena itu disini akan dibahas sedikit tentang adab dan etika di dalam makan makanan dan minum
minuman sesuai dengan dalil-dalil yang sharih lagi shahih.

1. Makan dan minum dengan tangan kanan dan tidak dengan tangan kiri.

Di antara adab dan etika di dalam makan dan minum sesuai dengan ajaran Islam adalah makan dan minum
itu wajib menggunakan tangan kanan dan tidak boleh menggunakan tangan kiri. Hal tersebut sebagaimana
telah dijelaskan di dalam dalil-dalil berikut ini,

Dari Ibnu Umar radliyallahu anhuma, bahwasanya Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam bersabda,

Jika seseorang di antara kamu makan, maka hendaklah dia makan dengan tangan kanannya. Jika minum,
maka hendaklah minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum
dengan tangan kirinya. [HR Muslim: 2020, Abu Dawud: 3776, at-Turmudziy: 1799 dan Ahmad: II/ 33, 146.
Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [1]

Dari Abdullah bin Abu Thalhah radliyallahu anhu, bahwasanya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,

Apabila seseorang di antara kalian makan maka janganlah ia makan dengan tangan kirinya. Apabila ia
minum maka janganlah ia minum dengan tangan kirinya. Apabila ia mengambil (sesuatu dari orang) maka
janganlah ia mengambilnya dengan tangan kirinya. Dan apabila ia memberi (sesuatu) maka janganlah ia
memberinya dengan tangan kirinya. [HR Ahmad: V/ 311, IV/ 383. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Isnadnya
jayyid]. [2]

Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu bahwasanya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Hendaklah seseorang di antara kalian makan dengan tangan kanannya, minum dengan tangan kanannya,
mengambil dengan tangan kanannya, dan memberi dengan tangan kanannya. Kerana sesungguhnya setan
itu makan dengan tangan kirinya, minum dengan tangan kirinya, memberi dengan tangan kirinya, dan
mengambil dengan tangan kirinya. [HR Ibnu Majah: 3266 dan Ahmad: II/ 325, 349. Berkata asy-Syaikh al-
Albaniy: Shahih]. [3]

Dari Wahb bin Kisan yang ia mendengarnya dari Abu Hafsh Umar bin Abi Salamah Abdullah bin Abdil Asad
(anak tirinya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam), berkata, Aku ada seorang anak kecil dibawah
pengasuhan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Dan tanganku mengacak-ngacak di piring. Maka Rosulullah
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadaku,

Wahai anak kecil, ucapkanlah tasmiyah (ucapan bismillah), makan dengan tangan kananmu dan makanlah
yang ada di dekatmu!. Maka sejak saat itu, begitulah cara makanku. [HR al-Bukhoriy: 5376, Muslim: 2022,
Abu Dawud: 3777, Ibnu Majah: 3267, at-Turmudziy: 1858, Ahmad: IV/ 26, 27 dan ad-Darimiy: II/ 100. Berkata
asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih].[4]

Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy hafizhohullah, Termasuk dari adab makan di dalam Islam adalah,

1. Mengucapkan tasmiyah (bismillah).


2. Makan dengan tangan kanan.
3. Makan (makanan) yang ada di depannya dan tidak mengambil makanan dari arah orang yang sedang
makan bersamanya. [5]

Beberapa hadits dan penjelasannya di atas menunjukkan perintah agar apabila makan dan minum, begitu
pula menerima atau memberi sesuatu itu hendaknya dengan menggunakan tangan kanan. Hadits-hadits itu
juga menunjukkan larangan menyamai amalan atau cara setan di dalam makan, minum, menerima dan
memberi, di mana setan menggunakan semuanya itu dengan tangan kiri. Di dalamnya juga terdapat perintah
untuk membaca tasmiyah yaitu ucapan bismillah ketika hendak makan dan mengambil makanan yang
terdekat darinya. Di dalamnya juga terdapat kesungguhan Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam di dalam
mendidik umatnya sejak dari kecil.

Hukum menggunakan tangan kanan untuk menyuap makanan ke mulut itu hukumnya adalah wajib karena
asal hukum setiap perintah itu adalah menunjukkan wajib kecuali jika ada dalil-dalil lain yang
mengecualikannya. Atau jika ada udzur-udzur lain yang tidak dapat dihindarkan seperti luka pada tangannya
yang kanan, atau lumpuh, atau tidak memiliki tangan kanan sama sekali.

Dan dilarang makan dan minum dengan menggunakan tangan kiri, sebab Rosulullah Shallallahu alaihi wa
sallam telah memberitahukan kepada umatnya bahwa setan itu makannya tangan kiri sedangkan mereka
diperintahkan untuk selalu menyelisihnya dalam segala hal.

Dari Jabir bin Abdullah radliyallahu anhu dari Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Janganlah kalian makan dengan tangan kiri karena sesungguhnya setan itu makan dengan tangan kiri. [HR
Ibnu Majah 3268. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih].[6]

Namun sangat disayangkan, banyak di antara umat ini karena kejahilan dan keawaman mereka terhadap
ajaran agama mereka sendiri yang masih suka menyamai amalan setan dalam kehidupan mereka sehari-
hari, khususnya di dalam amalan makan dan minum ini.

Banyak di antara mereka yang makan seperti gaya orang kafir barat, yang memegang garpu di tangan kiri
dan pisau di tangan kanan. Lalu pisau yang di tangan kanan itu dipergunakan mengiris atau memotong
makanan, ketika sudah terpotong maka garpu yang berada di tangan kiripun menusuknya lalu
menyuapkannya ke mulut mereka tanpa sungkan. Subhanallah.

Atau ketika mereka makan tahu goreng atau sejenisnya dengan tangan kanan sedangkan tangan kirinya
memegang beberapa cabai, ketika mereka memakan tahu tersebut kemudian diiringi dengan menggigit atau
memakan cabai yang berada di tangan kiri mereka. Dan masih banyak contoh-contoh lainnya.

Maka jika ada di antara umat ini, yang menolak perintah atau larangan Rosulullah Shallallahu alaihi wa
sallam karena sifat sombongnya, maka Allah berhak untuk mengadzabnya dengan siksaan dunia dan
dilanjutkan dengan adzab di akhirat kelak. Sebagaimana telah datang di dalam riwayat hadits berikut ini,

Dari Abu Iyas Salamah bin Amr bin al-Akwa radliyallahu anhu,


:





:

:


:













Bahwasanya ada seorang lelaki makan dengan tangan kirinya di sisi Rosulullah Shallallahu alaihi wa
sallam. Maka Rasulullah pun bersabda, Makanlah dengan tangan kananmu. Lelaki itu pun berkata, Aku
tidak bisa.Beliau bersabda, Kamu tidak bisa?, (Pada hakikatnya) tidaklah dia menolaknya melainkan
karena sifat sombong. (Berkata perawi yakni Iyas), Maka setelah itu, dia pun benar-benar tidak mampu
mengangkat tangan kanannya (untuk menyuapkan makanan) sampai ke mulutnya. [HR Muslim: 2021].

Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy hafizhohullah, Wajibnya makan dengan tangan kanan. Sedangkan
makan tangan kiri tanpa udzur itu diharamkan. Semua perkara mulia, sudah sepantasnya dengan
menggunakan tangan kanan secara langsung, karena Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyukai yang
kanan-kanan di dalam segala keadaannya. [7]

2. Apabila makan, hendaklah mengucapkan tasmiyah.

Adab selanjutnya adalah mengawali dengan membaca doa berupa mengucapkan tasmiyah yaitu ucapan
Bismillah bukan Bismillahi rahmanir rahim sebagaimana yang disangkakan oleh mayoritas umat Islam,
karena ketiadaan dalilnya.

Adapun jika lupa di awalnya hendaklah ketika ingat segera membaca Bismillah fi awwalihi wa aakhirihi atau
Bismillah awwalahu wa aakhirahu.

Dari Aisyah berkata, Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam memakan makanan bersama enam orang
shahabatnya. Tiba-tiba datanglah seorang Arab Badui, lalu makan dua suapan. Maka Rosulullah Shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,


:









:












:




Seandainya ia mengucapkan Bismillah niscaya akan mencukupi kalian. Maka apabila seseorang diantara
kalian hendak makan, hendaklah ia mengucapkan Bismillah. Jika ia lupa mengucapkan Bismillah di
awalnya maka hendaklah ia mengucapkan Bismillah fi awwalihi wa aakhirihi (dengan nama Allah di awal
dan akhirnya). [HR Ibnu Majah: 3264 dan at-Turmudziy: 1859. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [8]
Dari Aisyah bahwasanya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Apabila seseorang diantara kalian hendak makan hendaklah ia menyebut nama Allah taala. Jika ia lupa
menyebut nama Allah taala di awalnya maka hendaklah ia mengucapkan Bismillah awwalahu wa
aakhirahu (dengan nama Allah di awal dan akhirnya). [HR Abu Dawud: 3767, at-Turmudziy: 1858 dan
Ahmad: VI/ 143. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [9]

Dari Hudzaifah berkata, dan bersabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam,

Sesungguhnya setan menghalalkan makanan yang tidak disebut nama Allah padanya. [HR Abu Dawud:
3766 dan Muslim: 2017. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [10]

Dari Abdurrahman bin Jubair at-Tabiiy, ia bercerita bahwasanya seseorang yang pernah melayani Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam selama 8 tahun pernah bercerita kepadanya.

Bahwasanya ia pernah mendengar Nabi Shallallahu alaihi wa sallam apabila dihidangkan makanan
kepadanya, beliau mengucapkan, Bismillah. [HR Ahmad: IV/ 62, V/ 375, Ibnu as-Sunniy dan Abu asy-Syaikh
di dalam Akhlak Nabi Shallallahu alaihi wa salam. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [11]

Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy: Shahih. [12]

Boleh juga mengucapkan dengan doa yang lain sebagaimana dalam hadis berikut ini.

Dari Ibnu Abbas radliyallahu anhuma berkata, telah bersabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam,
Barangsiapa yang dianugrahi makanan oleh Allah maka hendaklah ia mengucapkan,

Ya Allah berikanlah berkah kepada kami padanya dan anugrahkanlan kepada kami makanan yang lebih baik
lagi darinya.

Dan barangsiapa yang dianugrahi minuman berupa susu maka hendaklah ia mengucapkan,

Ya Allah, berikanlah berkah kepada kami padanya dan tambahkanlah untuk kami (yang lebih baik) darinya.
Karena sesungguhnya aku tidak tahu sesuatu yang lebih mencukupi dari makanan dan minuman kecuali
susu. [HR Ibnu Majah: 3322, Abu Dawud: 3730 dan at-Turmudziy: 3455. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy:
Hasan]. [13]

Adapun doa yang telah masyhur di kalangan kaum muslimin yaitu doa yang dari diriwayatkan dari Abdullah
bin Amr bin al-Ash radliyallahu anhuma, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, bahwasanya apabila
dihidangkan makanan, Beliau mengucapkan,

Ya Allah, berkahilah kami terhadap apa yang Engkau telah rizkikan kepada kami dan jagalah diri kami dari
adzab neraka. Bismillah. [HR Ibnu as-Sunniy di dalam Amal al-Yaum wa al-Lailah, ath-Thabraniy dan Ibnu
Adiy. Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy: Dlaif jiddan (lemah sekali)]. [14]

Karena derajatnya lemah sekali (dlaif jiddan) maka hadits tersebut tidak dapat dijadikan hujjah. Oleh sebab
itu, doa di atas tidak boleh diamalkan/ diucapkan oleh seorang muslim lantaran hadits tersebut bukanlah
hujjah yang sharih lagi shahih. Bagi yang tetap mengamalkannya, padahal sudah tahu kedlaifannya maka ia
telah berdusta atas nama Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan balasannya adalah siksa api neraka.

3. Doa setelah makan.

Begitu pula adab selanjutnya yang harus dilakukan seorang muslim ketika selesai dari makan atau minum
adalah mengucapkan salah satu dari doa yang pernah diajarkan oleh Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam
di bawah ini,

Dari Muadz bin Anas, bahwasanya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa yang
memakan makanan lalu ia mengucapkan,

Segala puji bagi Allah yang telah memberi makanan ini kepadaku dan memberikan rizki dari-Nya tanpa
daya dan kekuatan dariku.

Maka akan diampuni baginya dosanya yang terdahulu dan yang terkemudian. [HR Abu Dawud: 4023, at-
Turmudziy: 3458, Ibnu Majah: 3285, Ahmad: III/ 439, Ibnu as-Sunniy dan al-Hakim. Berkata asy-Syaikh al-
Albaniy: Hasan]. [15]

Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy: Hasan, insyaa Allah. [16]

Dari Abu Umamah berkata, Adalah Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam apabila hidanganny telah diangkat
(telah selesai makan), Beliau berucap,

Segala puji bagi Allah (aku memujinya) dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh berkah, yang
senantiasa dibutuhkan, diperlukan dan tidak dapat ditinggalkan wahai Rabb kami. [HR al-Bukhoriy: 5458,
Abu Dawud: 3849, Ibnu Majah: 3284, Ahmad: V/ 252, 256 dan at-Turmudziy: 3456. Berkata asy-Syaikh al-
Albaniy: Shahih]. [17]

Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy: Shahih. [18]

Dari Abdurrahman bin Jubair at-Tabiiy, ia bercerita bahwasanya seseorang yang pernah melayani Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam selama 8 tahun pernah bercerita kepadanya. Bahwasanya ia pernah mendengar
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, apabila selesai dari makannya, Beliau mengucapkan,

Ya Allah, Engkau telah memberi makan, minum, harta, kecukupan, hidayah dan kehidupan. Maka
untuk-Mulah segala puji-pujian atas semua yang Engkau telah berikan. [HR Ahmad: IV/ 62, V/ 375, Ibnu as-
Sunniy dan Abu asy-Syaikh di dalam Akhlak Nabi Shallallahu alaihi wa salam. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy:
Shahih]. [19]

Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy: Shahih. [20]

Namun jika hanya mengucapkan tahmid yaitu ucapan alhamdulillah setelah makan juga dibolehkan
berdasarkan dalil hadis berikut ini.

Dari Anas bin Malik berkata, telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam,

Sesungguhnya Allah benar-benar ridlo kepada hamba-Nya yang mengucapkan tahmid (alhamdulillah)
ketika selesai dari makan dan minum. [HR Muslim: 2734, at-Turmudziy: 1816 dan Ahmad: III/ 100, 117.
Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [21]

Adapun hadits yang diriwayatkan dari Abu Said al-Khudriy radliyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu
alaihi wa sallam apabila selesai dari makannya, Beliau mengucapkan,

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makan dan minum kepada kami dan telah
menjadikan kami sebagai kaum muslimin. [HR Abu Dawud: 3850, at-Turmudiy: 3457, Ibnu Majah: 3283,
Ahmad: III/ 32, 98, an-Nasaiy di dalam Amal al-Yaum wa al-Lail, ath-Thabraniy dan Ibnu Abi Syaibah.
Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Dlaif]. [22]

Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy: Dlaif (lemah). [23]

Maka doa tersebut di atas tidak boleh diamalkan karena hadits dloif tidak bisa menjadi hujjah dalam
agama.

4. Hindari makan bersama dengan setan.

Banyak di antara kaum muslimin yang ketika sedang makan makanan atau minum minuman tetapi karena
ketidaktahuannya akan adab makan yaitu ia tidak mengucapkan tasmiyah atasnya, maka setan akan ikut
makan bersama-sama dengannya tanpa disadarinya, sehingga hilanglah berkah yang ada pada makanan
atau minumannya tersebut. Atau ketika ia sedang makan, terjatuh atau tercecerlah sebagian makanannya
tersebut, atau ketika ia selesai makan ia menyisakan makanan tersebut maka setan akan memakan makan
tersebut tanpa ampun dan hilanglah pula berkah dari makanannya tersebut.

Adab Islam sudah mengajarkan agar umatnya berdoa sebelum dan sesudah makan, mengambil makanan
yang terjatuh lalu setelah membersihkan kotorannya hendaklah mereka memakannya dan tidak pula
menyisakan makanan sedikitpun kecuali yang sudah tidak dapat dimakan oleh mereka semisal tulang, duri
ikan, sambal dan lain sebagainya.

Dari Jabir radliyallahu anhu berkata, aku pernah mendengar Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,










:


















:
















:








Apabila seseorang masuk ke rumahnya lalu ia menyebut (nama) Allah taala ketika memasukinya dan
ketika makan. Setan berkata (kepada kawan-kawannya), tidak aa tempat bermalam dan makan buat kalian.
Apabila ia tidak menyebut (nama) Allah taala ketika memasukinya, setan berkata kalian telah mendapatkan
tempat bermalam. Dan apabila ia tidak menyebut (nama) Allah taala ketika makan, setan berkata kalian
mendapatkan tempat bermalam dan juga makanan. [HR Muslim: 2018, Abu Dawud: 3765, dan Ahmad: III/
346, 383. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [24]

Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy hafizhohullah, Setan itu bermalam di rumah-rumah yang tidak
disebutkan nama Allah taala di dalamnya. Dan ia juga makan dari makanan pemiliknya jika mereka tidak
menyebutkan nama Allah taala atasnya. [25]

Hadis dan penjelasan di atas menunjukkan apabila kita makan tanpa membaca salah satu doa yang
disyariatkan dalam rangka mengingat Allah taala, maka setan akan turut serta makan bersama-sama tanpa
kita menyadarinya.

Begitu pula jika makanan kita terjatuh hendaknya kita memungutnya lalu memberihkan kotoran yang ada
padanya lalu kita memakannya. Atau apabila kita telah selesai dari makan hendaklah kita menjilat jemari
kita dan juga membersihkan makanan yang tersisa pada piring atau sendok karena boleh jadi setan akan
memakan makanan yang terjatuh atau yang tersisa tersebut, dan hilanglah berkah dari hidangan yang kita
makan.








:


:


































Dari Jabir bin Abdullah radliyallahu anhu berkata, aku pernah mendengar Rosulullah Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, Sesungguhnya setan mendatangi salah seorang dari kalian pada setiap keadaannya,
hingga akan mendatanginya disaat makan. Sebab itu apabila jatuh sepotong makanan, maka hendaklah ia
membuang (membersihkan) kotorannya lalu memakannya. Dan hendaklah ia tidak membiarkannya dimakan
oleh setan dan jika telah selesai makan, hendaklah ia menjilati jari jemarinya, karena ia tidak tahu pada
bahagian makanan yang manakah adanya berkah. [HR Muslim: 2033 (135). Berkata asy-Syaikh al-Albaniy:
Shahih]. [26]

5.Menjilat Jari jemari sebelum membersihkannya

Begitu pula adab makan yang banyak ditinggalkan oleh umat Islam adalah menjilat atau menjilatkan
makanan yang ada pada jari jemari dan piring mereka. Hal ini dikarenakan mereka merasa jijik dengan
perbuatan tersebut atau mereka beranggapan bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan yang tidak
pantas dan tidak sopan lagi bertentangan dengan etika modern yang digembargemborkan oleh orang-orang
kafir barat. Padahal menjilat atau menjilatkan makanan dan menghabiskan makanan itu adalah adab dan
etika yang sebenar-benarnya dan diridloi oleh Allah Subhanahu wa taala.

Dari Ibnu Abbas radliyallahu anhuma bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Apabila seseorang di antara kalian makan, maka janganlah dia membersihkan tangannya sehinggalah dia
menjilatnya atau menjilatkannya (kepada orang lain). [HR al-Bukhariy: 5456, Muslim: 2031, at-Turmudziy:
1801 dan Ahmad: I/ 221]. [27]

Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Apabila seseorang di antara kalian makan maka hendaklah ia menjilati jari jemarinya, karena ia tidak tahu di
makanan yang manakah yang ada berkahnya. [HR Muslim: 2035].

Dari Jabir bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan untuk menjilat jari jemari dan piring
dan bersabda,

Sesungguhnya kalian tidak mengetahui di makanan kalian yang manakah yang ada berkahnya. [HR
Muslim: 2033 (133) dan Ahmad: III/ 177].

Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy hafizhohullah,

1). Makanan yang dimakan oleh manusia itu memiliki berkah namun tidak diketahui dimanakah letaknya.

2). Sepatutnya bagi seseorang untuk berusaha keras mendapatkan berkah tersebut. Sebab berkah itu jika
telah tercabut (hilang) maka seorang hamba tidak akan meraih manfaat sedikitpun (dari makanan tersebut)
meskipun dunia diselimuti dengan berbagai kemuliaannya.

3). Terdapat dorongan untuk menjilat jari jemari dan piring. Karena dalam hal tersebut terdapat upaya
memelihara kenikmatan dan berakhlak dengan sifat tawadlu (rendah hati).

4). Terdapat (anjuran untuk) memungut sesuatu yang terjatuh ke tanah sesudah membersihkannya dari
kotoran jika memungkinkan untuk membersihkannya dan tidak terjatuh ke tempat yang (mengandung) najis.
Kemudian (makanan itu) dimakan dan tidak boleh dibuang. Karena di dalam (perbuatan) membuang itu
terdapat bentuk penghinaan terhadap nikmat (Allah taala) dan bersifat sombong darinya. [28]

Katanya lagi,

1). Disunnahkan untuk menjilat jari jemari dan piring.

2). Tidak menganggap remeh dengan sedikitnya makanan yang berada pada tangan dan selainnya.

3). Berkah itu turunnya dari tengah-tengah makanan dan tersebar ke seluruhnya dan menetap sampai pada
bagian akhirnya. [29]

Hadis-hadits di atas dan penjelasannya menunjukkan disunnahkan agar menjilat sisa-sisa makanan yang
masih melekat pada jari-jemari dan piring sebelum dibersihkan, karena berkah itu tidak diketahui tempatnya.
Boleh jadi berkah itu adanya pada makanan yang tersisi pada jari jemari atau sendok dan piring. Jika
seorang muslim mengabaikannya maka akan hilanglah berkah itu dari makanannya. Bahkan Rosulullah
Shallallahu alaihi wa sallam memberikan contoh makan dengan menggunakan tiga jarinya yang kanan, yaitu
ibu jari, telunjuk dan jari tengahnya.

Dari Kab bin Malik radliyallahu anhu berkata,

Bahwasanya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam makan dengan tiga jarinya lalu apabila selesai
Beliau menjilatnya. [Atsar diriwayatkan oleh Muslim: 2032 (132)].

Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy hafizhohullah, Dianjurkan makan dengan menggunakan tiga jari
dan tidak menggenggamkan selainnya kecuali karena terpaksa (darurat). Makan menggunakan tiga jari itu
menunjukkan tidak rakusnya seseorang terhadap makanan. Maka barangsiapa yang berbuat menyelisihi
perilaku tersebut maka hampir-hampir ia akan memenuhi makanan itu pada mulutnya lalu menyesakkan
ususnya yang akan menyebabkannya merasa sakit. [30]

6. Mengambil makanan yang terjatuh.

Adab makan yang juga banyak diabaikan oleh umatnya adalah mengambil atau memungut kembali
makanan yang terjatuh lalu membuang kotoran yang ada pada makanan tersebut kemudian memakannya
dan tidak membuangnya.

Yakni di jaman sekarang ini, banyak orang yang makan sambil berdiri (standing party) dan makan sambil
mengobrol, senda gurau dan berjalan kian kemari sehingga tanpa disadarinya makanan yang ada pada
tangan atau piringnya terjatuh. Ketika makan itu terjatuh maka pemilik makanan itu enggan untuk
mengambilnya karena sungkan, malu atau mungkin karena tidak mengetahui sama sekali akan ajaran
agamanya. Sehingga ia membiarkan setan untuk mengambil berkah dari makanannya tersebut dan jadilah
ia merugi dunia dan akhiratnya.

Dari Anas radliyallahu anhu bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Apabila makanan salah seorang dari kalian terjatuh, maka ambil dan bersihkanlah kotoran yang terdapat
padanya dan kemudian makanlah, dan jangan biarkannya untuk setan. Dan janganlah kalian bersihkan
tangan kalian dengan kain pengelap sehinggalah terlebih dahulu ia dijilat. Karena sesungguhnya kalian tidak
tahu di bahagian manakah makanan tersebut mengandungi berkah. [HR Muslim: 2034, Abu Dawud: 3845,
at-Turmudziy: 1803 dan Ahmad: III/ 177. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [31]

Dari Jabir bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Apabila sesorang di antara kalian sedang makan, lalu terjatuh satu suapannya maka hendaklah ia
menyingkirkan apa yang meragukannya kemudian hendaklah ia memakannya dan janganlah ia
membiarkannya untuk setan. [HR at-Turmudziy: 1802 dan Ibnu Majah: 3279. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy:
Shahih]. [32]

7.Makan berjamaah (bersama-sama)

Adab makan selanjutnya adalah makan makanan bersama-sama (berjamaah) dengan keluarga atau para
shahabatnya dalam satu piring besar atau nampan. Karena di dalamnya ada sunnah dan keberkahan.

Dari Wahsyi bin Harb, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwasanya para shahabat Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam berkata,



















: :





:




Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan tetapi tidak merasa kenyang?. Beliau bersabda, Mungkin
karena kalian makan secara terpisah-pisah (sendiri-sendiri)?. Mereka menjawab, Ya benar. Beliau
bersabda, Hendaklah kalian secara bersama-sama (berjamaah) ketika makan, dan sebutlah nama Allah
atasnya, maka kalian akan mendapat berkah padanya. [HR Abu Dawud: 3764, Ibnu Majah: 3286, Ahmad: III/
501, al-Hakim dan Ibnu Hibban. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Hasan]. [33]

Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy hafizhohullah,

1). (Makan) terpisah itu dapat merampas berkah dan (makan) berjamaah itu dapat mendatangkan rasa
kenyang dan berkah.

2). Menyebut nama Allah taala ketika makan itu wajib dan dapat menghasilkan berkah yang diharapkan
dengan memperbanyak makanan.

3). Orang yang makan sendirian kendatipun makannya banyak, akan tetap merasakan tidak cukup dan lapar
berbeda dengan makan secara berjamaah meskipun makanannya sedikit.

4). Wajib bagi umat Islam untuk selalu berjamaah di dalam setiap keadaan, di dalam makan, minum dan
memerangi musuh mereka dikarenakan persatuan akidah dan syariat mereka. [34]

Hadis dan penjelasannya di atas menunjukkan sunnahnya mengucapkan bismillah ketika hendak makan.
Juga menunjukkan disunnahkannya makan secara berjamaah, bukan sendiri-sendiri karena padanya
terdapat berkah dan dapat membuat orang yang makan itu merasa cukup (kenyang).

8.Berkumur-kumur dan cuci tangan setelah selesai makan

Begitu pula Islam telah mengajarkan adab yang baik bagi umatnya, yaitu ketika seorang muslim selesai
makan sedangkan ia hendak menunaikan sholat maka hendaknya ia berkumur-kumur terlebih dahulu lalu
berangkat ke masjid untuk menunaikan sholat.

Sedangkan jika ia hendak tidur hendaklah ia mencuci tangannya terlebih dahulu dari bau-bauan yang masih
melekat pada tangannya karena dikhawatirkan bau-bauan pada tangannya itu akan mengundang binatang
semisal tikus, kecoa, lipan, semut dan selainnya lalu mereka akan melukai tangannya. Jika demikan
janganlah ia menyalahkan dan mencela siapapun kecuali dirinya sendiri.

Dari Suwaid bin An-Numan radhiyallahu anhu berkata,

Kami pernah keluar bersama-sama Rosulullah ke Khaibar. Ketika kami tiba di daerah ash-Shahba, beliau
minta dibawakan makanan. Tiada sesuatupun (yang dapat dihidangkan) melainkan gandum. Maka kami pun
makan. Kemudian beliau berdiri untuk sholat (maghrib), maka beliau berkumur-kumur, dan kami pun
berkumur-kumur. [HR al-Bukhariy: 5454, 5455].

Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Apabila seseorang di antara kalian tidur sedangkan pada tangannya masih ada bau kotor (bekas makanan)
dan ia tidak mencucinya lalu terjadi sesuatu padanya maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri.
[HR Ibnu Majah: 3297 dan Abu Dawud: 3852. Berkata ash-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [35]

Hadits-hadits di atas menunjukkan disunnahkannya berkumur-kumur setelah selesai dari makan terutama
apabila kita hendak segera mengerjakan solat. Dan dianjurkan untuk mencuci tangan apabila telah selesai
dari makan, karena di dalamnya terdapat bahaya.

[1] Shahih Sunan Abu Dawud: 3209, Shahih Sunan at-Turmuziy: 1470, Shahih al-Jami ash-Shaghir: 383 dan
Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 1236.

[2] Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: III/ 239.

[3] Shahih Sunan Ibnu Majah: 2643, Shahih al-Jami ash-Shaghir: 384 dan Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah:
1236.

[4] Mukhtashor Shahih Muslim: 1300, Shahih Sunan at-Turmudziy: 1512, Shahih Sunan Ibnu Majah: 2644,
Shahih Sunan Abu Dawud: 3210, Shahih al-Jami ash-Shaghir: 251, 7958, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah:
1184, Irwa al-Ghalil: 1968, al-Kalim ath-Thayyib: 182 dan Nail al-Awthar bi takhrij ahadits kitab al-Adzkar:
631, 646.

[5] Bahjah an-Nazhirin: I/ 382.

[6] Shahih Sunan Ibnu Majah: 2645.

[7] Bahjah an-Nazhirin: I/ 240.

[8] Shahih Sunan Ibnu Majah: 2641, Shahih Sunan at-Turmudziy: 1514 dan Nail al-Awthar bi takhrij ahadits
kitab al-Adzkar: 637.

[9] Shahih Sunan Abu Dawud: 3202, Shahih Sunan at-Turmudziy: 1513, al-Kalim ath-Thayyib dengan tahqiq
asy-Syaikh al-Albaniy: 183 dan Nail al-Awthar bi takhrij ahadits kitab al-Adzkar: 632.

[10] Mukhtashor Shahih Muslim: 1296, Shahih Sunan Abu Dawud: 3201 dan Shahih al-jami ash-Shaghir:
1653.

[11] Shahih al-Jami ash-Shaghir: 4768, al-Kalim ath-Thayyib: 182 dan Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 71.

[12] Nail al-Awthar bi takhrij ahadits kitab al-Adzkar: 657 (I/528-529).


[13] Shahih Sunan Ibnu Majah: 2683, Shahih Sunan Abu Dawud: 3173, Shahih Sunan at-Turmudziy: 2749,
Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 2320, Shahih al-Jami ash-Shaghir: 381 dan Misykah al-Mashobih: 4283.

[14] Nail al-Awthar bi takhrij Ahadits Kitab al-Adzkar: 630 (I/ 513).

[15] Shahih Sunan Abu Dawud: 3394, Shahih Sunan Ibnu Majah: 2656, Shahih Sunan at-Turmudziy: 2751,
Shahih al-Jami ash-Shaghir: 6086, al-Kalim ath-Thayyib dengan tahqiq asy-Syaikh al-Albaniy: 182 dan Irwa
al-Ghalil: 1989.

[16] Nail al-Awthar bi takhrij ahadits kitab al-Adzkar: 656 (I/528).

[17] Shahih Sunan Abu Dawud: 3260, Shahih Sunan Ibnu Majah: 2655, Shahih Sunan at-Turmudziy: 2750,
Shahih al-Jami ash-Shaghir: 4731, al-Kalim ath-Thayyib dengan tahqiq asy-Syaikh al-Albaniy: 191 dan
Mukhtashor Syamail al-Muhammadiyah: 164.

[18] Nail al-Awthar bi takhrij ahadits kitab al-Adzkar: 652 (I/525).

[19] Shahih al-Jami ash-Shaghir: 4768, al-Kalim ath-Thayyib: 190 dan Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 71.

[20] Nail al-Awthar bi takhrij ahadits kitab al-Adzkar: 657 (I/528-529).

[21] Shahih Sunan at-Turmudziy: 1483, Shahih al-Jami ash-Shaghir: 1816 dan Silsilah al-Ahadits ash-
Shahihah: 1651.

[22] Dlaif Sunan Abu Dawud: 829, Dlaif Sunan at-Turmudziy: 681, Dlaif Sunan Ibnu Majah: 709, Misykah al-
Mashobih: 4204, Mukhtashor Syamail al-Muhammadiyyah: 163, al-Kalim ath-Thayyib: 189 dan Dlaif al-Jami
ash-Shahih: 4436.

[23] Nail al-Awthar bi takhrij ahadits kitab al-Adzkar: 654 (I/527).

[24] Mukhtashor Shahih Muslim: 1297, Shahih Sunan Abu Dawud: 3200 dan Shahih al-Jami ash-Shahih: 519.

[25] Bahjah an-Nazhirin: II/ 51.

[26] Mukhtashor Shahih Muslim: 1304 dan Shahih al-Jami ash-Shaghir: 1659.

[27] Shahih Sunan at-Turmudziy: 1471, Shahih al-Jami ash-Shaghir: 382.

[28] Bahjah an-Nazhirin: I/ 246.

[29] Bahjah an-Nazhirin: II/ 63-64.

[30] Bahjah an-Nazhirin: II/ 63.

[31] Shahih Sunan Abu Dawud: 3256, Shahih Sunan at-Turmudziy: 1473 dan Mukhtashor asy-Syamail al-
Muhammadiyah: 120.

[32] Shahih Sunan at-Turmudziy: 1472 dan Shahih Sunan Ibnu Majah: 2652, Irwa al-Ghalil: 1971 dan Shahih
al-jami ash-Shaghir: 378.

[33] Shahih Sunan Abu Dawud: 3199, Shahih Sunan Ibnu Majah: 2657, Shahih al-Jami ash-Shaghir: 142 dan
Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 664.

[34] Bahjah an-Nazhirin: II/ 59.

[35] Shahih Sunan Ibnu Majah: 2666, Shahih Sunan Abu Dawud: 3262, Shahih al-Jami ash-Shaghir: 804 dan
Miyskah al-Mashobih: 4219.
Maret 13, 2013 Leave a reply

CARI

Cari

MEI 2017

S S R K J S M
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30 31
Nov

ADAB AHMADIYAH AKHLAK AKIDAH ALQUR'AN BERIMAN KEPADA HARI AKHIR

BID'AH-BID'AH DAKWAH DOA-DOA DOA MAKAN FATWA ULAMA FIQIH

FIRQOH DAN SEKTE SESAT HADITS-HADITS LEMAH DAN


PALSU HAJJI HAK ANAK HAK ORANG TUA HIZBUT TAHRIR IMAN KEPADA PERKARA YANG GHAIB
ISIS JAMAAH TABLIGH KHUTHBAH KHUTHBAH JUM'AT KRISTOLOGI LAIN-LAINNYA LDII/

LEMKARI/ ISLAM JAMAAH MAKAN/MINUM MANDI NII SHAFF SHALAT SHAUM SHOLAT SUFI

SUNNAH SURAT DAN AYAT SYI'AH SYIRIK TATA CARA TAUHID TAYAMMUM THAHARAH

THIBB NABAWIY TOKOH UDL-HIYAH Uncategorized USROH video WUDLU

Kategori

Pilih Kategori

Arsip

Pilih Bulan

TULISAN TERBARU

SAUDARAKU, MARILAH KITA SIMAK KHUTHBAH INI (19)!!!


SAUDARAKU, MARILAH KITA SIMAK KHUTHBAH INI (18)!!!
MENGENAL FIQIH SESAT SYIAH (2)
SAUDARAKU, MARILAH KITA SIMAK KHUTHBAH INI (17)!!!
MENGENAL FIQIH SESAT SYIAH (1)
SAUDARAKU, MARI KITA BERQURBAN.
SAUDARAKU, BEGINILAH HUKUM ASURANSI.
Video: Kajian Tafsir Al-Quran: Faidah dari Surat Maryam
Video: Saudaraku, marilah kita simak khuthbah Iedul Fithri (1435H)!!!
Video: Kajian Tafsir : Faidah Surat Al Kahfi
Video: Kajian Umum, Islam Kok Liberal
Video: Kajian Muslimah, Nasehat Bagi Para Wanita
SAUDARAKU, SETIAP KITA BISA BERSEDEKAH
SAUDARAKU, JANGAN BINGUNG DENGAN QUNUT.!!!
SAUDARAKU, INILAH PENJELASAN KAIDAH DALAM MEMAHAMI TAUHID DAN SYIRIK (9)
SAUDARAKU, INILAH PENJELASAN KAIDAH DALAM MEMAHAMI TAUHID DAN SYIRIK (8)
SAUDARAKU, INILAH PENJELASAN KAIDAH DALAM MEMAHAMI TAUHID DAN SYIRIK (7)
SAUDARAKU, INILAH PENJELASAN KAIDAH DALAM MEMAHAMI TAUHID DAN SYIRIK (6)
SAUDARAKU, INILAH PENJELASAN KAIDAH DALAM MEMAHAMI TAUHID DAN SYIRIK (5)
SAUDARAKU, INILAH PENJELASAN KAIDAH DALAM MEMAHAMI TAUHID DAN SYIRIK (4)
SAUDARAKU, INILAH PENJELASAN KAIDAH DALAM MEMAHAMI TAUHID DAN SYIRIK (3)
SAUDARAKU, INILAH PENJELASAN KAIDAH DALAM MEMAHAMI TAUHID DAN SYIRIK (2)
SAUDARAKU, INILAH PENJELASAN KAIDAH DALAM MEMAHAMI TAUHID DAN SYIRIK (1)
Video: Mengenal lain dunia (4)
Video: Mengenal lain dunia (3)
vIDEO: Mengenal lain dunia (2)
Video: Mengenal lain dunia (1)
SAUDARAKU, INI BARU SIFAT PEMIMPIN KAUM MUSLIMIN
Saudaraku, Inilah Orang-Orang Yang Tertipu Oleh Hizbut Tahrir,.. Dan Khilafah Khayalan Mereka,..
SAUDARAKU, PUASA ITU HUKUMNYA WAJIB
SAUDARAKU, MARILAH KITA BERPUASA 3 HARI SETIAP BULAN
SAUDARAKU, SETIAP KITA BISA BERSEDEKAH
VIDEO: Renungan Singkat: Sudah Siapkah Kamu? Ust. Badrusalam, Lc.
VIDEO: Dibalik Kelembutan Syiah Indonesia Ust. Firanda Andirja. MA
Saudaraku, Mau Tahu Hubungan Hizbut Tahrir Dengan Syiah??
SAUDARAKU, MARI KITA PUASA 6 HARI DI BULAN SYAWWAL..!!!
SAUDARAKU, INI KISAH ABU HURAIRAH RADLIYALLAHU ANHU DAN SEORANG JINN PENCURI..
Jangan Datang Ke Kajian Salafi, Nanti Ketagihan Lho,. Artis Saja Bisa Tobat Dari Artis Setelah Kenal Kajian Salafi..
Untukmu Hizbut Tahrir Indonesia, Kenapa Saudi Yang Dibenci?
Negara Mana Yang Pergantian Pemimpinnya Super Cepat Dan Super Murah??

Anda pengunjung ke-

1,119,080 Jazaakumullah

JADWAL WAKTU SHOLAT


View Full Site

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Anda mungkin juga menyukai