Antenatal Care Services Standart Compliance of Village Midwife in East Java Province
Antenatal Care Services Standart Compliance of Village Midwife in East Java Province
JAWA TIMUR
(Antenatal Care Services Standart Compliance of Village Midwife in East Java Province)
Purwaningsih*, Ni Ketut Alit A*, Esti Y*, Mira T*, Cholicul H**
*Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115
** Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
E-mail: purwaningsih1@gmail.com
ABSTRAK
Pendahuluan: Angka kematian ibu yang tinggi memerlukan perhatian untuk melaksanakan program-program perbaikan
dan peningkatan kesehatan ibu. Menurut data dari East Java Health Office AKI selama 2009 terdapat kelahiran hidup
sejumlah 260/100.000. Indikator implementasi pemantauan ibu dapat dilihat dari cakupan angka K1 (kunjungan ibu
hamil pada kehamilan pertama) dan K4 (kontak minimal 4 kali selama kehamilan untuk perawatan antenatal). Metode:
Penelitian ini dilakukan dengan desain observasional cross-sectional, merupakan studi untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor risiko dan efek, dengan pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
(titik waktu pendekatan). Hasil: Variabel yang terkait dengan standar kepatuhan bidan desa dalam melaksanakan ANC
di provinsi Jawa Timur adalah tingkat pengetahuan (p) = 0,014 dan infrastruktur yang diperlukan untuk ANC (p) =
0,000. Variabel lain tidak menunjukkan hubungan yang signifi kan seperti: umur (p) = 0,121, status (p) = 0,831, masa
kerja (p) = 0,147, pendidikan (p) = 0,153, pelatihan (p) = 0,664, motivasi (p) = 0,525, supervisi (p) = 0,887, dan manfaat
(p) = 0,663. Diskusi: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus melakukan penyegaran pada perawatan antenatal di bidan
perlu dilakukan, karena ada orang-orang yang memiliki tingkat yang cukup pengetahuan dan kurang. Sarana dan prasarana
yang mendukung pelaksanaan Antenatal Care (ANC) harus difasilitasi secara efektif, untuk mendukung kinerja bidan
dalam menerapkan standar pelayanan antenatal care.
ABSTRACT
Introduction: The high Maternal Mortality Rate (MMR) require attention to implementing improvement programs
and improving maternal health. According to data from East Java Health Office AKI during 2009 were 260/100,000
live births. Indicators of maternal monitoring imple can be seen from figure K1 coverage (visit pregnant women in
the first pregnancy) and K4 (contact at least 4 times during pregnancy for antenatal care). Methods: This study was
conducted with the observational design of the cross-sectional, is a study to learn the dynamics of the correlation
between risk factors with effects, with the approach, observation or data collection at once at some point (time point
approach). Result: Variable associated with compliance standards of village midwives in implementing the ANC in the
province of East Java is the level of knowledge (p) = 0.014 and the infrastructure required to ANC (p) = 0.000. Other
variables did not show a significant relationship such as: age (p) = 0.121, status (p) = 0.831, period of employment
(p) = 0.147, education (p) = 0.153, training (p) = 0.664, motivation (p) = 0.525, supervision (p) = 0.887, and rewards
(p) = 0.663. Discussion: District Health Office/City should do a refresher on antenatal care in midwife needs to be
done, since there are those who have a sufficient level of knowledge and less. Facilities and infrastructure that support
the implementation of Antenatal Care (ANC) should be facilitated effectively, to support midwives performance in
implementing standards of care Antenatal Care.
295
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 Oktober 2013: 295300
296
Kepatuhan Bidan Desa terhadap Standart Pelayanan Antenatal (Purwaningsih, dkk.)
desa terhadap standar pelayanan Antenatal sedangkan pada tahun 2006 turun lagi menjadi
Care, Memberikan rekomendasi hasil agar 34 per 1000 kelahiran. Kematian bayi di Jawa
dapat meningkatkan kepatuhan bidan desa Timur masih cukup tinggi karena sebagian
dalam melaksanakan ANC di Jawa Timur. besar masyarakat enggan membawa bayinya
Berdasarkan data yang diperoleh dilakukan yang masih berumur di bawah 1 (satu) bulan
tabulasi dan analisis data dengan menggunakan ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan
uji statistik korelasi Spearmans Rho untuk kesehatannya.
mengetahui hubungan faktor-faktor dengan Tingkat pengetahuan bidan desa tentang
kepatuhan bidan desa dalam melaksanakan ANC menunjukkan bahwa sebagian besar
Antenatal Care. Dalam penelitian ini peneliti bidan desa di 4 (empat) kabupaten/ kota seperti
menggunakan pula analisis isi (Content Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik telah
Analyse), yaitu analisis yang menggambarkan memiliki tingkat pengetahuan yang baik
pesan atau informasi yang jelas dari proses tentang ANC, namun ternyata masih ada bidan
wawancara dengan responden tentang variabel- desa yang tingkat pengetahuan tentang ANC-
variabel yang diteliti. Analisis isi tersebut nya perlu ditingkatkan karena masih pada
peneliti gunakan untuk mendukung hasil uji kategori cukup dan kurang. Motivasi bidan
secara kuantitatif. desa dalam melaksanakan ANC menunjukkan
bahwa hampir seluruh bidan desa di 4
kabupaten/kota memiliki motivasi yang positif
HASIL
dalam melaksanakan ANC, namun ada bidan
Propinsi Jawa Timur Angka Kematian desa yang motivasinya masih perlu dibina untuk
Bayi (AKB) pada tahun 2004 sebesar 39,60 per menjadi positif. Supervisi pelayanan ANC di
1000 kelahiran hidup dan turun menjadi 36,65 4 kabupaten/kota menunjukkan bahwa, di
per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2005, kota Surabaya dan kabupaten Gresik sebagian
297
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 Oktober 2013: 295300
besar responden memberikan jawaban bahwa Saat memasang manset untuk mengukur
supervisi belum dilaksanakan, meskipun ada tekanan darah. Seluruh bidan desa telah
responden yang menjawab bahwa supervisI melaksanakan pelayanan kebidanan pada ibu
sudah dilaksanakan. Sedangkan di kabupaten yang melaksanakan ANC. Pengukuran tinggi
Mojokerto dan Sidoarjo menunjukkan bahwa fundus uteri sangat penting untuk memantau
sebagian besar supervisi dilaksanakan, namun tumbuh kembang janin selama di dalam
masih ada responden yang belum mendapatkan kandungan ibu. Deteksi kesejahteraan janin
supervisi. di dalam kandungan dengan menggunakan
298
Kepatuhan Bidan Desa terhadap Standart Pelayanan Antenatal (Purwaningsih, dkk.)
299
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 Oktober 2013: 295300
tersedia dengan cukup , terutama untuk sarana besar bidan desa di Jawa Timur khususnya di
polindes. 4 kabupaten/kota patuh melaksanakan standar
Kebijakan kesehatan di Provinsi pelayanan antanatal care. Korelasi bermakna
Jawa Timur dalam mencapai target cakupan ditemukan pada variabel pengetahuan dan
pelayanan antenatal melalui pelatihan yang sarana prasarana terhadap kepatuhan bidan
diberikan kepada bidan desa, pertemuan dengan desa dalam melaksanakan pelayanan ANC.
bidan koordinator secara berkala, penyediaan
sarana, dan sosialisasi program ANC kepada Saran
masyarakat. Monitoring pelaksanaan ANC
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dilakukan secara berjenjang mulai pertemuan
hendaknya melakukan penyegaran tentang ANC
bidan desa dengan bidan Koordinator di
pada bidan desa perlu dilakukan, mengingat
Puskesmas, pelaporan dan koordinasi melalui
masih ada yang memiliki tingkat pengetahuan
Kasubdin Kesehatan Ibu dan Anak di Dinas
cukup dan kurang, sarana dan prasarana yang
Kesehatan. Untuk mencapai target sasaran
menunjang pelaksanaan ANC perlu difasilitasi
pelaksanaan antenatal care bidan desa juga
secara efektif, untuk menunjang kinerja bidan
bekerja sama dengan kader kesehatan yang
desa dalam melaksanakan standar pelayanan
ada di desa untuk mensosialisasikan tentang
ANC, masih diperlukan adanya komunikasi
pentingnya ANC pada ibu hamil.
dan diskusi yang baik antar staf dalam
Pelaksanaan ANC bidan desa diawasi
melaksanakan pelayanan ANC, sebagai bentuk
dan mendapat bimbingan seorang bidan
pembelajaran bersama untuk menuju ke arah
koordinator yang ditunjuk oleh kepala
yang lebih baik. Supervisi perlu dilakukan
puskesmas. Supervisi dilakukan bukan untuk
secara teratur kepada bidan desa dalam
mencari kesalahan bidan desa, tetapi untuk
melaksanakan pelayanan antenatal care oleh
memberikan penghargaan kepada bidan di
instansi dan petugas kesehatan yang berwenang
desa. Koordinator yang bertanggung jawab
dan kompeten.
pada supervisi dan monitoring program
pelayanan kesehatan khususnya antenatal care
diharapkan memiliki nilai kepemimpinan, KEPUSTAKAAN
pembinaan terhadap bidan desa, dan mampu
Departemen Kesehatan. 2002. Pedoman
membangun kerja sama. Sumber daya manusia
Pemanta uan Wila yah Setempat
(SDM) terutama bidan desa merupakan aset
Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA).
utama organisasi kesehatan dalam memberikan Jakarta.
pelayanan ANC pada ibu hamil. Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana
SIMPULAN DAN SARAN Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Simpulan Manuaba, I.B.G. 2001. Kapita Selekta
Pengetahuan responden tentang ANC Penatalaksanaan Rutin Obstetri
sebagian besar dalam kategori baik. Motivasi Ginekologi dan KB. Jakarta: Penerbit
responden dalam melaksanakan pelayanan Buku Kedokteran EGC
Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian
antenatal care semuanya tinggi. Sebagian
Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta:
besar responden telah mendapatkan supervisi
Rineka Cipta
dari instansi terkait pelaksanaan antenatal
Sulaiman, S. 1998. Obstetri Fisiologi.
care, meskipun ternyata masih ada responden Bandung: Bagian Obstet ri dan
yang belum mendapatkan supervisi secara Ginekologi. Fakultas Kedokteran
efektif. Sebagian besar responden pernah Universitas Padjadjaran
mendapatkan penghargaan dalam bentuk pujian Winardi, B. 1990. Pengaruh Berat Badan
ataupun sertifikat dalam melaksanakan tugas, dan Perubahan Berat Badan Ibu
meskipun masih ada responden yang belum Hamil terhadap Kehamilan, Tinjauan
pernah mendapatkan penghargaan. Sebagian Kepustakaan. Surabaya
300