Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI SESI II MENGONTROL


HALUSINASI DENGAN CARA MENGHARDIK
DIRUANG GELATIK
RUMAH SAKIT JIWA PROV. JAWA BARAT BANDUNG

Disusun Oleh :

Laila Husen Assegaf (50220120011)


Tafrina Ginting (50120120007)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TANGERANG
2016/2017
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI SESI II MENGONTROL
HALUSINASI DENGAN CARA MENGHARDIK
DIRUANG GELATIK
RUMAH SAKIT JIWA PROV. JAWA BARAT BANDUNG

A. TOPIK : MENGONTROL HALUSINASI DENGAN CARA


MENGHARDIK

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum : Klien mampu mengontrol halusinasi
2. Tujuan Khusus:
a.Klien mampu menjelaskan cara yang dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
b.Klien mampu memahami cara menghardik halusinasi
c.Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

1.1 Latar Belakang


Terapi aktifitas kelompok (TAK) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial.
Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah
gangguan persepsi sensori: Halusinasi merupakan salah satu masalah
keperawatan yang dapat di temukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi
adalah salah satu gangguan jiwa dimana pasien mengalami perubahan
sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau peghiduan. Pasien. Dampak dari halusinasi yang
diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman
dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk
mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Provinsi Jabar
khusunya ruang gelatik sebagian besar pasien meenderita halusinasi. Oleh
karena itu perlu diadakan Terapi Aktifitas Kelompok tentang halusinasi.
1.2 Landasan Teori
Terapi aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu terapi aktivitas
kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi
sensori, terapi aktivitas stimulasi realita, dan terapi aktivitas kelompok
sosialisasi (Yosep, 2010). Terapi aktivitas kelompok sering dipakai sebagai
terapi tambahan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan jiwa
klien dan membantu anggota memperbaiki perilaku maladaptif dan
destruktif menjadi perilaku adaptif dan konstruktif. TAK stimulasi persepsi:
halusinasi adalah upaya memfasilitasi kemampuan distraksi sejumlah klien
dengan masalah gangguan sensori persepsi (Keliat & Akemat, 2007). Terapi
Aktifitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait
dengan pengalaman dan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok.
TAK ini memiliki anggota kelompok yang tergabung merupakan
pasien dengan atau riwayat halusinasi. Tujuan dari TAK ini adalah klien
dapat mendistraksi halusinasi yang muncul dalam kelompok secara
bertahap.
Aktivitas TAK stimulasi persepsi: halusinasi dapat dilakukan
dalam 5 sesi, yaitu:
1. Sesi I :Klien mengenal halusinasi
2. Sesi II :Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Sesi III :Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
kegiatan
4. Sesi IV: : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
5. Sesi V :Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum
obat

1.3 KLIEN
a. Karakteristik Klien : Klien yang masih mempunyai halusinasi dan riwayat
halusinasi
b. Proses Seleksi : Klien yang kooperatif dan mampu berinteraksi
c. Jumlah klien :
1.4 PENGORGANISASIAN
a. Hari/Tanggal : Senin,17 Oktober 2016
b. Waktu : 13..00-13.45
c. Alokasi waktu
Orientasi : Pendahuluan (Salam terapeutik, penyampaian
tujuan dan kontrak kegiatan) : 5 Menit
Pelaksanaan terapi kelompok : 30 Menit
Penutup (Evaluasi tindak lanjut, kontrak yang akan datang) :
10 Menit

d. Tempat : Ruang Gelatik


e. Jumlah Klien : 5-7 orang
d. Metode dan Media
1.Metode : Diskusi dan Tanya jawab
2.Media : Papan nama dan spidol
e. Setting Tempat

7
1

6
2

3 4 5

Keterangan:

: Leader
: Co leader

: Klien

: Observer

: Fasilitator.

Susunan Panitia dan Uraian Tugas


Tim terapi terdiri dari 4 yaitu dengan rincian tugas sebagai berikut :
Leader : Laila Husen Assegaf,S.Kep
Co Leader :Tafrina Br Ginting,S.Kep
Observer dan Time Keeper :Dora Irene Purimahua,S.Kep
Fasilitator : Agnes Maria Sihalolo,S.Kep
Adil Setia Gulo,S.Kep
Edison,S.Kep
Dewi Maspaitella,S.Kep
Tri Ratna Sari,S.Kep
Adapan uraian tugas dari masing-masing seksi adalah :
1. Leader
a. Mengkoordinasi seluruh kegiatan
b. Memimpin jalannya terapi kelompok
c. Memimpin diskusi
2. Co-Leader
a. Mendampingi Leader
b. Memastikan kelancaran acara
3. Observer dan Time Keeper
a. Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
b. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota
kelompok sebagai evaluasi kelompok
c. Memastikan waktu pelaksanaan sesuai dengan kontrak
4. Fasilitator
a. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
b. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
c. Bertanggung jawab terhadap perlengkapan kegiatan

1.5 PROSES PELAKSANAAN


1. Orientasi
Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien yang
mengalami perubahan sensori persepsi : Halunasi
Membuat kontrak dengan klien
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
a. Salam Perkenalan
Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
Perkenalan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
Menanyakan nama dan panggilan semua klien
Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini

b. Penjelasan Tujuan dan Aturan Main


Kontrak
Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan
yaitu mengenal suara suara/ bayangan yang
didengar/dilihat. Jika klien sudah terbiasa menggunakan
istilah halusinasi, gunakan kata halusinasi
Leader menjelaskan aturan main berikut :
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
2. Kerja
Fasilitator menyalakan music dari laptoo atau handphone. Leader
memberikan bola dan bola tersebut diberikan bergilir secara berputar sampai
music berhenti. Leader meminta klien yang mendapat bola pada saat
berhenti untuk menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami
halusinasi dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien mendapat
giliran.
Leader memberikan pujian setiap klien selesai bercerita.
Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi pada saat halusinasi muncul.
Co-leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu : Pergi, pergi
jangan ganggu saya, kamu suara palsu
Leader meminta semua klien untuk memperagakan cara menghardik
halusinasi.
3. Terminasi
a. Evaluasi respon subjektif klien
Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Evaluasi respon objektif klien (observasi perilaku klien selama kegiatan


dikaitkan dengan tujuan)
Leader memperhatikan gesture klien selama TAK berlangsung
c. Tindak lanjut (apa yang dapat klien lakukan setelah TAK)
Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari jika halusinasi muncul
Memasukkan kegiatan menghardik ke dalam jadwal kegiatan harian
klien

d. Kontrak yang akan datang


Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara menghilangkan
halusinasi dengan melakukan kegiatan sehari-hari
Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya
1.6 EVALUASI DAN DOKUMENTASI

1. Evaluasi
Sesi II: Stimulasi Persepsi Sensori Halusinasi
Kemampuan Menghardik Halusinasi

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Menyebutkan cara
yang selama ini
digunakan untuk
mengatasi
halusinasi
2 Menyebutkan
efektivitas cara
yang digunakan
3 Menyebutkan cara
mengatasi
halusinasi dengan
mengahrdik
4 Memperagakan
cara menghardik
halusinasi

Petunjuk:
a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
b. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan; cara yang
biasa digunakan untuk mengatasi halusinasi, efektifitas cara yang
digunakan, cara mengatasi halusinasi dengan menghardik dan
memperagakan cara menghardik halusinasi. Beri tanda jika klien mampu
dan berikan tanda X jika klien tidak mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan setiap klien.
Contoh:
Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi sensori
Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi
Anjurkan klien mengguanakannnya jika halusinasi muncul
Daftar Pustaka

Keliat, B. A. & Pawirowiyono, A. (2007). Keperawatan jiwa: terapi


aktivitas kelompok. Jakarta: EGC

Yosep, I. (2010). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai