Pengertian
Preeklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa
nifas yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuri, dan edema. Umumnya terjadi pada trimester ke
III (Prawirohardjo, 2006).
Pre-eklampsia adalah kelainan multiorgan spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan
terjadinya hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan
vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan
berumur 20 minggu. (Obgynacea 2009).).
1. Preeklamsia Ringan
- Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mm Hg dengan interval pemeriksaan 6 jam
- Tekanan darah diastolic 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam
- Kenaikan B 1 kg atau lebih dalam seminggu
- Proteinuria 0,3 gr atau urin aliran pertengahan
2. Preeklamsia Berat
Bila salah satu gejala atau tanda ditemukan pada ibu hamil sudah dapat digolongkan pre-
eklamsia berat :
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori
dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. Teori yang dapat
diterima:
MANIFESTASI KLINIS
Pengukuran tekanan darah, analisis protein dalam urin, pemeriksaan edema, pengukuran tinggi
fundus uteri, pemeriksaan funduskopik.
Evaluasi hematologik (hematokrit, jumlah trombosit, morfologi eritrosit pada sediaan apus darah
tepi). Pemeriksaan fungsi hati (bilirubin, protein serum, aspartat aminotransferase, dan
sebagainya).Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin). Uji untuk meramalkan hipertensi
Roll Over test. Pemberian infus angiotensin II.
Penanganan medik
a. Pencegahan
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti mengenai tanda-tanda sedini
mungkin (preeklampsia ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak
menjadi lebih berat. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre-eklampsia.
Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan, serta pentingnya mengatur
diit rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat
badan yang berlebihan.
b. Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah:
1) Pada pasien rawat jalan, anjurkan untuk istirahat baring 2 jam siang hari dan tidur >8 jam
malam hari. Bila susah tidur, berikan fenobarbital 1-2 x 30 mg kunjungan ulang diakukan 1
minggu kemudian.
2) Rawat pasien jika tidak ada perbaikan dalam 2 minggu pengobatan rawat jalan, BB meningkat
>1kg/minggu, selama 2 kali berturut-turut atau tampak adanya tanda preeklampsia berat. Berikan
obat antihipertensi Metildopa 3 x 125 mg, nifedipin 3-8 x 5-10 mg atau pindolol 1-3 x 5 mg.
Jangan berikan antidiuretik dan tidak perlu diet rendah garam.
3) Jika keadaaan ibu membaik dan tekanan darah dapat dipertahankan 140-150/90-100mmHg,
pertahanakan sampai aterm sehingga ibu dapat berobat jalan dan anjurkan periksa tiap minggu.
Kurangi dosisi hngga mencapai dosis optimal, tekanan darah tidak boleh < 120mmHg.
Ibu yang didiagnosa preeklamsia berat/ (preeklamsia berat disertai keluhan-keluhan lainnya)
menderita penyakit kritis dan memerlukan penanganan yang tepat. Protokol pelaksanannya
masih kontroversi antar rumah sakit saat ini. Pengenalan temuanklinis dan laboratorium
sangatlah penting jika terapi yang agresif dan dini perlu dilakukan untuk mencegah mortalitas
maternal dan perinatal. Serviks yang belum siap (belum berdilatasi atau melunak) karena usia
kehamilan dan sifat agresif penyakit ini mendukung dilakukannya operasi sesaria. Induksi
persalinan yang lama dapat meningkatkan morbiditas maternal.
1) Segera rawat pasien di rumah sakit. Berikan MgSO4 dalam infuse Dekstrose 5% dengan
kecepatan 15-20 tetes permenit. Dosisi awal MgSO4 2 g IV dalam 10 menit selanjutnya 2 g
perjam ddalam drip infuse sampai tekanan darah antara 140-150/90-100 mmHg. Syarat
pemberian MgSO4 adalah reflek patella kuat, RR>16 kali permenit, dan dieresis dalam 4 jam
sebelumnya (0.5ml/kg BB/jam) adalah > 100cc. Selama pemberian MgSO4, perhatikan tekanan
darah, suhu, perasaan panas, serta wajah merah.
2) Berikan nifedipin 9-3-4 x 10 mg per oral. Jika pada jam ke 4 diastolik belum turun sampai
20%, tambahkan 10 mg oral. Jika tekanan diastolic meningkat 110mmHG, berikan tambahan
suglingual. Tujuannya adalah penurunan tekanan darah 20% dalam 6 jam, kemudian diharapkan
stabil antara 140-150/90-100mmHg.
3) Periksa tekanan darah, nadi, dan pernapasan tiap jam. Pasang kateter urin dan kantong urin.
Ukur urin tiap 6 jam. Jika < 100ml/4 jam, kurangi dosis MgSO4 menjadi 1g/jam.
WOC Preeklampsia
Vaskularisasi
Preeklampsia
Faktor resiko: Adanya respon saraf simpatis
Faktor usia, parietas, kehamilan ganda, faktor
genetik, riwayat hipertensi, riwayat penderita Perfusi Plasenta adrenalin
diabetus militus, status gizi, stres / cemas. pada
molahidatidosa, hydramnion Medulla adrenal mensekresi epinefrin
Kerusakan sel endotelium Vasospasme
Vasokonstriksi
Tekanan darah
Hipertensi
Hydration diperlukan
Lakukan
Kontrol Nyeri pengkajian nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, S., 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Obgynacea 2009.Nanda NIC NOC jilid 2. Diterjemahkan oleh Amin Huda. N, Hardhi
Kusuma.Yogyakarta:Media Action.