A. PENGERTIAN
mortalitas ibu dan bayi. Hipertensi diperkirakan menjadi komplikasi sekitar 7% sampai 10%
seluruh kehamilan. Dari seluruh ibu yang mengalami hipertensi selama masa hamil, setengah
utama kematian neonates akibat preeklampsia ialah insufisiensi plasenta dan solusio plasenta.
Retardasi pertumbuhan dalam rahim / IUGR (intrauterine growth retardation) juga sering
setelah minggu ke-20 (5 bulan) pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal.
Preeklampsia merupakan suatu penyakit vasospastik, yang melibatkan banyak system dan
tradisional didasarkan pada adanya hipertensi disertai proteinuria dan edema (Willis, Blanco,
1990).
Preeklampsia merupakan sindroma yang terjadi pada saat kehamilan masuk minggu ke-
20 dengan tanda dan gejala seperti hipertensi, proteinuria, kenaikan berat badan yang cepat
(karena edema), mudah timbul kemerah-merahan, mual, muntah, pusing, nyeri lambung,
oliguria, gelisah, dan kesadaran menurun (Instalasi Gizi RS Dr. Cipto Mangunkusumo, 2005).
B. ETIOLOGI / PENYEBAB
Preeklampsia ialah suatu kondisi yang hanya terjadi pada kehamilan manusia. Tanda
dan gejala timbul hanya selama masa hamil dan menghilang dengan cepat setelah janin dan
plasenta lahir, biasanya dalam 48 jam. Tidak diketahuai penyebab pasti hipertensi pada
tubuh. Tidak ada profil tertentu yang mengidentifikasi wanita yang akan menderita
preeklampsia. Akan tetapi, ada beberapa factor resiko tertentu yang berkaitan dengan
perkembangan penyakit : primigravida, grand multigravida, janin besar, kehamilan dengan janin
asing, plasenta atau janin bisa membangkitkan respon imunologis lanjut. Teori ini didukung
oleh peningkatan insiden preeklampsia-eklampsia pada ibu baru (pertama kali terpapar
jaringan janin) dan pada ibu hamil dari pasangan yang baru (materi genetic yang berbeda).
atau multipara dengan usia < 18 atau > 35 tahun, berat < 50 atau gemuk, adanya proses
penyakit kronis (diabetes mellitus, hipertensi, penyakit ginjal, penyakit pembuluh darah,dll.),
kehamilan mola, komplikasi kehamilan (kehamilan multiple, janin besar, hidrop janin,
Kerusakan Proteinuria
Peningkatan glomerular Peningkatan asam urat dan kreatinin plasma
tromboksan pada Oliguria
prostasilin/ Peningkatan retensi natrium
peningkatan
sensitivitas terhadap Edema umum Edema yang terlihat pada wajah, tangan, abdomen
Vasospasme angiotensin II Edema pitting setelah 12 jam tirah baring
Penyakit hipertensi pada kehamilan dapat terjadi tanpa ada tanda peringatan atau
gejala yang timbul secara bertahap, hal yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi sedini
2. Kenaikan berat badan yang abnormal > 0,5 kg/minggu selama trimester ke-2 dan ke-3
3. Proteinuria sebesar 300 mg/L dalam 24 jam atau > 1 g/L secara random dengan
memakai contoh urine siang hari yang dikumpulkan pada dua waktu dengan jarak enam
4. Sindrom HELLP, sindrom hemolisis (H) sel darah merah, peningkatan enzim hati (EL),
6. Oliguria,
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
3. Enzim hati, LDH, AST, SGOT, ALT, SGPT. Karena ada kemungkinan hati terkena, kadar
glukosa serum dipantau jika hasil tes fungsi hati menunjukkan adanya peningkatan
enzim hati.
6. Pemeriksaan urine, untuk menetapkan proteinuria memakai kertas strip pada contoh
urine yang diperoleh dengan cara pengambilan bersih atau dengan memakai kateter.
0
Sedikit
+1 , 30 mg/dl
+2 , 100 mg/dl
+3 , 300 mg/dl
+4 , > 1000 mg/dl
Keluaran urine (urine output), dikaji untuk volume minimal 30 ml/jam atau 120 ml/4 jam
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
kejang tetap dapat terjadi saat pemberian magnesium sulfat dilakukan, yakni jika dosis
yang diberikan tidak dititrasi dengan benar sesuai respon klien. Keuntungan pemberian
obat ini ialah peningkatan aliran darah rahim untuk melindungi janin dan peningkatan
prostasiklin untuk mencegah vasokonstriksi rahim. Dosis awal sebesar 4-6 g, diberikan
selama 15-30 menit, diikuti pemberian dosis rumatan sebesar 2-4 g/jam. Pemberian
obat ini dilanjutkan selama minimal 12-24 jam pertama pascapartum untuk mencegah
kejang. Perlu diingat, magnesium sulfat menguatkan kerja narkotik, mendepresi SSP,
dan memblok saluran kalsium sehingga sebelum pemberian analgesic pada keluhan
nyeri kepala, perlu dilakukan pengkajian dulu terhadap tingkat kesadaran, tekanan
3. Oxytocin dan prostaglandin, akibat terapi magnesium sulfat ibu postpartum beresiko
mengalami pembesaran rahim dan jumlah lokia yang banyak. Ibu preeklampsia
mengalami hemokonsentrasi dan tidak mampu menoleransi kehilangan darah nifas yang
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data Umum
Menggali tentang identitas klien secara umum meliputi inisial klien, usia, status
Menggali tentang riwayat kesehatan klien meliputi tinggi dan berat badan klien
sebelum dan setelah hamil, masalah kesehatah khusus, alergi makanan dan obat,
Menggali tentang riwayat kehamilan sekarang dan yang lalu, jumlah anak,
e. Data Psikososial
f. Pengkajian Persalinan
Kala I
Pada kala ini pengkajian persalinan yang perlu dilakukan meliputi tekanan
darah, denyut nadi, aktivitas rahim, distensi kandung kemih, DJJ, dan
dilatasi serviks.
Kala II
Pada kala ini pengkajian pada pemeriksaan dalam serviks tidak dapat teraba
lagi dengan kata lain pembukaan serviks telah lengkap, maka akan muncul
tanda-tanda muncul keringat tiba-tiba dibibir atas, muntah, aliran darah
yang involunter.
Kala III
kontraksi uterus, perubahan bentuk uterus dari cakram menjadi bentuk oval,
plasenta utuh dan tidak ada bagian yang tertinggal di dalam rongga uterus.
Kala IV
Pada tahap ini merupakan tahap pemulihan, yang perlu diperhatikan pada
Kelemahan umum,
Nyeri kronis,
Ansietas,
Posisi tubuh
Stres
Ancaman kematian
Krisis situasi
Malnutrisi
Hipoksia jaringan
Atonia uterus
Malnutrisi
3. Rencana Tindakan Keperawatan
Anjurkan pada klien untuk mengatur penggunaan energy untuk mencegah kelelahan
Jelaskan kepada klien perubahan tubuh (edema), adalah proses dari kehamilan dan
Dengarkan klien secara aktif dan akui realitas adanya perhatian, perawatan.
Jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang biasanya dirasakan selama prosedur
Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi dan berdoa kepada Tuhan YME
menemani klien.
Monitor TTV
Pasang infuse dua jalur
Pantau tanda / gejala infeksi (suhu tubuh, denyut jantung, penampilan luka, keletihan
malaise)
Kaji factor yang meningkatkan infeksi (usia lanjut, imunitas rendah, malnutrisi)
Lindungi klien terhadap kontaminasi silang dengan tidak menugaskan perawat yang
4. Evaluasi
adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan klien,
keluarga, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. Tujuan dari evaluasi ini adalah
untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai dengan baik atau
Oleh :
SUSILAWATI, S.KEP
NIM I1BI09414
1. Bobak Irene M, Lowdermilk DL, Jensen MD, et al. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC, 2005.
Oleh :
SUSILAWATI, S.Kep
NIM I1B1O9414
Mengetahui,