Anda di halaman 1dari 8

KESELAMATAN PASIEN BERBASIS KNOWLEDGE MANAGEMENT SECI SEBAGAI

PENINGKATAN KOMPETENSI MAHASISWA KEPERAWATAN


(Patient Safety Based Knowledge Management SECI
to Improve Nusrsing Students Competency)

Joanggi Wiriatarina Harianto*, Nursalam**, Yulis Setiya Dewi**


*STIKes Muhammadiyah Samarinda, East Borneo
Email: joanggiwh@gmail.com
**Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya

ABSTRAK
Pendahuluan: Keselamatan pasien merupakan komponen penting dari kualitas pelayanan kesehatan, dan prinsip-
prinsip dasar dalam merawat pasien. Mahasiswa keperawatan berpotensi melakukan suatu tindakan yang dapat
membahayakan pasien, karena rumah sakit merupakan salah satu tempat praktek mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa keperawatan dengan menggunakan pendekatan model keselamatan
pasien berbasis knowledge management SECI. Metode: Penelitian ini menggunakan survei eksplorasi, dan eksperimen
kuasi. Sampel adalah beberapa mahasiswa keperawatan yang sedang magang dari STIKes Muhammadiyah Samarinda
dipilih dengan menggunakan teknik simple random sampling, total 54 siswa. Variabel penelitian ini adalah Kompetensi
mahasiswa keperawatan dan model keselamatan pasien berbasis knowledge management SECI. Data dikumpulkan
dengan menggunakan kuesioner dan observasi. Data dianalisis menggunakan Partial Least Square (PLS). Hasil: Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan setelah diterapkan model keselamatan pasien berbasis
knowledge management SECI dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa keperawatan. Diskusi: Peningkatan kompetensi
mahasiswa dalam keselamatan pasien menggunakan knowledge management SECI dilakukan dalam empat tahap, yaitu
Sosialisasi, Eksternalisasi, Kombinasi, dan Internalisasi. Hasilnya adalah pengetahuan dapat meningkatkan kompetensi
mahasiswa dalam keselamatan pasien.

Kata Kunci: keselamatan pasien, knowledge management, SECI, kompetensi

ABSTRACT
Introduction: Patient safety is an important component of health services quality,and basic principles of patient care.
Nursing students also have a great potential to make an action that could endanger the patient, because hospital is one
of student practice area. The purpose of this study was to improve the nursing students competency in patient safety by
using knowledge management SECI approached. Methods: The study used exploratory survey, and quasy experiment.
The samples were some of nursing students of STIKes Muhammadiyah Samarinda who were on internship programme
that selected using simple random sampling technique, in total of 54 students. This researchs variables were the
knowledge management SECI based-patient safety and nursing students competency. The data were collected by using
questionnaires and observation. The data were analyze by using Partial Least Square (PLS). Results: The result showed
that there were significant influence the implementation of a model patient safety based knowledge management seci on
increased competence nursing students. Discussions: Improved student competency in patient safety using SECI knowledge
management was carried out in four phases, that is Socialization, Externalization, Combination, and Internalization. The
result was a new knowledge related to patient safety that able to improve the students competency..

Keywords: Patient safety, Knowledge management, SECI, competency

PENDAHULUAN melakukan kesalahan. Mahasiswa keperawatan


memiliki keterbatasan pengalaman klinis
Keselamatan pasien (patient safety) saat
sehingga berisiko melakukan kesalahan
ini telah menjadi isu global dan nasional bagi
dalam memberikan pengobatan atau tindakan
rumah sakit, komponen penting dari mutu
kepada pasien, sehingga ketika memberikan
layanan kesehatan, prinsip dasar dari pelayanan
tindakan atau pengobatan kepada pasien
pasien dan komponen kritis dari manajemen
dapat membahayakan kondisi pasien ketika
mutu World Health Organization (WHO) tahun
dilakukan dengan tidak sempurna atau salah
2004. Rumah sakit sebagai salah satu lahan
dalam melakukan suatu prosedur (Khasanah,
praktik klinik untuk mahasiswa keperawatan,
2012).
tidak menutup kemungkinan mahasiswa

324
Keselamatan Pasien Berbasis Knowledge Management SECI (Joanggi Wiriatarina Harianto, dkk.)

Ke sala h a n d a la m me mb e r i k a n informasi baik dari dosen, clinical educator,


pengobatan atau tindakan kepada pasien dan mahasiswa akan dilakukan konversi
sehingga membahayakan kondisi pasien pengetahuan menggunakan model SECI
bertentangan dengan Sasaran Keselamatan (socialization, externalization, combination
pasien sesuai dengan yang ada dalam Standar and internalization).
Akreditasi Rumah Sakit (2011). Kesalahan Metode SECI digunakan karena dengan
yang dilakukan oleh mahasiswa keperawatan metode ini fokus penciptaan pengetahuan
saat sedang melaksanakan praktik sangat baru untuk mengatasi masalah yang ada
sulit didapatkan datanya. Kesalahan yang dimulai dari individu. Pengetahuan tersebut
dilakukan mahasiswa pada umumnya dibagi dikumpulkan dan kemudian dibekukan dalam
menjadi dua yaitu kesalahan dalam pemberian sebuah perusahaan sehingga dapat menjadi
obat dan kesalahan dalam prosedur tindakan pengetahuan bagi orang lain. Perusahaan
(Khasanah, 2012). dalam penelitian ini adalah institusi pendidikan
Fokus dari keselamatan pasien adalah tempat mahasiswa menempuh program praktik
untuk meminimalkan risiko bahaya bagi pasien profesi Ners. Alasan kenapa yang dibentuk
dan penyedia layanan baik melalui efektivitas dalam penelitian ini adalah suatu pengetahuan
sistem dan kinerja individu. Pendidikan adalah karena pengetahuan merupakan suatu
keperawatan di berbagai negara memiliki dasar seorang individu dalam berpersepsi,
tantangan untuk memasukkan prinsip-prinsip bersikap yang pada akhirnya mendasari
penerapan keselamatan pasien ke dalam individu dalam berperilaku (Ivancevich,
pendidikan klinik. Mendorong mahasiswa Konopaske, Matteson; 2009). Pendekatan ini
keperawatan untuk mengaplikasikan standar diharapkan mampu meningkatkan kompetensi
nasional keselamatan pasien, berpikir kritis, mahasiswa keperawatan sehingga dapat
dan perencanaan pelayanan keperawatan meningkatkan keselamatan pasien di rumah
membantu untuk menyiapkan mahasiswa sakit.
dengan dasar-dasar yang dibutuhkan untuk
memberikan pelayanan yang aman bagi pasien
BAHAN DAN METODE
(Fura, et al., 2014). Mahasiswa keperawatan
dalam menempuh studinya dibagi ke dalam 2 Desain penelitian yang digunakan
tahap yaitu tahap akademik dan tahap profesi. adalah eksploratif survey dengan pendekatan
Lahan praktik mahasiswa keperawatan tidak cross sectional untuk tahap pertama, dan quasy
hanya di laboratorium namun juga di rumah experiment untuk tahap kedua. Populasi dalam
sakit. Mahasiswa keperawatan pada saat penelitian sejumlah 62 mahasiswa STIKes
dinas atau praktik di rumah sakit perlu untuk Muhammadiyah yang menjalani program
mengetahui tentang sasaran keselamatan pendidikan profesi Ners. Sampel penelitian
pasien yang berlaku di rumah sakit. dipilih menggunakan simple random sampling
Knowledge Management- SECI sejumlah 54 orang.
(Socialization, Externalization, Combination, Variabel dalam penelitian ini adalah
and Internalization) merupakan suatu cara keselamatan pasien berbasis knowledge
untuk membangun suatu pengetahuan management SECI dan kompetensi mahasiswa
baru untuk mendukung organisasi dari keperawatan. Karakteristik demografi dalam
pengetahuan, pengalaman dan kreativitas para penelitian ini yang diambil adalah jenis
staf untuk perbaikan organisasi (Nawawi, kelamin, usia, dan suku. Variabel keselamatan
2012). Manajemen pengetahuan yang selama pasien terdiri dari sub variabel ketepatan
ini dibicarakan dalam kalangan akademik identifikasi pasien, peningkatan komunikasi
atau organisasi hanya sebatas manajemen yang efektif, peningkatan keamanan obat
informasi, organisasi dalam hal ini adalah yang perlu diwaspadai, tepat lokasi, tepat
institusi pendidikan, sedangkan staf adalah prosedur, tepat pasien operasi, pengurangan
dari dosen internal, clinical educator dan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan,
mahasiswa sendiri. Pengetahuan, pengalaman, dan pengurangan risiko jatuh. Masing-masing

325
Jurnal Ners Vol. 10 No. 2 Oktober 2015: 324331

variabel keselamatan pasien dilihat dari berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi


setiap aspek knowledge management SECI mahasiswa keperawatan dalam keselamatan
(socialization, externalization, combination, pasien. Hasil temuan menunjukkan ada dua
internalization). Faktor psikologis yang diteliti indikator dari kemampuan psikologis meliputi
dalam ada 5 sub variabel yaitu persepsi, sikap dan motivasi mempengaruhi kompetensi
sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi, mahasiswa keperawatan dalam keselamatan
sedangkan untuk variabel organisasi yang pasien. Pada variabel organisasi hanya ada
dilihat hanya pada satu sub variabel yaitu satu faktor yaitu desain pekerjaan, dan desain
desain pekerjaan. pekerjaan ini mempengaruhi kompetensi
Data dikumpulkan menggunakan mahasiswa keperawatan dalam keselamatan
kuesioner dan observasi. Analisis data pasien. Terdapat tiga indikator yang tidak
menggunakan Partial Least Square (PLS). valid yaitu persepsi, belajar dan kepribadian
sehingga indicator tersebut direduksi karena
nilai outer loading yang kurang dari 0,5. Lima
HASIL
belas indikator yang lain dinyatakan valid
Berd asa rka n keselu r u ha n hasil di mana nilai outer loading yang dihasilkan
pengujian hipotesis, maka dapat diketahui telah sesuai dengan kriteria yang diharapkan
jalur signifikan, menggambarkan model hasil yaitu di atas 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa
penelitian ini yaitu variabel kemampuan indikator di dalam struktural telah memenuhi
psi kologis ser t a va r iabel organ isasi uji validitas.

Gambar 1. Nilai outer loading untuk variabel penelitian dari hasil analisismenggunakan Partial Least
Square (PLS)

Tabel 1. Hasil Uji Hipotesis


Path Standar
No Variabel T-statistic Ket
coefficients error
Pengaruh faktor psikologis
terhadap keselamatan pasien
1. 0,488 0,073 6,719 Signikan
berbasis knowledge management
SECI
Pengaruh faktor organisasi
terhadap keselamatan pasien
2. 0,431 0, 093 4,936 Signikan
berbasis knowledge management
SECI.
Pengaruh model keselamatan
pasien berbasis knowledge
3. management SECI terhadap 0,787 0,060 13,059 Signikan
kompetensi mahasiswa
keperawatan

326
Keselamatan Pasien Berbasis Knowledge Management SECI (Joanggi Wiriatarina Harianto, dkk.)

Variabel psikologis dan variabel pada tabel dapat di lihat bahwa signifikansi
organisasi secara umum mempengaruhi sebesar p-value 0,542 > (0,05), artinya
keselamatan pasien berbasis knowledge tidak terdapat perbedaan yang signifikan
m a n a ge m e n t SE C I y a n g a k h i r ny a pada saat pretest antara kelompok kontrol
meningkatkan kompetensi mahasiswa dan kelompok perlakuan sebelum intervensi.
keperawatan. Kompetensi mahasiswa Setelah diberikan perlakuan (post-test) nilai
yang berkaitan dengan keselamatan pasien signifikansi p-value sebesar 0,025 < (0,05),
tersebut adalah pemasangan gelang identitas, artinya terdapat perbedaan yang signifikan
dokumentasi SBAR, pemberian obat, pada saat post-test antara kelompok kontrol
verifikasi pra intra dan post operasi, universal dan kelompok perlakuan setelah Intervensi.
precaution, dan penilaian risiko jatuh pada
pasien. Pemberian Obat
Berdasarkan hasil analisis pertama
Pemasangan Gelang Identitas Pasien
menggunakan Wilcoxon signed rank test untuk
Berdasarkan hasil analisis pertama uji coba modul 3 keselamatan pasien: terdapat
menggunakan wilcoxon signed rank test untuk perbedaan yang signifikan pada kompetensi
uji coba modul 1 keselamatan pasien: terdapat pemberian obat pada kelompok perlakuan
perbedaan yang signifikan pada kompetensi antara sebelum dan sesudah diberikan
pemasangan gelang identitas pasien pada intervensi dengan p-value 0,005 < (0,05).
kelompok perlakuan antara sebelum dan Hasil analisis data menggunakan
sesudah diberikan intervensi dengan nilai teknik uji mann whitney U pada saat
signifikansi sebesar p-value 0,008 < (0,05). sebelum diberikan perlakuan (pretest) pada
Hasil analisis data menggunakan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
teknik Uji Mann Whitney U pada saat pada tabel dapat di lihat bahwa signifikansi
sebelum diberikan perlakuan (pretest) pada sebesar p-value 0,548 > (0,05), artinya
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada tabel dapat di lihat bahwa signifikansi pada saat pretest antara kelompok kontrol
sebesar p-value 0,342 > (0,05), artinya dan kelompok perlakuan sebelum intervensi.
tidak terdapat perbedaan yang signifikan Setelah diberikan perlakuan (posttest) nilai
pada saat pretest antara kelompok kontrol signifikansi p-value sebesar 0,026 < (0,05),
dan kelompok perlakuan sebelum intervensi. artinya terdapat perbedaan yang signifikan
Setelah diberikan perlakuan (post-test) nilai pada saat posttest antara kelompok kontrol dan
signifikansi p-value sebesar 0,042 < (0,05), kelompok perlakuan setelah Intervensi.
artinya terdapat perbedaan yang signifikan
pada saat post-test antara kelompok kontrol Verifikasi Pra Intra dan Post Operasi
dan kelompok perlakuan setelah Intervensi. Berdasarkan hasil analisis pertama
menggunakan wilcoxon signed rank test untuk
Dokumentasi SBAR
uji coba modul 4 keselamatan pasien: terdapat
Berdasarkan hasil analisis pertama perbedaan yang signifikan pada kompetensi
menggunakan wilcoxon signed rank test untuk verifikasi pra, intra dan post operasi pada
uji coba modul 2 keselamatan pasien: terdapat kelompok perlakuan antara sebelum dan
perbedaan yang signifikan pada kompetensi sesudah diberikan intervensi dengan p-value
dokumentasi SBAR pada kelompok perlakuan 0,005 < (0,05).
antara sebelum dan sesudah diberikan Hasil analisis data menggunakan teknik
intervensi dengan p-value 0,003 < (0,05). uji mann whitney U pada saat sebelum diberikan
Hasil analisis data menggunakan perlakuan (pretest) pada kelompok kontrol dan
teknik uji mann whitney U pada saat kelompok perlakuan pada tabel dapat di lihat
sebelum diberikan perlakuan (pretest) pada bahwa signifikansi sebesar p-value 0,317 >
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (0,05), artinya tidak terdapat perbedaan yang

327
Jurnal Ners Vol. 10 No. 2 Oktober 2015: 324331

signifikan pada saat pretest antara kelompok belajar. Dari hasil penelitian didapatkan
kontrol dan kelompok perlakuan sebelum bahwa faktor psikologis berkontribusi dalam
intervensi. Setelah diberikan perlakuan penerapan keselamatan pasien berbasis
(post-test) nilai signifikansi p-value sebesar knowledge management SECI sebagai upaya
0,002 < (0,05), artinya terdapat perbedaan peningkatan kompetensi mahasiswa.
yang signifikan pada saat post-test antara Persepsi merupakan proses pemberian
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan arti (kognitif ) terhadap lingkungan oleh
setelah Intervensi. seseorang. Proses persepsi berkaitan
dengan kognitif atau dalam hal ini adalah
Universal Precaution pengetahuan. Persepsi dalam penelitian ini
Berdasarkan hasil analisis pertama adalah persepsi mahasiswa keperawatan
menggunakan Wilcoxon signed rank test untuk terkait dengan keselamatan pasien. Hasil
uji coba modul 5 keselamatan pasien: terdapat penelitian sebagian besar pada kategori baik,
perbedaan yang signifikan pada kompetensi dalam hal ini mengartikan bahwa pengetahuan
universal precaution pada kelompok perlakuan yang selama ini diberikan atau diterima oleh
antara sebelum dan sesudah diberikan mahasiswa telah menghasilkan persepsi baik.
intervensi dengan p-value 0,002 < (0,05). Idealnya persepsi mahasiswa keperawatan
Hasil analisis data menggunakan tentang keselamatan pasien yang baik akan
teknik Uji Mann Whitney U pada saat menghasilkan perilaku dan sikap yang baik
sebelum diberikan perlakuan (pretest) pada atau positif.
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan Robbins (2007) mengartikan sikap
pada tabel dapat di lihat bahwa signifikansi sebagai pernyataan evaluatif baik yang
sebesar p-value 0,317 > (0.05), artinya menyenangkan maupun tidak menyenangkan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap objek, individu atau peristiwa. Sebagai
pada saat pretest antara kelompok kontrol landasan dalam sikap adalah pengetahuan,
dan kelompok perlakuan sebelum intervensi. dalam hal ini berkaitan dengan pengetahuan
Setelah diberikan perlakuan (post-test) nilai mahasiswa akan keselamatan pasien sehingga
signifikansi p-value sebesar 0,004 < (0,05), akan mempengaruhi sikap mahasiswa dalam
artinya terdapat perbedaan yang signifikan memberikan tindakan yang berkaitan dengan
pada saat post-test antara kelompok kontrol keselamatan pasien. Sikap negatif sebagian
dan kelompok perlakuan setelah Intervensi. besar mahasiswa terkait keselamatan pasien
bisa disebabkan oleh berbagai hal.
Penilaian Risiko Jatuh Kepribadian merupakan seperangkat
k a r a k t e r i st i k ya ng r elat i f m a nt a p,
Berdasarkan hasil analisis pertama kecenderungan dan perangai yang sebagian
menggunakan Wilcoxon signed rank test besar dibentuk oleh faktor-faktor keturunan
untuk uji coba modul 6 keselamatan pasien: dan faktor-faktor sosial,kebudayaan, dan
terdapat perbedaan yang signifikan pada lingkungan (Herman, 2007). Pada penelitian
kompetensi penilaian risiko jatuh pada didapatkan sebagaimana besar mahasiswa
kelompok perlakuan antara sebelum dan memiliki sikap ekstrovert. Mahasiswa yang
sesudah diberikan intervensi dengan p-value memiliki tipe kepribadian ekstrovert cenderung
0,002 < (0,05). lebih terbuka, mudah bekerja sama, ramah,
memiliki banyak teman, mudah bergaul,
terbuka untuk menerima hal-hal baru, namun
PEMBAHASAN
cenderung lebih agresif, tidak sabar dan hilang
Pengaruh Kemampuan Psikologis terhadap kontrol terhadap perasaannya sesuai dengan
Keselamatan Pasien Berbasis SECI sebagai penelitian yang dilakukan Farida (2007). Latar
Upaya Peningkatan Kompetensi Mahasiswa belakang budaya yang menjadi pembentuk
Keperawatan
karakter kepribadian mahasiswa yang beragam
Kemampuan psikologis meliputi juga berpengaruh dalam pemberian pelayanan
persepsi, sikap, kepribadian, motivasi, dan kesehatan (Burke, 2011).

328
Keselamatan Pasien Berbasis Knowledge Management SECI (Joanggi Wiriatarina Harianto, dkk.)

Sub variabel belajar pada penelitian ini motivasi eksternal merupakan motivasi yang
didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa timbul dari luar misalnya penghargaan, pujian,
berada pada kategori cukup. Belajar atau hukuman yang diberikan oleh dosen,
merupakan salah satu proses yang mendasari teman atau keluarga. Motivasi individu pada
perilaku. Sebagian besar perilaku dalam umumnya hanya melakukan hal-hal yang
organisasi adalah perilaku yang diperoleh menurutnya menyenangkan. Prinsip itu tidak
dengan belajar. Tujuan dan reaksi emosional menutup kemungkinan bahwa dalam keadaan
dapat dipelajari, arti penggunaan bahasa terpaksa seseorang mungkin saja melakukan
dapat dipelajari, persepsi dan sikap juga sesuatu yang tidak disukainya (Nawawi,
dapat dipelajari belajar dapat didefinisikan 2000).
sebagai proses terjadinya perubahan yang Motivasi mahasiswa dalam melakukan
relatif tetap dalam perilaku sebagai akibat tindakan atau terlibat dalam keselamatan
dari praktek. Kemampuan mempelajari suatu pasien yang rendah, bisa terjadi karena adanya
hal tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, di faktor dari luar maupun dalam individu
mana jenis kelamin sebagian besar mahasiswa mahasiswa sendiri. Motivasi tinggi diharapkan
adalah perempuan. Laki-laki dan perempuan menimbulkan semangat untuk belajar dan
adalah sama dalam hal kemampuan belajar, menghasilkan prestasi baik pada akhirnya
daya ingat, kemampuan penalaran, kreativitas, menjadi lulusan atau perawat berkualitas
dan kecerdasan. Meskipun beberapa peneliti dan profesional. Motivasi rendah seringkali
masih percaya adanya perbedaan kreativitas, disebabkan karena keinginan untuk menekuni
penalaran, dan kemampuan antara pria dan bidang keperawatan bukan berasal dari diri
wanita (Gibson, 1987). mereka tapi karena paksaan dari orang tua
Faktor usia yang sebagian mahasiswa sehingga sesuai dengan teori bila motivasi
berada pada kategori remaja akhir juga bukan tumbuh dalam diri sendiri akan
mempengaruhi dalam kemampuan belajar. cenderung lemah. Selama proses pembelajaran
Proses belajar juga akan berhasil dengan baik berlangsung terkadang motivasi itu akan
apabila metode yang digunakan tidak hanya meningkat dengan sendirinya, tentu harapan
satu namun bisa bervariasi. dari pendidik di institusi adalah menghasilkan
Motivasi u nt u k sebagian besar lulusan yang unggul yang mampu bersaing
mahasiswa masih berada pada kategori rendah. dan menjaga nama baik institusi. Keselamatan
Motivasi adalah karakteristik psikologis pasien merupakan hal yang penting, sehingga
manusia yang memberi kontribusi pada tingkat tidak bisa diabaikan. Kecender ungan
komitmen seseorang. Motivasi adalah perasaan mahasiswa masih rendah motivasinya
atau pikiran yang mendorong seseorang dalam keselamatan pasien karena merasa
melakukan pekerjaan atau menjalankan kurang dilibatkan apabila berkaitan dengan
kekuasaan, terutama dalam berperilaku keselamatan pasien justru akan memperlemah
(Nursalam, 2014). Hal ini sesuai dengan motivasi mahasiswa.
penelitian Ebright (2006) bahwa motivasi yang
melatarbelakangi mahasiswa keperawatan Pengaruh Variabel Organisasi terhadap
dalam melakukan yang akan mempengaruhi Keselamatan Pasien Berbasis Knowledge
Management SECI sebagai Upaya
profesionalitas mereka sehingga akhirnya
Peningkatan Kompetensi Mahasiswa
berpengaruh dalam kualitas pelayanan dan Keperawatan.
keselamatan pasien.
Mahasiswa dalam melakukan suatu Desain pekerjaan pada penelitian ini
tindakan tidak terlepas dari motivasi. Motivasi didapatkan ada pada kategori yang sama
ini bisa berupa motivasi internal maupun antara cukup dan kurang. Desain pekerjaan
eksternal. Motivasi internal pada mahasiswa merupakan keputusan dan tindakan manajerial
bisa berupa keinginan untuk berprestasi, yang mengkhususkan kedalaman, cakupan,
mendapatkan pengakuan dari orang lain, atau dan hubungan pekerjaan yang objektif
untuk kebanggaan diri. Sedangkan untuk guna memenuhi kebutuhan organisasi serta

329
Jurnal Ners Vol. 10 No. 2 Oktober 2015: 324331

kebutuhan sosial dan individu pemegang masing tahapan memerlukan waktu untuk
pekerjaan. Desain pekerjaan dikembangkan menghasilkan pengetahuan yang dapat secara
dengan menekankan pentingnya karakteristik langsung diaplikasikan oleh anggotanya.
pekerjaan inti seperti yang dipersepsikan oleh Tahapan internalizaton adalah tahapan
pemegang pekerjaan. di mana pengetahuan baru akan secara otomatis
Perbed a a n i nd iv idu mer upa ka n diterapkan oleh anggota tanpa perlu diingatkan
variabel utama dalam mendesain pekerjaan. atau diawasi, yang artinya pengetahuan
Pengalaman, kerumitan, kognitif, kebutuhan, ini telah menjadi landasan individu dalam
nilai, dan persepsi tentang keadilan merupakan melakukan tindakan atau berperilaku.
perbedaan individu yang mempengaruhi Perilaku didasari oleh pengetahuan maka lebih
reaksi individu pemegang pekerjaan terhadap langgeng daripada perilaku tidak didasari oleh
cakupan dan hubungan pekerjaan mereka. pengetahuan (Notoadmojo, 2015). Hal tersebut
Perbedaan individu tersebut menjadi tugas dari sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian
manajer untuk mengkaji cara meningkatkan dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo,
persepsi positif terhadap keragaman, identitas, 2007). Faktor mempengaruhi pengetahuan
arti, dan balikan sehingga akan meningkatkan diantaranya umur, pendidikan, pekerjaan,
kemungkinan timbulnya prestasi kerja bermutu minat, pengalaman, kebudayaan dan informasi
tinggi dan kepuasan kerja yang tinggi. Dalam (Mubarak, 2007).
hal ini desain pekerjaan yang dimaksud adalah Tahap akhir dari knowledge management
persepsi mahasiswa mengenai lahan praktik SECI merupakan penerapan pengetahuan baru
yang digunakan saat ini. yang diperoleh individu untuk melakukan
Latar belakang individu yang beragam suatu perilaku. Perubahan perilaku individu
juga menyebabkan cara pandang seseorang dalam hal ini memerlukan waktu yang relatif
terhadap lingkungan tempat kerjanya juga cukup lama.
berbeda. Lingkungan kerja dalam hal ini
adalah lahan praktik mahasiswa. Lahan
SIMPULAN DAN SARAN
praktik mahasiswa yang merupakan fasilitas
pelayanan kesehatan menyebabkan mahasiswa Simpulan
harus berinteraksi dengan berbagai macam Model keselamatan pasien berbasis
karakter individu. Harapan mahasiswa akan knowledge management SECI dibangun
pencapaian yang diperoleh ketika memasuki dari faktor psikologis dan faktor organisasi.
lahan praktik juga akan berbeda-beda. Model ini diterapkan untuk meningkatkan
kompetensi mahasiswa keperawat an,
Penerapan Model Keselamatan Pasien kompetensi mahasiswa yang ditingkatkan
Berbasis SECI terhadap Peningkatan
Kompetensi Mahasiswa Keperawatan dengan penggunaan model ini adalah
pemasangan gelang identitas, dokumentasi
Pemberian model keselamatan pasien SBAR, pemberian obat, verifikasi praintra
berbasis knowledge management SECI dan post operasi, universal precaution, dan
secara signifikan mempengaruhi kompetensi penilaian risiko jatuh.
ma hasiswa keperawat a n. Knowledge
management SECI yang terdiri dari 4 Saran
tahapan yaitu socialization, externalization,
Model keselamatan pasien berbasis
combination, dan internalization merupakan
knowledge management SECI ini dapat
suatu cara atau alat bagi sebuah perusahaan
diterapkan oleh instusi dan rumah sakit
atau organisasi untuk membangun suatu
untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa
pengetahuan, di mana pengetahuan nanti
ataupun perawat. Penelitian selanjutnya
akan digunakan oleh organisasi untuk
disarankan untuk meneliti penerapan model
mengembangkan dirinya (Nonaka, 2000).
knowledge management SECI ini pada asuhan
Pengetahuan yang dikembangkan di sini
keperawatan.
adalah tentang keselamatan pasien. Masing-

330
Keselamatan Pasien Berbasis Knowledge Management SECI (Joanggi Wiriatarina Harianto, dkk.)

KEPUSTAKAAN Ners Program Studi Ilmu Keperawatan


Fak ult as Kedok teran dan Il mu
Burke, Patricia M. 2011. Cultural competency
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
of associate degree nursing faculty.
Jakarta. Jurnal Ners, 191200.
2011. Capella University: Proquest.
Mubarak, Wahid Iqbal. 2007. Promosi
Ebright, Patricia R., S. Wendy., Kooken,
Kesehatan. Jogjakarta: Graha Ilmu.
Ca r te r., Moody, Rosea n ne C.,
Nawawi, Hadari. 2000. Manajemen sumber
Al-Ishaq, Moza A. Latif Hassan. Mindful
daya manusia. Yogyakarta: Gadjah
attention to complexity: Implications for
Mada University Press.
teaching and learning patient safety
Nawawi, I. 2012. Manajemen Pengetahuan
in nursing. 2006. Anuual Review of
(Knowledge Management). Bogor:
Nursing Education: Proquest.
Ghalia Indonesia.
Farida, Umi. 2007. Hubungan tipe kepribadian
Nonaka, I., Toyama, R., & Konno, N. 2000.
ekstrovert dan introvert dengan perilaku
SECI, Ba and Leadership: a Unified
agresif pada remaja (di SMA Widya
Model of Dynamic Knowledge Creation.
Dharma Turen. Skripsi: Universitas
Long Range Planning Elsevier, 534.
Islam Negeri Malang.
Nonaka, I., Takeuchi, H.1 995.The Knowledge
Fura, M.L., & Rothenberger, M.C. 2014.
Creating Company: How Japanese
Integrating National Patient Safety
Companies Create the Dynamics of
Initiatives Into Prelicensure Clinical
Innovation. Harvard Business School
Learning. Journal of Nursing Education,
Press. Boston. Mass.
363364.
Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan:
Gibson, James l. 1987. Organisasi Perilaku,
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Struktur,Proses, Jakarta: Erlangga
Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba
Herman, Sofyandi., Gamiwa, Iwa. 2007.
Medika.
Perilaku organisasional. Yogyakarta:
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi
Graha Ilmu
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Ivancevich, J.M., Konopaske, R., & Matteson,
PT. Rineka Cipta.
M.T. 2007. Perilaku dan Manajemen
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan
O r ga n i s a si . Ja k a r t a : Pe n e r bit
Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta:
Erlangga.
PT. Rineka Cipta.
Kementerian Kesehatan, R.I. 2011. Standar
Robbins, Stephen, P. 2007. Perilaku
Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta:
Organisasi: Edisi Bahasa Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik
Jakarta: PT. Prenallindo.
Indonesia.
Khasanah, U. 2012. Tindakan Error Prosedur
Keperawatan: Jenis dan Fak tor
Penyebabnya pada Mahasiswa Profesi

331

Anda mungkin juga menyukai