Anda di halaman 1dari 9

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENILAIAN

PROFESIONAL BEHAVIOUR MAHASISWA KEPERAWATAN


(Validity and Reliability Assessment Tool of Nursing Students Professional Behavior)

Fatikhu Yatuni Asmara*


*Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang
Email: unie_nuzul@yahoo.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Shieffield Peer Review Assessment (SPRAT) adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk menilai
penampilan mahasiswa kedokteran dengan menggunakan metode Multi Source Feedback (MSF). Penelitian terdahulu
menyebutkan bahwa MSF dengan SPRAT sebagai instrumen dapat diterapkan sebagai metode dan instrumen evaluasi
untuk menilai professional behaviour (PB) mahasiswa keperawatan di setting klinik dan komunitas, namun membutuhkan
modifikasi berupa tambahan item pernyataan. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk
memastikan tingkat validitas dan reliabilitas instrumen penilaian. Metodologi: Uji yang dilakukan adalah uji content dan
construct untuk validitas, serta uji inter-rater dan item covariance untuk reliabilitas. Partisipan yang terlibat terdiri atas 4
orang pembimbing klinik dan 116 orang mahasiswa. Hasil: Uji content validity menunjukkan perlunya item kedisiplinan
dan kejujuran sebagai item no 22 dan 23. Uji construct validity menunjukkan 5 dari 23 pernyataan di instrumen
penilaian yang tidak valid karena memiliki nilai pearson correlation < 0,3, namun tetap menjadi item pernyataan dengan
pertimbangan kepentingan terhadap PB mahasiswa. Uji inter-rater dan item covariance reliability menunjukkan berturut-
turut instrumen reliabel dengan skor 0,460 dan 0,912. Diskusi: Instrumen penilaian dapat digunakan untuk menilai PB
mahasiswa keperawatan karena valid dan reliabel. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui efektivitas dari
form penilaian ini terhadap perbedaan PB mahasiswa keperawatan.

Kata kunci: validitas, reliabilitas, instrumen penilaian PB (professional behaviour)

ABSTRACT
Introduction: Shieffield Peer Review Assessment (SPRAT) is an instrument to assess medical students performance using
Multi Source Feedback (MSF) method. The previous study stated that MSF with SPRAT is an effective tool assessing
professional behaviour (PB) of nursing students both in clinical setting and community setting. However it needs more
items to be added. Based on that explanation, it needs conducting validity and reliability test to make sure that the tool
is valid and reliable. Methods: There were two types of validity test used, content validity test and construct validity
test as well as reliability test, namely inter-rater reliability test and item covariance test. Participants were four clinical
instructors and 116 nursing students. Results: Content validity test showed that two items must be added as part of
assessment item, namely diciplines and faithness. Furthermore construct validity test showed that five items were not valid
since they had pearson correlation score < 0.3. However the items were included as consideration of nursing studentss
PB. Inter-rater reliability test and item covariance reliability test showed that the tool was reliable with score 0.460 and
0.912 respectively. Discussions: The assessment tool can be applied to assess PB of nursing students since it valid and
reliable. It needs to investigate the effectiveness of the tool in difference of PB of nursing students.

Keywords: validity, reliability, assessment tool of PB (professional behaviour)

PENDAHULUAN bahwa di samping memiliki kemampuan


klinis seperti memberikan perawatan kepada
Profesionalisme tenaga kesehatan
pasien atau yang disebut dengan hard skill,
sudah menjadi isu yang dibicarakan sejak
tenaga kesehatan harus memiliki kemampuan
lebih dari 25 tahun yang lalu termasuk
profesional atau yang disebut soft skill.
rumusan pengertian, capaian kompetensi,
Aktivitas profesional yang dilakukan
dan penilaian profesionalisme (Hodges, et al.,
oleh dokter dan perawat sebagai tenaga
2011). Tenaga kesehatan seperti dokter dan
kesehatan memerlukan kontribusi tiga aspek,
perawat ditantang untuk memiliki kompetensi
yaitu: kognitif, psikomotor, dan soft skill atau
profesionalisme seperti komunikasi secara
profesionalisme atau Professional Behaviour
efektif, berorganisasi, bekerja dalam tim,
(PB). Ketiga komponen tersebut memiliki
dan profesional yang disebut soft skill. Van
bobot yang sama (Kuiper and Balm, 2001 in
Tartwijk & Driessen (2009) menyatakan

208
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penilaian (Fatikhu Yatuni Asmara)

Speth-Lemmens, 2009), dan menjadi salah satu oleh pernyataan dari Lynch, et.al (2004) di
kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa dalam Hodges, et al (2011) bahwa evaluasi PB
selama proses pembelajaran. Lebih lanjut lagi, menjadi lebih baik apabila melibatkan banyak
Speth-Lemmens (2009) menyatakan bahwa evaluator seperti MSF, cognitive assessment,
meskipun belum ada definisi yang pasti untuk dan kuesioner pada pasien.
PB, banyak ahli merujuk pada sikap dan Selama implementasi MSF di PSIK FK
perilaku profesional dan PB dapat disupervisi, Undip, Shieffield Peer Review Assessment
diajarkan dan dievaluasi. (SPRAT) digunakan sebagai form penilaian.
Evaluasi PB mahasiswa khususnya Form ini berisi 24 pertanyaan yang diturunkan
mahasiswa keperawatan perlu dilakukan dari Good Medical Practice (GMP) yang
karena evaluasi tersebut dapat membantu meliputi tiga ranah aktivitas profesional yaitu
mahasiswa mengidentifikasi aspek negatif kognitif, psikomotor, dan afektif atau PB.
(Van Mook, et al., 2009) sehingga dapat Delapan pertanyaan meliputi kognitif dan
membantu pembimbing dalam memberikan psikomotor (pertanyaan no. 1, 2, 3, 6, 7, 8,
feedback untuk meningkatkan PB mahasiswa 9, dan 10) sedangkan 16 pertanyaan lainnya
(Asmara, 2013a). Hal ini berdasarkan pada tentang afektif atau PB (Archer, 2008).
kebutuhan akan tenaga perawat yang memiliki Namun SPRAT yang digunakan mengalami
soft skill yang bagus di samping keterampilan modifikasi berupa penambahan komponen
memberikan asuhan keperawatan terhadap penilaian seperti komponen berpikir kritis,
pasien atau hard skill (Van Taartwijk & menghargai kelebihan, caring, penampilan
Driessen, 2009). mahasiswa, dan kesopanan. Komponen
Multi Source Feedback (MSF) adalah yang ditambahkan merupakan masukan dari
salah satu metode evaluasi yang menggunakan responden dari penelitian sebelumnya dan
kuesioner dan melibatkan tenaga kesehatan disesuaikan dengan budaya Indonesia, seperti
lain serta pasien untuk memberikan feedback kesopanan (Asmara, 2013a).
(Davies & Archer, 2005). Penilai atau Uji validitas dan reliabilitas diperlukan
evaluator MSF meliputi tiga source (sumber), untuk memastikan apakah instrumen penilaian
yaitu peer (teman), pasien, dan mahasiswa itu dapat digunakan, artinya instrumen tersebut
sendiri (self ) (Epstein, 2007). Selama proses mampu mengukur apa yang seharusnya diukur
evaluasi, mahasiswa akan mendapatkan dan konsisten (Dharma, 2011). Uji validitas
feedback dari evaluator, tergantung dari tipe dilaksanakan untuk melihat kesesuaian,
evaluasi. Feedback akan diberikan di tengah ketepatan suatu alat untuk menilai sesuatu
proses pembelajaran apabila evaluasi termasuk (Fraenkel & Wallen, 2010), sedangkan
dalam formatif, sedangkan feedback diperoleh reliabilitas suatu alat ditentukan oleh
mahasiswa di akhir proses pembelajaran konsistensi suatu alat untuk menilai sesuatu
apabila evaluasi termasuk dalam sumatif (Fraenkel & Wallen, 2010). Selanjutnya,
(Davis, et al., 2009). penelitian ini penting dilakukan untuk
Penelitian sebelumnya menyebutkan mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas
bahwa MSF dapat diterapkan dan efektif hasil modifikasi form penilaian SPRAT
sebagai metode evaluasi PB mahasiswa sebelum digunakan secara luas untuk menilai
keperawatan baik di setting klinik dan PB mahasiswa keperawatan.
komunitas, khususnya di Program Studi Ilmu Tujuan penelitian ini adalah untuk
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas mengidentifikasi validitas dan reliabilitas
Diponegoro (PSIK FK Undip) (Asmara, 2013a; instrumen penilaian PB pada mahasiswa
Asmara, 2013b). Alasan yang menyebutkan keperawatan yang kemudian dijabarkan
MSF efektif adalah pelibatan berbagai sumber menjadi beberapa tujuan khusus, yaitu
yang berinteraksi dengan mahasiswa seperti: mengidentifikasi content validity instrumen
pembimbing, kolega yaitu perawat non penilaian, mengidentifikasi construct validity
pembimbing, mahasiswa non keperawatan, instrumen penilaian, mengidentifikasi inter-
self and peer assessment. Hal ini didukung rater reliability instrumen penilaian, dan

209
Jurnal Ners Vol. 10 No. 2 Oktober 2015: 208216

mengidentifikasi item covariance reliability Subjek yang terlibat sebagai partisipan


instrumen penilaian. adalah 64 mahasiswa pada uji contruct validity
I dan 54 mahasiswa pada uji construct validity
II, serta 2 orang pembimbing klinik yang
BAHAN DAN METODE
dipilih secara acak dari populasi. Pemilihan
Penelitian ini berfokus pada identifikasi ini dipilih karena dapat memberikan
validitas dan reliabilitas instrumen penilaian kesempatan yang sama bagi setiap partisipan
PB mahasiswa keperawatan berbasis yang memenuhi kriteria untuk terlibat dalam
pembelajaran klinik dan komunitas berupa penelitian (Fraenkel & Wallen, 2010).
modifikasi SPRAT. Penelitian ini dilakukan Data yang diperoleh dianalisis dengan
dalam 4 tahap, yaitu 2 tahap uji validitas dan Pearson Product Momen karena metode ini
2 tahap uji reliabilitas. digunakan untuk menghubungkan skor setiap
Tahap I item pernyataan dengan skor total (Dharma,
Pertama instrumen penilaian diuji 2011). Nunnaly (1994) dalam Dharma (2011)
validitasisi (content validity) dengan meminta menyatakan bahwa hubungan antara skor item
ahli untuk mengevaluasi konten instrumen. dengan skor total (item-total correlation) yang
Dua orang perawat ahli dilibatkan dalam uji baik adalah lebih atau sama dengan 0,3 (r 0,3).
ini yaitu perawat yang memahami PB yang Berdasarkan hasil analisa ada 15 pernyataan
harus dimiliki oleh mahasiswa keperawatan. yang memiliki skor Pearson Correlation 0,3
Tidak ada batasan jumlah pakar yang dapat artinya ada 15 pernyataan yang tidak valid
terlibat dalam uji content validity, yang pasti sehingga dilanjutkan dengan uji contruct
ada pembanding antar feedback yang diberikan validity II. Hasil analisa menyebutkan bahwa
(Dharma, 2011). hanya 5 pernyataan yang tidak valid yaitu
Pada tahap ini, para ahli diminta untuk pernyataan no 3, 5, 7, 16, dan 17.
memberikan tanggapan atau masukan terhadap Tahap III
item pernyataan pada instrumen penilaian Tahap ketiga adalah uji reliabilitas I,
PB dengan memilih apakah masing-masing yaitu uji inter-rater reliability. Terdapat dua
pernyataan relevan tanpa perbaikan, relevan tipe pada uji ini, yaitu tipe yang pertama adalah
dengan perbaikan, dan tidak relevan. Ahli bertujuan untuk melihat konsistensi skor yang
pertama menyatakan bahwa semua pernyataan, diberikan oleh dua atau lebih penilai terhadap
21 pernyataan relevan. Masukan untuk penampilan atau hasil kerja mahasiswa, dan
pernyataan no 14 mudah untuk dihubungi tipe kedua bertujuan untuk melihat konsistensi
perlu diperjelas apa kaitannya dengan seorang penilai dalam memberikan nilai
perilaku profesional apabila deskripsinya terhadap pekerjaan mahasiswa yang sama
adalah mahasiswa berada di tempat sesuai tetapi dalam waktu yang berbeda (McAleer,
dengan jadwal dinas. Begitu juga dengan ahli 2009). Dalam penelitian ini, tipe pertama yang
kedua yang menyatakan bahwa semua item digunakan, yaitu untuk melihat konsistensi dua
pernyataan relevan, namun perlu ditambahkan penilai atau lebih terhadap PB mahasiswa.
item penilaian kejujuran dan kedisiplinan. Pada tahap ini, 2 orang pembimbing
Tahap II diminta untuk menilai PB satu orang mahasiswa
Tahap selanjutnya adalah melakukan uji kemudian hasilnya akan dihubungkan antara
construct validity. Pada tahap ini, instrumen 1 pembimbing dengan pembimbing yang lain.
penilaian yang sudah melalui uji content Dharma (2011) mengatakan bahwa penilaian
validity, dapat diujicobakan pada kelompok terhadap persetujuan/kesamaan antara 2 orang
partisipan, yaitu mahasiswa keperawatan dan penilai atau lebih terhadap suatu pengukuran
pembimbing. Selanjutnya hasil uji construct disebut inter-rater reliability. Selanjutnya
validity akan dianalisis untuk dilihat tingkat korelasi antar 2 nilai atau lebih dapat dianalisis
validitasnya. menggunakan Pearson Product Momen. Sama
halnya dengan uji construct validity, nilai antar

210
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penilaian (Fatikhu Yatuni Asmara)

2 pembimbing dikorelasikan dan dianalisa. Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil skor


Hasil uji menunjukkan bahwa skor Pearson Pearson Correlation adalah 0.460 atau lebih
Correlation adalah 0.460 atau 0,3, sehingga besar dari 0.3, artinya instrumen penilaian
instrument ini disebut sebagai intrumen yang reliabel. Selanjutnya, tabel 5 menunjukkan
reliabel. analisa tahap terakhir atau tahap 4, yaitu
uji item covariance dengan menggunakan
Tahap IV
Cronbachs Alpha untuk menganalisis hasil
Tahap selanjutnya adalah reliabilitas
self assessment pada 23 responden.
tahap 2 berupa uji reliabilitas menggunakan
item covariance, yaitu penggunaan instrumen
pada mahasiswa untuk menilai dirinya sendiri PEMBAHASAN
(self assessment) dan kemudian dianalisis.
Uji Validitas
Tahap ini melibatkan 26 orang mahasiswa
yang diminta untuk menilai PB dirinya sendiri Uji validitas dilakukan dua kali yaitu uji
menggunakan form penilaian. Hasil penilaian validitas I dan II. Hal ini disebabkan karena
ini akan dianalisis menggunakan Cronbach hasil uji validitas I kurang memuaskan, yaitu
Alpha karena lebih sesuai untuk mengukur 15 dari 23 pernyataan tidak valid. Sebelum
reliabilitas instrumen penilaian dengan skala diulang, deskripsi masing-masing pernyataan
likert. Anastasi dan Urbina (1997) dalam diperinci sehingga menjadi lebih jelas bagi
Dharma (2011) mengatakan bahwa koefisien responden. Menurut Fraenkel & Wallen (2010),
reliabilitas instrumen penilaian yang dapat uji validitas dapat diulang apabila hasil uji
diterima adalah 0,8 artinya instrumen validitas tidak sesuai dengan yang diharapkan.
penilaian bersifat reliabel apabila koefisien Berdasarkan hasil uji validitas 2, ada 5
Cronbach Alpha lebih dari atau sama dengan pernyataan yang tidak valid, yaitu pernyataan
0,8. Hasil analisa menunjukkan bahwa nomor 3 (kemampuan untuk manajemen
koefisien Cronbachs Alpha adalah 0,912 atau waktu atau kemampuan memprioritaskan),
0,8 artinya instrument ini reliabel. nomor 5 (komitmen untuk belajar), nomor 7
(kemampuan untuk memberikan feedback:
jujur, secara pribadi, dan membangun), nomor
HASIL 16 (kemampuan untuk mengatur sesuatu/
Ada 23 pernyataan yang digunakan manajemen), dan nomor 17 (berpikir kritis).
untuk menilai PB mahasiswa keperawatan. Kemampuan untuk manajemen waktu/
Pernyataan no 22 dan 23 adalah tambahan memprioritaskan (no. 3) dan kemampuan
pernyataan berdasarkan hasil uji content untuk mengatur sesuatu/manajemen (no. 16).
validity (tahap I). Berdasarkan hasil uji Apabila dilihat dari rumusan pernyataan,
construct validity I (tahap 2), ada 15 2 kalimat ini memiliki makna yang sama
pernyataan tidak valid yaitu pernyataan no 2, yaitu kemampuan mengatur sesuatu namun
3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 20, dan 23. berbeda dalam deskripsi, yaitu manajemen
Setelah dilakukan perbaikan dalam redaksi intrapersonal dan interpersonal. Kemampuan
deskripsi dan rumusan pernyataan, dilakukan manajemen yang sering dipraktekkan oleh
uji construct validity II (tahap 2) dengan hasil mahasiswa dalam proses pembelajaran klinik
18 pernyataan valid dan 5 pernyataan tidak adalah belajar dalam kelompok.
valid yaitu pernyataan no 3, 5, 7, 16, dan 17. Rudland (2009) menyebutkan ada 4
Tabel 2 dan 3 menunjukkan hasil skor Pearson tahap pembentukan kelompok, yaitu Forming.
Correlation pada uji construct validity. Storming, Norming, dan Performing. Forming,
Analisa dilanjutkan dengan tahap atau pembentukan adalah waktu di saat
3 yaitu uji inter-rater reliability yaitu beberapa individu berusaha memantapkan
membandingkan nilai yang diberikan 2 orang dirinya dalam kelompok. Pada fase ini anggota
pembimbing klinik pada 7 mahasiswa. Hasil kelompok sering berganti dan kekuatan
analisa disajikan dalam tabel 4 berikut ini. serta kelemahan anggota kelompok akan
teridentifikasi.

211
Jurnal Ners Vol. 10 No. 2 Oktober 2015: 208216

Tabel 1. Daftar Pernyataan Penilaian PB


No Pernyataan Deskripsi
1. Kesadaran mahasiswa terhadap Kemampuan mahasiswa untuk menyadari kekurangan dan
keterbatasan diri keterbatasan yang perlu dikembangkan.
2. Kemampuan untuk merespons Kemampuan mahasiswa untuk mengkaji, menentukan diagnosa,
aspek psikososial penyakit merencanakan intervensi, mengimplementasi dan mengevaluasi
pasien aspek psikososial penyakit pasien.
3. Kemampuan untuk manajemen Kemampuan mahasiswa untuk mengatur waktu dan memprioritaskan
waktu/memprioritaskan tindakan terkait dengan diri sendiri.
4. Kemampuan untuk bisa mengatasi Kemampuan mahasiswa dalam mengidentikasi dan mengatasi
stress stres atau masalah.
5. Komitmen untuk belajar Kemampuan mahasiswa untuk berkomitmen dalam belajar
6. Keinginan dan keefektifitasan Kemampuan mahasiswa untuk mengidentikasi kebutuhan belajar
dalam belajar bersama kolega dalam kelompok.
atau peer Kemampuan mahasiswa belajar dalam kelompok dan kemampuan
untuk mengambil manfaat belajar dalam kelompok.
7. Kemampuan dalam memberikan Kemampuan mahasiswa memberikan feedback yang membangun
feedback: jujur, secara pribadi, bukan mencela.
membangun
8. Komunikasi dengan pasien Kemampuan mahasiswa untuk berkomunikasi asertif dan terapeutik
terhadap pasien.
9. Komunikasi dengan keluarga Kemampuan mahasiswa untuk berkomunikasi asertif dan terapeutik
pasien terhadap keluarga pasien.
10. Menghormati pasien dan hak Kemampuan mahasiswa untuk menyimpan rahasia terkait informasi
rahasia mereka pasien dan hanya menggunakan informasi tersebut untuk hal yang
terkait perawatan pasien.
11. Komunikasi verbal dengan Kemampuan mahasiswa untuk menyampaikan hal/sesuatu secara
kolega verbal terhadap kolega, contoh: operan
12. Komunikasi tertulis dengan Kemampuan mahasiswa untuk menyampaikan hal/sesuatu secara
kolega tertulis terhadap kolega, contoh: dokumentasi askep, rujukan
13. Menyadari nilai dan distribusi Kemampuan mahasiswa untuk mengidentikasi dan menghormati
nilai-nilai kemanusiaan antar nilai/value/keyakinan yang dimiliki pasien.
sesama terutama pasien
14. Mudah untuk dihubungi Mahasiswa berada di tempat sesuai dengan jadwal dinas,
memiliki alat komunikasi (telepon, email) untuk komunikasi tidak
langsung.
15. Kemampuan menjadi pemimpin Kemampuan mahasiswa untuk mengorganisasi kelompok, pernah
menjadi pemimpin dalam kelompok.
16. Kemampuan untuk mengatur Kemampuan mahasiswa untuk mengatur sesuatu di luar diri
sesuatu (manajemen) sendiri.
17. Berpikir kritis Kemampuan mahasiswa untuk menyelesaikan masalah secara
ilmiah.
18. Penampilan mahasiswa Penampilan mahasiswa rapi, bersih, menarik, seragam sesuai
aturan.
19. Kesopanan Mahasiswa menunjukkan sikap sopan, menghargai orang yang lebih
tua, senang menyapa.
20. Menghargai kelebihan Kemampuan mahasiswa mengidentikasi dan menghargai kelebihan
diri dan orang lain.
21. Caring terhadap pasien, peer, dan Kemampuan mahasiswa bersikap caring dan peduli terhadap pasien,
kolega peer, dan kolega, ada saat di samping pasien secara sik dan jiwa.
22. Kedisiplinan Mahasiswa dating dan pulang dinas tidak terlambat, mematuhi
jadwal dan mengumpulkan laporan sesuai waktu dan
23. Kejujuran Mahasiswa berkata benar, tidak berbohong dengan alasan apa pun,
termasuk mampu menjaga kerahasiaan pasien

212
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penilaian (Fatikhu Yatuni Asmara)

Tabel 2. Hasil uji construct validity I (n = 64)


Pernyataan Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8
Pearson Correlation 0.394 0.287 0.295 0.282 0.294 0.250 0.275 0.322

Pernyataan Q9 Q 10 Q 11 Q 12 Q 13 Q 14 Q 15 Q 16
Pearson Correlation 0.274 0.252 0.245 0.340 0.269 0.252 0.300 0.276

Pernyataan Q 17 Q 18 Q 19 Q 20 Q 21 Q 22 Q 23
Pearson Correlation 0.219 0.324 0.350 0.291 0.318 0.306 0.254

Tabel 3. Hasil uji construct validity II (n = 54)


Pernyataan Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8
Pearson Correlation 0.419 0.340 0.288 0.334 0.243 0.303 0.256 0.368

Pernyataan Q9 Q 10 Q 11 Q 12 Q 13 Q 14 Q 15 Q 16
Pearson Correlation 0.375 0.376 0.317 0.334 0.337 0.324 0.300 0.272

Pernyataan Q 17 Q 18 Q 19 Q 20 Q 21 Q 22 Q 23
Pearson Correlation 0.281 0.381 0.386 0.358 0.337 0.306 0.309

Tabel 4. Hasil uji inter-rater reliability (n = Sebelum membent u k kelompok,


7) individu har us memiliki manajemen
Evaluator Evaluator intrapersonal yang mampu mengenali tujuan
1 2 individu yang ingin dicapai, persiapan materi
Evaluator Pearson 1 0,460 terhadap isu atau topik yang akan dibicarakan,
1 Corr. dan kemampuan untuk berkontribusi dalam
Evaluator Pearson 0,460 1 kelompok (Rudland, 2009).
2 Corr. Berdasarkan hal tersebut, manajemen
intrapersonal dan interpersonal bukan
bagian yang terpisahkan. Pernyataan tentang
Tabel 5. Hasil uji item covariance (n = 23) manajemen ini diperlukan sebagai pernyataan
dalam form penilaian PB karena kemampuan
Cronbachs Alpha N
0.912 23 manajemen penting bagi mahasiswa yang
mengikuti pembelajaran klinik.

Fase kedua adalah storming yaitu fase Komitmen untuk belajar


yang dikarakteristikkan dengan konf lik, Menur ut Harden (2009), proses
ketidakpuasan, dan kompetisi, namun rasa pembelajaran terdiri dari dua yaitu formal
kepercayaan bias terbentuk dalam fase ini. dan informal. Seperti fenomena gunung es,
Fase ketiga adalah norming, yaitu fase dimana pembelajaran informal mengambil porsi yang
kelompok mulai mengembangkan identitas lebih besar dibanding pembelajaran formal.
kelompok dan rasa memiliki. Fungsi kelompok Komitmen diperlukan oleh mahasiswa untuk
mulai efektif dan mulai menyusun aturan terlibat dalam proses pembelajaran baik
perilaku dalam kelompok. Fase terakhir adalah formal maupun informal. Ada beberapa hal
performing yang berfokus pada tugas dan yang memengaruhi komitmen mahasiswa
kesadaran anggota kelompok terhadap tugas dalam belajar mandiri sebagai bagian dari
dan peran masing-masing. pembelajaran informal, yaitu konten atau isi,

213
Jurnal Ners Vol. 10 No. 2 Oktober 2015: 208216

ritme belajar, waktu, media, strategi belajar, Memberikan feedback harus mulai
dan tempat belajar (Harden, 2009). Apabila dibiasakan pada mahasiswa terutama self
salah satu faktor yang memengaruhi tersebut and peer feedback sehingga pernyataan
tidak terpenuhi atau tersedia, maka komitmen kemampuan memberikan feedback tetap
untuk belajar sulit untuk ditegakkan. menjadi bagian dari item penilaian dalam form
Pernyataan tentang komitmen untuk penilaian PB mahasiswa keperawatan. Selain
belajar tidak valid dengan salah satu alasan itu memberikan feedback juga dapat melatih
yang mendasari adalah belum terbiasanya kemampuan komunikasi asertif mahasiswa
mahasiswa dengan belajar mandiri. Beberapa yang merupakan bagian dari kemampuan
mahasiswa menyampaikan bahwa waktu yang profesional.
membatasi kesempatan untuk belajar mandiri.
Namun karena komitmen untuk belajar penting Berpikir kritis
untuk dievaluasi sebagai bagian dari PB Berpikir kritis dapat dicapai melalui
maka pernyataan ini tetap dimasukkan dalam ref leksi yang meliputi belajar mandiri,
form penilaian. Selain itu, dengan adanya kolaborasi, dan interaksi dalam tim (Lachman
komponen evaluasi tersebut dapat memicu & Pawlina, 2009), sedangkan menurut Rudland
mahasiswa untuk dapat berkomitmen dalam (2009) berpikir kritis adalah asimilasi,
belajar mandiri. interpretasi, dan sintesis informasi yang
diperoleh. Berpikir kritis dapat terstimulasi
Kemampuan dalam memberikan feedback:
pada saat mahasiswa belajar dalam kelompok
jujur, secara pribadi, dan membangun.
seperti halnya pada saat mahasiswa mengikuti
Fe e d b a c k d a p a t m e m b e r i k a n pembelajaran klinik. Pada saat mahasiswa
keuntungan, baik untuk mahasiswa, dosen mengimplementasikan proses keperawatan,
dan program. Sebagai contoh: mahasiswa mulai dari pengkajian, penyusunan diagnosa
akan menerima masukan untuk penampilan keperawatan, merencanakan intervensi,
yang kurang dan mendapatkan pujian bagi mengimplementasikan intervensi keperawatan,
pencapaian yang bagus sehingga mahasiswa mengevaluasi implementasi yang sudah
mampu menyusun strategi untuk meningkatkan dilaksanakan, dan mendokumentasikan
pencapaian. Menur ut K rackov (2009) proses keperawatan merupakan bagian dari
memberikan feedback bukan hal yang mudah. berpikir kritis (Pullen Jr, 2005). Semakin
Ada beberapa hal yang dapat menghambat sering mahasiswa mengaplikasikan proses
dalam pemberian feedback, yaitu waktu dan keperawatan maka kemampuan berpikir
tempat, pemahaman dan kemampuan dosen kritis semakin terasah. Sehingga walaupun
dan mahasiswa dalam pemberian feedback, pernyataan berpikir kritis pada form penilaian
perbedaan persepsi tentang feedback seperti tidak valid dalam uji validitas, pernyataan ini
anggapan bahwa feedback adalah kritik tetap menjadi salah satu item penilaian PB
yang menyalahkan, dan budaya pemberian mahasiswa.
feedback.
Hambatan inilah yang membuat dosen Uji reliabilitas
dan mahasiswa tidak terbiasa memberikan
Dua tahap uji reliabilitas menunjukkan
feedback karena sebagian besar feedback
hasil yang signifikan, yaitu 0,460 untuk
hanya berasal dari dosen bukan dari teman
inter-reater reliability dan 0,912 untuk item
(peer) atau dari diri sendiri (self ) (Asmara,
covariance reliability. Hal ini memperlihatkan
2013). Feedback menjadi lebih berarti
bahwa form penilaian PB reliabel dan dapat
apabila diberikan secara positif. Ciri-ciri
digunakan sebagai form penilaian. Reliabilitas
feedback yang positif adalah mendengarkan
suatu form penilaian adalah konsistensi suatu
aktif, disampaikan dalam hubungan yang
skor yang diperoleh yaitu skor yang diperoleh
menguntungkan, spesifik, keinginan untuk
seorang mahasiswa sama walaupun mahasiswa
menolong bukan menghakimi, serta waktu
dinilai oleh dua atau lebih penilai dan skor
yang tepat dan cukup (Krackov, 2009).

214
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penilaian (Fatikhu Yatuni Asmara)

yang sama saat mahasiswa tersebut dinilai ke per awat a n komu n it a s. Tid a k
pada waktu yang berbeda (Fraenkel & Wallen, dipublikasikan. Semarang: Universitas
2010). Diponegoro.
Davies, H. & Archer, J., 2005. Multi source
feedback: development and practical
SIMPULAN DAN SARAN aspects. The Clinical Teacher 2 (2):
Simpulan 7781.
Davis, M.H., Ponamperuma, G.G. & Wall,
Uji validitas dan reliabilitas perlu D., 2009. Workplace-based assessment.
dilakukan untuk memastikan suatu form In: Dent, J.A & Harden, R.M. (eds). A
penilaian secara valid untuk menilai suatu practical guide for medical teachers.
penampilan serta dapat digunakan dari waktu Edinburgh: Elsevier Limited.
ke waktu. Hasil uji validitas dan reliabilitas Dharma, K.K., 2011. Metodologi penelitian
menunjukkan bahwa form penilaian PB keperawatan: Panduan melaksanakan
mahasiswa keperawatan valid dan reliabel dan menerapkan hasil penelitian.
sebagai instrumen penilaian sehingga dapat Jakarta: Trans Info Media.
digunakan secara luas. Epstein, R.M., 2007. Assessment in medical
education. N Engl J Med, 356(4):
Saran 387396.
Fraenkel, J.R. & Wallen, N.E., 2010. How
Unt u k me m a st i k a n efek t iv it a s to design and evaluate research in
penggunaan instrumen penilaian terhadap education. 7th edition. New York:
PB mahasiswa, perlu dilakukan penelitian McGraw-Hill Companies.
lanjutan tentang evaluasi aplikasi form Harden, R.M., 2009. Independent learning. In
penilaian PB mahasiswa terhadap PB A practical guide for medical teacher.
mahasiswa keperawatan. Selain itu perlu Philadelphia: Churchill Livingstone.
dilakukan uji beda PB sebelum dan sesudah Hodges, B.D., Ginsburg, S., Cruess, R.,
dilakukan penilaian dengan form penilaian Delport, R., Hafferty, F., HO, M.-J.,
PB. Sebelum dilakukan penelitian lanjutan, Holmboe, E., Holtman, M., Ohbu, S.,
sosialisasi tentang penggunaan form penilaian Rees, C., Ten Cate, O., Tsugawa, Y.,
PB harus dilakukan agar setiap mahasiswa, Van Mook, W., Wass, V., Wilkinson,
dosen dan institusi penyelenggara pendidikan T. & Wade, W., 2011. Assessment of
keperawatan dapat memperoleh manfaat dari professionalism: Recommendations
hasil penelitian ini. from the Ottawa 2010 Conference.
Medical Teacher. 33, 354363.
Krackov, S.K., 2009. Giving feedback. In A
KEPUSTAKAAN practical guide for medical teacher.
Philadelphia: Churchill Livingstone.
Archer, J., 2008. The Educational Impact of
Lachman, N. & Pawlina, W. 2009. Basic
the Shefeld Peer Review Assessment
science and curriculum outcomes. In
I n s t r u m e n t (S PR AT ). T h e s i s
A practical guide for medical teacher.
Dissertation.
Philadelphia: Churchill Livingstone.
Asmara, F.Y., 2013a. The Implementation of
McAleer, 2009. Choosing assessment
Multi Source Feedback (MSF) to assess
instrument. In A practical guide
Professional Behaviour (PB) of nursing
for medical teachers. Philadelphia:
students in clinical setting. [Unpublished
Churchill Livingstone.
master thesis]. Mastricht: Maastricht
Pullen Jr, R.L., 2005. Applying nursing
University, The Netherland.
process: A tool for critical thinking.
Asmara, F.Y., 2013b. Implementasi Multi
Nurse Educator, 30 (6), 238239.
Source Feedback (MSF) u nt u k
Rudland, J.R., 2009. Learning in small groups.
mengevaluasi Professional Behaviour
In A practical guide for medical teacher.
(PB) mahasiswa keperawatan berbasis
Philadelphia: Churchill Livingstone.

215
Jurnal Ners Vol. 10 No. 2 Oktober 2015: 208216

Speth-Lem mens, I., 2007. Assessing P. M., 2009. Approaches to professional


professional behaviour of students behaviour assessment: Tools in the
in preclinical and clinical setting professionalism tool box. European
[Unpublished master thesis]. Maastricht: Journal of Internal Medicine, 20, e153
Un iver sit y of Ma ast r icht, T he e157.
Netherlands. Van Tartwijk, J. van & Driessen, E.W. 2009.
Van Mook, W.N.K.A., Gorter, S.L., Van Portfolios for assessment and learning:
Luijk, S.J., OSulliVan, H., Wass, V., AMEE guide no. 45 Medical Teacher.
Schuwirth, L. W., Van der Vleuten, C. 31, 790801.

216

Anda mungkin juga menyukai