Anda di halaman 1dari 10

Pencarian bukti ilmiah

Alamat website : http:// web.ebscohost.com


Kata kunci : Breast milk AND Formula Milk AND Growth and Development
Limitasi : Januari 2011 Maret 2016
Hasil Pencarian : 49

Dipilih artikel berjudul


Breast milk supplementation and preterm infant development after hospital discharge:a
randomized clinical trial.
REVIEW JURNAL
ABSTRAK

Objektif:
Untuk meganalisa efek dari suplementasi air susu ibu pada perkembangan bayi dengan konsumsi
asi eksklusif pada bayi preterm dengan berat badan lahir yang rendah pada usia 12 bulan.

Metode:
Percobaan klinis acak dengan 53 bayi ditindaklanjuti setelah keluar dari unit neonatal sampai usia
gestasi 12 bulan yang dikoreksi. Bayi yang baru lahir di kelompok intervensi diberi ASI eksklusif
dengan susu ibu dan mendapat 2 g suplemen multinutrien (Pr-Nan, Nestl, Vevey, Swiss)
menambahkan ASI yang diekspresikan dua kali sehari sampai usia yang dikoreksi 4 - 6 bulan.
Kelompok kontrol diberi ASI eksklusif tanpa suplementasi. Setelah melakukan follow up bulanan,
penilaian perkembangan dilakukan dengan menggunakan Skala Bayley III.

Hasil:
Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik pada Skala Bayley III antara kelompok
intervensi dan kontrol di wilayah yang dinilai: motor, kognitif, dan komunikasi. Namun, skor di
tiga domain selalu lebih tinggi pada kelompok yang menerima suplemen. Ada sejumlah kasus
keterlambatan perkembangan yang sama di kedua kelompok: tujuh (28%) pada kelompok yang
menerima suplemen dan sembilan (33,3%) pada kelompok yang diberi ASI eksklusif

1
Introduksi

Perkembangan otak sangat rentan kekurangan nutrisi akibat proses neurologis yang sangat
cepat seperti pembentukan sinaps dan mielinasi. Proses tersebut memerlukan nutrisi, diantaranya
protein, energy, lemak mineral dan hormone pertumbuhan. Kekurangan unsur ini dapat berakibat
disfunsi serenral progresif berkaitan dengan perkembangan anak. Olehkarena itu, asupan nutrisi
yang adekuat, khususnya pada bayi lahir premature sangat dibutuhkan untuk mencegah
perlambatan perkembangan neurologis.
Air susu ibu (ASI) dianggap makanan yang paling ideal pada masa neonates, dapat
memajukan kematangan gastrointestinal, menghasilkan imunologi, dan menghasilkan peningkatan
asam docosahexaenoc, yang merupakan senyawa penting dalam pertumbuhan otak.
Masa rawat inap pada bayi preterm, khususnya pada bayi dengan berat badan lahir rendah,
merupakan salah satu situasi dimana suplementasi ASI merupakan pilihan yang baikyang dapat
meningkatkan berat badan, memperpanjang badan, dan lingkar kepala dalam jangka menengah
dan panjang.
Meskipun manfaat suplementasi pada ASI untuk bayi premature telah didokumentasikan
dengan baik, namun belum ada literature yang membahas tingkat efektifitasnya setelah bayi
dipulangkan kerumah. Baru-baru ini, European Society for Pediatric Gastroenterology,
Hepatology, and Nutrition (ESPGHAN Committee on Nutrition) menganjurkan agar menyusui
secara ekslusif pada bayi yang memiliki berat yang rendah dan saat dipulangkan harus
mendapatkan suplementasi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka.

Mengingat kurangnya bukti ilmiah di area ini, peneliti bertujuan untuk menyelidiki apakah
bayi yang dipulangkan dari NICU, lahir preterm, dengan berat badan bayi rendah, dan diberi ASI
dan suplementasi tambahan memiliki perkembangan psikomotor yang lebih baik jika
dibandingkan dengan bayi tanpa pemberian suplemen.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian acak yang dilakukan dari bulan Desember 2010 sampai
Oktober 2013 dengan subjek 53 bayi premature dengan berat lahir <1500 gram, yang dirawat di
NICU Hospital Universitrio Unidade Materno-Infantil of Universidade Federal do Maranho, dan
dipulangkan dengan pemberian ASI ekslusif. Setelah dipulangkan, semua bayi yang memenuhi
kriteria akan di follow-up sampai 12 bulan. Subjek dengan kondisi yang dapat menganggu
perkembangan neuropsikomotor; malformasi mayor; hydrocephalus; abnormalitas kromosom;
fetal hydrops; infeksi kogenital, ibu dengan penggunaan obat-obatan terlarang, tembakau, alkohol,
dan penggunaan kortikosteroid secara terus-menerus; kehamilan kembar; necrotizing enterocolitis
sequelae; dan serebral palsy dikeluarkan dari penelitian.

Sebelum dipulangkan, sang ibu diinstruksikan untuk memberikan ASI ke bayi mereka,
sesuai kebutuhan. Tujuh sampai sepuluh hari setelah dipulangkan dengan pemberian ASI ekslusif,
subjek diberikan pilihan, jika melanjutkan dengan ASI ekslusif maka kriteria randomisasi akan
dilakukan.

2
Randomisasi dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok dengan
intervensi. Amplop putih yang disegel digunakan untuk randomisasi. Karena alasan etis, placebo
tidak dapat digunakan, dan tidak memungkinkan untuk melakukan blinding pada ibu dan tenaga
professional.

Untuk menghitung ukuran sampel, nilai yang diperoleh pada studi percontohan
digunakan, nilai rata-rata (90 Poin) diasumsikan untuk penilaian dengan metode Skala Bayley III
dari grup kontrol pada bayi yang mendapat ASI selama 12 bulan, dimana skor pada kelompok
yang diberikan intervensi lebih tinggi 10 skor, dengan standar deviasi 12 poin pada masing-masing
kelompok. Intervensi tersebut terdiri dari suplementasi ASI untuk jangka waktu empat sampai
enam bulan dan dilakukan sebagai berikut.

Setelah pengacakan, para ibu dari kelompok dengan intervensi diinstruksikan untuk
menambahkan suplemen ASI: 10 mL ASI diperah secara manual dan penambahan 2 g formula
bubuk PRA-NAN (Nestl) pada sebuah cangkir plastik setinggi 50 mL. Setelah dicampur
kemudian diberikan kepada anak.

Pemberian ASI dan nutrisi dilakukan dua kali di siang hari, satu pada pagi hari dan satu
lagi di sore hari. Setelah pemberian nutrisi mengakibatkan peningkatan nutrisi sebesar 20
kkal/hari. Rata-rata penambhan ini cukup untuk menaikan asupan kalori anak saat dipulangkan
(dengan pertimbangan berat adan saat dipulangkan berkisar 1.8 2 kg) dengan kebutuhan kalori
perhari 140 kkal.

Selebihnya penambahan suplemen dapat meningkatkan asupan harian pada karbohidrat


sebesar 2.12 gram, 1,04 g lemak, 0,56 g protein, 1,04 g lemak total, 0,44 g Lemak jenuh, 0,164 g
asam linoleat, 19,6 mg alfa asam linoleat, 10,76 g natrium, 30,4 mg kalsium, 0,4 mg besi 24,2 mg
potasium, dan 1,6 mg taurin dan vitamin.

Follow-up setiap bulan untuk menilai status general dan nutrisi. Skala Bayley III
digunakan untuk mengevaluasi data yang dilakukan oleh petugas yang telah dilatih. Petugas yang
melakukan evaluasi tidak diberi informasi termasuk kedalam manakah kelompok bayi tersebut.

Untuk memverifikasi tingkat efektifitas pengacakan, karakteristik dikaji dan


dibandingkan pada kedua kelompok. Variabel yang dibandingkan adalah: berat badan, jenis
kelamin, usia kehamilan, lingkar kepala, panjang saat lahir, berat badan saat randomisasi, berat
badan untuk usia gestasional, lama tinggal di rumah sakit, dan tingkat keparahan Skor (Skor untuk
Fisiologi Akut Neonatus, Perpanjangan Perinatal, Versi II [SNAPPE II]).

Skor domain motor, kognitif, dan bahasa dinilai mengunakan Bayley Scale III selama 12
bulan pasca kelahiran. Analisis multivariat (regresi linier sederhana) digunakan, diantaranya
variabel bobot lahir dan jenis kelamin memiliki pengaruh signifikan terhadap perkembangan bayi.

Hanya satu variabel post-randomization yang dipilih untuk diamati karena pentingnya
bagi pengembangan anak: '' Ibu sebagai pengasuh utama anak ''. Diketahui bahwa unit keluarga
adalah salah satu faktor terpenting dalam perkembangan anak.

3
Analisis regresi linier sederhana dilakukan dengan penilaian skor pada skala Bayley III
untuk tiga domain pengembangan (motor, kognitif dan bahasa). Kemudian, analisis kedua dari
regresi linier sederhana dilakukan, disesuaikan dengan variabel gender, berat badan saat lahir dan
ibu sebagai pengasuh utama anak.

Variabel yang sesuai dengan skor Bayley III Skala dalam tiga domain memiliki tingkat
normalitas yang diverifikasi oleh Shapiro - Wilk test. Tabulasi data dilakukan di perangkat lunak
EpiInfo 3.5 (Epi InfoTM, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Atlanta, AS) dan analisis
statistik dilakukan di STATA 11 (StataCorp 2009. Perangkat Lunak Statistik Statistik: Rilis 11.
College Station, TX: StataCorp LP).

Penelitian ini disetujui melalui Edict N. 302/10 Komite Etika Penelitian Rumah Sakit
Universitrio Da Universidade Federal melakukan Maranho. Penelitian ini terdiri dari uji klinis
acak yang diikuti dengan standar internasional yang ditetapkan oleh CONSORT Statement.
Penelitian ini didaftarkan pada Register Brasil dari Clinical Trials (REBEC) dari
Kementerian Kesehatan Brasil Di bawah No. U1111-1131-8413. Berdasarkan penelitian Proyek
Multicomponent supplementation of human milk for nutrition, growth, and development of
preterm infants discharged from Neonatal Intensive Care Units, edict MS/CNPq/FAPEMA ---
No. 477848/2007-9.

4
HASIL

Selama masa studi, 293 bayi prematur lahir beratnya kurang dari 1500 g. Sebanyak 118
bayi yang baru lahir tidak memenuhi kriteria inklusi dan 93 diantaranya meninggal. Pengacakan
dilakukan pada 82 bayi. Dari pengacakan sampai akhir intervensi, 29 subjek loss follow-up.
Sebagian besar loss follow-up itu disebabkan oleh kesulitan ibu dalam mempertahankan
pemberian ASI selama periode intervensi.

Loss follow-up kurang lebih sama pada kedua kelompok (p = 0,12). Skala Bayley III
digunakan untuk menilai perkembangan dari ke 53 subjek. Rata-rata durasi dari intervensi kurang
lebih sama pada kelompok kontrol dan intervensi: 5,84 0,54 bulan; 5,64 0,73bulan; (P = 0,42).
Subjek yang dinilai, 27 diantaranya pada kelompok kontrol dan 26 pada kelompok intervensi
(Gambar 1).

Dari subjek yang menyelesaikan intervensi, 20 (37,7%) adalah anak laki-laki dan 33
(62,3%) anak perempuan; Kebanyakan bayi memiliki ibu berusia antara 20 dan 30 tahun (60,4%)
dengan delapan sampai 11 tahun bersekolah (69,2%), dan orang tua dalam pernikahan (60,4%).

Pendapatan keluarga dominan minimal satu sampai tiga upah (49%), namun dengan
persentase keluarga yang tinggi yang hidup dengan lebih dari satu upah minimum (32%). Dari
para ibu yang berpartisipasi dalam penelitian ini, hanya 25% yang memiliki pekerjaan.

Ibu adalah pengasuh utama anak pada 73,6% kasus. Hanya 18,9% keluarga memiliki
lebih dari satu anak yang tinggal di rumah yang sama. Sebagian besar rumah (88,9%) memiliki
penutup/alas lantai, memungkinkan anak bermain di lantai. Hanya separuh penduduk (52,8%)
memiliki akses terhadap pendidikan.

5
Pada analisis karakter sebelum randomisasi, bayi dari kelompok kontrol dan intervensi
menunjukan sifat yang sama, kecual variable berat badan lahir, SNAPPE II, lama tinggal di rumah
sakit dan gender.

Hasil dari penilaian menggunakan skala Bayley III pada 53 subjek pada tiga domain
perkembangan selama 12 bulan perkembangan ditampilkan pada Table 2.
Pada analisis menggunakan siple linear regresi, tidak ada hubungan yang signifikan secara statistic
pada ketiga domain, meskipun nilai rata-rat pada kelompok dengan pemberian suplemen lebih
tinggi (Table 3).

Diskusi

Perbandingan NPMD yang dinilai oleh Skala Bayley III antara kelompok kontrol dan
intervensi menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik pada penelitian dalam
domain: motor, kognitif, dan bahasa. Nilai skor selalu lebih tinggi pada kelompok intervensi
daripada di kelompok kontrol dalam tiga domain.
Hanya satu penelitian yang serupa dengan penelitian saat ini. Keduanya mempelajari
populasi sama yang terdiri dari bayi prematur, dipulangkan dari NICU, dengan berat lahir rata-rata
1279 g dan 1287 g, pemberian ASI di rumah sakit, dan kedua penelitian menggunakan suplemen
multinutrien untuk memberikan lebih banyak asupan energi dan protein. Namun, caranya
Suplementasi diberikan berbeda di antara keduanya. Berbeda dengan penelitian ini, Aimone et al.
menambahkan suplementasi untuk sekitar setengah dari asupan harian ASI, yang mewakili 10%
energy lebih banyak dan protein 20% lebih banyak. Dalam kedua penelitian tersebut, ASI
diperoleh oleh ibu sendiri. Dalam percobaan ini, formula khusus untuk Bayi prematur digunakan
(Pr-Nan, Nestl, Vevey, Swiss), berbeda dengan penelitian itu, yang menggunakan susu
Fortifier multinutrien dalam bentuk bubuk (Similac HM fortifier, Abbott Nutrition, Ohio, AS).
Dalam kedua uji coba tersebut, tidak ada pengaruh suplementasi pada durasi pemberian
ASI.Studi oleh Aimone dkk.20 menilai perkembangannya pada 18 bulan usia setelah gestasi
melalui Skala Bayley II. Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antar kelompok.

6
Namun, ditemukan asosiasi pada domain bahasa (0,053) dan motor (0,067). Persentase serupa
dengan keterlambatan perkembangan ditemukan pada kedua kelompok.

Studi saat ini mengkonfirmasi hasil penelitian dimana mean skor serupa diapatkan
dengan penggunaan metode Bayley III pada kedua kelompok, pada tiga domain yang dievaluasi
pad 12 bulan setelah kelahiran, dengan perbedaan yang tidak signifikan. Dalam penelitian oleh
Aimone dkk, keterlambatan perkembangan ditemukan sama pada kedua kelompok.

7
8
Beberapa faktor mungkin telah berkontribusi terhadap hasil ini. Koreksi yang tidak
dilakukan per bulan mungkin secara relatif menurunkan efek dari 4 gram suplemen pada
pertmbuhan bayi. Poin lain yang mungkin dapat berkontribusi pada pengurangan perbedaan antar
kedua kelompok, yang merupakan karakteristik studi intervensi dengan follow-up, yaitu meskipun
follow-up dilakukan secara sistematis dan hati-hati, hampir tidak mungkin untuk memastikan
frekuensi pemberian suplemen pada ASI sudah diikuti secara tepat.

Faktor ketiga adalah bahwa bayi pada kedua kelompok mungkin mengkonsumsi jumlah
kalori dan nutrisi yang sama, pada kelompok kontrol yang tidak mendapatkan suplemen
seharusnya menyusu dengan periode yang lebih lama, dan frekuensi yang lebih banyak. Pada
kelompok yang mendapat suplementasi, mereka umumnya akan lebih cepat puas dan menyusu
dengan periode waktu yang lebih singkat daripada kelompok kontrol.

Akhirnya, meskipun perhitungan jumlah sampel awal mengindikasikan bahwa imdividu


yang mencukupi untuk mendeteksi perbedaan pada kedua kelompok, kemungkinan tingkat
perbedaan sudah terlalu tinggi dan membutuhkan sampel yang lebih luas untuk mendeteksinya.
Kekuatan studi ini meliputi desain eksperimental, dengan metode blinding NPMD, dan
fakta bahwa hanya terdapat satu buah studi denagn hipotesa yang sama.
Studi ini mmengalami beberapa rintangan. Kesulitan dari follow-up dan pengenalan makan
lain membuat tidak mungkin melakukan follow-up pada jumlah subjek yang lebih besar.
Kemungkinan bias yang diakibatkan oleh rentang waktu yang lama pada saat waktu ahir
pemberian intervensi dan penilaian perkembangan serta perbedaan presentase dari loss follow-up
pada kedua kelompok diminimalkan oleh analisis yang disesuaikan.
Mengingat hasil dari studi ini, dapat disimpulkan bahwa, menurut ilmu pengetahuan saat
ini, masih belum ada bukti adanya asosiasi antara suplementasi paska pasien diperbolehkan pulang
dan NPMD pada bayi preterm dengan berat badan lahir rendah.
Pendanaan
Sumber pendanaan untuk alat dan bahan yang digunakan pada studi ini: MS/CNPq/FAPEMA ---
n.477848/2007-9.
Conficts of interest
Peneliti tidak adanya conflicts of interst.

Anda mungkin juga menyukai