Anda di halaman 1dari 10

ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN

PEKERJAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN BALAI RISET DAN STANDARISASI


INDUSTRI SAMARINDA

PURWANTO
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
email:poer_ck@yahoo.com

ABSTRACT
The problems that often occur approximate construction is experiencing difficulties, with
some degree of certainty, perhaps the duration of the working part, or as an attempt to determine the
construction team and construction phases. This means that the cost is also in because of variations
that can be considered and not easily predictable.
Construction management which includes metoelogi and procedures of the work is one thing
that is very important, therefore, at the time of its implementation should be properly addressed and
implemented in order to avoid delays and losses due to costs.
As an example of the problems in Development Projects Research and Standards Industry
Samarinda of delayed implementation, the results of analysis performed, it can be known causes of
delay in the execution, results analysis that is done it can be seen causing delays and additional costs
that must be issued implementing terms of wages for workers on the job is not yet done.

Keywords : construction management , delays and loss cost, performance construction

ABSTRACT
permasalahan yang sering terjadi konstruksi adalah mengalami kesulitan perkiraan, melalui
beberapa tingkat kepastian, mungkin durasi bagian kerja, ataupun sebagai usaha menentukan tim
konstruksi dan tahapan pelaksanaan konstruksi. Ini berarti bahwa biaya juga di karenakan untuk
variasi yang dapat dipertimbangkan dan bukan mudah diprediksi.
Manajemen konstruksi yang meliputi metoelogi dan tata cara pelaksanaan pekerjaan
merupakan salah satu hal yang sangat penting, oleh sebab itu pada saat pelaksanaanya harus benar-
benar diperhatikan dan dilaksanakan untuk menghindari keterlambatan dan kerugian akibat biaya
yang harus dikeluarkan.
Sebagai contoh permasalahan pada Proyek Pembangunan Balai Riset dan Standarisasi Industri
Samarinda yang mengalami keterlambatan pelaksanaan, dari hasil analisi yang dilakukan maka dapat
diketahui penyebab keterlambatan pelaksanaan, dari hasil analisi yang di lakukan maka dapat
diketahui penyebab keterlambatan dan biaya tambahan yang harus di keluarkan pelaksana ditinjau
dari pembayaran upah pekerja dari perkerjaan yang belum terlaksana.

Kata kunci : manajemen konstruksi,keterlambatan dan kerugian biaya,kinerja konstruksi.

I. PENDAHULUAN sarana dan infratruktur berupa gedung

Kota Samarinda selain merupakan ibu kota pemerintahan, yang baik secara langsung ataupun

Provinsi Kalimantan Timur juga merupakan salah tidak langsung sebagai sarana pelayanan

satu ota yang memiliki penduduk yang sangat padat masyarakat.

dan masih banyak sarana pelayanan masyarakat Dalam pembanguan gedung


dalam hal ini kantor pemerintahan yang masih pemerintahan sering kali terjadi keterlambatan
kurang memadai. Dalam kaitannya pemerintah baik pekerjaan seperti yang terjadi pada pembanguan
pusat maupun daerah berupaya meningkatkan Gedung Balai Riset dan Standarisasi Industri
Samarinda terjadi keterlamabatan penyelesaian 1. Mengetahui faktor-faktor yang
pembangunan tahap II. Hal ini akan mempengaruhi keterlambatan
mempengaruhi proses pembangunan tahap pelaksanaan pekerjaan pada proyek
selanjutnya. pembangunan Balai Riset dan
Standarisasi Industri Samarinda.
Berdasarkan fenomena yang terjadi,
2. Mengetahui berapa besar kerugian
maka perlu dilakukan penelitian untuk
yang ditimbulkan akibat keterlambatan
mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya
pekerjan, ditinjau dari biaya yang harus
keterlambatan pelaksanaan pembangunan tahap
dikeluarkan pelaksana untuk
II Gedung Balai Riset dan Standarisasi Industri
pembayaran gaji pekerja, berdasarkan
Samarinda.
pada volume pekerjaan yang belum
Rumusan Masalah terlaksana.

Dari uraian diatas maka rumusan Batasan Masalah


masalah adalah:
Agar penelitian dapat dilakukan secara
1. Faktor-faktor apa saja yang terarah, maka diambil batasan sebagai berikut:
mempengaruhi keterlambatan
1. Pembangunan Balai Riset dan
pelaksanaan pekerjaan pada proyek
Standarisasi Industri Samarinda
pembangunan Balai Riset dan
yang ditinjau hanya
Standarisasi Industri Samarinda dengan
pembanguanan tahap II.
meninjau perbandingan antara
2. Jenis-jenis pekerjaan ditinjau
perencanaan pekerjaan dan pelaksanaan
hanya pada setiap sub bidang
dilapangan ?
pekerjaan.
2. Berapa besar kerugian yang ditimbulkan
3. Metode yang digunakan adalah
akibat keterlambatan pekerjaan, ditinjau
perbandingan antara perencanaan
dari biaya yang harus di keluarkan
pekerjaan dalam pelaksanaan
pelaksana untuk pembayaran gaji pekerja
dilapangan.
berdasarkan pada volume pekerjaan yang
belum terlaksana ? Masalah Penelitian

Maksud dan Tujuan Penelitian Manfaat penelitian ini adalah:

Maksud dari penelitian adalah untuk 1. Sebagai bahan masukan bagi


menganalisa faktor-faktor yang menyebabkan pemerintah baik pusat ataupun daerah
keterlambatan pekerjaan pelaksanaan pekerjaan dan instansi-instansi terkait serta
tersebut. penyedia jasa sebagai pihak pengelola
untuk dijadikan pertimbangan.
Tujuan dari penelitian adalah:
2. Sebagai bahan referensi untuk 2. Sistem Rancang Bangun (Design-Bult
penelitian-penelitian selanjutnya. System)

Sistem ini cukup populer di Eropa dan


II. TINJAUAN PUSTAKA
Amerika Selatan, Pada sistem ini
Defenisi Manajemen Konstruksi perancangan dan pelaksanaan
dilakukan oleh satu perusahaan
Dalam perkembangannya, manajemen
sehingga memiliki beberapa
proyek/manajemen konstruksi sebagai sistim
keuntungan bila dibanding dengan
berkembang secara lebih luas dengan diterapkan
sistem tradisional.
pada seluruh tahapan proye, mulai dari tahapan
perencanaan, perancangan, pengadan dan Sistem Manajemen Konstruksi Profesional
pelaksanaan, sehingga untuk menerapkannya (PCM Delivery System)
aka lebih rumit dan komplek karena sumber
Umumnya PCM dibagi empat sistem
daya yang ada berlainan dan bervariasi dan
yaitu:
mempunyai tujuan-tujuan sesuai dengan
tahapan proyeknya. Wuaten (2005). 1. Agency Construction Management
(ACM)
Sistem Konstruksi Manajemen
Pada sistem ini konsultan Manajemen
Ada dua sistem pelaksanaan proyek Konstruksi mendapat tugas dari pihak
yang telah di gunakan dalam bidang konstruksi pemilik dan berfungsi sebagai
dan cukup sukses, yaitu: Sistem Pelaksanaan koordinator penghubung (interface)
Tradisional (Traditional Delivery System) dan antara perancangan dan pelaksanaan.
Sistem Manajemen Konstruksi Profesional 2. Extended Service Contruction
(PCM Delivery System). Wuaten (2005) Management (ESCM)
Jasa konsultan MK dapat dilakukan
Sistem Pelaksanaan Tradisional (Traditional
oleh pihak perencana atau pihak
Delivery System)
kontraktor.
Menurut Wuaten (2005), Sistem pelaksanaan 3. Owner Construction Management
tradisonal terdiri dari: (OCM)
Dalam hal ini pemilik mengembangkan
1. Sistem Tradisional (traditional System)
jasa dibidang manajemen konstruksi
Dalam sistem ini pemeilik pada tahap yang bertanggungjawab terhadap
tahap perekayasaan dan perancangan manajemen proyek yang dilaksanakan,
(engineering design) mengadakan sehingga dapat dikata bahwa tim
ikatan kontrak dengan konsultan Manajemen Konstruksi yang
perencana. mengelola proyek merupakan bagian
dari kepemilikan proyek.
4. Guaranted Maximum Price f. Overhead.
Construction Manageement (GMPCM) g. Biaya tak langsung
Konsultan ini bertindak bertindak lebih h. Laba.
kearah kontraktor umum daripada
Kurva S
sebagai wakil pemilik.
Kurva s adalah sekumpulan daftar

Bobot Pekerjaan Nilai Pekerjaan


X 100%
= Nilai Keseluruhan Pekerjaan

Perhitungan biaya proyek kegiatan yang disusun dalam kolom berdasarkan


pekerjaan yang aakan dilaksanakan dengan
Menurut Wuaten (2005), Biaya proyek
bobot pekerjaan yang telah dihitung terlebih
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu biaya
dahulu dan diisi sesuai dengan bobot kegiatan
proyek langsung dan biaya proyek tidak
rencana terlaksanan setiap minggunya Wuaten
langsung.
(2005).
1. Biaya langsung meliputi:
Perhitungan bobot pekerjaan.
a. Pembebasan tanah.
Perhitungan bobot pekerjaan dapat
b. Penyiapan lahan dan pekerjaan tanah.
dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
c. Komponen struktur
berikut:
d. Komponen mekanikal dan elektikal.
e. Komponen sementara. Rencana Metode Pelaksanaan Pekerjaan
f. Upah tenaga kerja.
Metode pekerjaan pada hakekatnya
2. Biaya tidak langsung meliputi:
adalah penjabaran tata cara dan teknik-teknik
a. Gaji staf/pegawai tetap tim
pelaksanaan pekerjaan, merupakan inti dari
manajemen.
manejemn konstruksi. Dalam setiap
b. Biaya konsultan.
perencanaan pekerjaan, sehingga pelaksana
c. Fasilitas sementara dilokasi proyek.
dilapangan memliki acuan pekerjaan, di
d. Peralatan konstruksi.
harapkan dengan adanya perencanan metode
e. Pajak,pungutan.asuransi,perijinan.
pekerjaan maka tidak akan terjadi keterlambatan
ataupun kendala-kendala yang mungkin di Kerja Tukang OH -
temui di lapangan.
Kepala
OH -
Sumber Daya Tukang

Sumber daya yang diperlukan untuk Mandor OH -


pelaksanaan proyek konstruksi dapat dibedakan
menjadi dua golongan utama, yaitu: (1)
kemahiran teknis, metode kerja, dan menejemn, Rumus: Volume yang akan
dan (2) pekerja konstruksi, mesin, peralatan dan Kebutuhan Tenaga kerja = dikerjakan x indeks
material. Seperti diketahui, estimasi kebutuhan Hari kerja rencana
segala macam sumber daya tersebut bersumber
pada rencana kerja yang berdasarkan pada
jadwal waktu. METODOLOGI PENELITIAN

Sumber Daya Manusia Tempat Penelitian

Dalam suatu pelaksanaan Lokasi penelitian adalah proyek


konstruksi,salah satu faktor yang sangat penting pembangunan Balai Riset dan Sandarisasi
adalah sumber daya manusia. Untuk Industri Samarinda,JL.MT. Haryono/ Bangeris
mendapatkan efektifitas pelaksanaan untuk Samarinda.
pekerjaan maka diperlukan pengaturan/
Pengumpulan Data
perencanaan sumber daya manusia yang baik,
sehingga efisiensi pekerjaan dapat terlaksana Dalam penelitian ini pengumpulan
Evrianto (2005). sangat bergantung pada data diperoleh dari
pihak konsultan pengawas dan pelaksana
Perhitungan kebutuhan sumber daya
dilapangan serta dari pihak pemilik
manusia
gedung,sebagai bahan analisis.
Dalam perencanaan sumberdaya
Analisis Faktor-faktor penyebab
manusia dapat dipergunakan standarisasi
keterlambatan
nasional dengan mengkonfersikan luasan yang
akan dikerjakan dengan indeks didalam Pada tahap ini dilakukan perbandingan
standarisasi nasional (SNI). SNI(2007). antara perencanaan dan pelaksanaan dilapangan.

Analisis kerugian akibat keterlambatan


Kebutuhan Satuan Indeks
Perhitungan kerugian akibat
Bahan - - - keterlambatan ditinjau dari pengeluaran yang
harus dikeluarkan pelaksana untuk pembayaran
Tenaga Pekerja OH -
gajih pekerja, berdasarkan pada volume HASIL DAN PEMBAHASAN
pekerjaan yang belum terlaksana.
Data Metodelogi Pelaksanaan
Jenis-jenis data
Lingkup Pekerjaan
Data yang digunakan dalam penyusun
1. Pekerjaan Persiapan
skripsi ini, yaitu:
2. Perkerjaan tanah
1. Data prestasi rencana sesuai dengan 3. Perkerjaan pancangan tanah
kontrak pekerjaan. 4. Pekerjaan beton
2. Rencana metode pelaksanaan 5. Pekerjaan pasangan bata
pekerjaan sesuai dengan kontrak. 6. Pekerjaan pintu dan jendela
3. Data prestasi realisasi pelaksanaan 7. Pekerjaan rangka konstruksi atap
pekerjaan. 8. Pekerjaan rangka dan plafon
4. Metode pelaksanaan pekerjaan 9. Pekerjaan penutup atap
dilapangan yang diperoleh dari 10. Pekerjaan instalasi listrik
pengamatan konsultan pengawas. 11. Pekerjaan sanitrasi

Pengolahan data Penyebab keterlambatan

Pengolahan data terdiri dari: Penyebab keterlambatan pelaksanaan


pekerjaan proyek pembangunan Balai Riset dan
1. Membandingkan prestasi rencana
Standarisasi Industri Samarinda sebagai berikut:
dengan realisasi pelaksanaan
a. Minggu 1
dilapangan.
Hanya beberapa yang bekerja
2. Membandingkan metode pelaksanaan
dikarenakan bulan puasa dan hanya
rencana dengan realisasi pelaksanaan
pembersihan lokasi yang
dilapangan.
dilaksanakan.
3. Menghitung bobot yang belum
b. Minggu 2,3,4
terlaksana.
Pekerja tidak ada yang bekerja
4. Menghitung kebutuhan pekerja untuk
dikarenakan libur lebaran idul fitri.
pekerjaan yang belum terlaksana.
c. Minggu 5,6
5. Menghitung kerugian pelaksana
Pelaksanaan pekerjaan terlambat
ditinjau dari pengeluaran yang harus
dikarenakan pekerja baru mulai efektif
dikeluarkan pelaksana untuk
bekerja setelah libur lebaran.
pembayaran pekerja, berdasarkan pada
d. Minggu 7
volume pekerjaan yang belum
Pelaksanaan pekerjaan terkendala
terlaksana.
mobilisasi material masuk ke lokasi
karena intensitas hujan cukup tinggi
e. Minggu 8
Pelaksanaan pekerjaan terkendala pada minggu sebelumnya sehingga
beberapa pekerjaan yang tidak akibat keterlambatan minggu
sempurna harus dikerjakan ulang sebelumnya menyebabkan pada
akibat kontraktor kurang minggu ini banyak pekerjaan yang
memperhatikan metode pelaksanaan belum terlaksana yang harusnya sudah
pekerjaan,selain itu terlambatnya selesai 100%.
pekerjaan akibat libur lebaran.
Kerugian Pelaksana
f. Minggu 9,10,11
Kurangnya pasokan listrik dilokasi Kerugian akibat keterlambatan
pekerjaan sehinggan menyebabkan pelaksanaan pekerjaan yang harus ditanggung
pekerjaan yang membutuhkan listrik oleh kontraktor ditinjau dari biaya yang harus
terkendala. dikeluarkan untuk pembayaran gaji pekerja,
g. Minggu 12 dikarenakan system pembayaran berdasarkan
Pelaksanaan pekerjaan pada minggu jumlah hari kerja bukannya dari luasan
ini dipengaruhi prestasi pekerjaan pekerjaan yang telah terlaksana.
Tabel 4. Perhitungan Jumlah Kebutuhan Pekerja
No Uraian pekerjaan Volume Indeks Jumlah
pekerja
1. Pekerjaan Beton
- Listplank beton + balok kantiliver
bawah atap 5,128 m 5,96 30,563
- Rabat 1:3:5 bawah lantai
- Rabat 1:3:5 bawah saluran air 44,304 m 1,65 73,102
- Cor rabat keliling
- Meja laboratorium 1,056 m 1,65 1,742
12,372 m 1,65 20.414
11,346 m 7,3 82,826

2. Pekerjaan Pasangan
- Pasangan bata 1:2 saluran air 31,680 m 0,32 10,138
- Plesteran camp. 1:2 pasa saluran air 66,528 m 0,2 13,3056
3. Pekerjaan Jembatan Jalan Masuk
- Galian tanah 8,840 m 0,4 3,536
- Urug tanah kembali 2,652 m 0,25 0,663
- Pancang ulin 10/10/200 34 titik 0,6 20,4
- Kalang ulin 5/20 dan sunduk ulin
5/20 0,425 m 0,6 0,255
- Aanstamping
- Pasangan batu gunung campuran 1:4 2,720 m 0,76 2,067
- Plat beton jembatan
- Urungkan pasir bawah pondasi 6,120 m 0,6 3,672
- Rabat 1:3:5 sisi plat beton jembatan 6,400 m 1,65 10,56
8,500 m 0,3 2,55

0,800 m 1,65 1,32

4. Pekerjaan main enstrance


- Lisplank kayu 24,600 m 0,1 2,46
5. Pekerjaan side enstrance (portico)
- Listplank kayu 17,200 m 0,1 1,72
6. Pekerjaan side enstrance (tangga)
- Plant atap dak beton tebal 10 cm 0,988 m 1,65 1,63
- Lisplank kayu 17,200 m 0,1 1,72
Jumlah 404,403

4.28 Perhitungan Jumlah kebutuhan tukang besi


No Uraian pekerjaan Volume Indeks Jumlah
T. Besi
1. Pekerjaan Beton
- Lisplank Beton + Balok meja 5,128 m 1,4 7,179
kantiliver bawah atap
- Meja laboratorium 11,346 m 2,1 23,827
2. Pekerjaan Jembatan masuk
- Plat beton jembatan 6,120 m 2,1 12,85
3. Pekerjaan side enstrance (tangga) 0,988 m 2,1 2,0748
Jumlah 45.9308
Tabel 4.30 Perhitungan Jumlah Gajih Pekerja

No. Uraian Jumlah Upah Jumlah Gajih


(OH)

1. Pekerja 405 Rp.45.000,- Rp.18.225.000,-

2 Tukang 69 Rp.60.000,- Rp.4.140.000,-


Kayu

3. Tukang 39 Rp.60.000,- Rp.2.340.000,-


Batu

4. Tukang 46 Rp.55.000,- Rp.2.340.000,-


Besi

5. Mandor 41 Rp.70.000,- Rp.2.870.000,-

Total Gajih Rp.29.915.000,-

GRAFIK KEBUTUHAN PEKERJAAN


Mandor
Tukang Kayu

Tukang Batu

Tukang Besi

Pekerja

Diagram Gajih Pekerja

Rp.18.255.000
7%
12% Rp.4.14.0000

6% Rp.2.340.000
8%
Rp.2.340.000
67%
Rp.2.870.000
KESIMPULAN DAN SARAN c. Ketersediaan sarana dan alat
pendukung pelaksanaan sebaiknya
Kesimpulan
dipersiapkan dan jangan diabaikan.
Dari hasil analisa dan pembahasan d. Kebersihan lokasi pekerjaan sebainya
dengan melakukan perbandingan antara diperhatikan sehingga pada saat
perencanaan dan pelaksanaan di lapangan,serta pelaksaan tidak mengalami kesulitan.
melakukan perhitungan kebutuhan pekerja dan e. Faktor cuaca sangat berpengaruh
upah pekerja berdasarkan pada pekerjaan yang terhadap pelaksanaan pekerjaan,
belum terlaksana,dapat ditarik kesimpulan sehingga sebaiknya drainase ataupun
sebagai berikut: permanen disiapkan terlebih dahulu.

a. Pelaksana tidak memperhatikan DAFTAR PUSTAKA


metodelogi perencanaan sehingga pada
Evianto, WulFram 1.Manajemen Proyek
saat pelaksanaan mengalami hambatan.
Konstruksi, Penerbit Andi Yogyakarta.
b. Pelaksana tidak memperhatikan
2007
kebersihan dilokasi kerja,dengan
banyaknya sisa material yang Dipohusodo Istimawan. Manajemen Proyek dan
berserakan dilokasi pekerjaan sehingga Konstruksi Jilid II,Penerbit Kanisius
menyulitkan pelaksanaan pekerjaan Yogyakarta, 2004
selanjutnya.
Lock Dennis. Manajemen Proyek, Penerbit
c. Terbatasnya ketersediaan pasokan
Erlangga Jakarta, 1981
listrik dilokasi pekerjaan.
d. Intensitas curah hujanyang cukup Prijono. Tata Laksana Proyek, Penerbi
tinggi,sehingga menyulitkan mobilisasi AndiOffset Yogyakarta. 1992
material.
Kontrak Kerja. Pembangunan Gedung Kantor
Saran Dan Laboratorim dua lantai Tahap II.
Samarinda,2007
Adapun saran-saran kepada pembaca
adalah sebagai berikut:

a. Dalam pembangunan proses


perencanaan sangat penting agar pada
saat pelaksanaan dapat terarah dan
berjalan dengan baik
b. Pada saat pelaksanaan pelaksana harus
mentaati metodelogi perencanaan agar
tidak mengalami kendala pada saat
pelaksanaan.

Anda mungkin juga menyukai