Geolistrik adalah salah satu metode dalam geofisika yang mempelajari sifat
aliran listrik di dalam bumi. Pendeteksian di atas permukaan meliputi pengukuran
medan potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah
maupun akibat penginjeksian arus ke dalam bumi. Prinsip kerja metode geolistrik
dilakukan dengan cara menginjeksikan arus listrik ke permukaan tanah melalui
sepasang elektroda dan mengukur beda potensial dengan sepasang elektroda yang
lain. Bila arus listrik diinjeksikan ke dalam suatu medium dan diukur beda
potensialnya (tegangan), maka nilai hambatan dari medium tersebut dapat
diperkirakan.
Pada keadaan tertentu, pengukuran bawah permukaan dengan arus yang tetap
akan diperoleh suatu variasi beda tegangan yang berakibat akan terdapat variasi
resistansi yang akan membawa suatu informasi tentang struktur dan material yang
dilewatinya. Prinsip ini sama halnya dengan menganggap bahwa material bumi
memiliki sifat resistif atau seperti perilaku resistor, dimana material-materialnya
memiliki derajat yang berbeda dalam menghantarkan arus listrik.
2.2 Resistivitas Semu
Metode geolistrik tahanan jenis didasarkan pada anggapan bahwa bumi
mempunyai sifat homogen isotropis. Dengan asumsi ini, tahanan jenis yang terukur
merupakan tahanan jenis yang sebenarnya dan tidak tergantung pada spasi
elektroda. Namun pada kenyataanya bumi tersusun atas lapisan-lapisan dengan
resistivitas yang berbeda-beda, sehingga potensial yang terukur merupakan
pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut. Karenanya, harga resistivitas yang diukur
seolah-olah merupakan harga resistivitas untuk satu lapisan saja Resistivitas yang
terukur sebenarnya adalahresistivitas semu (a).
Besarnya resistivitas semu (a) adalah:
atau
dengan
Dimana K adalah faktor geometri yaitu: besaran koreksi letak kedua elektroda
potensial terhadap letak elektroda arus.
Berdasarkan hasil peneltian yang telah dilakukan sebelumnya oleh PT. Citra
Palu mineral di daerah poboya, keterdapatan mineral Ag-Au terdapat diurat-
urat kuarsa pada batuan yg bersifat massive seperti granit monzonit dan gneiss.
Berikut adalah gambar hasil pengeboran yang dilakukan oleh PT. Citra Palu
mineral di daerah Poboya :
Gambar 2.7 Penampang Tipikal Prospek Mineralisasi Blok Poboya
5. Pindahkan kabel arus (C1,C2) dan potensial (P1,P2) pada setiap titik
pengambilan datum. Jika sudah sampai ujung elektroda putar kembali
pengukurannya.
Adapun ala-alat yang digunakan pada saat melakukan pengukuran yaitu :
1. Resistivity meter, digunakan untuk mengetahui nilai resistivitas suatu
lapisan atau batuan dibawah permukaan.
2. Elektroda, digunakan sebagai elektroda arus dan elektroda potensial,
sebagai elektroda arus digunakan untuk menginjeksi arus ke dalam bumi
dan sebagai elektroda potensial digunakan untuk membaca beda
potensialnya elektroda yang digunakan yaitu 4 buah elektroda, 2 elektroda
buah arus dan 2 buah elektroda potensial.
3. ACCU, digunakan sebagai sumber energi listrik.
4. Kabel Listrik, berfungsi sebagai alat penghantar listrik.
5. GPS, digunakan untuk mengambil koordinat dan data topografi.
6. Kalkulator dan alat tulis menulis, digunakan sebagai alat untuk
menghitung data dan alat untuk menulis.
7. Roll Meter, digunakan untuk mengukur jarak.
8. Patok Besi / Tembaga, digunakan sebagai penanda jarak.
9. Tabel Data, digunakan untuk menulis data hasil pengukuran dilapangan.
10. Software Res2Dinv dan Excel, untuk mengolah data yang didapatkan.
Gambar 2.5 Nilai resistivitas batuan bawah permukaan hasil pemodelan inversi