Anda di halaman 1dari 5

1.

Melange
Melange merupakan kelompok campuran batuan Pra Tersier dari berbagai
jenis dan umur batuan yang berbeda beda (berkisar antara 120 65 jt th), yang telah
mengalami proses deformasi (ubahan) baik pada struktur maupun komposisinya.
Kelompok batuan yang disebut tektonik mlange terdiri atas percampuran dari
berbagai satuan batuan dengan hubungan struktur dan stratigrafi yang tidak koheren,
terdiri dari fragmen atau blok batuan ofiolitik, batuan metamorfik derajat rendah dan
metasedimen yang tercampur dalam massa dasar lempung yang tergerus (pervasively
sheared). Kenampakan rekahan gerus dengan permukaan berupa cermin sesar
(slickenside), blok batuan exotic dan native berukuran dari ratusan meter hingga dapat
dipetakan, mengambang dalam massa dasar yang lebih halus, yakni terdiri dari
lempung abu abu gelap hitam yang mempunyai sifat tergerus. Batuan penyusun
mlange umumnya terdeformasi secara intensif dari berbagai kejadian, fasies dan
umur yang tersingkap berulang dan berubah secara tiba tiba pada jarak yang relatif
dekat. Adanya gejala tumbukan lempeng litosfer menyebabkan terbentuknya
kelompok tatanan geologi yang kompleks dan menghasilkan percampuran kelompok
batuan tersebut. Mengenai melange, Ada melange tektonik ada melange sedimenter
(alistostrom)
Ciri-ciri melange tektonik yaitu bidang-bidang rekahan gerus/shear fracture dominan
& menonjol serta termalihkan. Sedangkan ciri-ciri melange sedimenter (olistostrom)
yaitu Tidak mengalami proses pelenturan/deformasi yang kaut, Adanya lempung abuabu sampai lempung hitam, Mempunyai struktur bersisik (struktur scaly) akibat
proses pelongsoran oleh beban

Gambar 1. Melange

2. Ofiolit
Ofiolit merupakan kompleks batuan dengan berbagai karakteristik dari layer
ultramafik, dengan ketebalan dari beberapa ratus meter sampai beberapa kilometer
bersusun atau berlapis dengan batuan gabro dan batuan dolerite, dan pada bagian
atanya tersusun oleh pillow lava dan breksi, sering berasosiasi dengan batuan
sediment pelagic (Ringwood, 1975). Sedangkan menurut Hutchison (1983), ofiolit
merupakan kumpulan khusus dari batuan mafik-ultramafik dengan batuan beku
sedikit kaya asam sodium dan khas berasosiasi dengan batuan sediment laut dalam.
Ofiolit diinterprestasikan sebagai kerak samudera dan batuan tektonik mantel
bagian atas dan akhirnya membentuk daratan (Penrose, 1972; coleman 1977 dalam
Clague dan Straley, 1977). Menurut Hutchison (1983), bahwa susunan ideal ofiolit
terdiri dari rangkaian beberapa karakteristik batuan. Pada perkembangan lengkap
ofiolit, tipe batuannya tersusun dari bawah ke atas. Yaitu :
a. Kompeks ultramafik, terdiri atas harsburgit, lerzolit dan dunit, biasanya dengan
batuan metamorfik akibat tektonik (umumnya serpetinit).
b. Kompleks gabro, biasanya membentuk layer layer dengan tekstur kumulus,
berisi peridotit kumulus dan piroksenit dan lebih sedikit terubah dibandingkan
dengan kompleks ultramafik.
c. Kompleks dike, terdiri atas dike diabas membentuk zona pemisah pad dasar
palgiogranit samapi gabro dan saling bertampalan dengan ekstrusif lava bantal.
(kompleks dike tidak selalu hadir).
d. Kompleks vulkanik mafik, umumnya terdiri dari pillow lava (lava bantal).
e. Pada bagian atas assemblage (kumpulan batuan) tersebut, kemudian berasosiasi
dengan batuan sediment pelagis yang secara khas meliputi fasies laut dalam
seperti rijang, serpih dan batugamping mikrit.

3. Diabase
Batuan diabase merupakan batuan beku. Batuan beku adalah batuan yang
berasal dari pembekuan dan pendinginan magma. Pembekuan magma bisa terjadi di
bawah permukaan bumi (plutonic), pembekuan magma dekat dengan permukaan
bumi (hypabyssal) dan pembekuan magma di permukaan bumi (vulcanik). Batuan
diabase adalah batuan beku basa yang kaya kandungan Fe dan berwarna gelap
terbentuk akibat tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng samudera.
Tumbukan tersebut menyebabkan terjadinya partial melting batuan menjadi magma
yang bersifat basaltik (magma yang komposisinya kaya Fe dan bersifat relatif encer).
Magma basaltik ini kemudian mengalami alih tempat menuju kerak benua bagian
bawah, kemudian mengalami fraksinasi dan diferensiasi sehingga membentuk magma
diabas yang selanjutnya tersingkap di permukaan bumi (Nur,2011).
4. Aplit
Batuan beku yang biasanya kaya akan kuarsa dan ortoklas, mengandung turmalin dan
biotit, berbentuk urat atau retas (dike) di dalam atau dekat dengan batuan pluton.
Berbeda

dengan

pegmatit,

aplit

biasanya

berbutir

halus

dan

teksturnya

memperlihatkan butiran berukuran gula pasir (sugary). Batuan ini bersusunan asam.
5. Pegmatit

Batuan beku yang biasanya kaya akan kuarsa dan ortoklas, mengandung turmalin dan
biotit, berbentuk urat atau kantong (pocket) di dalam atau dekat dengan batuan pluton.
Mineral kuarsa dan ortoklas biasanya membentuk butiran atau kristal yang berukuran
besar atau kasar. Batuan ini bersusunan asam.
6. Lamprofir (lamprophyre)
Batuan beku berbentuk retas (dike) dan berwarna gelap, ditandai oleh mineral-mineral
Fe-Mg, baik yang berbentuk fenokris, euhedral maupun sebagai masa dasarnya.
Lamprofir bersusunan basa.
7. Cara Penamaan Formasi
Satuan dasar dalam pembagian satuan litostratigrafi. Formasi harus memiliki
keseragaman atau gejala-gejala litologi yang nyata baik terdiri dari satu macam jenis
batuan, perulangan dari dua jenis batuan atau lebih ; beberapa jenis batuan yang
mempunyai ciri-ciri yang berbeda dari satuan formasi lainnya.
Formasi dapat tersingkap di permukaan, berkelanjutan ke bawah permukaan
atau seluruhnya terdapat di bawah permukaan. Formasi haruslah mempunyai nilai
stratigrafi yang meliputi daerah cukup luas dan lazimnya dapat dipetakan pada skala 1
: 25.000 atau lebih kecil. Tebal suatu formasi berbeda-beda, berkisar antara kurang
dari semester sampai beberapa ribu meter, oleh karena itu ketebalan bukanlah suatu
syarat pembatasan formasi.
Syarat pemberian nama suatu formasi :
- Nama yang dipakai untuk formasi baru belum dipakai sebelumnya.
- Lokasi tipe nama-nama pegunungan, bukit, sungai, biasanya nama-nama tempat
yang tidak mudah berubah nama.
- Batas : ditetapkan dengan jelas batas bawah dan atas serta dijelaskan apakah
selaras atau tidak selaras.
- Umur : terutama umur relative formasi baru harus ditentukan.
- Tebal dan variasi litologi regional baru harus ditentukan.
- Korelasi dengan satuan-satuan stratigrafi batuan lainnya harus ditetapkan.

TUGAS 2
PRINSIP STRATIGRAFI

DIBUAT OLEH :
IRNA TIARA TRI ARGANI
F 121 14 011

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2016

Anda mungkin juga menyukai