Disusun untuk Memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah TL4211 Pengelolaan Limbah
Industri Semester II Tahun 2016/2017
Kelompok 2
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai jenis industri yang saat ini ada mengeluarkan limbah yang pada
akhirnya akan dibuang ke lingkungan. Tidak terkecuali dengan industri pulp dan
kertas yang menghasilkan limbah dari proses produksinya. Bahan kimia seperti
klorin dan enzim hemiselulase ditambahkan dalam proses pembuatan pulp dan
kertas. Sebagai dampaknya, limbah yang dihasilkan akan mengandung senyawa-
senyawa kimia sintetis yang lebih beragam dan kualitas limbah yang dihasilkan
menjadi semakin buruk.
Pencemaran lingkungan yang diakibatkan tidak hanya berdampak kepada
sumber daya alam (air, tanah, biota air, serta tumbuhan), namun juga manusia
yang merupakan konsumen tertinggi di rantai makanan pada akhirnya akan
terpapar oleh zat kimia berbahaya dari limbah industri. Kegiatan industri
berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan hidup, sehingga diperlukan
adanya pengendalian limbah yang dihasilkan. Pemerintah telah menetapkan
peraturan mengenai jumlah maksimum kandungan limbah yang boleh dibuang ke
lingkungan. Peraturan mengenai baku mutu air limbah industri tercantum dalam
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014
dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor Kep-51/MENLH/10/1995.
Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang diatur didalamnya.
Adanya peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah secara tidak
langsung mewajibkan setiap industri untuk mengelola limbah yang dihasilkan
sebelum dibuang ke lingkungan. Tindakan yang dapat dilakukan pihak industri
yakni mengolah limbah yang dihasilkannya agar sesuai dengan baku mutu yang
telah ditetapkan.
Limbah cair menjadi perhatian tersendiri karena akan dibuang ke badan
air, dimana badan air penerima biasanya merupakan sumber daya air untuk
kegiatan-kegiatan lainnya. Pada industri pulp dan kertas, limbah cair merupakan
limbah yang diproduksi secara kontinyu dan memiliki kualitas dibawah baku
mutu. Diperlukan adanya rekayasa proses pengolahan limbah cair di industri
1
tersebut agar pengolahan limbahnya menjadi lebih efisien, efektif, dan tepat guna,
serta kualitas limbah yang dibuang ke badan air dapat memenuhi baku mutu.
Tujuan
1. Menentukan unit proses/pengolahan yang digunakan dalam mengolah
limbah cair di industri pulp dan kertas
2. Menentukan urutan proses pengolahan limbah cair industri pulp dan kertas
2
BAB II
TINJAUAN UMUM
3
Proses pencucian dilakukan untuk menghilangkan materi yang
tidak diinginkan yang akan memengaruhi dosis zat pemutih. Hasil
samping dari proses ini berupa black liquor, debu, dan lignin.
c) Pemutihan (bleaching)
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan lignin tanpa selulosa.
Proses ini biasanya membutuhkan zat kimia, utamanya ClO2.
d) Pembentukan kertas
Pada proses pembuatan kertas terdapat zat yang berpotensi
mencemari lingkungan. Menurut Rini (2002), limbah proses pembuatan
kertas yang berpotensi mencemari lingkungan tersebut dibagi menjadi 4
kelompok yaitu limbah cair, partikulat, gas, dan limbah padat. Namun
yang menjadi fokus kami disini adalah limbah cair. Limbah cair yang
dihasilkan industry pulp dan kertas terdiri dari:
padatan tersuspensi yang mengandung partikel kayu, serat dan
pigmen,
senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulosa, gula, alkohol,
lignin, terpentin, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang
menghasilkan BOD (Biological Oxygen Demand) tinggi,
limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna
kertas,
bahan anorganik seperti NaOH, Na2SO4 dan klorin,
limbah panas,
mikroba seperti golongan bakteri koliform.
Dengan data yang tertera diatas dapat disimpulkan karakteristik limbah pulp dan
paper adalah sebagai berikut
Tabel 2. 1 Karakteristik Limbah Pulp dan Kertas
4
Alkalinitas Tinggi
Sodium Content Tinggi
Lignin Tinggi
(sumber : http://www.oilgae.com/algae/cult/sew/new/pp/pp.html)
2.2 Baku Mutu
Baku mutu yang digunakan sebagai acuan pengolahan limbah industry
pulp dan kertas terdapat pada Kep-51/MENLH/10/1995 dalam Lampiran A.V.
Pada lampiran tersebut dibedakan antara industry pulp dan kertas
(terintegrasi), industry kertas, dan industry pulp.
Namun saat ini sudah ada peratiran baru yang mengatur tentang baku mutu
air limbah yakni Permen LH No. 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah.
5
Baku mutu yang digunakan untuk kajian selanjutnya mengacu pada
Permen LH No. 5/2014
6
a. Penyaring trikle: Penyaring trikle menggunakan lapisan batu dan kerikil
dimana limbah cair dialirkan melalui lapisan ini secara lambat. Dengan
bantuan bakteri yang berkembang pada batu dan kerikil akan
mengkonsumsi sebagian besar bahan bahan organik.
b. Lumpur aktif: Kecepatan aktivitas bakteri dapat ditingkatkan dengan cara
memasukkan udara dan lumpur yang mengandung bakteri ke dalam tangki
sehingga lebih banyak mengalami kontak dengan limbah cair yang telah
diolah pada proses pengolahan primer. Selama proses ini limbah organik
dipecah menjadi senyawa senyawa yang lebih sederhana oleh bakteri
yang terdapat di dalam lumpur aktif.
Proses pengolahan primer dan sekunder limbah cair dapat menurunkan
BOD air dan meghilangkan bakteri yang berbahaya. Akan tetapi proses
tersebut tidak dapat menghilangkan komponen organik dan anorganik terlarut.
Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan pengolahan tersier.
Pengolahan limbah cair pada industri pulp dan kertas terdiri atas tahap
netralisasi, pengolahan primer, pengolahan sekunder dan tahap
pengembangan. Sebelum masuk ke tempat pengendapan primer, air limbah
masuk dalam tempat penampungan dan netralisasi. Pada tahap ini digunakan
saringan untuk menghilangkan benda benda besar yang masuk ke air limbah.
Pada kenyataannya limbah yang dihasilkan dalam industry pulp dan
kertas bukan hanya berupa limbah cair. Manajemen limbah yang baik
diperlukan untuk mengelola limbah secara keseluruhan. Limbah selain limbah
cair, misalnya pencemar berbentuk gas, pencemar bebentuk partikel, dan
limbah padat. Pengelolaan limbah yang bisa diterapkan misalnya dengan
melakukan program penghijauan wilayah sekitar industry, selain itu juga
menerapkan konsep produksi bersih yakni reduce, reuse, dan recycle.
7
BAB III
UNIT IPAL
3.1 Pemilihan Unit/Proses
Berdasarkan karakteristik limbah pada tabel 2.1, maka dipilihlah unit
untuk mengolah parameter tersebut agar kembali sesuai dengan baku mutu
sebagai berikut,
3.2 Filosofi
Nama unit Fungsi Unit Operasi Parameter yang
disisihkan
Bar screen Menghilangkan partikel Pengendapan Partikel berukuran
berukuran besar secara besar
gravitasi
Grit chamber Mengendapkan partikel diskrit Pengendapan Partikel berukuran
berukuran besar secara sedang
gravitasi
Settling tank Mengendapkan partikel diskrit Pengendapan Partikel berukuran
berukuran kecil secara kecil
gravitasi
Cooling Menurunkan suhu limbah agar Suhu
tidak merusak unit selanjutnya
Bak Menyeragamkan debit dan Mixing Penyeragaman debit
equalisasi konsentrasi limbah
Koagulasi Penambahan zat koagulan Pengadukan Koloid
dengan cara pengadukan cepat lambat
Flokulasi Pembentukan flok dengan Pengadukan Koloid, TDS
pengadukan lambat cepat
Clarifier Unit pengendapan primer hasil Pengendapan Flok hasil flokulasi
koagulasi flokulasi secara
gravitasi,
pemasangan
ambang
Netralisasi Menurunkan pH dari limbah Pengadukan pH yang terlalu
agar optimal dalam proses tinggi
selanjutnya
Activated Membiodegradasi zat organik Aerasi, BOD, COD
sludge dalam limbah Pengadukan
Kolam Menstabilkan sludge agar BOD,COD
8
stabilisasi berkerja lebih efektif pada
activated sludge
Clarifier Unit pengendapan sekunder Pengendapan
hasil pengolahan di activated secara
sludge gravitasi,
pemasangan
ambang
Thinckener Mengurangi kadar air dalam Kadar air
lumpur
Filter press Menghilangkan kadar air Penekanan Kadar air
dalam lumpur menjadi cake lumpur
9
- Melindungi kerusakan bersifat mekanis seperti pompa, flow meter dan
lain-lain agar tidak terjadi abrasi atau kebuntuan
- Untuk mengurangi akumulasi dari material inert yang tidak data terurai
dalam bak aerasi atau reactor biologis serta bak pengolah lumpur yang
akan mengakibatkan kerugian volume.
Bak pemisah pasir (grit chamber) yang digunakan adalah dengan
control kecepatan. Untuk mengontrol kecepatan digunakan multiple
channel seperti Parshall fume.
Kriteria Desain
- Kecepatan horizontal = 0.3 m/detik
- Kecepatan pengendapan= 1,15 m/detik
- Waktu tinggal = 60 detik
3.3.4 Cooling
10
Kecepatan putaran 100 Rpm
mixer
Viskositas 0.8363 x 10-3 Lb s/ft
Gradient kecepatan 300 /detik
Parameter Besarnya
Beban BOD
BOD-MLSS Loading 0.2-0.4 [kg/kg.hari]
BOD-Volume Loading 03-0.8 [kg/m3.hari]
MLSS 1500-2000 mg/L
Sludge Age 3-7 Hari
Kebutuhan udara
Waktu aerasi 6-8 jam
Ratio sirkulasi lumpur 20-40%
(Qlumpur/Qairlimbah)
Efisiensi Pengolahan 85-95%
11
Parameter Besarnya
Beban BOD
BOD-MLSS Loading 0.2-0.6 [kg/kg.hari]
BOD-Volume Loading 0.8-1.4[kg/m3.hari]
MLSS 3000-6000 mg/L
Sludge Age 4 Hari
Kebutuhan udara >12
Waktu aerasi 5 jam
Ratio sirkulasi lumpur 40-100%
(Qlumpur/Qairlimbah)
Efisiensi Pengolahan 85-95%
3.3.11 Clarifier
3.3.12 Thickener
12
BAB IV
STUDI KASUS
Riau Prima Energi (RPE) adalah perusahaan dan pabrik penghasil air
dan listrik untuk memenuhi kebutuhan fasilitas perusahaan. Riau Fiber
merupakan perusahaan yang mengelolaa perkebunan kayu yang digunakan
sebagai bahan baku pabrik. Dan yang terakhir adalah Chemical Plant
merupakan pabrik pendukung yang berfungsi untuk menghasilkan bahan-
bahan kimia yang digunakan sebagai bahan dasar proses dalam pabrik. PT
RAPP sendiri adalah anak perusahaan APRIL Group yang memproduksi
kertas dengan merk dagang PaperOne.
13
Cairan ini adalah limbah sisa pemasakan dan pencucian kayu dan
pulp pada digesting area dan washing area yang memiliki kandungan lignin
yang tinggi. Pada proses produksi pulp cairan ini sendiri digunakan pada
proses pemasakan kayu sebagai cairan pemanas awal pada tahap Hot Liquor
Filling. Limbah ini bersifat basa dengan, memiliki kandungan alkali cukup tinggi,
kandungan fiber, dan solid yang juga tinggi.
14
Limbah black liquor ini diolah melalui proses pemekatan agar kandungan
organiknya dapat dibakar di recovery boiler sebagai bahan bakar pembangkitan
steam. Pemekatan dilakukan di unit multi effect evaporator sampai solid content
weak black liquor mencapai 70-72% sehingga menjadi heavy black liquor yang
siap digunakan sebagai bahan bakar.
15
Padatan terlarut tinggi
pH tinggi 9.0
COD yang tinggi dan tahan terhadap oksidasi biologis
Senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulosa, gula, alkohol,
lignin, terpenting, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang
menghasilkan BOD (Biological Oxygen Demand) tinggi,
Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna
kertas,
Bahan anorganik seperti NaOH, Na2SO4 dan klorin,
Suhu tinggi
Mikroba seperti golongan bakteri koliform
Warnanya yang kehitaman atau abu-abu keruh, bau yang khas.
16
(sumber : Erissa, 2012)
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pelatihanlingkungan.com/wp-content/uploads/2015/01/Permen-LH-5-
2014-tentang-Baku-Mutu-Air-Limbah.pdf
http://eprints.undip.ac.id/18571/1/Rachman_Cahyono.pdf
http://www.oilgae.com/algae/cult/sew/new/pp/pp.html
19