ABSTRAK
Gas bertekanan rendah yang tidak ekonomis selama ini dibuang dengan cara dibakar di flarestack. Saat ini, unit Mini LPG Plant
mulai diterapkan di berbagai lapangan gas ataupun minyak sebagai unit pemroses utama maupun sebagai unit pemroses sampingan
untuk mencegah pembuangan gas flare yang berlebihan.
Hasil produksi LPG yang optimum dipengaruhi oleh variabel-variabel seperti komposisi gas masukan, tekanan, temperatur, dan
disain peralatan. Untuk mengantisipasi hal-hal tersebut maka telah coba dikembangkan sebuah program komputer yang menggunakan
metoda flash calculation dan korelasi-korelasi tertentu lainnya. Program komputer ini dapat membantu melakukan pemilihan kondisi
operasi peralatan yang cocok agar diperoleh LPG dan kondensat yang optimum. Setelah diperoleh kondisi operasi peralatan yang
paling cocok maka program ini juga dapat mempresentasikan perkiraan jumlah produksi natural gas, LPG, dan kondensat yang akan
dihasilkan suatu LPG Plant. Lebih lanjut, perkiraan jumlah produksi tersebut dapat digunakan untuk menghitung nilai ekonomis suatu
disain LPG Plant.
Pada studi kasus untuk komposisi gas di lapangan Cemara dapat diindikasikan bahwa untuk memperoleh jumlah LPG yang
maksimal, maka fraksinator depropanizer /debuthanizer diatur pada tekanan rendah dan temperatur tinggi. Hal ini dilakukan agar
liquid yang terbentuk dari demethanizer /deethanizer dapat mencapai titik didih fraksi C3 dan C4, sehingga pembentukan kedua fraksi
tersebut dalam bentuk gas makin banyak.
Jumlah Gas sebesar 617 MMSCFD tersebut setara dengan Gas yang dikeluarkan perut bumi terdiri dari berbagai macam
125 buah sumur gas dengan rata-rata produksi 5 MMSCFD. komposisi, dimana komposisi yang memberikan nilai kalori
Bila harga Gas $2000 per MMSCFD maka nilai dari gas yang adalah gas yang mengandung unsur Hidro-Carbon, sedangkan
terbakar adalah sekitar $1.234.000 per hari atau sekitar Rp unsur-unsur lainnya tidak memberikan nilai kalori yang biasa
10,489 Milyar perhari atau Rp 3,83 Triliun per tahun. disebut impurities seperti CO2, H2S, H2O, N2, dll. Malah
diantaranya memberikan efek korosi ganas. Untuk
Yang menjadi permasalahan selama ini adalah karena gas memisahkan gas hidrokarbon yang kita butuhkan dari unsur
yang terbuang tersebut tersebar kecil-kecil di seluruh impurities yang harus dibuang perlu peralatan pemisahan,
Indonesia, sehingga bila menginginkan seratus persen gas dimana unsur yang dipisahkan dalam kondisi fasa gas dari
tersebut diambil maka diperlukan biaya yang sangat besar unsur hidrokarbon dalam fasa gas pula. Peralatan yang biasa
IATMI 2001-24
Optimasi Kondisi Peralatan Pada Mini LPG Plant Dengan Program Komputer Rudi Rubiandini R. S., Eko Awan Yudha F., Andrias Darmawan
digunakan ialah Dehydrator untuk menangkap uap H2O, Gas rumah-rumah serta menggunakan peralatan lainnya dengan
Sweetener (CO2/H2S Remover) untuk menangkap CO2 dan ukuran cukup kecil, sehingga mampu mengolah gas dengan
H2S, Scruber untuk menangkap fasa cair baik dari H2O jumlah yang sangat kecil sekalipun sampai 1 MMSCFD.
maupun dari unsur hidrokarbon berat.4,9) Dengan harapan untuk mengolah gas yang bertekanan rendah
dan tersebar di seluruh lapangan di Indonesia menjadi suatu
Gas hidrokarbon yang telah bebas dari impurities tersebut hal yang nyata, maka Intensifikasi Energi tercapai dengan
dalam pemakaiannya dapat berupa LNG (Liquified Natural metoda ini.
Gas), CNG (Compresses Natural Gas), LPG (Liquified
Petroleum Gas), dan tersisa dalam bentuk Condensate atau 3. MINI LPG-PLANT
Crude-Oil.
Komponen yang diperlukan pada suatu Mini LPG-Plant
Perbedaan pemakaian dari unsur hidrokarbon tersebut disesuaikan dengan komposisi dari unsur yang dikandungnya,
disebabkan oleh perbedaan prosentase dari komponen- serta banyaknya gas yang harus diolah. Jadi sifatnya kasus per
komponen hidrokarbon ringan, menengah sampai berat. kasus. Agar mini LPG-Plant ini berlaku untuk jumlah gas
LNG disyaratkan mempunyai komponen CH4 (C1) minimal yang sangat kecil antara 1 s/d 10 MMSCFD maka disyaratkan
85 % kemudian disusul C2H6 (C2), serta sisanya C3H8 (C3) yang akan diolah hanya yang mengandung CO2 dan H2S yang
serta yang lebih berat lagi, dimana C4+ tidak lebih dari 2 % tidak terlalu tinggi sehingga tidak diperlukan Sweetener.
dan C5+ tidak lebih dari 0,1 %, serta N2 tidak lebih dari 1 %,
dengan syarat tambahan yaitu H2S maksimum 0,25 grains / Begitu pula Demethanizer digabung menjadi
100 SCF, serta Total Sulfur 1,3 grains / 100 SCF. Sedangkan Demethanizer/Deethanizer yang diatur setara dengan
CNG adalah dengan komposisi yang hampir sama tetapi Deethanizer yang berfungsi memisahkan C1 dan C2 bersama-
dalam proses pencairannya tidak menggunakan pendinginan sama. Begitu pula Depropanizer digabung menjadi
temperatur sampai 100 oF seperti pada LNG tetapi dengan Depropanizer/Debutanizer yang berfungsi untuk mengambil
memberikan tekanan yang sangat tinggi sampai dengan 3000 unsur C3 dan C4 dari residu yang akan menjadi kondensat.
psi.1) Kedua alat tersebut temperatur dan tekanan kerjanya dipilih
kondisi optimum yang sangat tergantung dari komposisi gas
LPG adalah Gas yang terbentuk dari unsur dominan C3H8 (C3) yang harus diolah.
dengan C4H10 (C4) dengan perbandingan komposisi C3 dan C4
sebesar 70 % : 30 %, dimana dilakukan pemberian tekanan Karena yang diolah gas bertekanan rendah maka diperlukan
sampai dengan 300 psi sehingga unsur tersebut berubah fasa kompressor jenis dua tingkat, agar tercapai tekanan keluaran
menjadi cair. yang diperlukan oleh alat Demethanizer / Deethanizer serta
alat Depropanizer / Debutanizer.
Dan unsur yang lebih berat berikutnya dapat berupa
Kondensat atau Crude-Oil dengan unsur dominan pada C5H12 Kemudian diperlukan alat-alat pelengkap lainnya seperti :
(C5) sampai dengan unsur terberat (residu). Tangki LPG, Tangki Kondensat, Pompa LPG dan Kondensat,
Pemisahan pertama pada suatu Oil/Gas Processing dimulai serta pipa-pipa penyambung dan Monifold (Lihat Gambar-1)
dengan Separator untuk memisahkan unsur-unsur pembentuk Dalam memilih dan mengoptimasikan Temperatur dan
cair baik dalam bentuk H2O maupun Hidrokarbon. Cairan Tekanan kerja dari peralatan yang sedang didesain dapat
yang tertangkap (yang dihasilkan) biasanya disebut Crude- dilakukan dengan Prinsip Flash Calculation.
Oil, tetapi pada kasus dimana sumurnya menghasilkan air
sangat banyak, maka proses awalnya sering ditambahkan alat Flash Calculation adalah suatu cara perhitungan dengan
FWKO (Free Water Knock Out). menggunakan prinsip hukum kekekalan masa dan perubahan
fasa yang dapat menampilkan keadaan stabil/setimbang
Untuk memisahkan unsur-unsur yang ringan dan berat, dapat beberapa fasa dalam suatu sistem. Perhitungan ini sering
dipakai alat Fractinator, dimana Methane (C1), Ethane (C2), dilakukan dan harus dilakukan pada saat menentukan laju alir
Propane (C3), dan Butane (C4) dapat dipisahkan secara dari tiap-tiap fasa yang masuk dan keluar dari bejana
sendiri-sendiri. Kemudian unsur-unsur tersebut dapat bertekanan atau alat-alat lainnya.11)
dipergunakan atau dijual atau diolah sesuai dengan
kebutuhan, seperti halnya LNG mengambil unsur C1 yang Karena dalam keadaan nyata bukan dalam keadaan ideal,
dominan, LPG unsur C3 dan C4 yang dominan, dll. maka salah satu jalan untuk memecahkan persoalan-persoalan
mengenai kesetimbangan fasa adalah dengan Konsep Angka
Seperti telah terurai di atas, bahwa banyak sekali peralatan Kesetimbangan (Equilibrium Constant) :
yang dibutuhkan untuk menghasilkan kualitas gas yang dapat 0
dijual, lebih-lebih bila gas yang akan diproses asalah gas yang P i
yi = x i .................................................................. (1)
mempunyai tekanan sangat rendah karena keluar dari Low- PT
Pressure Separator atau Flarestack, sehingga masih diperlukan
lagi alat kompressor untuk menaikan tekanan sampai sekitar y i = K i x i ...................................................................... (2)
400 psi supaya mampu diproses dalam peralatan pemisah
Fractinator. zi n
xi = ........................................................... (3)
Ide dalam tulisan ini, adalah Mini LPG-Plant yaitu n l + Ki n v
merangsang suatu alat yang mempunyai tahapan pemisahan zi n
yang lebih singkat dengan menggabungkan beberapa tahapan yi = ........................................................ (4)
serta menghilangkan beberapa tahap yang dianggap tidak n v + nl Ki
terlalu riskan untuk menghasilkan suatu LPG yang dipakai di
IATMI 2001-24
Optimasi Kondisi Peralatan Pada Mini LPG Plant Dengan Program Komputer Rudi Rubiandini R. S., Eko Awan Yudha F., Andrias Darmawan
( )
Setelah menggunakan beberapa iterasi dan menggunakan
Log Pci 14 ,7 input tekanan / temperatur yang berbeda-beda, dicari hasilan
bi =
(1 Tbi 1 Tci )
.................................................(11) yang maksimum dengan syarat semua LPG yang sudah
dimasukkan kedalam Tangki bertekanan 300 psia pada saat
dipakai dengan tekanan 14,7 psia harus semuanya (100 %)
Fi = b i (1 Tbi 1 T ) ....................................................(11) berubah jadi gas, 0 % yang tersisa. Kondisi optimum dicapai
sbb :
a + cF Tekanan Demethan-/Deethanizer, psia = 340
1
Ki = 10 i ...........................................................(12) Temp. Atas Demethan-/Deethanizer, oF = 70
P Temp. Bawah Demethan-/Deethanizer, oF = 230
Tekanan Depropan-/Debuthanizer, psia = 220
Program Optimasi dibuat degan menggunakan 4 (empat) Temp. Depropan-/Debuthanizer, oF = 220
tahapan proses utama yang dikondisikan pada tekanan dan Temperatur Reflux, oF = 150
temperatur tertentu (Lihat Gambar-2), adapun perincian Lean Gas, MMscfd = 8,037
proses tersebut adalah : Kondensate di Tangki, STBPD = 14,53
1. Proses fractinator pada Demethanizer dan Deethanizer. LPG, Ton/Hari = 53,87
2. Proses pada Demethanizer dan Deethanizer. Flare/Stripping, MMscfd = 0,456
3. Proses pada tangki kondensat.
4. Proses pada tangki LPG Study Keekonomian
Study yang dipakai untuk menentukan apakah suatu pekerjaan
LPG Plant Simulator menggunakan Delphi sebagai dasar / proyek dianggap prospek atau tidak, adalah menggunakan
pembuatannya. Gambar-3 adalah gambar penampakan parameter ekonomi (Tabel-2) sbb:
Program LPG Plant Simulator yang dapat digunakan dengan Pay Out Time (POT)
aplikasi Windows. Profit to Investment Ratio (PIR)
Rate of Return (ROR)
Program yang sudah terintegrasi, diuji coba dengan data-data Net Present Value (NPV)
yang sudah ada di literatur maupun dari laporan-laporan Analisa Keekonomian
lapangan. Setelah uji Coba berhasil baru dimodifikasi untuk
keperluan Disain LPG-Plant, dimana urut-urutan pengaliran Hasil Perhitungan dapat dilihat pada Tabel-3
Gas dan cairannya berbeda dengan Gas Process Plant atau Oil
Process Plant biasa. Hasil Analisa Sensitivitas menunjukkan bahwa Recovery
Factor dan Plant Efficiency mempunyai pengaruh yang paling
Sedangkan pemilihan peralatan lainnya menggunakan cara- penting dominan dalam semua fluktuasi yang diperoleh,
cara standar yang sudah ada dalam Standar Internasional, seperti terlihat pada Gambar-4.
antara lain seperti penentuan :
IATMI 2001-24
Optimasi Kondisi Peralatan Pada Mini LPG Plant Dengan Program Komputer Rudi Rubiandini R. S., Eko Awan Yudha F., Andrias Darmawan
IATMI 2001-24
Optimasi Kondisi Peralatan Pada Mini LPG Plant Dengan Program Komputer Rudi Rubiandini R. S., Eko Awan Yudha F., Andrias Darmawan
IATMI 2001-24
Optimasi Kondisi Peralatan Pada Mini LPG Plant Dengan Program Komputer Rudi Rubiandini R. S., Eko Awan Yudha F., Andrias Darmawan
Gambar-1
Process Flow Diagram
Gambar-2 Gambar-3
Proses Optimasi Program Komputer Program LPG Plant Simulator
IATMI 2001-24
Optimasi Kondisi Peralatan Pada Mini LPG Plant Dengan Program Komputer Rudi Rubiandini R. S., Eko Awan Yudha F., Andrias Darmawan
Gambar-4
Analisa Sensitivitas
IATMI 2001-24