PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Amenorea terbagi atas primer dan sekunder. Aminore primer adalah tidak
adanya menstruasi usia 14 tahun pada anak perempuan tanpa karakteristik
perkembangan seksual sekunder atau pada usia 16 tahun tanpa memandang
karakteristik perkembangan jenis kelamin sekunder.1
Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 siklus
atau 6 siklus pada wanita yang sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi biasa.1
2.2. Siklus Menstruasi Normal
2
primer mulai menjalani proses pematanganya. Pada waktu yang sama, folikel
yang sedang berkembang mensekresi estrogen lebih banyak ke dalam sistem ini.
Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH melalui umpan
balik positif.3
3
Gambar 2: Siklus Mestruasi Normal.2
4
Stroma menjadi edematosa. Terjadi pula infiltrasi leukosit yang banyak dan
pembuluh darah menjadi makin berbentuk spiral dan melebar. Lamanya fase
sekresi sama pada setiap perempuan yaitu 142 hari.3
c) Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira kira hari ke 23 atau 24 pada siklus
akhir 28 hari, dan kemudian mulai beregresi. Akibatnya menjadi penurunan
progesteron dan estrogen yang tajam sehingga menghilangkan perangsangan pada
endometrium. Perubahan iskemik terjadi pada arteriola dan diikuti dengan
menstruasi.
2.3. Etiologi dan Patofisiologi
5
Tabel 2: Penyebab aminore sekunder.6
Pada kompartemen I gangguan terjadi pada uterus dan patensi atau outflow
tract, berikut beberapa keadaan yang terjadi pada gangguan kompartemen I:
Tanda klinis berupa tidak ada atau hipoplasia vagina, biasanya juga tidak
ditemukan adanya uterus dan tuba falopi. Penyebab pasti belum diketahui tetapi
diduga terdapat mutasi pada gen penyandi AMH atau reseptor AMH dan juga
galactose-I-phosphate uridyl transferase.
6
b) Endometrisis Tuberculosa
2.3.2. Kompartemen II
a) Premature Ovarian Failure
b) Sindrom Sweyer
Suatu keadaan yang jarang ditemukan, yang disebut juga digenesis gonad
XY. Tidak didapatkan perkembangan seksual karena tidak didapatkanya hormone
estrogen.
7
c) Sindrom Turner
Terjadi infark akut dan nekrosis pada kelenjar hipofisis yang disebabkan
oleh pendarahan persalinan dan syok menyebabkan terjadi sindroma Sheehan.
Defisiensi hormone pertumbuhan dan gonadotropin paling sering terlihat, di ikuti
dengan ACTH.
8
2.3.4. Kompartemen IV
a) Penurunan Berat Badan Berlebihan
Anoreksia Nervosa
Penyakit ini biasanya dijumpai pada perempuan muda dengan gangguan
emosional yang berat. Keadaan dimulai dengan diet untuk mengontrol berat
badan, selanjutnya diikuti ketakutan tidak bisa disiplin menjaga berat badan.
Bulimia
Merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan episode makan berlebihan
dan dilanjutkan dengan menginduksi muntah, puasa, atau penggunaan obat
pencahar dan diuretika. Anoreksia dan bulimia adalah gambaran disfungsi
mekanisme tubuh untuk megatur rasa lapar, haus, suhu dan keseimbangan
otonomik yang diregulasi oleh hipotalamus. Kadar FSH dan LH rendah sedangkan
kadar kortisol meningkat.
b) Sindron Kallman
9
Tabel 3: Penyebab aminore secara garis besar.7
2.4. Gejala
10
2.5. Diagnosis
Penegakkan diagnosa amenore, harus dapat menentukkan organ mana
yang mengalami ganguan kemudian baru dapat ditentukan secara tepat penyebab
dari amenore tersebut1 Diagnosa banding untuk amenore cukup luas, mulai dari
karena kelainan genetik sampai gangguan endokrin, gangguan fisiologi,
lingkungan dan struktural. Untuk memfasilitasi penegakkan suatu diagnosa kerja
yang cepat dan akurat, maka penting untuk dilakukan anamnesa dan pemeriksaan
fisik yang detail. Semua pasien dengan amenore yang tidak dilakukan
histerektomi sebaiknya dilakukan pemeriksaan kehamilan, kadar serum thyroid-
stimulating hormone (TSH) dan prolaktin1. Untuk menegakkan diagnosis pada
kasus amenore primer dan sekunder, langkah yang terpenting dalam mendiagnosa
adalah dengan menyingkirkan kemungkinan bahwa pasien tersebut sedang hamil.
Hal pertama yang harus kita pikirkan adalah adanya kehamilan. Setelah
kehamilan disingkirkan, dengan mengikuti alogaritma yang ada maka kita
semakin dekat pada diagnosa yang sebenarnya. Sering terjadi overlapping antara
penyebab amenore primer dan sekunder. Untuk itu memastikan perkembangan
seksual pasien merupakan kunci utama untuk membedakan kedua hal ini4.
2.5.1. Anamnesis
Anamnesis yang lengkap meliputi riwayat perkembangan masa kanak
kanak dan area perkembangan lainnya termasuk grafik tinggi badan dan berat
badan terhadap usia pada thelarche dan menarche. Memastikan usia saat
menarche pada ibu serta saudara perempuan pasien disarankan karena usia saat
menarche didalam anggota keluarga dapat terjadi dalam usia yang hampir sama
antar anggota keluarga satu sama lain. Durasi dan lamanya menstruasi, berapa hari
dalam 1 siklusnya, HPHT (hari pertama haid terakhir), ada tidaknya molimina
(nyeri pada payudara dan perubahan mood yang mendadak sebelum menstruasi)
adalah informasi penting yang harus ditanyakan ke pasien.
Riwayat penyakit kronis, trauma, operasi sebelumnya, dan pemakian obat
obatan juga penting. Riwayat melakukan hubungan seksual sebaiknya ditanyakan
dengan menjaga kerahasiaan pasien. Sebaiknya juga ditanyakan tentang
11
pemakaian obat obatan, latian fisik, situasi rumah dan sekolah serta keadaan
psikososialnya. Gejala klinik yang sering dijumpai meliputi gejala vasomotor, hot
flashes, perubahan virilizing, galaktorea, sakit kepala, lesu, palpitasi, cemas,
kehilangan pendengaran, dan gangguan penglihatan. 1
12
2.5.2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dimulai dengan pmeriksaan tanda vital, termasuk tinggi
badan dan berat badan, serta rasio maturitas seksual. Yang ditemukan pada
pemeriksaan fisik antara lain4 :
a) Keadaan Umum
1. Anorexia: cachexia, bradikardi, hipotensi, hipotermia, yellow skin
(karotenemia), BMI < 18.
2. Tumor Hipofisis: perubahan funduskopi, gangguan lapangan pandang,
cranial nerve signs.
3. Sindroma polikistik ovarii: acne, acanthosis nigricans, hirsuitisme, BMI >
30
4. Inflammatory Bowel Disease: fisura, skin tags, darah samar pada
pemeriksaan rektal (RT)
5. Gonadal dysgenesis (misal: Sindroma Turner) :webbed neck, pembesaran
carrying angle, tidak adanya pembesaran payudara dan postur yang
pendek.
b) Payudara
1. Galaktorea : dengan mempalpasi payudara
2. Delayed pubertas : belum berkembang dan rambut pubis jarang.
3. Gonadal dysgenesis (misal: Sindroma Turner) : belum berkembang dengan
pertumbuhan rambut pubis yang normal.
c) Rambut Pubis dan Genitalia Eksternal
1. Hiperandrogenisme: distribusi rambut pubis, rambut di wajah yang
berlebih
2. Androgen Insensitivity syndrome: rambut pubis dan axilla tidak ada atau
tipis dengan payudara yang berkembang ( gejala dan keparahan tergantung
pada defek reseptor androgen )
3. Delayed pubertas: tanpa payudara yang berkembang
4. Tumor adrenal atau ovarium: Klitoromegali, virilization
5. Pelvic Fullness: kehamilan, massa di ovarium, kelainan genitalia
13
d) Vagina
1. Hymen imperforata : pembengkakan vagina eksternal
2. Agenesis (Syndrome Rokitansky Hauser) : pemendekan vagina dengan
uterus yang rudimenter atau tidak adanya uterus, rambut pubis normal
3. Androgen insensitivity syndrome - pemendekan vagina tanpa uterus,
rambut pubis tidak ada
e) Uterus : jika uterus membesar maka kehamilan harus disingkirkan
f) Cervix :
a. Menilai kanalis vaginalis, efek estrogen pada mukosa vagina, dan sekresi
mukus.
b. Adanya mukus menunjukkan adanya produksi E2 oleh ovarium (tidak
diimbangi oleh produksi progesteron)
c. Mukus jernih, mukus berlebih setelah hari ke 20 siklus menunjukkan
adanya anovulasi
d. Mukus yang sedikit dan vagina yang kering dan pucat menunjukkan tidak
diproduksinya E2
14
Gambar 4: Algoritma diagnosis pada aminore sekunder.7
2.6. Komplikasi
Komplikasi amenore dapat banyak, termasuk infertilitas dan keterlambatan
perkembangan psikososial dengan kurangnya perkembangan seksual fisik normal.
Pasien hipoestrogenik dapat berkembang menjadi osteoporosis parah dan patah
tulang, yang paling berbahaya bagi kehidupan menjadi fraktur leher femur.
Komplikasi yang terkait dengan amenore pada pasien yang merespon progestin
adalah hiperplasia endometrium dan karsinoma yang dihasilkan dari stimulasi
estrogen terlindung.8
15
Dalam kasus kelainan anatomi dari saluran kelamin,operasi dapat diindikasikan.
Beberapa penyebab amenore dapat dikelola dengan terapi medis contohnya adalah
sebagai berikut :
2.7.1. Uji Progesteron Positif
Bagi wanita yang belum menginginkan anak, cukup diberikan progesteron
dari hari 16 sampai hari ke 25 siklus haid. Pengobatan berlangsung selama 3
siklus berturut-turut. Setelah itu dilihat, apakah siklus haid menjadi normal
kembali, atau tidak. Kalau masih belum terjadi juga siklus haid normal, maka
pengobatan dilanjutkan lagi, sampai terjadi siklus haid yang normal lagi. 9 Perlu
diingat, bahwa akibat pengaruh Esterogen yang terus menerus dapat menyebabkan
hiperplasia endometri, dan risiko terkena kanker endomtrium lebih besar.
Pemberian Progesteron pada wanita ini sekaligus mencegah kanker endometrium.
Masalah akan muncul, bila wanita tersebut telah mendapat siklus haid normal,
namun belum ingin punya anak. Untuk itu, perlu dianjurkan penggunaan
kontrasepsi, seperti IUD, atau yang paling sederhana adalah pemberian pil
kontrasepsi kombinasi dosis rendah.9
16
amenorea hipogonadotrop, dengan atau tanpa tumorhipofisis. Penyebabnya adalah
insufisiensi hipotalamus hipofisis.9
Bila hasil analisa hormonal ditemukan FSH , atau LH yang tinggi, pRL
normal, maka penyebab amenoreanya adalah di ovarium (insufisiensi ovarium),
misalnya menopause prekok. Diagnosisnya adalah amenorea hipergonadotrop.
Selanjutnya perlu dilakukan biopsi ovarium per Laparoskopi. Bila hasil hormon
FSH dan LH sangat rendah, maka perlu dilakukan uji stimulasi dengan HMG (Uji
HMG) untuk memicu fungsi ovarium. Ovarium yang normal akan memproduksi
E, yang dapat diperiksa melalui urine atau darah (Uji HMG+).9
a) Agonis Dopamin seperti bromocriptine (Parlodel) atau pergolide
(Permax), efektif dalam mengobati hiperprolaktinemia. Pada sebagian
besar wanita, pengobatan dengan obat agonis dopamin mengembalikan
fungsi endokrin ovarium normal dan ovulasi.
b) Metformin (Glucophage) adalah obat yang telah berhasil digunakan pada
wanita dengan sindrom ovarium polikistik untuk menginduksi ovulasi .
c) Pada beberapa wanita, berat badan yang berlebihan bisa menjadi
penyebab amenore. Para wanita harus membatasi jumlah lemak dalam
diet mereka, dan mereka harus latihan cukup untuk mempertahankan
berat badan ideal. Lebih dari 8 jam olahraga berat dalam seminggu dapat
menyebabkan amenore. Program olahraga yang sedang menstruasi dapat
mengembalikan normal.
d) Pada wanita dengan anoreksia nervosa atau penurunan berat badan yang
berlebihan, siklus haid yang normal sering dapat dikembalikan dengan
menjalani perawatan untuk memulihkan dan mempertahankan berat
badan yang sehat.
e) Jika amenore disebabkan oleh stres emosional, mencari cara untuk
mengatasi stresdan konflik dapat membantu.
f) Mempertahankan gaya hidup sehat dengan menghindari konsumsi
alkohol dan merokok juga membantu.4
17
2.8. Prognosis
Prognosis untuk amenore baik. Hal ini secara klinis tidak selalu
mengancam jiwa, apabila dengan evaluasi yang tepat maka, tumor dapat dikenali
dan diobati. Banyak pasien dengan amenore hipotalamus dengan spontan siklus
haid kembali normal.
Hampir semua wanita dengan amenore yang tidak memiliki kegagalan
ovarium prematur dapat dibuat untuk berovulasi dengan agonis dopamin,
clomiphene citrate, agen sensitisasi insulin, dan gonadotropin.8
18
BAB III
KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
20