Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN INTERAKSI OBAT

RUMAH SAKIT ARAFAH


TAHUN 2017

1
BAB I
DEFINISI

A. DEFINISI
Interaksi obat merupakan kejadian antara dua obat dimana obat lain dapat mempengaruhi efek dari
obat utama. Interaksi obat terjadi bukan hanya antara obat dengan obat, tetapi dapat juga terjadi
antara obat dengan makanan, obat dengan hasil laboratorium yang memberikan hasil positif palsu.
Didalam kejadian interaksi obat bisa menguntungkan tetapi bisa juga merugikan yang menyebabkan
KTD (Kejadian Tidak Diinginkan), KNC (Kejadian Nyaris Cedera), dan Sentinel.

B. TUJUAN
1. Menyediakan panduan untuk rumah sakit / fasilitas kesehatan lainnya mengenai kebijakan
manajemen dan pemberian obat-obatan yang kemungkinan dapat terjadi interaksi
2. Mengurangi terjadinya kejadian KTD, KNC, dan Sentinel.
3. Memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi dan meminimalisasi terjadinya
kesalahan-kesalahan medis dan menurunkan potensi risiko terhadap pasien.

C. KEBIJAKAN
1. Peran Serta Apoteker dalam pengawasan penggunaan obat yang diketahui terjadi interaksi,
seperti :
a. Pengaturan jadwal penggunaan obat
b. Pemberian konseling, informasi dan edukasi kepada pasien dan atau keluarga pasien serta
tenaga kesehatan lain
2. Obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan ditinjau ulang

D. PRINSIP
1. Setiap peresepan yang diberikan untuk pasien dikaji terlebih dahulu oleh Apoteker / Petugas
apotek.
2. Lakukan pengecekan ganda
3. Meningkatkan kewaspadaan terhadap penggunaan obat bagi pasien khusus (kronik, pasien
yang dirawat oleh lebih dari 1 dokter, penggunaan obat di ruang ICU, NICU, PICU, ICCU)

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Suatu interaksi terjadi ketika efek suatu obat diubah oleh kehadiran obatlain, obat herbal, makanan,
minuman atau agen kimia lainnya dalam lingkungannya.
Definisi yang lebih relevan kepada pasien adalah ketika obat bersaing satu dengan yang lainnya, atau apa
yang terjadi ketika obat hadir bersama satu dengan yang lainnya (Stockley, 2008).
Interaksi obat dianggap penting secara klinik bila berakibat meningkatkan toksisitas dan atau mengurangi
efektivitas obat yang berinteraksi terutama bilamenyangkut obat dengan batas keamanan yang sempit
(indeks terapi yang rendah), misalnya glikosida jantung, antikoagulan, dan obat-obat sitostatik (Setiawati,
2007).
Secara umum, ada dua mekanisme interaksi obat :
1. Interaksi Farmakokinetik
Interaksi farmakokinetik terjadi ketika suatu obat mempengaruhi absorbsi,distribusi, metabolisme
danekskresi obat lainnya sehingga meningkatkan ataumengurangi jumlah obat yang tersedia untuk
menghasilkan efek farmakologisnya (BNF 58, 2009).
2. Interaksi Farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi yang terjadi antara obat yangmemiliki efek farmakologis,
antagonis atau efek samping yang hampir sama.
Interaksi ini dapat terjadi karena kompetisi pada reseptor atau terjadi antara obatobatyang bekerja pada
sistem fisiologis yang sama. Interaksi ini biasanya dapatdiprediksi dari pengetahuan tentang farmakologi
obat-obat yang berinteraksi (BNF 58, 2009).

3
BAB III
TATA LAKSANA

A. PROSEDUR
Lakukan prosedur skrinning klinis peresepan.
1. Peresepan
a. Skrinning klinis harus dilakukan untuk setiap resep yang diterima
b. Skrinning dilakukan oleh petugas farmasi dan Apoteker
2. Persiapan
a. Setiap obat yang disiapkan setelah dilakukan skrinning
b. Pengaturan jadwal penggunaan obat dilakukan pada etiket obat
3. Pemberian informasi obat serta edukasi kepada pasien dan atau keluarga pasien meliputi
kemungkinan terjadinya interaksi obat satu dengan obat lain,serta interaksi obat dengan
makanan.
Berikut adalah contoh daftar yang dapat terjadinya interaksi
Obat-obatan Berinteraksi dengan
Azitromycin Levofloxacin
Oral Kontrasepsi Obat-obat TB
Paracetamol Jahe
Aspirin Candesartan
Atorvastin Clopidogrel
Aspirin Glimepirid
Glimepirid Furosemid
Ranitidine Glimepirid
Furosemid Metformin
Oral kontrasepsi Rokok

B. EFEK DARI TERJADINYA INTERAKSI


1. Sucralfat dengan Lansoprazol
Interaksi dari kedua obat ini adalah menurunkan efektivitas terapi dari Lansoprazol (pro drug),
sehingga efek penghambatan sekresi asam menjadi berkurang.
Solusi : mengkomsumsi Lansoprazol terlebih dahulu, kemudian meminum sucralfat 30 sampai 60
menit kemudian untuk menjamin efektivitas PPI dari Lansoprazol.
2. Azitromycin dengan Levofloxacin
Interaksi dari kedua obat ini adalah meningkatnya heart rate pada pasien.
Solusi : kedua obat ini tidak boleh digunakan secara bersama-sama, harus ada pengaturan jeda
minum obat dan berhati-hati terhadap pasien dengan riwayat atrial fibrilasi
3. Oral Kontrasepsi dengan Obat-obat TB
Penggunaan secara bersama dari kedua obat ini dapat menyebabkan kegagalan kontrasepsi,
karena obat-obat TB merupakan induktor enzim bagi oral kontrasepsi yang akan mengurangi efek
obat terebut.
Solusi : kedua obat ini tidak boleh digunakan secara bersama-sama, harus ada pengaturan jeda
minum obat
4. Paracetamol dengan Jahe
Jahe memiliki kandungan Gingerol yang dapat meningkatkan efek dari paracetamol melalui efek
sinergis.
Solusi : Berhati-hati terhadap pasien dengan riwayat hepatitis atau gangguan fungsi liver

4
5. Aspirin dengan Candesartan
Kombinasi kedua obat ini akan menyebabkan efek untuk menurunkan tekanan darah dari
Candesartan akan berkurang.
Solusi : kedua obat ini tidak boleh digunakan secara bersama-sama, harus ada pengaturan jeda
minum obat
6. Atorvastatin dan Clopidogrel
Kombinasi kedua obat ini akan menyebabkan efek dari Clopidogrel akan berkurang.
Solusi : kedua obat ini tidak boleh digunakan secara bersama-sama, harus ada pengaturan jeda
minum obat
7. Aspirin dan Glimepirid
Efek dari intraksi kedua obat ini Aspirin dapat meningkatkan efek menurunkan gula darah dari
Glimepirid sehingga akan menyebabkan pusing, lemah.
Solusi : kedua obat ini tidak boleh digunakan secara bersama-sama, harus ada pengaturan jeda
minum obat
8. Glimepirid dan Furosemid
Efek dari intraksi kedua obat ini Furosemid dapat menurunkan efek penurunan gula darah dari
Glimepirid.
Solusi : kedua obat ini tidak boleh digunakan secara bersama-sama, harus ada pengaturan jeda
minum obat
9. Ranitidin dan Glimepiride
Penggunaan bersama kedua obat ini dapat menyebabkan efek dari Glimepiride meningkat dan
terjadi penurunan gula darah yang drastis, karena Ranitidine merupakan inhibitor enzim.Solusi :
kedua obat ini tidak boleh digunakan secara bersama-sama, harus diberi jeda minum obat.
10. Furosemid dan Metformin
Penggunaan bersama kedua obat ini dapat menyebabkan efek dari Metformin meningkat dan
terjadi penurunan gula darah yang drastis..
Solusi : harus ada pengaturan jeda minum obat 15-30 menit.

C. Dokumentasi
Dokumentasi interaksi obat
Nama Pasien Obat Efek Mekanisme Solusi Keterangan

Jambi, Mei 2017


Direktur RS Islam Arafah Jambi

Dr. Dian Fitri Rosetikarini, MARS.

Anda mungkin juga menyukai