Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Lansia


1. Definisi
Menurut Setyonegoro (1984) dalam Tamher dan Noorkasiani (2009:
2) menggolongkan bahwa yang disebut usia lanjut (geriatric age) adalah
orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Selanjutnya terbagi kedalam usia
70-75 tahun (young old) ; 75-78 tahun (old) ; dan lebih dari 80 tahun (very
old). Lansia juga dapat diartikan sebagai individu yang memilki usia lebih
dari 55 tahun, yang sudah tidak atau masih mampu untuk mencari nafkah
sendiri untuk keperluannya keluarga (Mubarak dkk, 2006 : 181).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya.
2. Pembagian lansia
Ada beberapa sumber yang mengemukakan tentang pembagian
lansia menurut umur, diantaranya adalah:
a. Menurut Adam dan Saith (1999) dalam Tamker dan noorkasiani
(2009:2) lansia digolongkan menjadi tiga, yaitu: young old (65-74
tahun); Midle old (75-84 tahun) dan old-old (lebih dari 85 tahun).
b. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) dalam Mubarok, dkk
(2006 : 181) lansia meliputi :
1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 59 tahun.
2) Usia lanjut (elderly) antara 60 74 tahun.
3) Usia tua (old) antara 75 90 tahun.
4) Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
3. Proses menua
Proses menua merupakan proses alamiah setelah tiga tahap
kehidupan yaitu masa masa dewasa dan masa tua yang tidak dapat
dihindari oleh setiap individu. Pertambahan usia akan menimbulkan
perubahan perubahan pada struktur dan fisiologis dari berbagai sel atau
jaringan atau organ dan sistem yang ada pada tubuh manusia. Proses ini
menjadikan kemunduran fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai
dengan kulit mengendur, rambut memutih, penurunan pendengaran,
penglihatan memburuk, gerakan lambat, dan kelainan berbagai fungsi
organ vital. Sedangkan kemunduran psikis terjadi peningkatan sensitifitas
emosional, menurunnya gairah, bertambahnya minat terhadap diri,
berkurangnya minat terhadap penampilan, meningkatnya terhadap material
dan minat kegiatan rekreasi tak berubah hanya orientasi dan subyek yang
berbeda (Mubarok, dkk, 2006 : 182)
Menurut constantinides (1994) dalam Darmojo (2009 : 3), menua
(menjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan
yang diderita.
4. Teori teori penuaan
Ada beberapa teori yang menjelaskan proses penuaan, diantaranya :
a. Teori biologis
Menurut Mubarak dkk (2006 : 186) ada beberapa teori biologis yaitu
adalah sebagai berikut :
1) Teori genetik clock.
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk
spesies spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai didalam inti
selnya suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu
replikasi tertentu.
2) Teori error catastrophe (teori mutasi somatik)
Menurut teori ini, disebabkan kesalahan yang beruntun dalam
jangka waktu yang lama dalam transkripsi dan translasi.
3) Teori auto imune
Dalam teori ini dijelaskan bahwa dalam metabolisme tubuh, suatu
saat diproduksi zat khusus. Adapun jaringan tubuh tergantung
yang tidak tahan terhadap zat tersbut sehingga jaringan tubuh
menjadi lemah dan sakit.
4) Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk didalam bebas, tidak stabilnya
radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen
bahan bahan organik seperti karbohidrat dan protein.
5) Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel sel tubuh lelah
(rusak)
6) Teori imunologi slow virus
Sistem imun menjadi kurang efektif dengan bertambahnya usia
dan masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan
organ tubuh.
7) Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel sel yang bisa digunakan
tubuh.
8) Teori rantai silang
Sel sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan
ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini
menyebabkan kurangnya elastisitas, kekakuan dan hilangnya
fungsi.
9) Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang
membelah setelah sel sel tersebut mati.
b. Teori psikososial
Adapun mengenai kelompok teori psikososial menurut Tamher dan
Noorkasiani (2009 : 19). berturut turut dikemukakan beberapa
diantaranya adalah :
1) Disengagement theory
Teori ini menyatakan bahwa individu dan masyarakat
mengalami disengagement dalam suatu mutual wiithdrawl
(menarik diri) memasuki usia tua, individu mulai menarik diri
dari masyarakat, sehingga memungkinkan individu untuk
menyimpan lebih bayak aktifitas yang berfokus pada dirinya
dalam memenuhi kestabilan pada stadium ini.
2) Teori aktifitas
Menekankan pentingnya peran serta dalam kegiatan masyarakat
bagi kehidupan seorang lansia. Dasar teori ini adalah bahwa
konsep diri seseorang bergantung pada aktifitasnya dalam
berbagai peran.
3) Teori kontinuitas
Menurut teori ini, ciri ciri kepribadian individu berikut strategi
kopingnya telah terbentuk lama sebelum seseorang memasuki
usia lanjut. Namun, gambaran kepribadian itu juga bersifat
dinamis dan berkembang secara continue.
4) Teori subkultur
Pada teori ini dikatakan bahwa lansia sebagai kelompok yang
memiliki norma, harapan rasa percaya, dan adat kebiasaan
tersendiri, sehingga dapat digolongkan selaku suatu subkultur.
5) Teori straf kasi usia
Teori ini yang dikemukakan oleh Riley (1972) menerangkan
adanya saling ketergantungan antara usia dengan struktur sosial.
6) Teori penyesuaian individu dengan lingkungan
Menurut teori ini, bahwa ada hubungan antara kompetensi
individu dengan lingkungannya. Kompetensi disini berubah
segenap proses yang merupakan ciri fungsional individu antara
lain : kekuatan ego, ketrampilan, motorik, kesehatan biologi,
kapasitas kognitif, dan fungsi sensorik. Adapun lingkungan yang
dimaksud mengenai potensinya untuk menimbulkan respons
prilaku dari seseorang.
5. Faktor faktor yang mempengaruhi ketuaan
Faktor faktor yang mempengaruhi ketuaan meliputi : Heriditas =
keturunan atau genetik, nutrisi = makanan, status kesehatan, pengalaman
hidup, lingkungan, stress (Bandiah, 2009 : 19).
6. Perubahan perubahan yang terjadi pada lansia
Menurut Maryam, dkk (2008 : 55), perubahan perubahan yang terjadi
pada lansia meliputi perubahan fisik, sosial dan psikologis.
a Perubahan fisik
1) Sel : jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh menurun,
dan cairan intraseluler menurun,
2) Kardiovaskular : katup jantung menebal dan kaku, kemampuan
memompa darah menurun, elastisitas pembuluh darah menurun.
3) Respirasi : otot-otot pernafasan kekuatannya menurun dan kaku,
elastisitas paru menurun, alveoli melebar dan jumlahnya menurun,
serta terjadi penyempitan bronkus,
4) Persarafan : syaraf panca indra mengecil, berkurang atau hilangnya
lapisan mielinakson,
5) Muskuloskeletal : cairan tulang menurun, persendian membesar dan
kaku, kram, tremor, tendon mengerut, dan mengalami sklerosis,
6) Gastrointestinal : esofagus melebar, asam lambung menurun, lapar
menurun dan peristaltik menurun, ukuran lambung mengecil,
7) Genitourinaria : ginjal : mengecil, aliran darah ke ginjal menurun,
penyaringan diglomerolus menurun, dan fungsi tubulus menurun,
8) Vesika urinaria : otot otot melemah, kapasitasnya menurun dan
retensi urine prostat, hipertropi pada lansia 75%,
9) Vagina : selaput lendir mengering dan sekresi menurun,
10) Pendengaran : membran timpani atrofi, tulang tulang pendengaran
mengalami kekakuan,
11) Penglihatan : respon terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap
gelap menurun, akomodasi menurun, lapang pandang menurun, dan
katarak,
12) Endokrin : produksi hormon menurun,
13) Kulit keriput serta kulit kepala dan rambut menipis, elastisitas
menurun, vaskularisasi menurun, kelenjar keringat menurun, kuku
keras dan rapuh.
14) Belajar dan memori : kemampuan belajar masih ada tetapi relatif
menurun, daya ingat menurun,
15) Intelegensi : secara umum tidak banyak berubah.
b Perubahan sosial
Terjadi perubahan pada peran, keluarga, teman, ekonomi, rekreasi,
keamanan dan transportasi.
c Perubahan asikologis
Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory, frustasi,
kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian,
perubahan keinginan, depresi, dan kecemasan.

B. Karateristik Perilaku
a. Mempunyai harga diri tinggi
b. Menilai kehidupan berarti
c. Menerima nilai dan keunikan orang lain
d. Menerima dan menyesuaikan pasangan
e. Menyiapkan diri menerima datangnya kematian
f. Melaksanakan kegiatan agama secara rutin
g. Merasa dicintai dan berarti dalam keluarga
h. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan kelompok masyarakat
i. Menyiapkan diri ditinggalkan anak yang telah mandiri

C. Diagnosa Keperawatan Krisis


Kesiapan peningkatan perkembangan lansia

D. Tindakan Keperawatan
1. Lansia
a. Jelaskan ciri perilaku perkembangan lansia yang normal dan
menyimpang
b. Mendiskusikan cara yang dapat dilakukan oleh lansia untuk
mencapai integritas
c. Membimbing lansia membuat kegiatan untuk mencapai integritas
diri
d. Memotivasi lansia untuk menjalanakan rencana yang telah
dibuatnya.
2. Keluarga
a. Menejalaskan perkembangan psikososial yang normal dan
menyimpang kepada keluarga
b. Mendiskusikan cara memfasilitasi perkembangan lansia yang
normal dengan keluarga
c. Melatih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial
lansia
d. Membuat stimulasi perkembangna psikososial lansia
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, L.M. (2011). Keperawatan usia lanjut. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Carpenito, L.J. & Moyet. (2007). Buku saku diagnosis keperawatan. Edisi: 10.
Jakarta: EGC.

Dion, Y. & Betan. Y. (2013). Asuhan keperawatan keluarga konsep dan praktik.
Edisi: 1. Yogyakarta: Nuha Medika.

Efendi, F & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas teori dan


praktik keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Lasmito, W. Rachma. N. (2009). Motivasi perawat melakukan pendidikan


kesehatan di ruang anggrek RS Tugurejo Semarang. 25 April 2014.
http://eprints.undip.ac.id/9539/1/Artikel.pdf.

Mubarak. W. C. dkk. (2009). Ilmu keperawatan komunitas: konsep dan aplikasi.


Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarata: EGC.

Nanda. 2010. Nanda international diagnosis keperawatan: definisi dan klasifikasi


2009-2011. Jakarta: EGC.

Ode, S. L.(2012). Asuhan keperawatan gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.

Potter & Perry. (2005). Buku ajar fundamental judul asli: fundamental of nursing
consept prosses. Alih bahasa: devi yulianti. Monica ester. Edisi 4.
Jakarta: EGC.

Padila. (2012). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.

Salvari, G. (2013). Asuhan keperawatan keluarga. Jakarata: Trans Info Media.

Suprajitno. (2004). Asuhan keperawatan keluarga: aplikasi dalam praktik.


Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai