Anda di halaman 1dari 10

Dewiratri et,al/HUBUNGAN ANTARA KECANDUAN INTERNET DAN

Hubungan Antara Kecanduan Internet dan Depresi Pada Mahasiswa Pengguna


Warnet di Kelurahan Jebres Surakarta

The Correlation Between Internet Addiction and Depression On The College Students Who
Used The Internet Cafe at Jebres Surakarta

Tiarania Dewiratri, Suci Murti Karini, Machmuroch

Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran


Universitas Sebalas Maret

ABSTRAK
Berselancar di internet merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan bagi sebagian besar mahasiswa,
tapi banyak yang tidak sadar bahwa kegiatan itu justru dapat membuat kecanduan internet dan berakibat
timbulnya depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kecanduan
internet dengan depresi pada mahasiswa pengguna warnet di kelurahan Jebres. Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara kecanduan internet dan depresi.
Sampel penelitian ini adalah pengguna warnet di kelurahan Jebres (area kampus UNS). Sampel penelitian
berjumlah 142 mahasiswa yang di ambil menggunakan teknik purposive incidental sampling. Pengumpulan data
dilakukan dengan membagikan skala kecanduan internet dan skala Beck Depression Inventory (BDI) secara
bersamaan. Validitas skala kecanduan internet yaitu antara 0,319 sampai 0,691 dan reliabilitas sebesar 0,923.
Adapun BDI memiliki validitas 0,7 dan reliabilitas 0,9. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis korelasi Pearson.
Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar 0,859 dan diperoleh nilai R square
sebesar 0,739. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecanduan internet
dan depresi pada mahasiswa pengguna warnet di kelurahan Jebres Surakarta, yaitu jika kecanduan internet tinggi
maka depresi yang dialami akan tinggi pula. Adapun untuk sumbangan pengaruh dari variabel bebas sebesar
73,9%.

Kata kunci: kecanduan internet, depresi, mahasiswa

PENDAHULUAN meningkat. Menurut MarkPlus Insight, jumlah


Sejak ditemukan pertama kali dan sampai pengguna internet di Indonesia pada tahun 2011
sejauh ini, teknologi internet mengalami ini sudah mencapai 55 juta orang, meningkat
perubahan yang pesat. Perubahan tersebut dari tahun sebelumnya di angka 42 juta. Riset
menjadi daya tarik tersendiri yang dilakukan terhadap pengguna Internet, usia 15-
mempengaruhi jutaan manusia untuk mengenal 64 tahun dan menggunakan Internet lebih dari 3
internet. Saat ini internet mewabah setiap jam sehari. Di masing-masing kota yang
kalangan muda dan orang tua. Internet tidak lagi disurvei oleh MarkPlus Insight, sekitar 50
menjadi barang mewah yang hanya dapat persen hingga 80 persen dari pengguna internet
dinikmati oleh masyarakat menengah ke atas merupakan kaum muda. (Wahyudi, 2011)
saja. Internet telah menyentuh masyarakat
Berdasarkan survei sederhana dari penulis pada
kalangan bawah, bahkan anak-anak sekolah
sekitar 30 mahasiswa berbagai jurusan,
dasar pun sudah mulai mengenal internet.
diketahui bahwa hampir keseluruhan
(Yofiyanto, 2008)
menggunakan internet sebagai pelepas
Hasil riset memperlihatkan bahwa pertumbuhan kejenuhan atau bahkan sebagai sarana melarikan
penggunaan internet di Indonesia terus diri dari masalah.
75
Dewiratri et,al/HUBUNGAN ANTARA KECANDUAN INTERNET DAN

Internet tidak dapat dipisahkan dari kehidupan penggunaan internet tertentu, mempengaruhi
mahasiswa saat ini. Seakan-akan mahasiswa kondisi depresi yang dialami seseorang. Sekitar
sangat bergantung pada internet. Mulai dari 30 persen mahasiswa mengalami depresi. Studi
mengerjakan tugas hingga hanya sekedar mengungkapkan lebih dari 90 persen mahasiswa
mencari hiburan. Internet menjadi pilihan Amerika Serikat menggunakan internet secara
alternatif pencarian informasi bagi mahasiswa teratur, sehingga kesempatan untuk melihat
selain perpustakaan. Internet menjadi sumber hubungan antara aktivitas internet dan depresi
informasi yang mempunyai banyak manfaat dapat muncul dengan sendirinya. Dikatakan
dibandingkan dengan sumber informasi bahwa, depresi berhubungan dengan gejala
lainnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan umum kecanduan internet, seperti menyaksikan
oleh Cisco Systems, yang bertujuan untuk video secara berlebihan dan aktivitas bermain
mencari tahu bagaimana ketergantungan game. Mahasiswa yang depresi, menurut studi,
manusia dengan internet menunjukkan bahwa cenderung mengunjungi website yang
bagi mahasiswa, internet itu adalah kebutuhan berhubungan dengan kesehatan, ruang obrolan,
dasar sama seperti udara. Sekitar separuh (49% jaringan sosial serta pusat-pusat perjudian. Data
mahasiswa dan 47% pekerja) mempercayai juga menunjukkan, mahasiswa yang mengalami
bahwa pentingnya internet mendekati kebutuhan kondisi kejiwaan tertentu itu senang berbagi
dasar manusia. (Nugraha, 2011) lebih banyak musik, film dan foto secara online.
Mereka juga mencari dukungan melalui ruang
Para peneliti di Inggris menemukan bahwa
obrolan (chatroom), guna mengatasi perasaan
terlalu banyak internet menambah resiko
terisolasi mereka. Gejala lainnya, termasuk
depresi. Dalam hasil penelitian yang diterbitkan
berlebihan dalam mengecek email dan
Jurnal Psychopathology, ketua penelitian
penggunaan internet di malam hari. (Luthfi,
Morrison (2010) menulis, bahwa pecandu
2012)
internet memiliki kemungkinan besar untuk
terkena penyakit jiwa. Penelitian ini dilakukan Berdasarkan uraian tersebut penulis ingin
terhadap 1.319 warga Inggris berusia antara 16 melakukan penelitian tentang hubungan antara
hingga 51 tahun. Para periset mencoba kecanduan internet dan depresi pada mahasiswa
menelaah kaitan penggunaan internet dengan pengguna warnet di kelurahan jebres surakarta.
tingkat depresi mereka. Dari seluruh responden,
DASAR TEORI
sekitar 1,2 persen merupakan pecandu internet.
1. Kecanduan Internet
Studi yang baru-baru ini dilakukan oleh
Missouri University of Science and Technology, Young (1996) mendefinisikan internet addiction
mengamati bagaimana 216 mahasiswa sebagai sebuah impulse-control disorder yang
universitas berselancar di dunia maya dalam bukan disebabkan oleh minuman keras. Young
sebulan. Terungkap bahwa korelasi pola juga menambahkan definisi internet addiction

76
Dewiratri et,al/HUBUNGAN ANTARA KECANDUAN INTERNET DAN

adalah pemakaian internet yang berlebihan untuk mengontrol waktu menggunakan internet,
sampai mengganggu pola tidur, produktivitas merasa dunia maya lebih menarik dibandingkan
kerja, rutinitas keseharian dan kehidupan sosial. kehidupan nyata, dan mengalami gangguan
Perilaku kompulsif yang mengganggu alam hubungan sosialnya.
kehidupan normal dan menyebabkan stress berat
Menurut Balle (2011), ada beberapa penyebab
pada keluarga, teman, orang yang dicintai, dan
yang diketahui dapat menyebabkan kecanduan
lingkungan kerja. Kecanduan internet telah
internet, diantaranya Stress, Compulsion
disebut ketergantungan internet dan internet
(paksaan), Loneliness (kesendirian), dan Social
compulsivity. Pecandu internet membuat
Disorder (gangguan sosial).
internet menjadi prioritas dan lebih penting
daripada keluarga, teman, dan pekerjaan. Aspek-aspek kecanduan internet menurut
Internet menjadi prinsip pengorganisasian Young (1999), diantaranya adalah: merasa sibuk
kehidupan pecandu. dengan internet (berpikir tentang aktivitas
online sebelumnya atau mengantisipasi sesi
Menurut Ferris (1997), internet addiction
online berikutnya), merasa membutuhkan
merupakan suatu gangguan psikofisiologis yang
menggunakan internet dengan meningkatkan
meliputi tolerance (penggunaan dalam jumlah
jumlah waktu untuk mencapai kepuasan,
yang sama akan menimbulkan respon minimal,
berulang kali melakukan upaya untuk
jumlah harus ditambah agar dapat
mengontrol, mengurangi, atau menghentikan
membangkitkan kesenangan dalam jumlah yang
penggunaan internet namun selalu gagal, merasa
sama), whithdrawal symptoms (khususnya
gelisah, murung, depresi, atau marah ketika
menimbulkan tremor, kecemasan, dan
mencoba untuk mengurangi atau menghentikan
perubahan mood), gangguan afeksi (depresi,
penggunaan internet, online lebih lama daripada
sulit menyesuaikan diri), dan terganggungnya
yang direncanakan, berani mengambil resiko
kehidupan sosial (menurun atau hilang sama
kehilangan karena internet, berbohong kepada
sekali, baik dari segi kualitas maupun
anggota keluarga, terapis, atau orang lain untuk
kuantitas).
menyembunyikan tingkat keterlibatan dengan
Dapat disimpulkan bahwa internet addiction internet, dan menggunakan internet sebagai cara
disorder (kecanduan internet) adalah untuk melarikan diri dari masalah atau untuk
penggunaan internet secara patalogis dan melepaskan suasana hati dysphoric (misalnya,
kompulsif, yang muncul pada individu yang perasaan tidak berdaya, depresi, perasaan
merasa bahwa dunia maya (virtual reality) pada bersalah, kecemasan).
layar komputernya lebih menarik dari pada
2. Depresi
dunia kenyataan hidupnya sehari-hari sehingga
mengganggu kehidupannya sehari-hari, yang Wilkinson (1995) mengartikan depresi sebagai
ditandai dengan ketidak mampuan individu gangguan suasana hati yang bervariasi dalam

77
Dewiratri et,al/HUBUNGAN ANTARA KECANDUAN INTERNET DAN

berat ringan pengaruhnya terhadap bermacam- sendiri, hilangnya rasa puas atau kehilangan
macam individu dan berapa lama hal itu kepuasan atas apa yang dilakukan, hilangnya
bertahan, yang seringkali kambuh kembali dan keterlibatan emosional dalam melakukan
dihubungkan dengan sejumlah besar gejala pekerjaan atau hubungan dengan orang lain,
mental dan fisik yang berbeda. Menurut kecenderungan untuk menangis di luar
Maramis (1998), depresi adalah suatu jenis kemauan, dan hilangnya respons terhadap
keadaan perasaan atau emosi dengan komponen humor), kognitif (rendahnya evaluasi diri, citra
psikologis seperti rasa sedih, rasa tidak berguna, tubuh yang terdistorsi, harapan yang negatif,
gagal, kehilangan, putus asa, dan penyesalan menyalahkan dan mengkritik diri sendiri, dan
yang patologis. Hawari (2011) memberikan keragu-raguan dalam mengambil keputusan),
definisi depresi sebagai sebuah gangguan pada motivasional (meliputi pengalaman yang
alam perasaan (mood) yang ditandai dengan disadari penderita, yaitu tentang usaha,
kemurungan, sedih, kelesuan, ketiadaan gairah dorongan, dan keinginan), dan fisik (meliputi
hidup, perasaan tidak berguna, putus asa, kehilangan nafsu makan, gangguan tidur,
hilangnya rasa senang, merasa tidak berdaya, kehilangan libido, dan kelelahan yang sangat).
dan lemah.
METODE PENELITIAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa depresi adalah
Populasi dalam penelitian ini yaitu pengguna
salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam
warnet di kelurahan Jebres Surakarta. Teknik
perasaan (afektif, mood) yang mewarnai seluruh
pengambilan sampel yang digunakan dalam
proses mental (berpikir, berperasaan,
penelitian ini adalah dengan purposive
berperilaku) seseorang, yang ditandai dengan
incidental sampling, yaitu merupakan cara
kemurungan, kelesuan dan putus asa sehingga
pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang
penderita, merasa sedih dan tidak tertarik pada
dikehendaki dan berdasarkan siapa saja yang
aktivitas apa pun, bahkan aktivitas yang
kebetulan dijumpai dalam penelitian.
menyenangkan untuk periode waktu paling
Berdasarkan data dari kuesioner, diperoleh
sedikit dua minggu. Hal ini bisa disebabkan
sampel yang sesuai dengan kriteria penelitian
oleh situasi stress yang berkepanjangan.
sebanyak 142 orang mahasiswa.
Menurut Amir (2005), ada beberapa faktor yang
Metode pengumpulan data dengan
dapat menyebabkan depresi, diantaranya yaitu
menggunakan alat ukur berupa skala psikologi,
jenis kelamin, usia, status perkawinan,
yaitu:
geografis, riwayat keluarga, kepribadian, stresor
1. Skala kecanduan internet
sosial, dukungan sosial, dan tidak bekerja.
Skala kecanduan internet disusun berdasarkan
Beck (2009) menjelaskan depresi memiliki aspek-aspek kecanduan internet dari Young.
beberapa aspek emosional (perasaan kesal atau Nilai validitas skala antara 0,319 sampai 0,691.
patah hati, perasaan negatif terhadap diri Adapun reliabilitas skala sebesar 0,923.
78
Dewiratri et,al/HUBUNGAN ANTARA KECANDUAN INTERNET DAN

2. Beck Depression Inventory (BDI). dari 0,05, dapat disimpulkan bahwa data
Skala BDI (The Beck Depression Inventory), sebaran terdistribusi normal.
terdiri dari 21 kelompok item yang 2. Uji Linearitas
menggambarkan 21 kategori sikap dan gejala Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa
depresi, yaitu: sedih, pesimis,merasa gagal, hubungan antara kecanduan internet dan depresi
merasa tidak puas, merasa bersalah, merasa diperoleh Sig. pada kolom Linearity sebesar
dihukum, perasaan benci pada diri sendiri, 0,000 (p < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa
menyalahkan diri sendiri, kecenderungan bunuh hubungan antar variabel bersifat linear.
diri, menangis, mudah tersinggung, manarik diri
Uji Hipotesis
dari hubungan social,tidak mampu mengambil
keputusan, merasa dirinya tidak menarik secara Pengujian hipotesis menggunakan analisis
fisik, tidak mampu melaksanakan aktivitas, korelasi Pearson menghasilkan koefisien
gangguan tidur, merasa lelah, kehilangan selera korelasi 0,859. Hal ini menunjukkan bahwa
makan, penurunan berat badan, preokupasi terjadi hubungan yang sangat kuat antara
somatik dan kehilangan libido seksual. kecanduan internet dengan depresi. Sedangkan
Pengujian tentang validitas dan reliabilitasnya arah hubungan adalah positif karena nilai r
oleh Lipps (2007) dan memperoleh hasil positif, berarti semakin tinggi kecanduan
validitas 0,7 serta reliabilitas 0,9. internet maka semakin meningkatkan
depresinya.
HASIL- HASIL
Kontribusi
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis korelasi product Hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai
2
moment Pearson. Guna mempermudah R 0,739. Jadi sumbangan pengaruh dari
perhitungan digunakan program Statistical variabel bebas (kecanduan internet) yaitu 73,9%
Product and Service Solution (SPSS) for sedangkan sisanya 26,1% dipengaruhi oleh
windows versi 20. faktor lain yang tidak diteliti.

Uji Asumsi Dasar Analisis Deskriptif

1. Uji Normalitas Hasil kategorisasi pada skala kecanduan internet


Hasil uji normalitas dengan menggunakan dapat diketahui bahwa responden secara umum
teknik 1 sample K-S, variabel kecanduan memiliki tingkat kohesivitas kelompok yang
internet diperoleh nilai signifikansi sebesar ringan dengan rerata empirik 58,99; serta pada
0,663, sedangkan variabel depresi diperoleh BDI secara umum responden berada pada
nilai signifikansi 0,529. Oleh karena nilai tingkatan sedang dengan rerata empirik 17,44.
signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar

79
Dewiratri et,al/HUBUNGAN ANTARA KECANDUAN INTERNET DAN

Berbagai jenis konten yang sering diakses (kecanduan internet) secara bersama-sama akan
subyek pada saat berinternet dapat dilihat pada diikuti dengan kenaikan skor variabel terikat
tabel berikut: (depresi) dan sebaliknya, penurunan skor
variabel bebas (kecanduan internet) secara
Tabel 1
Konten yang Sering Diakses Saat Berinternet bersama-sama akan diikuti dengan penurunan

Jenis konten yang Jenis Kelamin skor variabel terikat (depresi).


sering diakses Laki-laki Perempuan
Jejaring sosial, Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh
email, chatting, 69 (92%) 65 (97%) Young (1998), Ryu (2004), Akin (2011), dan
bloging
Kencan online 15 (20%) 24 (36%) Guo (2012) yang menyebutkan adanya
Game online 73 (97%) 14 (21%) hubungan yang signifikan antara kecanduan
Judi online 16 (21%) 0
Belanja online 3 (4%) 57 (85%) internet dan depresi. Sama halnya yang
Download 71 (95%) 25 (37%) diungkap pada penelitian di london
Konten dewasa
52 (69%) 8 (12%) mengungkapkan bahwa rata-rata tingkat depresi
(situs porno)
Mencari informasi pecandu internet diketahui lima kali lebih tinggi
29 (39%) 46 (69%)
dan berita
Lain-lain 33 (44%) 41 (61%) dibandingkan yang tidak kecanduan internet.
Studi ini juga menemukan, para pecandu
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui
internet yang umumnya berusia 21 tahun
bahwa jenis konten yang diakses saat
menghabiskan waktu lebih banyak untuk
berinternet antara laki-laki dan perempuan
mengunjungi situs porno, game online, dan
terdapat perbedaan. Pada subyek laki-laki
komunitas online. Kemudian menurut studi
konten yang paling banyak diakses yaitu
skala besar oleh psikolog University of Leeds,
jejaring sosial, game online, download, dan
orang-orang yang menghabiskan banyak waktu
beberapa membuka konten dewasa. Sedangkan
browsing internet lebih cenderung menunjukkan
pada subyek perempuan berkisar pada situs
gejala depresi. Para peneliti menemukan bukti
jejaring sosial, belanja online, dan beberapa
mengejutkan bahwa beberapa pengguna telah
sekedar online atau mencari berita.
mengembangkan kebiasaan internet yang
PEMBAHASAN kompulsif, dimana mereka mengganti interaksi
sosial di kehidupan nyata dengan ruang chat
Hasil analisis dengan menggunakan teknik
online dan situs jejaring sosial. Pecandu internet
analisis korelasi sederhana diperoleh koefisien
ini menghabiskan waktu lebih banyak waktu
korelasi sebesar 0,859. Hal ini menunjukkan
browsing website untuk kepuasan seksual, situs
bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara
game online, dan komunitas online. Mereka
kecanduan internet dengan depresi. Nilai
juga memiliki gejala depresi yang lebih tinggi,
koefisien positif menunjukkan bahwa terdapat
sedang, sampai parah daripada pengguna yang
hubungan yang positif antara kedua variabel
tidak kecanduan. Ini adalah studi skala besar
yang artinya kenaikan skor variabel bebas
pertama dari kaum muda di wilayah Barat untuk
80
Dewiratri et,al/HUBUNGAN ANTARA KECANDUAN INTERNET DAN

mempertimbangkan hubungan antara kecanduan Diagnostic and Statistical Manual for Mental
internet dan depresi. Penggunaan internet dan Disorders (DSM-V). Menurut DSM-V, yang
tingkat depresi dari 1.319 orang berusia 16-51 tergolong IAD adalah mereka yang online lebih
dievaluasi untuk penelitian, dan dari jumlah ini, dari 38 jam per minggu, emosi ketika akses
1,2% digolongkan sebagai orang yang internet terputus, tidak dapat mengendalikan
kecanduan internet. Angka ini lebih besar dari lamanya penggunaan internet, dan kehilangan
kasus perjudian di Inggris, yang berkisar 0,6%. interes atas aktivitas lain di luar dunia maya.
(Morrison, 2010). Lamanya remaja berada di depan monitor juga
terus meningkat. Dari hanya 3,5 jam per hari
Young (1996) menjelaskan, bahwa beberapa
menjadi 7 jam per hari. Di China, Taiwan, dan
pengguna internet dapat mengembangkan
Korea Selatan, sebanyak 30% kaum remajanya
keterikatan emosional dengan teman-teman
sudah mengaku kecanduan internet, terutama
online dan kegiatan yang dibuat pada layar
sosial media dan games online. Bahkan IAD
komputer. Pengguna internet dapat menikmati
sudah digolongkan sebagai krisis nasional.
aspek dari internet yang memungkinkan untuk
(Haristya, 2012)
bertemu, bersosialisasi, dan bertukar pikiran
melalui penggunaan chat room, situs jaringan Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan
sosial, atau "komunitas virtual". Pengguna bahwa skor kecanduan internet mahasiswa
internet lainnya menghabiskan waktu berjam- pengguna warnet berkisar antara 33 hingga 97
jam untuk meneliti topik online menarik atau dengan rerata empirik 58,99 dan rerata hipotetik
"blogging". Blogging adalah kontraksi dari 80. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
istilah "Web log", di mana individu akan tingkat kecanduan internet pada mahasiswa
memposting komentar dan menjaga serangkaian penguna warnet termasuk dalam kategori ringan
kegiatan rutin dari peristiwa. Hal ini dapat cenderung sedang. Sedangkan untuk skor
dipandang sebagai jurnal pribadi berbentuk depresi, berkisar antara 6 hingga 31 dengan
tekstual. Serupa dengan kecanduan lainnya, rerata empirik 17,44 dan rerata hipotetik 31,5.
individu yang menderita kecanduan internet Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
menggunakan dunia fantasi virtual untuk tingkat depresi pada mahasiswa pengguna
berhubungan melalui internet, sebagai pengganti warnet termasuk dalam kategori sedang.
hubungan manusia pada kehidupan nyata, yang
R square disebut juga koefisien determinan.
tidak dapat dicapai secara normal.
Nilai R square adalah 0,739 (nilai R square
China, Taiwan, dan Korea Selatan telah adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi
mengakui Internet Addiction Disorder (IAD) (R)). Artinya 73,9% depresi pada mahasiswa
alias gangguan kecanduan internet sebagai dapat dijelaskan oleh variabel kecanduan
diagnose psikologis. Tahun depan, Amerika internet. Sisanya (100% - 73,9% = 26,1%)
Serikat akan memasukan IAD ke dalam dijelaskan oleh faktor selain kecanduan internet.

81
Dewiratri et,al/HUBUNGAN ANTARA KECANDUAN INTERNET DAN

Beberapa situs yang sering di kunjungi sisanya 26,1% dipengaruhi oleh faktor lain
pengguna internet antara lain yaitu, situs yang tidak diteliti.
jejaring sosial (seperti facebook, twitter, plurk,
B. Saran
atau mencoba-coba situs jejaring sosial baru),
Berdasarkan hasil penelitian,
membuka atau memposting di blog pribadi,
pembahasan, dan kesimpulan di atas maka
game online (baik memlalui situs penyedia
peneliti mengajukan beberapa saran sebagai
game online atau bermain game yang
berikut:
disediakan di jejaring sosial), belanja online
1. Bagi mahasiswa pengguna internet
(melakukan transaksi pembelian atau hanya
Bagi pengguna internet diharapkan agar
sekedar melihat-lihat katalog), download
menjadi lebih bijak, waspada, dan mampu
(musik, film, gambar, sofware, video, atau
memilah-milah kegiatan-kegiatan yang
apapun yang di anggap menarik termasuk di
boleh atau tidak boleh dilakukan dalam
dalamnya menyimpan hal yang termasuk konten
mengakses internet dan dapat mengontrol
dewasa), atau hanya sekedar online mencari
kegiatannya agar tidak merugikan diri
berita. Semua kegiatan tersebut terkadang
sendiri. Menggunakan internet sewajarnya
membuat pengguna internet lupa waktu karena
saja (tidak mengganggu kegiatan sehari-
keasikan berselancar dan melupakan sejenak
hari) dan lebih terbuka mengungkapkan
kehidupan nyata mereka.
permasalahan yang dihadapi pada orang tua
PENUTUP atau orang lain yang dirasa mengerti.
2. Bagi orang tua
A. Kesimpulan
Bagi orang tua diharapkan senantiasa
Berdasarkan hasil penelitian dan
memberi bimbingan, arahan, serta
pembahasan yang telah dihasilkan dalam bab
dampingan agar dapat lebih mengerti
sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa:
permasalahan yang dihadapi oleh anak
1. Besarnya korelasi antara kecanduan internet
(anak, remaja, maupun mahasiswa).
dan depresi sebesar 0,859. Hal ini
Kemudian tunjukkan kepedulian dan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
perhatian dengan menjalin komunikasi yang
positif yang signifikan antara kecanduan
baik dengan anak, agar anak tidak menjadi
internet dan depresi, yaitu semakin tinggi
tertutup dan mengalihkan perhatian ke hal
kecanduan internet pada mahasiswa, maka
yang negatif.
depresi yang dialami akan tinggi pula.
3. Bagi pemilik warnet dan pihak yang
2. Sumbangan pengaruh dari variabel bebas
berwenang
(kecanduan internet) terhadap variabel
Bagi pemilik warnet diharapkan melakukan
tergantung (depresi) yang diperoleh dari
kontrol yang jelas bagi pengunjung
perhitungan Rsquare yaitu 73,9% sedangkan
warnetnya. Batasan usia harap diterapkan
bagi pengunjung. Kemudian pemberlakuan
82
Dewiratri et,al/HUBUNGAN ANTARA KECANDUAN INTERNET DAN

batasan konten akses, Balle, Louise. 2011. What Are the Causes of
yang dapat di
Internet Addiction?
sehingga mengurangi kemungkinan
http://www.ehow.com. (diakses Juni
pengunjung membuka situs yang kurang 2012)
pantas. Bagi pihak berwenang diharapkan Beck, Aaron. T., and Brad, A. Alford. 2009.
memberlakukan aturan baru mengenai Depression : Causes and Treatment:
2nd Edition. Pennsylvania: University of
waktu buka warnet agar tidak 24 jam penuh, Pennsylvania Press.
menutup semua akses ke situs porno,
Ferris, J. R, 1997. Internet Addiction Disorder:
kemudian menentukan batas usia yang di Causes, Symptomps, and
Consequencess. Virginia Tech.
perbolehkan mengakses internet di warnet
http://www.chem.vt.edu. (diakses
sehingga lebih mudah diawasi. Oktober 2012).
4. Bagi peneliti lain Guo, Jing; Li Chen, Xiaohua Wang, Yan Liu,
Bagi peneliti lain khususnya ilmuwan Cheryl Hiu Kwan Chui, Huan He,
Zhiyong Qu, and Donghua Tian. 2012.
psikologi yang tertarik untuk mengadakan The Relationship Between Internet
penelitian dengan tema yang sama, Addiction and Depression Among
Migrant Children and Left-Behind
diharapkan penelitian ini dapat digunakan Children in China. Cyberpsychology,
sebagai informasi dan bahan acuan dalam Behavior, and Social Networking,
15(11), 585-590.
penelitian. Peneliti menyarankan untuk
Haristya, Sherly et al., 2012. 30% Remaja
meningkatkan kualitas penelitian lebih China, Taiwan, & Korea Kecanduan
lanjut, dengan lebih memperluas ruang Internet.
http://ictwatch.com/internetsehat/.
lingkup, misalnya dengan memperluas (diakses Juni 2012)
populasi atau menambah variabel-variabel
Hawari, Dadang. 2011. Manajemen Stres,
lain seperti status sosial, tipe kepribadian, Cemas, dan Depresi. Jakarta: Balai
tingkat pendidikan, usia, pola asuh, tempat Penerbit FKUI.

tinggal, dan lain Dengan Lipps, G. E., Lowe, G. A., and Young, R.
sebagainya.
2007. Validation of The Beck
demikian, hasil yang diperoleh lebih Depression Inventory - II In A Jamaican
bervariasi dan beragam, sehingga University Student Cohort. West Indian
Medical Journal. [Online]., Vol.56, 404-
kesimpulan yang diperoleh lebih 408.
komprehensif.
Luthfi, Ahmad. 2012. Studi Ungkap Korelasi
Penggunaan Internet dengan Kondisi
DAFTAR PUSTAKA Depresi. www.okezone.com. (diakses
tanggal 23 Juni 2012)
Akin, Ahmet and Murat Iskender. 2011. Internet
Addiction and Depression, Anxiety and Maramis. 1998. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa.
Stress. International Online Journal of Surabaya: Airlangga University Press.
Educational Sciences, 3(1), 138-148.
Morrison, Catriona., Dr. 2010. Excessive
Amir, Nurmiati. 2005. Depresi Aspek internet use is linked to depression.
Neurobiologis Diagnosis Dan Tata www.leeds.ac.uk (diakses Juni 2012)
Laksana. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Nugraha, Eko. 2011. Internet, Kebutuhan Pokok
Universitas Indonesia.
Mahasiswa.
83
Dewiratri et,al/HUBUNGAN ANTARA KECANDUAN INTERNET DAN

http://teknologi.news.viva.co.id (diakses
Maret 2012)
Ryu EJ, Choi KS, Seo JS, Nam BW. 2004. The
Relationships of Internet Addiction,
Depression, and Suicidal ideation in
Adolescents. Korean Association of
Medical Journal, 34(1), 102-110.
Wahyudi, Reza. 2011. Naik 13 Juta, Pengguna
Internet Indonesia 55 Juta Orang.
http://KOMPAS.com (diakses Maret
2012)
Wilkinson, G. 1995. Depresi: Buku Pintar
Kesehatan (Alih bahasa: Meitasari
Tjandrasa). Jakarta: Penerbit Arcan.
Yofiyanto, Evan. 2008. Internet Bagian Dari
Gaya Hidup Manusia Modern.
http://blog.its.ac.id. (diakses Mei 2012)
Young, Kimberly. S. 1996. Internet addiction:
The emergence of a new clinical
disorder. Cyber Psychology and
Behavior, 1(3), 237-244
Young, Kimberly S. 1999. Internet Addiction:
Symptoms, Evaluation, and Treatment.
Innovations in Clinical Practice Volume
17. Sarasota, Florida: Professional
Resource Press.
Young, Kimberly S. and Robert C. Rodgers.
1998. The Relationship Between
Depression and Internet Addiction.
Cyber Psychology & Behavior, 1(1), 25-
28.

84

Anda mungkin juga menyukai