PEMBAHASAN
Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah
kandungan unsur kalsium (Ca2+) dan dan magnesium (Mg2+) dalam air, yang
keberadaannya biasa disebut dengan kesadahan air. Kedua unsur ini khususnya
pada air minum diperlukan, namun hanya sampai dengan batas tertentu, karena
rumah tangga maupun untuk penggunaan industri. Bagi air rumah tangga tingkat
sabun menjadi kurang efektif akibat salah satu bagian dari molekul sabun diikat
Bagi air industri unsur Ca dapat menyebabkan kerak pada ketel peralatan
industri, disamping itu dapat menghambat proses pemanasan. Masalah ini dapat
menimbulkan kerugian. Oleh karena itu persyaratan kesadahan pada air industri
sangat diperhatikan. Pada umumnya jumlah kesadahan dalam air industri harus
17
18
kesadahan air, digunakan zeolit alam sebagai penukar ion (ion exchange). Yang
dimaksud pertukaran ion adalah proses pertukaran ion-ion dari suatu larutan
elektrolit dengan ion dari zeolit. Pertukaran hanya dapat terjadi diantara ion-ion
kesadahan air minum tidak boleh melebihi 500 mg/l. Air yang mempunyai tingkat
karatan/korosi pada alat-alat yang terbuat dari besi, sabun menjadi kurang
kation ini juga dapat bereaksi dengan anion-anion yang terdapat di dalam air
membentuk endapan pada peralatan logam (Effendi, 2000 dalam Hermana, 2001).
19
Pada perairan tawar, kation yang paling berlimpah adalah kalsium dan
dan magnesium yang dinyatakan dengan satuan mg/l CaCO3 (Effendi, 2000 dalam
Hermana, 2001). Kesadahan air yang dianggap baik bila nilai kesadahannya
antara 50 80 mg/L.
Keberadaan kation lainnya seperti strontium, besi valensi dua, dan mangan
juga memberikan kontribusi bagi nilai kesadahan total, akan tetapi peranannya
klorida, magnesium sulfat, dan magnesium klorida. Jenis kesadahan ini tidak
dapat dihilangkan dengan pemanasan, tetapi dapat dengan cara lain dan salah
kation-kation yang bervalensi 2, seperti Fe, Sr, Mn, Ca dan Mg, tetapi penyebab
utama dari kesadahan adalah kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Kalsium dalam
umumnya air tanah mempunyai tingkat kesadahan yang tinggi, hal ini terjadi
karena air tanah mengalami kontak dengan batuan kapur yang ada pada lapisan
tanah yang dilalui air. Air permukaan tingkat kesadahan-nya rendah (air lunak),
kesadahan non karbonat dalam air permukaan bersumber dari calsium sulfat yang
perairan yang berada pada daerah yang mempunyai lapisan batugamping atau
pada wilayah batuan berkapur. Sedangkan perairan lunak berada pada lapisan
relatif tidak ada atau sedikit batuan kapurnya. Air permukaan biasanya
mempunyai nilai kesadahan yang lebih rendah dari airtanah (Effendi, 2000 dalam
Hermana, 2001).
Kesadahan perairan berasal dari kontak air dengan tanah dan bebatuan
yang menyebabkan ion-ion yang terkandung didalamnya larut dalam aliran air.
Larutnya ion-ion tersebut kedalam air lebih banyak dipengaruhi oleh aktivitas
terdapat didalam tanah dan batuan berubah menjadi senyawa bikarbonat yang
beberapa kerugian, (Siahaan, 2000 dalam Hermana, 2001) yaitu antara lain;
1. Memboroskan sabun
Ion Ca2+ dan Mg2+ akan bereaksi dengan sabun membentuk endapan.
Air sadah yang dipanaskan dalam suatu medium (misal ketel) akan
membentuk endapan yaitu berupa kerak. Apabila pada ketel ada kerak, maka tidak
ada transfer panas, sehingga untuk mendidikan air diperlukan pemanasan yang
lebih tinggi. Hal ini berbahaya karena dapat menyebabkan meledaknya ketel.
dalam suatu perairan. Begitu pula Doudoroff (1953) dalam salah satu literaturnya
toksit dari logam berat dengan cara kation-kation penyusun kesadahan (Kalsium
kesadahan rendah (soft water) dapat mematikan ikan. Akan tetapi toksisitas 1mg/1
timbal pada perairan dengan kesadahan lebih dari 150 mg/l CaCO3 dapat
menurunkan sifat toksik dari Pb tersebut bagi ikan. Nilai kesadahan juga dipakai
sebagai dasar pemilihan metode yang diterapkan pada proses pelunakan air
(Softening).
mengurangi kandungan kation Ca2+ dan Mg2+ dari dalam air atau merupakan
air. Air sadah dapat diatasi dengan cara pelunakan Air sadah. Proses ini dapat
melalui penukaran ion-ion penyebab kesadahan dengan sodium (Moss dan Moss,
2. Proses pertukaran ion Ca2+ dan Mg2+ dengan ion Na+ atau H+
regeneran
Proses lain dan air baku tidak boleh keruh, instalasi dan
macam proses pelunakan air sadah, salah satunya melalui perukaran ion (ion
exchange) (proses pertukaran Ca2+ dan Mg2+ dalam air sadah dengan Na+, K+,
logam penyebab kesadahan air, sesuai dengan sifatnya sebagai penjerap dan
penukar ion. Sifat-sifat penjerap disebabkan karena adanya pori-pori atau ruang
kation.
Air sadah yang dialirkan melalui kolom zeolit akan mengalami pertukaran
ion-ion, ion Ca dan ion Mg dalam air sadah ditukar dengan ion Na dalam zeolit.
Hal tersebut berlangsung terus sampai suatu saat ion Na dalam zeolit sudah habis
ditukar dengan ion Ca dan Mg dari dalam air, pada keadaan ini zeolit tersebut
dinamakan telah jenuh yang berarti zeolit tidak mampu lagi melakukan pertukaran
ion.
Agar dapat kembali aktif, zeolit yang telah jenuh harus di regenerasi
dengan cara mengalirkan larutan garam dapur (NaCl 10-25 %) ke dalam unggun
zeolit yang telah jenuh tersebut. Pada proses regenerasi ini akan terjadi pertukaran
ion Na dari dalam larutan air garam, masuk ke dalam zeolit untuk menggantikan
Adapun reaksi yang terjadi pada saat proses pelunakan air sadah
nilai ekonomi tinggi karena efektif untuk pemisahan atau pemurnian dengan
kapasitas besar. Volume porinya dapat mencapai 0,5 cm3/cm3 volume zeolit.
Kadar maksimum Al dicapai jika perbandingan Si/Al mendekati 1 dan keadaan ini
dan panas. Jenis zeolit mordenit mempunyai perbandingan Si/Al = 5 sangat stabil.
untuk hidrokarbon.
27
gaya Van der Walls), adsorpsi kimia (melibatkan gaya elektrostatik), ikatan
hidrogen dan pembentukan kompleks koordinasi. Molekul atau zat yang dijerap
akan menempati posisi pori, Daya jerap (absorbansi) zeolit tergantung dari jumlah
pori dan luas permukaan. Molekul - molekul dengan ukuran lebih kecil dari pori
Alkohol seperti fenol adalah zat pengotor yang bersifat racun bagi
manusia. Air yang mengandung fenol dapat dibebaskan dari fenol dengan
melewatkan air dalam Zeolit teraktivasi. Fenol yang terkandung dalam air akan
teradsorpsi dan menempati posisi pori-pori. Sehingga konsentrasi fenol dalam air
menjadi kurang.
antara lain : rasio Si/Al dalam struktur zeolit, ukuran pori dan volume pori, ukuran
dan bentuk dari kerangka serta lorong dari zeolit (Bekkum, 1991 dalam
Srihapsari, 2006).
28
Pertukaran ion (ion exchange) adalah proses penggantian satu ion oleh ion
lain yang berada pada permukaan suatu resin buatan. Pada saat operasi di
kontakan dengan resin penukar ion, maka ion ion yang terlarut dalam air akan
terserap kedalam resin penukar ion dan resin akan melepaskan ion lain dalam
kation ini dapat bergerak bebas sehingga dapat dengan mudah terjadi pertukaran
ion. Mekanisme pertukaran kation tergantung pada ukuran, muatan dan jenis
zeolitnya.
Larutan atau air yang mengandung ion-ion Ca2+ dilewatkan dalam Zeolite
-Na teraktivasi. Ion Ca2+ dalam larutan atau air akan mengganti ion-ion Na+ yang
ada dalam pori-pori Zeolit - Na. Ion-ion Na+ akan lepas ke dalam larutan atau air.
Pada akhirnya konsentrasi Ion Ca2+ dalam larutan atau air akan berkurang.
Pada proses pertukaran ion (ion exchange) yang perlu diperhatikan adalah
siklus waktu pengoperasian yang harus tepat, yaitu waktu pergantian antara proses
dilakukan secara tepat dan teratur, maka air olahan yang dihasilkan akan sesuai
butir zeolit dari 5 10 mesh sampai dengan 60 mesh dapat meningkatkan nilai
Sebagai media penukar ion, resin yang digunakan harus memenuhi syarat-
syarat tertentu ( Fitria, 2000 dalam Hermana, 2001), yaitu di antaranya adalah;
digunakan secara berulang kali. Resin akan beroperasi dalam cairan yang
mempunyai sifat melarutkan, oleh karena itu resin harus terhadap air.
3. Memiliki kestabilan kimia yang tinggi. Resin diharapkan dapat bekerja pada
kisaran pH yang besar dan tahan terhadap sifat asam dan basa serta proses
4. Memiliki kestabilan fisik yang tinggi. Resin ini diharapkan tahan terhadap
bagian-bagian utama dari satu unit pelunakan air yaitu; inlet dan outlet air lunak,
30
inlet dan outlet larutan regeneran, pengontrol kecepatan aliran dan sistem
dalam pada fasa yang berbatasan. Hal tersebut bisa terjadi bila permukaan padatan
menarik spesies ionik atau molekuler dari cairan. Padatan berpori yang mudah
menjerap dan mempunyai luas permukaan yang besar serta merupakan butir
kristal yang sangat halus disebut sebagai penjerap. Bahan padatan yang digunakan
selektivitas dan kemampuan penjerapan yang cukup tinggi. Struktur zeolit yang
ukuran kecil mampu terjerap dalam struktur zeolit. Struktur zeolit yang
mempunyai pori dan saluran-saluran biasanya diisi oleh molekul air yang dapat
dipertukarkan dengan kation-kation yang sesuai, seperti Ca2+, Na+, K+ dan Mg2+.
Molekul air dapat dikeluarkan dari pori zeolit dengan pemanasan (Srihapsari,
2006).
metode penjerapan, yaitu secara fisika dan kimia. Penjerapan secara fisika
melepaskan diperlukan energi yang besarnya relatif sama dengan energi pada saat
pembentukan.
Kelebihan pelunakan air dengan resin zeolit jika dibandingkan metode lain
- Operasi mudah
alam).
32
bisa langsung diterapkan pada air keruh atau air yang mengandung kadar besi
tinggi. Oleh karena itu kualitas air baku perlu diperhatikan. Untuk air baku yang
tidak memenuhi syarat harus dilakukan pre-treatment dahulu yaitu suatu proses
Sebagai contoh untuk air baku yang keruh terlebih dahulu dilakukan
penyaringan dengan saringan pasir, sementara untuk air baku yang banyak
berikut : minyak, H2S, mengandung sodium yang tinggi dan Tidak dapat
dioperasikan pada air yang mempunyai kesadahan lebih dari 800 mg/l (Marsidi,
2001).
A. Tahap Persiapan
Zeolit alam yang digunakan sebagai bahan penukar ion adalah jenis
Klinoptilotit, yang diperoleh dari daerah Bogor, Jawa Barat. Adapun karakteristik
Pemanasan (600C)
Air baku yang akan diolah adalah air tanah yang kemudian diberikan
Adapun unsur yang ditambahkan kedalam air baku adalah senyawa penyebab
kesadahan oleh bahan zeolit. Variabel - variabel tersebut adalah ketebalan zeolit
Sepanjang kolom di beberapa titik yaitu pada ketebalan zeolit 20 cm, 40 cm, 60
cm dan 80 cm, dipasang kran yang berfungsi sebagai fasilitas untuk mengeluarkan
sampel air yang telah mengalami proses pelunakan untuk kemudian diperiksa.
dilakukan setelah pemakaian media selama 24 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam.
reservoir volume 100 liter. Reservoir ditempatkan pada tower dengan ketinggian 2
meter, dengan demikian proses pengaliran air baku ke dalam alat pengolah,
yang telah diisi dengan bahan zeolit sebagai bahan pelunak. Proses dimulai
dengan memasukkan air baku dari titik inlet yang terletak di bagian atas alat dan
sampel air dikeluarkan dari alat pelunak melalui kran yang terletak pada ketebalan
pengoperasian selama 24 jam dan seterusnya setelah 48 jam, 72 jam dan 96 jam.
- Kecepatan aliran air dalam percobaan dibuat tetap yaitu 2,55 cm/detik.
- Kadar kesadahan total air baku dibuat tetap yaitu 680 mg/l.
35
dilalui air baku, maka semakin besar prosentase penurunan kesadahan, dengan
kecepatan aliran air baku sebesar 2,55 cm/detik, prosentase penurunan kesadahan
tertinggi dicapai pada ketebalan 80 cm dan lama pemakaian zeolit (waktu operasi)
maksimal 24 jam, yaitu 99,56%. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa dengan
ketebalan zeolit 20 cm, dan lama pemakaian zeolit (waktu operasi) 96 jam yaitu
2,94 %.
suatu tabel. Dan berikut adalah tabel hasil dari penelitian berupa prosentase
Tabel 18. Prosentase penurunan kesadahan CaCO3 setelah melalui alat pelunak
air menurut waktu operasi/lamanya pemakaian zeolit dan ketebalan zeolit
Waktu KETEBALAN ZEOLIT Rata-rata
operasi 20 cm 40 cm 60 cm 80 cm prosentase
(jam) Prosentase Prosentase Prosentase Prosentase (%)
(%) (%) (%) (%)
24 96, 91 98, 82 99, 26 99, 56 98, 64
48 86, 18 90, 00 91, 47 95, 00 90, 66
72 16, 91 19, 12 30, 88 55, 88 30, 70
96 2, 94 10, 29 13, 24 27, 94 13, 60
Rata-rata 50, 74 54, 56 58, 71 69, 60
39
bersih yang bersifat sadah untuk mengetahui penurunan kesadahan tetap dan
waktu kontak yang efektif dengan menggunakan batu zeolit sebagai penukar
kation.
Keterangan :
Variabel bebas penelitian adalah waktu kontak air sadah dengan zeolit
yaitu, Lamanya air sadah kontak dengan zeolit berdasarkan tabel mengukuran
dengan jam. sedangkan variabel terikat adalah penurunan kesadahan tetap yaitu
angka yang menunjukkan perubahan angka kesadahan pada air tanah dari
Kelurahan Kuncen yang telah mengalami perlakuan dengan batu zeolit pada
waktu kontak 4 jam, 8 jam, dan 12 jam dibandingkan angka kesadahan sebelum
air tanah dengan tingkat kesadahan melebihi standar yaitu 500 mg/l, sampel
diukur sebelum dan sesudah melalui batu zeolit. Sampel diambil dari tiga
Untuk mengetahui waktukontak air sadah dengan zeolit yang efektif untuk
koesmantoro, 2010):
tanah dengan lama waktu kontak air sadah dengan zeolit yaitu 4 jam, 8 jam, dan
12 jam di analisis dengan Uji Analisis Varian Satu Jalan (Anava Satu Jalan) dan
LSD.
Hasil pengukuran angka kesadahan air bersih di lokasi sumur gali sebelum
dilakukan perlakuan sebesar 569,4 mg/l. Kesadahan air bersih setelah melalui
Tabel 22. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Penurunan Kesadahan Melalui Zeolit Sebelum
dan Sesudah Perlakuan dengan Waktu Kontak 4 Jam, 8 Jam, dan 12 Jam
No Waktu Kadar kesadahan Angka penurunan/efektivitas
kontak penurunan
Sebelum Sesudah (mg/l) %
(mg/l) (mg/l)
1 4 jam 569, 4 300, 78 268, 62 47, 18
2 8 jam 569, 4 319, 37 250, 03 43, 91
3 12 jam 569, 4 336, 37 233, 03 40, 93
kesadahan sebelum dan sesudah menggunakan zeolit menunjukkan nilai F> dari
nilai kritis fa;k-1;k(n-1) yaitu 8792,014 > 3,01, maka hipotesis nol ditolak, artinya
ada perbedaan angka kesadahan air antara sebelum dan sesudah menggunakan
zeolit.
perbedaan angka kesadahan air tanah antara sebelum dan sesudah menggunakan
zeolit pada waktu kontak 4 jam, 8 jam, dan 12 jam didapatkan hasil yaitu:
Tabel 23. Hasil uji LSD pada waktu kontak 4 jam, 8 jam dan 12 jam
Perlakuan Mean Sebelum Waktu Waktu Waktu
perlakuan kontak kontak kontak
4 jam 8 jam 12 jam
569, 4000 300, 7778 319, 3667 366, 3667
Sebelum 569, 4000
perlakuan 0 268, 62228*) 250, 0333*) 366, 3667
Waktu kontak 300, 7778
4 jam 0 -18, 5889*) -65, 5889*)
Waktu kontak 319, 3667
8 jam 0 -47*)
Waktu kontak 336, 3667
12 jam 0
LSD = 3, 79
*) Selisih Mean
Hasil di atas menunjukkan ada selisih mean > LSD. Jadi ada perbedaan
angka kesadahan antara perlakuan.
43
Hasil penelitian menunjukkan bahwa air sadah kontak zeolit pada waktu 4
jam penurunannya lebih besar, demikian pula pada waktu kontak 8 jam lebih
besar penurunannya dibandingkan dengan waktu kontak 12 jam. Semakin lama air
sadah kontak dengan zeolit maka akan jenuh karena terjadi adsorbsi fisika yaitu
adanya gaya tarik dan gaya tolak lemah diantara molekul, adsorbsi terjadi sangat
zat yang diserap dan terjadi proses yang dapat berbalik (reversible) sehingga
Menurut Dirjen PPM dan PLP Depkes RI (1991), air sadah yang dialirkan
melalui kolom zeolit akan mengalami pertukuran ion-ion Ca dan Mg dalam air
dengan ion Na dalam zeolit. Hal tersebut berlangsung terus sampai pada saat
kolom zeolit menjadi jenuh dan tidak mampu lagi melakukan pertukaran ion-ion.
Agar dapat aktif lagi, zeolit dapat dibasuh atau dialirkan larutan garam, sehingga
terjadi perlakuan ion-ion Natrium dalam air yang masuk ke dalam zeolit untuk
mengganti kedudukan ion-ion Mg dan Ca. Air dengan derajat keasamaan sangat
tinggi akan cepat melapisi dan memblokir zeolit dan akibatnya dapat mengurangi
Hasil uji Anava Dua Jalan membuktikan adanya perbedaan kesadahan air
bersih sebelum dan sesudah menggunakan zeolit dengan waktu kontak 4 jam, 8
jam, dan 12 jam. Adanya perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan berarti
sampai nol (0) karena kesadahan disebabkan oleh adanya kation logam valensi
dua yaitu Ca++, Mg++, Sr++, Fe++ dan Mn++, sedangkan zeolit hanya mengalami
44
pertukaran ion-ion yaitu Ca dan Mg dalam air dengan ion Na dalam zeolit. Jadi
Berdasarkan Uji LSD, selisih mean > LSD yaitu: antara sebelum
perlakuan dengan waktu kontak 4 jam (268,6222 > 3,79), sebelum perlakuan
dengan waktu kontak 8 jam (250,0333 > 3,79), sebelum perlakuan dengan waktu
kontak 12 jam (202,733 > 3,79), waktu kontak 4 jam dengan waktu kontak 8 jam
(18,5889 > 3,79), waktu kontak 8 jam dengan 12 jam (47 > 3,79). Hasil ini