MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN
Bismillahirrahmanirrahim
Nur Syam
1. Konsonan
AL-QURAN KITAB-KU
1
Tujuan Pembelajaran
Peta Konsep
Peta Konsep disajikan sebagai kerangka
pikir materi yang akan disampaikan dan
dikuasai peserta didik.
B. Mari Mengamati
Mari Mengama disajikan berupa ilustrasi
untuk menghantarkan pada pemahaman
peserta didik mengenai materi pokok
pembelajaran.
Berdiskusi sebagai sarana untuk Sebagai seorang yang berpegang teguh kepada Al-Quran kita harus bergaul
dengan sesama dengan baik sebab Al-Quran berisi tuntunan yang berkaitan den-
Rangkuman sebagai ringkasan materi Setelah kalian mendalami materi maka selanjutnya lakukanlah diskusi den-
gan teman sebangkumu atau dengan kelompokmu, kemudian persiapkan diri un-
tuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas.
untuk mempermudah peserta didik
mengingat-ingat dan mengulang Rangkuman
pelajaran.
1. Al-Quran adalah kalam Allah yang lafaznya berbahasa Arab, yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. melalui perantaraan
malaikat Jibril, sebagai mujizat, disampaikan kepada kita dengan
cara mutawar, telah dihafalkan dengan baik oleh umat Islam, ditulis
dalam mushaf-mushaf dimulai dengan surat al-Fahah dan diakhiri
Ayo Berlatih dengan surah an-Nas, dan membacanya bernilai ibadah.
2. Al-Quran memiliki beberapa nama, diantaranya: Al-Kitwb (yang
ditulis), Al-Furqwn (pembeda), Ak-jikr (pemberi peringatan), dan At-
I. Penerapan
Tanzil (yang diturunkan).
Bacalah denisi Al-Quran berikut kemudian tulis terjemahnya dalam bahasa
Indonesia pada kolom di bawahnya!
P TP Q P PQ PP Q P QT P PT Q T P Q Q P T QTP
R R T P P JP R P . O F. . . H.(.
R PB
P Q T P T T PB 6P P P Q JP .RM R .P PQ FQ T Q TP T . P .
R . 0R 8P T Q R (Q JT . R
JP
:B R . 0R 8P T Q GQ RT Q
T PT P
.J
R
Terjemah
TP Q PP Q P QT Q T QT Q P T P Q Q P T QTP
P P JP R P . P T R . F. R T . /R.T H.(T T.
P Q TP P QT QTP
R RJP R R Q P PQ . R .P P P Q TQ P
R R F. R R. R /.
Terjemah
SEMESTER II
Sumber: http://razya4greatlife.blogspot.com
Tujuan Pembelajaran
Peta Konsep
Kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Mu-
hammad saw. adalah al-Quran. Seap muslim wajib mengimani al-Quran
dan juga kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya, yaitu: Zabur, Taurat
dan Injil. Al-Quran berfungsi untuk membenarkan kitab-kitab yang ditu-
runkan sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkan-
nya.
Kita sebagai seorang muslim seharusnya mengenal al-Quran sebagai pedo-
man hidup (way of life). Untuk mengenal al-Quran, hendaknya dimulai den-
gan memahami apa pengeran al-Quran serta segala hal yang berkaitan
dengannya. Dan yang paling penng lagi adalah memahami isinya, untuk
selanjutnya dapat melaksanakan ajaran-ajaranya.
Bagi Nabi Muhammad saw., al-Quran berfungsi sebagai mujizat yang
terbesar yang berlaku kekal abadi. Sebagai kitab mujizat, al-Quran dak
mungkin dapat diru dari aspek manapun dan oleh siapapun, karena al-
Quran adalah benar-benar wahyu dari Allah Swt.
B. Mari Mengamati
1. Pengertian Al-Quran
Para ulama dalam bidang ilmu al-Quran telah mendenisikan al-Quran
menurut pemahaman mereka masing-masing, baik secara etimologi maupun ter-
minologi.
Secara etimologi para ulama berbeda pendapat dalam mendenisikan al-
Quran. Berikut adalah beberapa pendapat tersebut.
h li l h i hlhh h h lh hh
sud dalam QS. al-Qiyamah ayat 17-18.
h i
< j a AJj i <l bh i h h l `j?
i
Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan memba-
cakannya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya
itu. (QS. Al-Qiyamah [75]: 17-18)
b. Subkhi Salih
TP Q PP Q P QT Q T QT Q P T P Q Q P T QTP
Subkhi Shalih mengemukakan denisi al-Quran sebagai berikut :
P P JP R P . P
.
TQ R Q P FT . . / R .T H.(T T.
PP Q P P P P Q T Q TR P T P P Q TQ P
R RJR R . R .R R F. R R . R /.
Artinya:
Al-Quran adalah kitab (Allah Swt.) yang mengandung mujizat, yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw., yang ditulis dalam mushaf-mushaf, yang disam-
paikan secara mutawatir, dan bernilai ibadah membacanya.
T PT
T ?Q T Q
pengertian sebagai berikut :
T PT Q P T QT P Q Q P TP
P P T . /Q T Q
T P 8R JT Q Q R .
R R R . H.(. / R .
PT T Q T . P T P P
RR R R R RR
Artinya:
Kitab (al-Quran) adalah bacaan yang tertulis dalam mushaf-mushaf, yang ter-
pelihara di dalam dada orang yang menjaga(nya) dengan menghafalnya (yakni)
orang-orang Islam.
Dari ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan beberapa unsur dalam penger-
tian al-Quran sebagai berikut :
a. Al-Quran adalah rman atau Kalam Allah Swt.
b. Al-Quran terdiri dari lafal berbahasa Arab
c. Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
d. Al-Quran merupakan kitab Allah Swt. yang mengandung mujizat bagi Nabi
Muhammad saw. yang diturunkan dengan perantara Malaikat Jibril.
2. Nama-nama Al-Quran
Nama al-Quran bukanlah satu-satunya nama yang diberikan Allah Swt. ter-
hadap kitab suci yang diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad saw. Menurut
As-Suyui dalam kitab al-Itqa
n f 'ulm al-Qur'an menyebutkan bahwa al-Quran
mempunyai 55 nama. Bahkan dalam ( Ensiklopedi Islam untuk Pelajar ), disebut-
kan ada 78 nama-nama bagi kitab suci al-Quran. Namun, jika diperhatikan dan
dicermati lebih lanjut berdasarkan ayat-ayat al-Quran secara redaksional, maka
akan didapatkan beberapa nama saja, yang lainnya bukanlah nama melainkan
hanya sifat, fungsi atau indikator al-Quran. Beberapa nama al-Quran tersebut
adalah:
)
a. Al-Quran (
Al-Quran merupakan nama yang paling populer dan paling sering dilekat-
kan pada kitab suci terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Se-
bagaimana telah dijelaskan di muka, al-Quran artinya bacaan atau yang dibaca.
Adapun beberapa ayat yang di dalamnya terdapat istilah al-Quran adalah sebagai
l h i i l il h li h h hh il h
berikut:
h i
cA j Dh k
h
h
b j
M
j ce `< A j j ^ dj
A `K
g j j hl il h
`
j Ab
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan al-Quran, sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang benar dan yang batil). .. (QS. al-Baqarah [2]: 185)
h i h l i l i h h i l hh ih i h l h i l il h i h
` Aj b Aj `<A @j AJ
Dan apabila dibacakan al-Quran, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu
mendapat rahmat. (QS. al-Araf [7]: 204)
Di samping nama al-Quran yang telah disebut dalam ayat-ayat di atas masih
banyak lagi ayat-ayat al-Quran yang di dalamnya terdapat nama al-Quran, se-
perti : QS. Yunus [10]: 37, QS. al-Hijr [15]: 87, QS. an-Nahl [16]: 97, QS. al-Hijr
[17]: 9, QS. al-Hasyr [59]: 21, dan QS. al-Burj [85]: 21.
)
b. Al-Kitb (
Al-Quran sering disebut sebagai Kitabullah artinya kitab suci Allah Swt.
Al-Kitab juga bisa diartikan yang ditulis.
Sedangkan ayat al-Quran yang di dalamnya terdapat kata al-Kitab sebagai
l h i h l h
nama bagi al-Quran yaitu :
h i e i h l h
jj c jj K BjA j J
Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa (al-Baqarah [2]: 2)
h l h h h l h h l h h l h h h l h h e k h i k hl h h l h l h h h h
A
j b CAKA ^b j j j j j BjA ^
( :`A ^A)
Dia menurunkan Kitab (al-Quran) kepadamu (Muhammad) yang mengandung
kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan
Injil (QS. Ali Imran [3]: 3)
c. Al-Furqn ()
Al-Furqn artinya pembeda, maksudnya yang membedakan antara yang haq
dan yang batil. Al-Furqan merupakan salah satu nama al-Quran, sebagaimana
h h h hl h i h l h hh h hl il hh h h hh
yang termaktub dalam QS. al-Furqan [25]: 1.
e
Aj j j `j j aj `A ^ djA ]K
Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqn (al-Quran) kepada hamba-Nya
(Muhammad saw.), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam
(jin dan manusia). (QS. al-Furqan [25]: 1)
h i hh i h h l k h l h i l h
al-Quran adalah :
`l j
j A j?
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Quran, dan pasti Kami (pula) yang
memeliharanya. (QS. al-Hijr [15]: 9)
e. At-Tanzil ()
At-Tanzl artinya yang diturunkan, maksudnya al-Quran diturunkan oleh
allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. melalui perantaan malaikat Jibril as.
untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. At-Tanzil sebagai nama lain
al-Quran dikemukakan oleh Subhi as-Sa lih, sebagaimana termaktub dalam ayat
h l hh lA Bk Kh i ll hh i
al-Quran yang berbunyi :
j j j
Dan sungguh, (al-Quran) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam.
(QS. asy-Syuara [26]: 192).
E. Mari Berdiskusi
F. Rangkuman
G. Ayo Berlatih
I. Penerapan
Bacalah denisi al-Quran berikut kemudian tulis terjemahnya dalam bahasa
Indonesia pada kolom di bawahnya!
TP Q PP Q P QT Q T QT Q P T P Q Q P T QTP
P P JP R P . P T R . F. R T . / R .T H.(T T.
P P Q P P Q Q P TP P QT QTP P P Q TQ P
R RJR R . R .R R F. R
R . R /.
Terjemah
T PT
T ?Q T Q P P T . /Q T QT PT Q P T QT P Q Q P TP
T P 8R JT Q Q R . R
R R . H.(. / R .
PT T Q T . P T P P
RR R R R RR
Terjemah
Tugas
Sumber: hp://numujaheed.wordpress.com
Kompetensi Dasar
Tujuan Pembelajaran
Peta Konsep
h l h l hh i l h h l i l h i l il h h h h h
djA j j b jA `b j I j c `= `<A A ` b
h l
h h A Bk Kh jl jj h
h lKh h lA
h lhh l hh hlh
j j B
j j j b j
Dan tidak mungkin al-Qur'an ini dibuat-buat oleh selain Allah Swt.;
tetapi (al-Qur'an) membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada kera-
guan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan seluruh alam. (QS.Yunus
h i hh i h h l k h l h i l h
[10]: 37)
`j
j A j?
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Quran, dan pasti Kami
(pula) yang memeliharanya. (QS. al-ijr [15]: 9)
B. Mari Mengamati
Sumber: hp://www.bbc.co.uk/indonesia
T M P T Q TQ P P T P
Secara etimologi kata Mujizat berbentuk (isim fil) yang berasal dari kata:
N T
0P R Q / N R Q 9 .R R .
yang berarti melemahkan atau mengalahkan lawan. Mujizat juga diartikan
sebagai sesuatu yang menyalahi tradisi atau kebiasaan (sesuatu yang luar biasa).
Secara terminologi, Manna Al-Qathan mendenisikan mukjizat sebagai beri-
h h h il h f h k h f l i l h j h hl f h f l h h ih l ilh
kut:
jK A j j cj j `b CIZj \jK A j C
j A
Mujizat adalah sesuatu yang menyalahi kebiasaan disertai dengan tantangan
dan selamat dari perlawanan.
Mujizat hanya diberikan oleh Allah Swt. kepada para Nabi dan Rasul-Nya
dalam menyampaikan risalah Ilahi terutama untuk menghadapi umatnya yang
menolak atau tidak mengakui kerasulan mereka. Mujizat berfungsi sebagai bukti
atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulan mereka, bahwa mereka adalah
benar-benar para Nabi dan Rasul (utusan) Allah yang membawa risalah kebena-
ran dari Allah Swt. Adapun tujuan diberikannya mujizat adalah agar para Nabi
dan Rasul mampu melemahkan dan mengalahkan orang-orang kar yang menen-
tang dan tidak mengakui atas kebenaran kenabian dan kerasulan mereka.
Secara umum Mujizat para Nabi dan Rasul itu berkaitan dengan masalah
yang dianggap mempunyai nilai tinggi dan diakui sebagai suatu keunggulan oleh
masing-masing umatnya pada masa itu. Misalnya, zaman Nabi Musa as. adalah
zaman keunggulan tukang-tukang sihir, maka mujizat utamanya adalah untuk
2. Syarat-syarat Mujizat
Suatu kejadian atau peristiwa dikatakan sebagai Mujizat apabila memenuhi
syarat-syarat berikut:
a. Mujizat adalah sesuatu yang tidak sanggup dilakukan oleh siapapun selain
Allah Swt.
b. Mujizat adalah sesuatu yang menyalahi kebiasaan atau tidak sesuai dengan
kebiasaan dan berlawanan dengan hukum alam.
c. Mujizat harus berupa hal yang dijadikan saksi oleh seseorang yang mengaku
membawa Risalah Ilahi sebagai bukti atas kebenaran pengakuannya.
d. Mujizat terjadi bertepatan dengan pengakuan Nabi yang mengajak bertanding
menggunakan Mujizat tersebut.
e. Tidak ada seorang manusiapun, bahkan jin sekalipun yang dapat membuktikan
dan membandingkan dalam pertandingan tersebut.
Kelima syarat tersebut di atas bila terpenuhi, maka suatu hal yang timbul di
luar kebiasaan adalah merupakan Mujizat yang menyatakan atas kenabian
atau kerasulan orang yang mengemukakannya dan Mujizat akan muncul dari
tangannya.
3. Macam-macam Mujizat
Mujizat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a. Mujizat issi, ialah Mujizat yang dapat dilihat oleh mata, didengar
oleh telinga, dicium oleh hidung, diraba oleh tangan, dan atau dirasa oleh
lidah, tegasnya dapat dicapai dan ditangkap oleh pancaindera. Mujizat
ini sengaja ditunjukkan atau diperlihatkan manusia biasa, yakni mereka
yang tidak biasa menggunakan kecerdasan akal kirannya, yang tidak
cakap padangan mata hatinya dan yang rendah budi dan perasaanya.
Karena bisa dicapai dengan panca indera, maka mujizat ini bisa juga
Dan masih banyak bukti lainnya dalam surah-surah yang lain di dalam al-
Quran.
3) Misteri angka 19
Pada sisi lain dapat dilihat pula kerapihan penyusunan kata-kata itu pada
l h l A
j l j terdiri dari 19 huruf dan setiap katanya teru-
angka 19, yakni jumlah huruf yang terdapat pada kalimat basmalah.
Kalimat j jA
jA
j
lang 19 kali dalam surah-surah al-Quran, atau beberapa kali kelipatan angka 19,
dengan penjelasan sebagai berikut:
a) Kata berulang 19 kali di dalam al-Quran
b) Kata berulang 2698 kali, itu berarti = 19 x 142
c) Kata berulang 57 kali, itu berarti = 19 x 3
d) Kata berulang 144 kali, itu berarti = 19 x 6
eh h hl h l h h l i h h h h h l k hi h l hl h
e j h `
dalam QS. Yunus [10]: 92
lh M
j A jh A < j ` j j j j _
h i hh h h
() `j j <
Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pela-
jaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami.. (QS. Yunus [10] : 92)
h i lh h l hh lh l l ih lh l hlh i mm
maupun di akhirat, misalnya:
`j j j j j b Pj KA I= i A
_b h j
<
j j
Alif Lm Mim. Bangsa Romawi telah dikalahkan, di negeri yang terdekat dan
mereka setelah kekalahannya itu akan menang. (QS. ar- Ar-Rm [30]: 1-3)
lhbh h= A h
h l i l i h ilh h h l
Hal ini seperti dirmankan Allah Swt.:
h h hh h l h h l l i h
j j j h b \k
j h A j h j < j
i j
h
f ; h i
l h j h k l h
j g j j j
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di
segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka
bahwa al-Quran itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu
menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS. Fussilat [41]:53)
h hh h k hi l h hh h h hh i h h h hlh l h i hl l i h lh h
jari manusia, rman Allah:
i
dj `= jKjI j `A
Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tu-
lang belulangnya? (Bahkan) Kami mampu menyusun (kembali) jari jemarinya
dengan sempurna. (QS. Al-Qiyamah [75] : 3-4)
b. Mujizat Nabi Ibrahim As. berupa keistimewaan tidak hangus dibakar dalam
api oleh raja Namrud. Hal ini digambarkan dalam QS. an-Anbiy[21]: 68-69
i i h h hl i h j j h l i li `l ? l
i hh l i i l h i ik h li h
sebagai berikut:
e
AIl h
j K j j < AbAb aj A
hh e h h
h Ah l ?
j j b
Mereka berkata, Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-
benar hendak berbuat. Kami (Allah) berirman, Wahai api! Jadilah kamu dingin,
dan penyelamat bagi Ibrahim! (QS. al-Anbiy[21]: 68-69)
c. Mujizat Nabi Musa As. yaitu berupa tongkat yang dapat berubah menjadi
ular besar untuk mengalahkan tukang-tukang sihir Firaun yang menyihir
tali menjadi ular-ular kecil. Di samping itu tongkat beliau tersebut juga bisa
menimbulkan 12 sumber mata air yang memancar ketika dipukulkan kepada
sebuah batu pada saat beliau memohon air minum untuk kaumnya sebanyak
12 suku. Sebagaimana digambarkan dalam QS. al-Arf [7]: 107 dan QS. al-
f hl i h h h i h h hlhh
Baqarah [2]: 60
f i
j ` j AJj a
Lalu (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar
yang sebenarnya. (QS. al-Arf [7]: 107)
d. Mujizat Nabi Dawud As. berupa kemampuan untuk melunakkan besi dengan
tangan beliau, sehingga bisa dibentuk sedemikian rupa menjadi baju besi dan
senjata untuk dapat mengalahkan raja Jalut. Hal ini dijelaskan dalam QS.
h hl h i h h kh i h h e l h h i h hlh l hh h
h l i h h bh
Saba [34]:10-11.
hj A Ab jb= ^
j j IbAI < h b
h i h l h h k e h li h l jh l h h h lh l
` j j j ? j AAb jIA j Kl j k bh D
g j A `j =
f j h
"Dan sungguh, Telah Kami berikan kepada Dawud karunia dari Kami. (Kami berir-
man), Wahai gunung-gunung dan burung-burung! Bertasbihlah berulang-ulang
bersama Dawud, dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah
baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah kebajikan.
Sungguh, Aku Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Saba[34]:10-11)
f. Mujizat Nabi Isa As. berupa kemampuan untuk membuat burung dari tanah,
menyembuhkan orang buta sejak lahir, menyembuhkan penyakit sopak atau
kusta, dan dapat menghidupkan orang yang sudah mati atas izin Allah Swt.
ii l h k h l i kh l h l i il l h k h h h l h h ? e ih h
Seperti yang digambarkan dalam QS. Ali Imran [3]: 49
=i j j K j g j
j h j j A j j j Kb
?
i l el h i i hh i il h l h lh h i h
@j l bh jA `lj Jjj A `i jj j l A
j i
j
j h l
k A jh l
h
h i i h i h l h l l l
h bh ` h j l i j k bh jA `j Jjj l h A j =bh Oh h l Abh h h A
i h eh h h
h j j l i l i li `l ? l i h h
j j J j `j? l j i i j `bi j
Dan sebagai Rasul kepada Bani Israil (dia berkata), Aku telah datang kepada
kamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuatkan
bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya,
maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah. Dan aku menyembuhkan orang
yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit kusta. Dan aku meng-
hidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritahukan kepadamu apa yang
kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu
orang beriman. (QS. Ali Imran [3]: 49)
7. Keotenkan al-Quran
Allah Swt. menegaskan akan senantiasa menjaga atau memelihara kesucian,
kemurniaan dan keotentikan kitab suci al-Quran. Hal ini dapat telah dijelaskan
h i hh i h h l k h l h i l h
dalam QS. al-ijr ayat 9.
`j
j A j?
Sejak diturunkan hingga akhir zaman kelak kemurnian dan kautentikan al-
Quran akan senantiasa terjaga. Hal ini disebabkan karena kemujizatan yang
terkandung di dalam al-Quran itu sendiri, baik dari aspek bahasa dan uslubnya
maupun dari aspek isi kandungannya yang memang terbukti tak satupun manusia
yang dapat meniru atau mendatang semisal-nya.
Dalam hal terjaganya kemurnian dan keotentikan al-Quran ini, al-Quran
mengajukan tantangan terutama kepada orang-orang kar dan siapapun yang
meragukan kebenarannya. Mereka menuduh bahwa al-Quran hanyalah seje-
nis mantera-mantera tukang tenung dan kumpulan syair-syair. Mereka mengira
bahwa al-Quran adalah karangan Nabi Muhammad saw. Tantangan al-Quran
diberikan secara bertahap yakni sebagai berikut :
a. Al-Quran menantang siapapun yang meragukan kebenaran al-Quran untuk
mendatangkan semisalnya secara keseluruhan. Hal ini terkandung dalam QS.
j g j j ` _=
"Ataukah mereka berkata, Dia (Muhammad) mereka-rekanya. Tidak! Merekalah
yang tidak beriman. Maka cobalah mereka membuat yang semisal dengannya (al-
Quran) jika mereka orang-orang yang benar." (QS. ath-Thur [52]: 33-34)
Pada ayat lain ditegaskan bahwa manusia (dan jin) tidak akan pernah mampu
untuk mendatangkan semisal al-Quran secara keseluruhan. Sebagaimana dite-
h ilh h il h l ilh l h hh l h il l h h hl h li
gaskan dalam QS. al-Isra [17]: 88.
` `< l
A A A `= A b A A
j j jj j j j
h h j j l
Ae h l h j l i i l h `h l bh jjj
j g j
"Katakanlah, Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat
yang serupa (dengan) al-Quran ini, mereka tidak akan dapat membuat yang
serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain. (QS.Al-
Isra[17]: 88)
l h l l h i ilh h l h hh hl h li l
QS. al-Baqarah [2] ayat 23.
i
AIAb jjj j g Kj A j j l h l i
i l g K j `
l
h jIh l i `? jA `bIi jl l i h h h i
j j j ;A
"Dan jika kamu meragukan (al-Quran) yang Kami turunkan kepada hamba Kami
(Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-
penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (QS.al-Baqarah [2]:
23)
Dari ketiga tantangan tersebut terbukti bahwa ternyata tidak ada yang dapat
mendatangkan atau membuat yang serupa dengan al-Quran, karena memang al-
Quran bukan buatan manusia, al-Quran adalah wahyu Allah Swt.
Dari informasi sejarah juga telah terbukti bahwa al-Quran terjaga kemurnian-
nya. Al-Quran tidak dapat dipalsukan. Hal ini disebabkan karena banyak di an-
tara umat Islam yang menjaganya dengan kekuatan hafalan mereka. Dan ternyata
kekuatan hafalan ini pulalah yang menjadi jaminan penguat dalam menjaga ke-
murnian dan keotentikan al-Quran tersebut.
Al-Quran diturunkan selama lebih kurang 23 tahun secara berangsur-angur.
Kala itu banyak sahabat Nabi saw. yang menghafal al-Quran, di samping juga
setiap kali turun ayat, maka ayat tersebut ditulis dalam media yang sangat seder-
hana, seperti: tulang, batu, pelepah daun kurma, kulit binatang, dan lain-lain. Se-
hingga pada masa Khalifah Usman bin Affan ra. al-Quran dikodikasi dalam
bentuk mushaf, kekuatan hafalanlah yang menjadi satu unsur terpenting dalam
menjaga kemurnian dan keotentikan al-Quran. Singkatnya, kemurnian dan keo-
tentikan al-Quran terletak pada kemujizatan al-Quran yang tidak bisa ditiru
oleh siapapun, dan adanya kekuatan hafalan orang-orang Islam yang juga ber-
peran dalam menjaga keotentikannya. Sejarahpun telah membuktikannya.
RANGKUMAN
I. Penerapan
Bacalah ayat-ayat al-Quran berikut kemudian tulis terjemahnya dalam bahasa
Indonesia pada kolom di bawahnya!
h i hh i h h l k h l h i l h
`j
j A j?
Terjemah
l il h l lilh l h hh l h il l h h h l h li
`<
j A A
j jj A `= A b
j h j j A l A
j j
h
e h l h j l i i l h `h h l bh jjlj `h l ih
A j g j
Terjemah
II. Uraian
1. Sebutkan Mujizat Nabi saw. yang Anda ketahui!
2. Apakah yang dimaksud Ijzul Quran itu?
3. Sebutkan dan jelaskan aspek-aspek kemujizatan al-Quran!
4. Jelaskan perbedaan antara mujizat al-Quran dengan mujizat para Nabi
sebelum Nabi Muhammad saw.!
5. Sebutkan bukti-bukti keotentikan al-Quran!
Sumber: http://ramadhan.yellowpages.co.id
Tujuan Pembelajaran
Peta Konsep
B. Mari Mengamati
Sumber: hp://moohammadaly.wordpress.com
1. Kedudukan Al-Quran
Al-Quran merupakan sumber pokok bagi ajaran Islam. Al-Quran juga meru-
pakan sumber hukum yang utama dan pertama dalam Islam. Sebagai sumber po-
kok ajaran Islam, al-Quran berisi ajaran-ajaran yang lengkap dan sempurna yang
meliputi seluruh aspek yang dibutuhkan dalam kehidupan umat manusia, teruta-
ma umat Islam. Sebagai sumber hukum, al-Quran telah memberikan tata aturan
yang lengkap, ada yang masih bersifat global (mujmal) dan ada pula yang bersi-
fat detail (tafsl). Al-Quran mengatur dengan disertai konsekuensi-konsekuensi
demi terciptanya tatanan kehidupan manusia yang teratur, harmonis, bahagia dan
sejahtera, baik lahir maupun batin.
Agar manusia dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya, maka
hendaknya manusia selalu berpegang teguh kepada prinsip dasar ajaran dan kaid-
ah-kaidah hukum yang bersumber dari al-Quran sebagai sumber utamanya. Hal
ini sebagaimana tersirat dalam QS. Ali Imran ayat 103.
i hh lh l i hl h
e h jA
.. Al bh j j j Aj Ab
Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai,... (QS. Ali-Imran [3]:103)
l h l i l lh l ih h i i hh h i h ih h h h h
Dalam QS. an-Nis' ayat 59, Allah Swt. juga menegaskan:
`j j j A b j =b i ^A Aj =b A h Aj = A<h jA
l h l i l l iabI i h ;g
l j l i l L
h h h
_j l hAbh jj `ji l i `j? ^j i A
bh jA j ?
e l lh i h l hh fl h h
jb =b j J j j A
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad
saw.), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu
berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Quran)
dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS.An-Nis' [4]:59)
Atau ayat lain yang lebih khusus menegaskan bahwa al-Quran berfungsi se-
l i l h lh h i h l h
bagai petunjuk bagi manusia yang bertakwa.
h i e
jj c jj K BjA j J
Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa, (QS. al-Baqarah [2]:2)
Atau ada pula ayat yang khusus menegaskan bahwa al-Quran berfungsi seb-
h ii h l h k i h lh i hh h l h e l i i hl h h lh h
hi l i
agai petunjuk bagi manusia yang beriman.
h h bh h l
j = < j A j = < a b
j
llhh h i bh f lbh l jAJ<h h i li h h h f h h e i ih h
j j j `j jAb ;j b c A<i jj
h hi h h
h `h h jl `h bl I h
g
j g jb= e
Dan Jikalau Kami jadikan al-Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab,
tentulah mereka mengatakan: Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya? Apak-
ah (patut al-Quran) dalam bahasa asing sedang (Rasul adalah orang) Arab?
Katakanlah: al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang muk-
min. dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan,
sedang al-Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. mereka itu adalah (seperti)
yang dipanggil dari tempat yang jauh" (QS. Fussilat [41]: 44)
h h i h hh h l h h i l h k hl l h lh hl hlh
umat Islam. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. an-Nisa ayat 105.
h h h
j A j j j BjA j? j?
b A ]AK= j M
h h h l l i h
e lj j jj
Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (al-Quran) kepadamu (Muhammad
saw.) membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia dengan apa
yang telah diajarkan Allah Swt. kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penen-
tang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang yang berkhianat,
(QS. an-Nis[4]: 105)
Dalam ayat lain, Allah Swt. juga menegaskan tentang fungsi al-Quran seb-
l h i h h h h lh h li f h
agai peringatan dan pelajaran terutama bagi orang-orang yang beriman.
h h li il f h h h l h l
cjJb jj Kj j j F ]jK j j? ^j Bj
h j j l i lj
"(Inilah) Kitab yang diturunkan kepadamu (Muhammad saw.); maka janganlah
engkau sesak dada karenanya, agar engkau memberi peringatan dengan (Kitab)
itu dan menjadi pelajaran bagi orang yang beriman." (QS. Al-Arf [7]:2)
E. Mari Berdiskusi
RANGKUMAN
Ayo Berlatih
I. Penerapan
Bacalah ayat-ayat al-Quran berikut kemudian tulis fungsi al-Quran yang sesuai
dengan kandungan ayat pada kolom di bawahnya!
h k h h e i i l il l h li h h h h i l h
D
g j b Mj j c `<A jj ^j djA `K
h l il h h il h
.. ` j Ab cA j
h li il f h h h l h l i h h h h lh h li f h
jj Kj j j F ]jK j j? ^j Bj
h j j l i lj ch jl Jbh
Fungsi Al-Quran sebagai .
II. Uraian
1. Jelaskan kedudukan al-Quran dalam Islam!
i l l h l lih hl i i l hh l i h h l h hh
2. Perhatikan ayat berikut!
l j j A j b=b ^A Aj =b jA A< jA
a. Terjemahkan ayat tersebut!
b. Jelaskan kata yang bergaris bawah pada ayat tersebut!
3. Jelaskan fungsi al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia!
4. Jelaskan fungsi al-Quran sebagai sumber pokok ajaran Islam!
i h h h h lh h li f h
5. Jelaskan fungsi al-Quran sebagaimana dinyatakan dalam ayat berikut!
h l h h li il f h h h l h l
cjJb jj Kj j j F ]jK j j? ^j Bj
h l j j l i lj
Sumber: http://blogspot.com/Alquran+dan+Rahasia+Alam+Semesta.jpgom
Tujuan Pembelajaran
Peta Konsep
Kalian tentu telah mengetahui bahwa al-Quran terdiri atas 30 juz, 114
surat, dan 6.236 ayat, ada pula yang menyebutkan 6.666. Dilihat dari isi
kandungannya, al-Quran kerap dijadikan rujukan oleh seluruh umat Islam
di dunia dalam mengambil hukum dan tata nilai kehidupan. al-Quran ber-
fungsi membenarkan dan menjelaskan pokok-pokok ajaran yang terkand-
ung dalam kitab-kitab suci sebelumnya.
Sebagai kitab rujukan bagi umat Islam, al-Quran mengandung pokok-
pokok ajaran yang lebih luas cakupan materi ajarannya mencakup segala
persoalan umat manusia. Secara garis besar, al-Quran mengandung 6 isi
pokok ajaran yaitu melipu : akidah, ibadah dan muamalah, akhlak, hukum,
sejarah, dan dasar-dasar ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi.
B. Mari Mengamati
Sumber: hp://kuliahkaryawanfakultashukum.blogspot.com
Sumber: hp://luar-negeri.kompasiana.com
Isi kandungan al-Quran itu selanjutnya dapat digali dan dikembangkan men-
jadi berbagai bidang. Dalam bab ini akan diuraikan isi kandungan al-Quran se-
cara garis besar yaitu meliputi :
1. Akidah
Secara etimologi akidah berarti kepercayaan atau keyakinan. Bentuk jamak
Akidah (Aqidah) adalah aqaid. Akidah juga disebut dengan istilah keimanan.
Orang yang berakidah berarti orang yang beriman (Mukmin). Akidah secara ter-
minologi didenisikan sebagai suatu kepercayaan yang harus diyakini dengan
sepenuh hati, dinyatakan dengan lisan dan dimanifestasikan dalam bentuk amal
perbuatan. Akidah Islam adalah keyakinan berdasarkan ajaran Islam yang ber-
sumber dari al-Quran dan hadis. Seorang yang menyatakan diri berakidah Islam
tidak hanya cukup mempercayai dan meyakini keyakinan dalam hatinya, tetapi
harus menyatakannya dengan lisan dan harus mewujudkannya dalam bentuk amal
perbuatan (amal shalih) dalam kehidupannya sehari-hari.
Inti pokok ajaran akidah adalah masalah tauhid, yakni keyakinan bahwa Al-
lah Maha Esa. Setiap Muslim wajib meyakini ke-Maha Esa-an Allah. Orang yang
tidak meyakini ke-Maha Esa-an Allah Swt. berarti ia kar, dan apabila meya-
kini adanya Tuhan selain Allah Swt. dinamakan musyrik. Dalam akidah Islam, di
samping kewajiban untuk meyakini bahwa Allah Swt. itu Esa, juga ada kewajiban
untuk meyakini rukun-rukun iman yang lain. Tidak dibenarkan apabila seseorang
yang mengaku berakidah/beriman apabila dia hanya mengimani Allah saja, atau
meyakini sebagian dari rukun iman saja. Rukun iman yang wajib diyakini terse-
but adalah: iman kepada Allah Swt., iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman
kepada kitab-kitab Allah Swt., iman kepada Rasul-Rasul Allah Swt., iman kepada
hari akhir, dan iman kepada Qadla dan Qadar.
Al-Quran banyak menjelaskan tentang pokok-pokok ajaran akidah yang ter-
ih l
i h lhh l h i lhh l h lh i h i f h h i i li
kandung di dalamnya, di antaranya adalah sebagai berikut :
b b j A A = A hh
ii
f h = Ae
i
j A h i ? h ? h f
i l A j Ab
i i
h f ? l
j j j
Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia, Yang
Maha Pengasih, Maha Penyayang. (QS. al-Baqarah [2]: 163)
h h h h h h i h l i l il h kh l lh h li h i i h h
jjjb jh j < `jAb jj K jh jj? ^j j ^A <
h h l i l l i h h
h l h \i k h i i Ki bh ji i bh
Ah h h =bh h j h Abh jji Ki jl g h = j j j j
l h h
i j h A l h Kh
Rasul (Muhammad saw.) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (al-
Quran) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka
berkata), Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya. Dan
mereka berkata, Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan
kepada-Mu tempat (kami) kembali. (QS. al-Baqarah [2]: 285)
l l l i lh h hh
lain adalah untuk beribadah kepada Allah Swt. Firman Allah Swt.:
h
`bl i i hj j? h Abh A
j b
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepa-
da-Ku. (QS. Adz Dzariyaat [51] : 56)
Manusia harus menyadari bahwa dirinya ada karena diciptakan oleh Allah
Swt., oleh sebab itu manusia harus sadar bahwa dia membutuhkan Allah Swt. Dan
kebutuhan terhadap Allah Swt. itu diwujudkan dengan bentuk beribadah kepada-
Ibadah dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : ibadah mahiah dan ghairu
mahiah. Ibadah mahiah artinya ibadah khusus yang tata caranya sudah ditentu-
kan, seperti: shalat, puasa, zakat dan haji. Sedangkan ibadah ghairu mahiah arti-
nya ibadah yang bersifat umum, tata caranya tidak ditentukan secara khusus, yang
bertujuan untuk mencari ridha Allah Swt., misalnya: silaturrahim, bekerja men-
cari rizki yang halal diniati ibadah, belajar untuk menuntut ilmu, dan sebagainya.
Selain beribadah kepada Allah Swt. karena kesadaran manusia sebagai makh-
luk ciptaan Allah Swt., manusia juga memiliki kecenderungan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya bersama manusia lainnya. Maka al-Quran tidak hanya
memberikan ajaran tentang ibadah sebagai wujud kebutuhan manusia terhadap
) , tetapi juga mengatur bagaimana memenuhi kebutuhan
Allah Swt. (
dalam hubungannya dengan manusia lain ( ) . Misalnya: sillaturra-
him, jual beli, hutang piutang, sewa menyewa, dan kegiatan lain dalam kehidu-
pan bermasyarakat. Kegiatan dalam hubungan antar manusia ini disebut dengan
muamalah.
Dalam al-Quran banyak ditemukan ajaran tentang tata cara bermuamalah,
l hl h i ii l h h i h h h l h l il h h h h i h h h h h
antara lain:
li b a g = j? g j A AJj? A< jA
l hl f h l i hlh
. ^j j j
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah
seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.... (QS. al-Baqarah
[2]: 282)
3. Akhlak
Akhlak ( )ditinjau dari segi etimologi merupakan bentuk jama dari
kata (
) yang berarti perangai, tingkah laku, tabiat, atau budi pekerti. Dalam
pengertian terminologis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia
yang muncul spontan dalam tingkah laku hidup sehari-hari.
Nabi Muhammad saw. adalah model dan suri tauladan bagi umat dalam bert-
ingkah laku dengan akhlak mulia (karimah). Al-Quran merupakan sumber ajaran
tentang akhlak mulia itu. Dan beliau merupakan manusia yang dapat menerapkan
ajaran akhlak dari al-Quran tersebut menjadi kepribadian beliau. Sehingga wa-
jarlah ketika Aisyah Ra. ditanya oleh seorang sahabat tentang akhlak beliau, lalu
Aisyah ra. menjawab dengan menyatakan ( akhlak beliau adalah
al-Quran).
Ayat-ayat al-Quran yang menyatakan tentang ajaran akhlak Nabi Muham-
h i i hhh h
mad saw. antara lain adalah :
g j g
Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur. (QS. al-Qa-
h i l h `h h l jh f h h h fCh l i= jA
h_l hAl bh A i h h h l hh
lam [68]: 4)
^j i Kh j l `
A h h h Jh bh h
e j h A j A
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yai-
tu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat
dan yang banyak mengingat Allah Swt. (QS. al-Ahzab [33]: 21)
4. Hukum
Hukum sebagai salah satu isi pokok ajaran al-Quran berisi kaidah-kaidah
dan ketentuan-ketentuan dasar dan menyeluruh bagi umat manusia. Tujuannya
adalah untuk memberikan pedoman kepada umat manusia agar kehidupannya
menjadi adil, aman, tenteram, teratur, sejahtera, bahagia, dan selamat di dunia
maupun di akhirat kelak.
h h i h hh h l h h i l h k hl l h lh hl hlh
Quran yang berisi ketentuan hukum antara lain adalah :
h h h
j A j j j BjA j? j?
b A ]AK= j M
h h h l l i h
e lj j jj
Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (al-Quran) kepadamu (Muhammad
saw.) membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia dengan apa
yang telah diajarkan Allah Swt. kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penen-
tang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang yang berkhianat (QS.
an-Nisa [4]: 105)
l i h l h l h i h l h l h i l h l h i l hl h i h h h h h
lj f
jK _LAb BAb j Ab A j? A< jA
h i li l i hh i i hl h hl h h
`j aj ` j A j
Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi,
(berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah per-
buatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbua-
tan) itu agar kamu beruntung. (QS. al-Maidah [5]: 90)
hh hhli e h h h h lh l i fhl l h h `h h l h h
dengan petunjuk dan keridhaan Allah Swt.
l
j b c j ` B h A b j Cj j
j j j j
h l e
h hl h h e i h l
`ji i g l j Kb cb ;g
h k i
h ll h bh jlh h h l h djA
h j l h
j j
Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang
mempunyai akal. (al-Quran) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi mem-
benarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (seb-
agai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yusuf [12]: 111)
h l hl hh eh i hl h h h l i hl h l h h i i h h g i hl h h
hulu antara lain :
=b < M l
j j bh = A Ah G _b
h
h hlh i h k h h l h h ihh e h h
e i h h h
j J bb Mj A B=b Ib AIhb e j = eA j j j
e l lh h i h h h l l ih hl h h i h
l h e j h
A j b ^ A b A
Dan (telah Kami binasakan) kaum Nuh ketika mereka mendustakan para rasul.
Kami tenggelamkam mereka dan Kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi
manusia. Dan Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih; Dan
(telah Kami binasakan) kaum Ad dan Samd dan penduduk Rass serta banyak
(lagi) generasi di antara (kaum-kaum) itu. Dan masing-masing telah Kami jadikan
perumpamaan dan masing-masing telah Kami hancurkan sehancur-hancurnya.
(QS. al-Furqan [25]: 37-39)
h h h lhl h h l h hl h h h h h kh l lhl
linya diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. yaitu QS. al-Alaq: 1-5
h h
Kb =A g j `A djA j K j j =j A
l hl h lh h h hl h h h hl h h i h l
`A j j djA _A
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,
4. Yang mengajar (manusia) dengan pena.
5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. al-Alaq [96]: 1-5)
Ayat yang pertama kali diturunkan tersebut diawali dengan perintah untuk
membaca. Membaca adalah satu faktor terpenting dalam proses belajar un-
tuk menguasai suatu ilmu pengetahuan. Ini mengindikasikan bahwa al-Quran
menekankan betapa pentingnya membaca dalam upaya mencari dan menguasai
ilmu pengetahuan.
Ayat lain yang berisi dorongan untuk menguasai ilmu pengetahuan juga
lh l i h l h l hh l i h h h ih h h h h
dijelaskan dalam QS. al-Mujadalah ayat 11.
h h h l i
j A jj A j A j AJj? A< jA
i l i h h i hlh l i il h l i il hl h l i h i
hjA bh l j A< jA A j Ab AbA j AJ Ai
f l h h lihlh h i h h h h hl l i
j ` j Ab Dg KI jA Ab=
. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: Berlapang-lapan-
glah dalam majlis, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu, Maka berdirilah, niscaya Al-
lah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (QS. al-Mujadalah [58]: 11)
Al-Qur`an adalah wahyu Allah Swt. terakhir kepada umat manusia. Kitab suci
ini mengandung semua kunci untuk membuka pengetahuan Allah Swt. yang ti-
dak terbatas (Q.S. Al-Kah [18]:109). Al-Qur`an adalah petunjuk Allah Swt. bagi
orang yang bertakwa dan tidak ada keraguan di dalamnya. (QS. Al-Baqarah [2]:
2).
Orang yang menjadikan al-Quran sebagai pedoman dalam hidupnya selalu
mempelajari al-Quran. Dengan mempelajari al-Quran, seseorang akan terlepas
dari kebodohan dan kesesatan dalam mengarungi kehidupan ini. Dengan al-
Quran, hati akan lembut dan terhindar dari penyakit-penyakit hati atau ruhani.
Dada akan senantiasa lapang dan luas dalam menerima petunjuk-petunjuk dan
titah-titah ketuhanan. Akal pikiran menjadi cerdas dan terbebas dari kesesatan
berpikir picik dan dangkal. Perilaku akan terhindar dari gerak jiwa yang dapat
mendatangkan petaka dan kerugian bagi diri, orang lain maupun linkungannya.
Seluruh aktivitas diri akan senantiasa terarah dari dan menuju kebenaran. Rasu-
lullah saw. bersabda : Sebaik-baik manusia adalah siapa yang belajar al-Quran
dan mengajarkannya kepada orang lain. (H.R. Bukhari dari Usman ibn `Affan
Ra).
RANGKUMAN
Ayo Berlatih
I. Penerapan
Bacalah ayat-ayat al-Quran berikut secara baik dan benar, kemudian tulis
klasikasi kandungan isinya dengan memberi tanda centang ( ) pada kolom
yang sesuai!
l h i lhh l h lh i h i f h h i i li
b j A A = A h
f h h i i ih l i h l h h
= Ae b
Ibadah Sains,
Pokok ajaran Akidah Akhlak Hukum Sejarah
muamalah teknologi
yang terkan-
dung
b. Uraian
1. Sebutkan isi pokok ajaran dalam kitab suci al-Quran!
2. Tuliskan ayat al-Quran yang berisikan tentang ajaran pokok Akidah!
3. Jelaskan pengertian ibadah!
4. Jelaskan akhlak Rasulullah saw.!
5. Jelaskan pengembangan sains dan teknologi menurut al-Quran!
Tugas
Sumber: http://ramadhan.yellowpages.co.id
Tujuan Pembelajaran
Peta Konsep
B. Mari Mengamati
Sumber: hp://www.bloggerbojonegoro.com
a. Lafaz Ayat
Sebelum kita memahami secara lebih mendalam tentang kandungannya,
marilah kita baca dengan baik dan benar QS. al-Muminun ayat 12-14 beri-
kut ini.
h h e h l i i hl h h i l hh i l h hl l hlh h l hhh
KA
gh h l lj l h h ah e h g j h j g h j `hj A b
l h h h l l h h eh h hh l h i
i h A h i h A h l h l A h j g h
l i h h h h h h h e l h i h h l i e lh h h l h l h h h e h
i h = A ]K < a _jA j
hl
h l jA
j
Terjemah ayat
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu
sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan dag-
ing. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci
Allah, Pencipta yang paling baik. (QS. al-Muminun [23] : 12-14)
d. Penjelasan Ayat
QS. al-Muminun ini menerangkan tentang proses penciptaan manusia yang
sangat unik. Proses penciptaan manusia diuraikan mulai unsur pertamanya, proses
perkembangan dan pertumbuhannya di dalam rahim, sehingga menjadi makhluk
yang sempurna dan siap lahir menjadi seorang anak manusia.
Pada ayat 12, Allah Swt. menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari sari pati
)
yang berasal dari tanah ( . Selanjutnya, pada ayat 13, dengan kekua-
saan-Nya saripati yang berasal dari tanah itu dijadikan-Nya menjadi nuthfah (air
mani). Dalam istilah biologi, air mani seorang laki-laki disebut sel sperma dan
P P P h P P P P P TP P i P T P P T PP T P
PJ P A H,R F J R A R . O R R R *
T P P P NP T NPP NP Q Q QP MP PP
H* 6.T 8P * .7R P TQ /8P P P /8P P P T /Q 8P P P FP P R T R
R J
P P Q P
Q Q .JP D9. Q T P N T
P P G* P P T T P P P
R * G* N 7* F P Q P P T
P R P
R
Q TP
(L8. I.J8) R * R R
"Dari Anas bin Malik dari Nabi saw., beliau bersabda: Sesungguhnya Allah Taala
menugaskan satu Malaikat dalam rahim seseorang. Malaikat itu berkata, Ya
Rabb, (sekarang baru) sperma. Ya Rabb, segumpal darah!, Ya Rabb, segumpal
daging! Maka apabila Allah berkehendak menetapkan ciptaan-Nya, Malaikat itu
bertanya, Apakah laki-laki atau wanita, celaka atau bahagia, bagaimana dengan
rizki dan ajalnya? Maka ditetapkanlah ketentuan takdirnya selagi berada dalam
perut ibunya. (HR. Bukhari)
2. QS al-Nahl [16]:78
a. Lafaz Ayat
Sebelum kita memahami secara lebih mendalam tentang kandungannya,
i h hh h h e l h h l ihl h h l i h i i h hl h i h
marilah kita baca dengan baik dan benar QS. An-Nahl [16]: 78 berikut ini.
i b ` j = ` i i l l
j h jl h l = Ab
h i l h i h h l h h l Abh h l A
`bl i l h Ch j Abh K
b. Terjemah Kosa Kata/kalimat (Mufradat)
TERJEMA- TERJEMA-
LAFAL LAFAL
HAN HAN
dia menjadi-
kan mengeluar-
kan kamu
bagimu pen-
dengaran
dari perut
Penglihatan
Ibumu
dan ha
dak menge-
nurani tahui
agar kamu
bersyukur
sesuatu
c. Terjemah ayat
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengeta-
hui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani,
d. Penjelasan Ayat
Ayat 78 surah an-Nah l ini masih erat kaitannya dengan surah al-Muminun
ayat 12-14 sebagaimana dijelaskan di atas. Pada ayat ini, Allah Swt. menegas-
kan bahwa ketika seorang anak manusia dilahirkan ke dunia, dia tidak tahu apa-
apa. Dengan kekuasaan dan kasih sayang-Nya, Allah Swt. membekalinya dengan
atribut pelengkap yang nantinya dapat berfungsi untuk mengetahui segala sesuatu
yang sebelumnya tidak pernah diketahui. Atribut-atribut tersebut ialah berupa
tiga unsur penting dalam proses pembelajaran bagi manusia, yakni: pendengaran,
penglihatan dan hati/akal pikiran.
Yang menarik untuk ditelaah, bahwa ternyata pendengaran adalah unsur pent-
ing yang pertama kali digunakan bagi orang yang belajar guna memahami segala
sesuatu. Menurut sebuah teori penemuan modern, bayi yang masih dalam kan-
dungan bisa menangkap pesan yang disampaikan dari luar dan ia sangat peka.
Maka ada ahli yang menyarankan agar anak nantinya berkembang dengan kecer-
dasan tinggi dan kehalusan budi, hendaknya selama di dalam kandungan ia sering
diperdengarkan musik klasik dan irama-irama yang lembut. Atau kalau dalam
konteks Islam, hendaknya bayi dalam kandungan sering diperdengarkan ayat-
ayat suci al-Quran, kalimah-kalimah tayyibah. Karena diyakini bahwa sang bayi
dapat menangkap pesan menlalui pendengaran itu.
Dalam proses memahami dan mempelajari segala sesuatu, manusia menang-
kapnya dengan pendengaran, diperkuat dengan penglihatan dan akhirnya disim-
pan dalam hati sebagai ilmu pengetahuan.
Akhirnya setelah manusia menyadari bahwa dahulu ketika lahir tidak satupun
yang bisa diketahui, kemudian atas kemurahan Allah Swt. yang telah memberikan
pendengaran, penglihatan dan hati/akal pikiran, manusia bisa mengetahui segala
sesuatu dalam hidupnya. Puncaknya, kesadaran tersebut sudah seharusnya men-
dorong rasa bersyukur yang teramat besar kepada yang telah berkuasa memberi-
kan itu semua. Oleh karena itu, pada akhir ayat, Allah Swt. menegaskan bahwa itu
semua diberikan kepada manusia agar manusia mau bersyukur kepada-Nya. Rasa
syukur itu kemudian harus diwujudkan dengan pengakuan, ketundukan, ketaatan,
kepatuhan yang diekspresikan dalam bentuk keimanan dan direalisasikan dalam
bentuk beribadah kepada-Nya. Dia-lah Allah Swt. Zat yang Maha Pencipta, zat
Yang Maha Pemurah, zat yang Maha Kuasa, zat yang Maha Besar dan zat yang
berhak disembah oleh sekalian makhluk.
a. Lafaz Ayat
Sebelum kita memahami secara lebih mendalam tentang kandungannya,
hlj i h lh h Al i h e h l f h k h h hl h h h h l
marilah kita baca dengan baik dan benar QS. Al-Baqarah [2]: 30-32 berikut ini.
h h l
j Pj KA j j j j ? jj K ^ J
k h h h h i k hih h lh i k hi ilh h h h k i j lhh h i li l h
j j ? ^ Mj b ]j j j h b ; j A jb j j h
h h hl hh l i h h h i hi h h l l h h h h h h h lh hl
jjA ;A _I< b `ih h h i =
l h h h h l i i h h l jIh l i li `l ? j; h ih h l i l ^h h h
h j A j j h j ;
j j j h
l h l l h
h ? l h h ? h
h h
i ljAh i ljA j j
b. Terjemah Kosa Kata/kalimat (Mufradat)
c. Terjemah ayat
d. Penjelasan Ayat
Dalam ayat 30 surah al-Baqarah ini, disampaikan informasi bahwa sebelum
Allah Swt. menciptakan manusia pertama yakni Adam as. hal tersebut sudah dis-
ampaikan kepada para malaikat. Diilustrasikan dalam ayat tersebut, terjadi dialog
antara Allah Swt. dengan malaikat. Allah Swt. menyampaikan kepada para malai-
kat bahwa Allah Swt. hendak menjadikan khalifah di muka bumi yaitu manusia.
Apakah yang dimaksud khalifah itu? Khalifah berarti pengganti, yang menggan-
tikan atau yang datang sesudah siapa yang datang. Ulama ada yang mengar-
tikan bahwa khalifah ialah yang menggantikan Allah Swt. dalam menegakkan
hukum-hukum-Nya di muka bumi. Allah Swt. menunjuk manusia sebagai khali-
fah merupakan penghormatan kepadanya karena kelebihannya dibandingkan
makhluk selain manusia, tidak terkecuali malaikat. Dengan menunjuk manusia
sebagai khalifah, Allah Swt. juga bermaksud mengujinya sejauh mana manusia
bisa melaksanakan amanah sebagai khalifah Allah Swt. di muka bumi.
Ketika Allah Swt. menyampaikan rencana tersebut, malaikat menyampaikan
Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Bila dikaji dengan
baik, pernyataan malaikat tersebut bukan pertanda keberatan atas rencana Allah
Swt. tersebut. Perlu diingat bahwa malaikat adalah makhluk yang sangat taat dan
patuh terhadap Allah Swt., tidak mungkin malaikat menentang dan mendurhakai-
Nya, termasuk terhadap rencana menjadikan khalifah di muka bumi ini. Namun
demikian, pertanyaan malaikat tersebut dapat diasumsikan beberapa hal. Pertama,
bisa jadi hal itu berdasarkan pengalaman mereka sebelum terciptanya manusia di-
mana ada makhluk yang berlaku merusak dan menumpahkan darah. Kedua, atau
bisa juga malaikat menduga bahwa karena yang akan ditugaskan menjadi khalifah
bukan malaikat, maka tentunya makhluk ini berbeda dengan mereka yang senan-
4. QS a - ariyat [51]: 56
a. Lafaz Ayat
Sebelum kita memahami secara lebih mendalam tentang kandungannya,
l i lh h hh
marilah kita baca dengan baik dan benar QS. az-ariyt [51]: 56 berikut ini.
`b i i l hj ? h l Abh A
j j j b
TERJEMAHAN LAFAL TERJEMAHAN LAFAL
Dan manusia
Aku dak
menciptakan
melainkan agar
mereka beriba-
Jin
dah kepada-Ku
c. Terjemah ayat
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepa-
da-Ku. (QS- )
TP i P P P T Q Q P QT P i P P PP QT Q T P
P P JP R P P A . H H,R F A R 8 0R . R
M T P Q T Q P PP Q T QP P RQP Q PQ P Q P P T P Q P P P Q P P P P Q Q QPP
. H* * F F I J* I GR R G
Q P
(L8. I.J8) .8M T
"Aku mendengar Al Mughirah ra. berkata; Ketika Nabi saw. bangun untuk
mendirikan shalat (malam) hingga tampak bengkak pada kaki atau betis, Beliau
dimintai keterangan tentangnya. Maka Beliau menjawab: Apakah memang tidak
sepatutnya aku menjadi hamba yang bersyukur?
Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan sebagai pengahayatan dan pengamalan
QS al-Nah l [16]:78 sebagai berikut.
1. Senantiasa mengakui kebesaran Allah Swt. yang telah menganugerahi kita
pendengaran, penglihatan, dan hati nurani.
2. Selalu bersyukur kepada Allah Swt. atas kenikmatan yang telah diberikan
kepada kita berupa pendengaran, penglihatan, dan hati nurani.
Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan sebagai pengahayatan dan pengamalan
QS al-Baqarah [2]:30-32 sebagai berikut.
1. Senantiasa mendiskusikan segala sesuatu dengan yang lain sebelum diputuskan
untuk melakukannya.
2. Senantiasa menerima dengan lapang dada kelebihan yang lain atas dirinya.
Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan sebagai pengahayatan dan pengamalan
QS az-ariyt [51]: 56 sebagai berikut.
1. Selalu beribadah hanya kepada Allah Swt. baik dalam artian sempit maupun
luas.
2. Senantiasa mensyukuri segala nikmat yang Allah Swt. berikan kepada kita
yang dimanifestasikan dengan beribadah kepada-Nya.
RANGKUMAN
1. Proses penciptakan manusia berasal dari saripa tanah, lalu air mani
dalam rahim, segumpal darah, segumpal daging, tulang belulang
yang dibungkus dengan daging.
2. Manusia lahir dalam keadaan dak mengetahui sesuatupun,
kemudian Allah Swt. menganugerahi pendengaran, penglihatan dan
ha.
3. Manusia ditugasi sebagai khalifah di muka bumi karena kelebihan
manusia jika dibandingkan makhluk lain termasuk malaikat.
Kelebihan anugerah Allah Swt. adalah kelengkapan unsur penciptaan
manusia, yaitu jasad sik, ruh termasuk di dalamnya nafsu, dan yang
terpenng kelebihan akal pikiran
4. Tujuan diciptakannya jin dan manusia dak lain adalah untuk
beribadah kepada-Nya
I. Penerapan
Bacalah ayat al-Quran berikut dengan benar, kemudian berilah tanda centang ( )
pada kolom di bawah ini sesuai kemampuan yang kamu miliki dengan jujur!
eh i l i l l h h i l h hl hlh h l hhh
l iah h h () g j j g j `A b
eh l i h hhhl hlh h h e hh h h h l hlh h i l h hh
Al h A () j g l KA
g j
l l
h e h i h h i el h h
h< h l hl h h e h hh l i hlh h h
h
a _jA h j A
h l hl i h l i h h h h h
() jjA = A ]K
Pokok ajaran
Ibadah Sains,
yang terkan- Akidah Akhlak Hukum Sejarah
muamalah teknologi
dung
b. Uraian
1. Jelaskan proses penciptan manusia berdasarkan QS. Al-Muminun [23]:
12 -14!
2. Sebutkan beberapa kenikmatan yang diberikan oleh Allah Swt.
sebagaimana dalam QS. Al-Nah l [16]: 78!
3. Jelaskan yang harus kita lakukan menyikapi berbagai kenikmatan yang
Allah Swt. berikan sebagaimana tersurat dalam QS. Al-Nah l [16]: 78!
4. Jelaskan maksud khalifah sebagaimana yang dimaksud dalam QS al-
Baqarah [2]:30-32!
5. Jelaskan pengertian ibadah!
Sumber: hp://www.buyahaerudin.com
Tujuan Pembelajaran
Peta Konsep
A. Mari Renungkan
1. Pengeran Hadis
Secara etimologi, hadis mempunyai beberapa arti yang baru ( ), yang
dan warta/berita ( )
),
dekat ( . Sedangkan hadis secara terminologi adalah:
l hh ii h lhh h h h lh h i h ii hlh
iAi h Ab Ab b j A AA
Segala ucapan Nabi saw., segala perbuatan serta keadaan atau perilaku beliau.
h h bh jlhh A il i h h h h h l lhh i l h
Sebagai contoh :
i h jA ^K ^ : ^ B h
j A j i h l
h l k i h k ^h l Ah j A
( ) ch h @
g j A j
j h j Abh D
j j j
2. Pengeran Sunnah
Menurut bahasa kata sunnah merupakan derivasi dari kata sanna yasunnu
sunnatan. Kata itu berarti cara, jalan yang ditempuh, tradisi (adat kebiasaan), atau
i hh h h bh jlhh A i i h h h h h k l il
ketetapan, apakah hal itu baik atau tidak, terpuji atau tercela. Dasarnya adalah:
i h jA h h l h
j i ^K ^ ^ dj jKA g j j =
h h h e Kjh Jbh l A
e l j l i lh l h h h h
j AI l h SA g Kh j j A g j j j j
j A
l i iilh h k h l i
( aAbK) . g j
Dari Abu Said Al Khudri dia berkata; Rasulullah saw. bersabda: Sungguh, kalian
benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal
demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke
dalam lubang biawak pun kalian pasti akan mengikuti mereka. (HR. Muslim)
Dalam al-Quran kata sunnah mengacu pada arti ketetapan atau hukum Allah
e lh h i i h hh h i i l h hl h hl h lh l h l h h i
Swt., seperti terkandung dalam QS. al-Isr[17] ayat 77.
j jj
j b jK j K=
(Yang demikian itu) merupakan ketetapan bagi para rasul Kami yang Kami utus
sebelum engkau, dan tidak akan engkau dapati perubahan atas ketetapan Kami.
(QS. al-Isr[17]: 77)
g lj bl A g j bl A ^g j jl h h bh jl A j j A A
h l l hl h l h h h h h
.h h _A jjA l j J `A ;f Ah g
h h h l j bl h A h k j lh h l h
g g j A b
Segala yang bersumber dari Nabi Muhammad saw., baik berupa perkataan, per-
buatan, taqrir, tabiat, budi pekerti, maupun perjalanan hidupnya, baik sebelum
beliau diangkat menjadi Rasul saw maupun sesudahnya.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa sunnah lebih luas dari hadis,
karena meliputi segala yang datang dari Nabi Muhammad saw. baik sebelum
maupun sesudah diangkat menjadi Nabi dan Rasul saw. Nabi Muhammad saw.
dipandang sebagai uswah hasanah atau qudwah (contoh atau teladan) yang paling
sempurna.
Menurut ahli usul kih, sunnah adalah:
lbhA ^l h jl `<l i lA h l h h h bh jlhh A
i k h k hk h h h h h ik i
g j
e h h j j j Kl
A
k j h
l l i Z lj Ih `l h i h
l
` A i l h jhk l bl h A jl
h
g g j g j g
Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad saw. selain al-Quran baik
berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya yang pantas untuk dijadikan
dalil bagi penetapan hukum syara (hukum agama).
Dari pengertian di atas secara kuantitatif jumlah sunnah lebih sedikit dari jum-
lah hadis, karena hanya yang berkaitan dengan penetapan hukum syarak. Mer-
eka menempatkan sunnah pada posisi kedua dalam urutan sumber hukum Islam
h l h lhlh l i lhh h h h h h lh h i h h i h h
setelah al-Quran. Dasarnya adalah:
A i
j j = j ^ b j A jA ^K `=
h h h h h lil hh h
( aAbK) .jjk j i bh jA Bj j j
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perka-
ra yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya;
Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya.. (HR. Malik).
3. Pengeran Khabar
Khabar menurut bahasa berarti: warta/berita yang disampaikan dari seseorang
l h lh h h h lh h i h k h hl i h
kepada seseorang. Adapun pengertian khabar menurut istilah ahli hadis yaitu :
j a
j bA b j A j j A j A
j A
Dengan pengertian yang demikian, maka khabar lebih umum dari pada hadis,
karena dalam khabar termasuk juga segala sesuatu yang berasal dari selain dari
Nabi saw., seperti perkataan, perbuatan maupun taqrir (ketetapan) beliau.
Sebahagian ulama berpendapat bahwa khabar itu khususnya untuk segala ses-
uatu yang datang/berasal dari selain Nabi saw., sedangkan hadis khusus untuk
segala sesuatu yang datang/berasal dari Nabi saw. Contohnya seperti perkataan
Ali bin Abi Thalib r.a :
h h lh k h l i l h i h
(IbAIA aAbK ) j CA j j CA j A b jA j
Termasuk sunnah, ialah meletakkan tangan di bawah pusar sewaktu melakukan
shalat ( HR. Abu Dawud).
4. Pengeran Asar
Menurut bahasa, asar artinya bekasan sesuatu atau sisa sesuatu. Asar berarti
pula nukilan (yang dinukilkan). Adapun pengertian Asar menurut istilah, keban-
yakan ulama berpendapat bahwa asar mempunyai pengertian yang sama dengan
khabar dan hadis.
Sebagian ulama mengatakan bahwa asar lebih umum dari pada khabar, yaitu
bahwa asar berlaku bagi segala sesuatu yang datang dari Nabi saw. maupun dari
selain Nabi saw., sedangkan khabar khusus bagi segala sesuatu yang datang dari
Nabi saw. saja. Adapun para fuqaha memakai istilah asar untuk perkataan-
perkataan ulama salaf, sahabat, tabiin dan lain-lain.
Contohnya seperti perkataan seorang tabiin, yaitu Ubaidillah Ibn Abdillah
hh i lh hl
i l A h lh h llA l h hlh i h l hk h i lh i
ibn Uthbah ibn Masud sebagai berikut :
hjl j h
j j j A _ _jA j `A A
(A aAbK ) DA hl l h h l
g j j
Menurut sunnah, hendaklah imam bertakbir pada Hari Raya Fitri dan Hari Raya
Adha sebanyak sembilan kali ketika duduk di atas mimbar sebelum berkhuthbah
( HR Baihaqi).
ll h bl h A jl bl h A ^l h jl h h bh jlhh A A jh A h l i h
punyai pengertian yang sama. Alasannya adalah:
i h
k j A
g j g g jj
Artinya : Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi saw., baik berupa per-
kataan, perbuatan maupun taqrir (ketetapan) beliau.
Setelah mempelajari tentang hadis, sunnah, khabar, dan atsar, dengan mema-
hami hal tersebut maka memiliki sikap sebagai berikut :
1. Mempelajari hadis dan hal-hal yang terkait dengannya bagi seorang Muslim
merupakan suatu keniscayaan. Bagi umat Islam hadis merupakan sumber
ajaran kedua setelah al-Quran. Oleh karena itu, rasa ingin tahu tentang
hadis harus ditumbuhkembangkan untuk dapat menjadi seorang muslim yang
sesungguhnya
2. Mempelajari hadis mendatangkan banyak manfaat. oleh karena itu, sudah
selayaknya kita sebagai seorang Muslim mengetahui banyak hal tentang hadis
dan ilmunya dengan meningkatkan kegiatan gemar membaca baik pada saat
di madrasah maupun di luar madrasah.
3. Para ulama ahli hadis dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana pada
saat itu mampu menghasilkan berbagai karya monumental yang hingga saat
ini masih dapat kita pelajari. Kitab-kitab karya mereka masih ada meskipun
mereka sudah meninggalkan dunia ini berabad-abad yang lalu. Hal ini
tentunya dapat membangkitkan siswa untuk menghargai karya-karya mereka
dan selanjutnya terdorong untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
orang lain.
RANGKUMAN
AYO BERLATIH
Uraian
1. Apa yang dimaksud sunnah menurut istilah?
2. Uraikan persamaan hadis dan sunnah!
3. Jelasakan pengertian asar menurut etimologi dan terminologi?
4. Uraikan perbedaan hadis, sunnah, khabar dan asar!
5. Jelasakan perbedaan antara al-Quran dan hadis!
Setelah kalian mempelajari tentang hadis, sunnah, khabar dan asar, amatilah
perilaku-perilaku yang mencerminkan orang yang menunjukkan berpegang teguh
dengan hadis, sunnah, khabar dan asar di lingkungan madrasah dan di tempat
tinggalmu!
Sumber: http://www.buyahaerudin.com
Tujuan Pembelajaran
Peta Konsep
B. Mari Mengamati
hp://afghan354.blogspot.com/2012/02/cara-turun-sujud-dalam-shalat-kaki-atau.html
1. Sanad
Dari segi bahasa, sanad berarti artinya yang menjadi sandaran, tempat
bersandar, arti yang lain sesuatu yang dapat dipegangi atau dipercaya. Dalam is-
tilah ilmu hadis sanad ialah rangkaian urutan orang-orang yang menjadi sandaran
atau jalan yang menghubungkan satu hadis atau sunnah sampai pada Nabi saw.
l hl h i l il il h
Sanad menurut istilah ahli hadis yaitu:
j A j A
j A j A
Jalan yang menyampaikan kepada matan hadis.
l h l h i l hl h k ih l
Atau dalam istialah lain
( j A ^j A
j A j A j
j j )
Mata rantai para periwayat hadis yang menghubungkan sampai ke matan hadis.
2. Matan
Dari segi bahasa, matan berarti Punggung jalan, Tanah gersang atau tandus,
h i l hl i l h h i h h h l h i h l h h h l h
membelah, mengeluarkan, mengikat. Matan menurut istilah ilmu hadis yaitu:
i
i Ih l jA jh J cjA
j j A _j A j A jj A A
"Perkataan yang disebut pada akhir sanad, yakni sabda Nabi saw. yang disebut
sesudah habis disebutkan sanadnya."
3. Rawi
Rawi yaitu orang yang memindahkan hadis dari seorang guru kepada orang
lain atau membukukannya ke dalam suatu kitab hadis. Rawi pertama adalah para
sahabat dan rawi terakhir adalah orang yang membukukannya, seperti Imam
Bukhari , Imam Muslim, Imam Ahmad dan lain-lain.
Suatu Hadis yang telah sampai kepada kita dalam bentuknya yang sudah dita-
dwin/terkodikasikan (terbukukan) dalam buku-buku Hadis, melalui beberapa
rawi dan sanad. Rawi terakhir Hadis yang termaksud dalam sahih Bukhari atau
dalam Sahih Muslim, ialah Imam Bukhari atau Imam Muslim. Seorang penyusun
atau pengarang, bila hendak menguatkan suatu hadis yang ditakhrijkan dari suatu
kitab hadis, pada umumnya membubuhkan nama rawi (terakhirnya) pada akhir
matan hadisnya
4. Contoh
Untuk lebih memperjelas pemahaman kalian tentang berbagai unsur dalam
h fl h i h h h h i l h h h h l h i i l i h hh h
sebuah hadis, perhatikan contoh berikut:
l l
j A j ^ h A j ^ j
h i h i l h h h h h i h l h h i l l gh l h h l h l h
^K j ^ i A `= h j jA j j C B g h j
i = f h h h lh ^h h h h bh jlhh A
i lh h h h Gj h h j i h jA
j g j j
hl h h i l h i l hl h i h lh i i lh k h hh k h
j = l l dh jKh = h
j F d l
A
jh c K j j ?
h i h l
h i h h i h h h
(dKA aAbK) jA ^ jA ^K b= A B j A
h h i h h l h i i l i h hh h
Dari contoh hadis tersebut yang dinamai sanad adalah:
h f hi h h
j l A l l j h ^ h lA j h ^ j
h i h i l h h h h h i h l h h i l l gh l h h l h l h h j
^K j ^ A `= j jA j j C B
h h h h h l h h i hg h
^ b j A jA
Matan adalah:
i lh k h h h k h i l h h hh h h i i h hh hlh
i
j F dA j c K j j ? j g j j j= f j
G
h i h h i hl h h h i h h l hl hh i l h i l hl h i h lh
^K b= A B j A j =l l dh jK=
h
h jA ^ jA
Yang disebut rawi/mukharrij adalah:
dKA aAbK
5. Syarat-syarat rawi
Syarat-syarat rawi hadis yaitu:
a. Adil
Adil dalam konteks studi hadis berbeda dengan adil dalam konteks persak-
sian atau hukum. Menurut muhaddisin yang dimaksud dengan adil adalah istiqa-
dan al-muruah ( . Istiqmatuddin adalah melak-
matuddin ( ) )
sanakan kewajiban-kewajiban dan menjauhi perbuatan-perbuatan haram yang
mengakibatkan pelakunya fasik. Sedangkan, al-muruah adalah melaksanakan
adab dan akhlak yang terpuji dan meninggalkan perbuatan yang menyebabkan
orang lain mencelanya.
h hh elh il i l h ihhh hh f h l i h h l i h h h h h
ini berdasarkan rman Allah Swt.
g j Aj `= A g j j ; `j? A< jA
hh i l ih
h l jIh l i lh h h
j Aj
Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu
membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencel-
akakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu me-
nyesali perbuatanmu itu. (QS. Al-ujurt (49) : 6).
c. Balig,
d. Berakal,
e. Tidak pernah melakukan perbuatan dosa besar dan
f. Tidak sering melakukan dosa kecil.
g. D abit, dabit mempunyai dua pengertian yaitu:
1) D abit dalam arti kuat hafalan serta daya ingatnya dan bukan pelupa yang
sering disebut dengan istilah dlabit al-shadri.
2) D abit dalam arti dapat memelihara kitab hadis dari gurunya sebaik-
baiknya, sehingga tidak mungkin ada perubahan yang disebut dengan
dbital-kitabah
Berikut ini adalah daftar Para sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis
(al-muktsiruna l-hadis) atau disebut juga bendaharawan hadis antara lain:
a. Abu Hurairah, meriwayatkan 5.374 hadis.
b. Abdullah bin Umar, meriwayatkan 2.630 hadis.
c. Anas bin Malik, meriwayatkan 2.286 hadis.
d. Aisyah Ummul Mukminin, meriwayatkan 2.210 hadis.
e. Abdullah bin Abbas, meriwayatkan 1.660 hadis.
f. Jabir bin Abdullah, meriwayatkan hadis 1.540 hadis.
g. Abu Said Al-Khudri, meriwayatkan 1.170 hadis.
Dalam ilmu Rijlul H adis ini dijelaskankan tentang sejarah ringkas para rawi
hadis dan riwayat hidupnya, dan mazhab yang dianut serta sifat-sifat rawi dalam
meriwayatkan hadis. Kitab-kitab yang disusun dalam ilmu ini banyak macamnya.
Ada yang hanya menerangkan riwayat singkat dari sahabat Nabi, dan ada yang
menerangkan riwayat hidup rawi secara lengkap.
Ada juga yang menjelaskan para rawi yang dipercayai (siqah) saja. Ada yang
menerangkan riwayat-riwayat para rawi yang lemah-lemah, atau para mudallis,
atau para pembuat hadis maudu.
Dan ada yang menjelaskan sebab-sebab dicatat dan sebab-sebab dipan-
dang adil dengan menyebut kata-kata yang dipakai untuk itu serta martabat-mar-
tabat perkataan.
Pertama seorang ulama yang menyusun kitab riwayat ringkas para sahabat,
ialah: Imam al-Bukhari ( w. 256 H). Kemudian, usaha itu dilaksanakan oleh Mu-
hammad ibn Saad (w. 230 H). Sesudah itu bangunlah beberapa ahli lagi. Di an-
taranya, yang penting diterangkan ialah Ibn Abdil Barr ( w. 463 H). Kitabnya
bernama al-Istib.
Pada permulaan abad yang ketujuh Hijrah berusahalah Izzuddin Ibnul Asir
(630 H) mengumpulkan kitab-kitab yang telah disusun sebelum masanya dalam
sebuah kitab besar yang dinamai Usdul Gbah. Ibnul Asir ini adalah saudara
dari Majduddin Ibnu Asir penulis An-Nihayah Garibil Hadis. Kitab Izzuddin
diperbaiki oleh Az-Zahabi (w. 747 H) dalam kitab At Tajrid.
Sesudah itu di dalam abad yang ke sembilan Hijrah, bangunlah Al Had Ibnu
Hajar al-Asqalany menyusun kitabnya yang terkenal dengan nama Al-Ishabah.
Dalam kitab ini dikumpulkan al-Istiab dengan Usdul Gabah dan ditambah den-
gan yang tidak terdapat dalam kitab-kitab tersebut. Kitab ini telah diringkaskan
oleh As-Sayuti dalam kitab Ainul Isabah.
E. Mari Berdiskusi
RANGKUMAN
AYO BERLATIH
a. Penerapan
Perhakan hadis di bawah ini, kemudian silakan idenkasi sanad, matan, dan
rawinya! Tulis kembali sanad, matan, dan rawi pada kolom yang tersedia!
TP 4 P T P P T QT P PP P P P PP P T P Q T Q PT PP P
R . * 2R 8.. F 0 H.R P
T P T R P P P TR P P Q P Q QP P P P P P
P
R * R H,R J T R . T .
>. R F 8 TFT F O R P P R T R *
P PP TPP PT P
.. J B. /P P QTP JP Q . P P T Q HT *
P T Q JP Q T P . P
R R .
(L8. I.J8)
Sanad
Rawi
b.Uraian
1 Apa yang dimaksud dengan sanad ?
2 Apa yang dimaksud dengan ?
3 Sebutkan nama para sahabat yang meriwayatkan hadis lebih
dari 1.000 hadis ?
4 Sebutkan syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang rawi hadis!
5 Apa yang dimaksud dengan ?
Tugas
Sumber: http://almakkiyat.wordpress.com
Tujuan Pembelajaran
Peta Konsep
h ^h h l hjl A EKA h l l h h h h h h lh h i h h
j j ^j j j ^ b j A A `=
j
h h h i h h i h l h h h i h h l h l h h h i h hj i h l h
h
^ jA h ^K = ^ ^ji j A ^ jA ^Kh =
hl l l h h l l h lh i l e i hl l h i
j j A jl i `j dj h i j= j h j = j?
l h il l l h l h h h l h
e jl jKi = jl h h `= j j j j
Bahwa Nabi saw. bersabda kepada Bilal bin Al Harits: Ketahuilah! dia
berkata; Apa yang saya harus kuketahui wahai Rasulullah? beliau men-
jawab: Ketahuilah wahai Bilal! dia bertanya lagi; Apa yang harus saya
ketahui wahai Rasulullah? beliau menjawab: Barangsiapa menghidupkan
salah satu sunnahku yang telah ditinggalkan sepeninggalku, maka ia akan
mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya tanpa
mengurangi pahala mereka sedikitpun. (HR. Tirmidzi)
B. Mari Mengamati
Sumber: hp://myceria.info/ummah/node/523
1. Sunnah Qauliyah
Sunnah Qauliyah adalah bentuk perkataan atau ucapan yang disandarkan ke-
pada Nabi Muhammad saw., yang berisi berbagai tuntunan dan petunjuk syarak,
peristiwa-peristiwa atau kisah-kisah, baik yang berkenaan dengan aspek akidah,
syariah maupun akhlak.
Dengan kata lain Sunnah Qauliyah yaitu sunnah Nabi saw. yang hanya berupa
ucapannya saja baik dalam bentuk pernyataan, anjuran, perintah cegahan maupun
larangan. Yang dimaksud dengan pernyatan Nabi saw. di sini adalah sabda Nabi
saw. dalam merespon keadaan yang berlaku pada masa lalu, masa kininya dan
masa depannya, kadang-kadang dalam bentuk dialog dengan para sahabat atau
jawaban yang diajukan oleh sahabat atau bentuk-bentuk ain seperti khutbah.
Dilihat dari tingkatannya sunnah qauliyah menempati urutan pertama yang
berarti kualitasnya lebih tinggi dari kualitas sunnah liyah maupun taqririyah.
Contoh sunnah qauliyah:
a. Hadis tentang doa Nabi Muhammad saw. kepada orang yang mendengar,
menghafal dan menyampaikan ilmu.
Q QT P P P P P P TP P Q P T P QT P Q P P P PT Q T P
b. Hadis tentang belajar dan mengajarkan al-Quran
T F J R R . . R 8 H
Q Q P P Q P P P P T QT P PP T P
R . I.J8) .J H).
(K8
Dari Usman ra, dari Nabi saw., beliau bersabda: Orang yang paling baik di an-
tara kalian adalah seorang yang belajar al-Qur`an dan mengajarkannya.. (HR.
al-Bukhari)
l il i l il h h h lh h i h i i h h h h h h i h l h
c. Hadis tentang persatuan orang-orang beriman
jj j jA b j A jA ^K ^ ^ j =
e l h i i l h i h hl il h
(R T Q JP K8
R
Q I.Q JP 8P ) .
. ` j
Dari Abu Musa dia berkata; Rasulullah saw. bersabda: Orang mukmin yang satu
dengan mukmin yang lain bagaikan satu bangunan, satu dengan yang lainnya
saling mengokohkan. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
2. Sunnah Filiyah
Sunnah liyah adalah segala perbuatan yang disandarkan kepada Nabi Mu-
hammad saw. Kualitas sunnah liyah menduduki tingkat kedua setelah sunnah
qauliyah. Sunnah liyah juga dapat maknakan sunnah Nabi saw. yang berupa
perbuatan Nabi yang diberitakan oleh para sahabat mengenai soal-soal ibadah
dan lain-lain seperti melaksanakan shalat manasik haji dan lain-lain.
Untuk mengetahui hadis yang termasuk kategori ini, diantaranya terdapat ka-
ta-kata kana/yakunu ( / ) atau raaitu/raaina ( / ). Contohnya:
a. Hadis tentang tata cara shalat di atas kendaraan
i h hh k h l i i
c. Hadis tentang tata cara manasik haji
h l h i j l i K8.
(g j Q I.Q JP 8P ) .l j j Ab
R
Ambillah manasik (tata cara melaksanakan haji) kamu dariku. (HR. Muslim)
3. Sunnah Taqririyah
Sunnah Taqririyah adalah sunnah yang berupa ketetapan Nabi Muhammad
saw. terhadap apa yang datang atau dilakukan para sahabatnya. Dengan kata lain
sunnah taqririyah, yaitu sunnah Nabi saw. yang berupa penetapan Nabi saw. terh-
adap perbuatan para sahabat yang diketahui Nabi saw. tidak menegornya atau me-
larangnya bahkan Nabi saw. cenderung mendiamkannya. Beliau membiarkan atau
mendiamkan suatu perbuatan yang dilakukan para sahabatnya tanpa memberikan
penegasan apakah beliau membenarkan atau menyalahkannya. Contohnya:
l h f h h h ii h h i hh lh j lh l i h lh l hh h
daging itu haram ya Rasulullah?. Beliau menjawab:
h h
iiKl
j ^ = j j j PK j b
hl h f h h i h i i l h h h h l h h i h j h i i h h i i l h h h
(j ). j? b j A jA ^Kb
iCh A i l h h= l h
h h h h `h i Kh Fh h h ^h h dk Kl A
b. Hadis tentang Tayamum
h i l
h h
g i j jh j j g j j
i l
l h h h h h h h h ek h e h h hhh f h h ih h h lhh
j ;A hAb j Aj ; h h b
h i h h h i i h l l i l h h i i h h h i i h h h h l hl
jA ^K h A j b ;g j CA = I j A
h h l h l i lh h hh h hh h h h h h lh h i h
A = jh djj ^h h j J A b j A
lhh i l l h h h h h hh h hh h i h h h l h l hh
aAbK) . j A I=b djj ^b =b
(KAA
Dari Abu Said Al Khudri ra. ia berkata: Pernah ada dua orang bepergian dalam
sebuah perjalanan jauh dan waktu shalat telah tiba, sedang mereka tidak mem-
bawa air, lalu mereka berdua bertayamum dengan debu yang bersih dan melaku-
kan shalat, kemudian keduanya mendapati air (dan waktu shalat masih ada), lalu
salah seorang dari keduanya mengulangi shalatnya dengan air wudhu dan yang
satunya tidak mengulangi. Mereka menemui Rasulullah saw. dan menceritakan
hal itu. Maka beliau berkata kepada orang yang tidak mengulangi shalatnya:
Kamu sesuai dengan sunnah dan shalatmu sudah cukup. Dan beliau juga berkata
kepada yang berwudhu dan mengulangi shalatnya: Bagimu pahala dua kali
(HR. ad-Darimi).
4. Sunnah Hammiyah
Sunnah Hammiyah ialah: suatu yang dikehendaki Nabi saw. tetapi belum dik-
erjakan. Sebagian ulama hadis ada yang menambahkan perincian sunnah terse-
but dengan sunnah hammiyah. Karena dalam diri Nabi saw. terdapat sifat-sifat,
keadaan-keadaan (ahwal) serta himmah (hasrat untuk melakukan sesuatu). Dalam
riwayat disebutkan beberapa sifat yang dimiliki beliau seperti, bahwa Nabi saw.
selalu bermuka cerah, berperangai halus dan lembut, tidak keras dan tidak pula
kasar, tidak suka berteriak, tidak suka berbicara kotor, tidak suka mencela,.. Juga
mengenai sifat jasmaniah beliau yang dilukiskan oleh sahabat Anas ra. sebagai
hh i l h h h hl l h h l hh h l h
berikut:
i h h h l h
j jg j ^ j A j j = j jK
h h lh _j l h lA jl e h lKh `h h ^h h h h bh jlhh A
i h
bh
j j j
A
j
Termasuk juga dalam hal ini adalah silsilah dan nama-nama serta tahun kela-
hiran beliau. Adapun himmah (hasrat) beliau misalnya ketika beliau hendak men-
jalankan puasa pada tanggal 9 Asyura, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Ab-
i i i
bas ra:
h h h l h i h j h h l h l h i l h
jA ^i Kh _ j h h i hA K M g h jA j
h i h h
h i h _h l h h h bh jlh A
i h
i j? jA ^i Kh h A jj h j j h h =bh ;A h K
h h h h h lh h i h i i h h h h h h h i i hl i i k h i f l h
AJj l b j A jA ^K ^ cKAb IA j _
i_h lA Dh l hh ^h h h A h_l hAl h l i A
i h h l i l il i hl h h
; `j? A _A `
j j
h h h l h h i h i i h h k j i i h i l i l
( aAbK) .b j A jA ^K j jA
Saya mendengar Abdullah bin Abbas ra. berkata saat Rasulullah saw. berpuasa
pada hari Asyura`dan juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa;
Para sahabat berkata, Wahai Rasulullah, itu adalah hari yang sangat diagung-
kan oleh kaum Yahudi dan Nashrani. Maka Rasulullah saw. bersabda: Pada ta-
hun depan insya Allah, kita akan berpuasa pada hari ke sembilan (Muharram).
Tahun depan itu pun tak kunjung tiba, hingga Rasulullah saw. wafat.. (HR Mus-
lim)
Menurut Imam Syai dan rekan-rekannya hal ini termasuk sunnah hammi-
yah. Sementara menurut Asy Syaukani tidak demikian, karena hamm ini hanya
kehendak hati yang tidak termasuk perintah syariat untuk dilaksanakan atau dit-
inggalkan.
Dari sifat-sifat, keadaan-keadaan serta himmah tersebut yang paling bisa di-
jadikan sandaran hukum sebagai sunnah adalah hamm. Sehingga kemudian seba-
gian ulama qh mengambilnya menjadi sunnah hammiyah.
E. Mari Berdiskusi
RANGKUMAN
I. Penerapan
Bacalah hadis berikut, kemudian klasikasikan ke dalam sunnah qauliyah, liyah,
taqririyah atau hammiyah. Tulis kembali hadis sesuai dengan klasikasinya pada
kolom di bawahnya!
i l j h ^h h h lj l A hh il h i h h
A j K B h l h l h h i
A i l j h
j i hl j
h k h l h i ih h h h lh h i h h ih
h l D h
j j hj ^A j? ^ b j A jA ^K
l h i i h li h iih l l h h l h h hh h l ki
h
Cg =A j? b= j I j? j c @ g j A j
h h h j
h h h h ? i ih l i lh
(djKiA iaAbh K).j h l? h
j j j h j
h i i hh k h i i i l hh h h h
(cjKA aAbK) .j = j K A
h h `l ? i l i l A _
; i h lA `h h AJh h h h bh jlhh A i ih h hh
i h jA ^K ^
j
i i h h k ij i h i l i l i hj l l h l h h h h h h l h l h l i i
^K j jA _A D j ^ j A _A A
h .h h bh jlhh A i h jA
(l j l i iaAbh K)
Sunnah qauliyah:
Sunnah liyah
Sunnah Hammiyah:
b. Uraian
1. Apa yang dimaksud Sunnah Qauliyah menurut istilah?
2. Apa pengertian Sunnah liyah secara istilah !
3. Jelasakan pengertian sunah hammiyah!
4. Tuliskan contoh hadis yang termasuk kategori sunnah liyah?
5. Bedakan antara sunnah liyah dan sunnah taqririyah!
Tugas
9
DARI SEGI KUANTITAS
DAN KUALITAS
Sanad B Sanad A
1.1. Meyakini hadis shahih dan hasan sebagai dasar hukum ajaran Islam
1.2. Berpegang teguh pada hadis shahih dan hasan sebagai pedoman
dalam kehidupan sehari-hari.
1.3. Menghaya nilai-nilai kebenaran yang terkandung dalam hadis yang
shahih.
2.1. Menunjukkan sikap kris dalam mengamalkan hadis sebagai dasar
dalam kehidupan sehari-hari
2.2 Menunjukkan perilaku yang menggunakan hadis sebagaimana
fungsinya yang telah dipelajari
2.3. Menunjukkan perilaku yang selekf terhadap keanekaragaman
hadis
3.4. Memahami pembagian hadis dari segi kuantas dan kualitasnya.
4.4. Mempresentasikan pembagian hadis dari segi kuantas dan
kualitasnya.
Tujuan Pembelajaran
Peta Konsep
Tinggi rendahnya ngkatan suatu hadis tergantung pada ga hal, yaitu jum-
lah rawi, keadaan (kualitas rawi), dan keadaan matan. Kega hal tersebut
menentukan nggi rendahnya nilai suatu hadis. Hadis yang diriwayatkan
oleh dua orang rawi lebih nggi ngkatannya dari hadis yang diriwayatkan
oleh seorang rawi, dan hadis yang diriwayatkan oleh ga orang rawi lebih
nggi ngkatanya daripada hadis yang diriwayatkan oleh dua orang rawi.
Hadis yang diriwayatkan oleh rawi yang kuat ingatannya lebih nggi ngka-
tannya dari pada hadis yang diriwayatkan oleh rawi yang lemah ingatannya,
dan hadis yang diriwayatkan oleh rawi yang jujur lebih nggi ngkatannya
daripada hadis yang diriwayatkan oleh rawi pendusta.
B. Mari Mengamati
Rasulluah
Ali bin Rabiah Anas bin Malik Abu Hurairah Abdullah Bin Zubair
Said bin Ubaid Abdul Aziz Abu Shalih Amir bin Abdullah
Abdullah bin Nashir Ismail Abu Hushain Abdul Harits Jami bin Sadam
Muhammad bin Abdullah Zuhair bin Harb Abu Awanah Abu Muammar Syubah
Muslim Bukhari
Hadis dari satu segi dapat dibagi menjadi dua, yaitu secara kuantitas dan kual-
itas. Yang dimaksud segi kuantitasnya adalah penggolongan hadis ditinjau dari
banyaknya rawi yang meriwayatkan hadis. Sedangkan hadis berdasarkan kuali-
tasnya adalah penggolongan hadis dilihat dari aspek diterima atau ditolaknya.
a. Hadis Mutawar
Kata Mutawatir secara etimologi berarti Muttabi ( ) atau ( ) yang
artinya yang datang beturut-turut dan tidak ada jarak. Sedangkan secara termi-
h h l h f h h i hh l h h i h l h i i h h i l i l hl h
nologi hadis mutawatir adalah
j CI A j I aAbK cjA Mg l i l lj A j AA j A
h l hh l i hhh l h ih h
.B j j A j j Ab j j jjg A j A
Hadis mutawatir adalah hadis yang merupakan tanggapan pancaindera,
yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi, yang menurut kebiasaan mustahil
mereka berkumpul dan bersepakat untuk dusta.
Menurut Khatib al-Bagdadi, hadis mutawatir adalah suatu hadis yang diriway-
atkan oleh sekelompok orang dengan jumlah tertentu yang menurut kebiasaan
mustahil bersepakat untuk berdusta. Dan sebelum al-Bagdadi menurut imam
Syai, ia telah mengemukakan istilah hadis mutawatir dengan istilah khabar
al-ammah.
Ada ulama yang menerangkan hadis mutawatir dengan jelas dan terperinci
yaitu Ibnu Hajar al-Asqalani. Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani, hadis mutawatir
b. Hadis Aad
Yang dimaksud hadis ahad yaitu hadis yang diriwayatkan oleh satu, dua, tiga
orang atau lebih namun tidak mencapai tingkatan mutawatir. Artinya, pada tiap-
tiap tabaqah (tingkatan), jumlah rawi hadis ahad bisa hanya terdiri dari satu rawi,
dua, atau tiga rawi saja dan tidak mencapai derajat mutawatir.
Di kalangan para ulama ahli hadis terjadi perbedaan pendapat mengenai
1) Hadis Masyhur
i h h h hh l h lhh ih l hh ih h i h h h
Denisi hadis masyhur adalah
j AA KI j b A aAbK
"Hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih, namun belum mencapai de-
rajat mutawatir."
Dari denisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa hadis masyhur adalah
hadis yang diriwayatkan dari Nabi saw. oleh beberapa orang sahabat namun ti-
dak mencapai tingkat mutawatir. bisa jadi, pada tabaqah (tingkatan) tabiin atau
setelahnya hadis itu diriwayatkan secara mutawatir. Tetapi, ini tidak terjadi pada
setiap thabaqah. Dari segi tingkatannya, hadis masyhur adalah termasuk paling
tinggi, sebab rawi hadis masyhur ini yang paling dekat untuk mencapai derajat
mutawatir. Hanya saja, ada pada salah satu tingkatan rawinya tidak mencapai
derajat mutawatir.
2) Hadis Azrz
f h hh h h l h i h h i h h hh h h h lhh hl i h h h
Denisi hadis azrz adalah:
j J aAbK Cg
j Ab g j ` b `
j A aAbK
Hadis yang diriwayatkan oleh dua orang pada satu habaqah. Kemudian pada
habaqah selanjutnya banyak rawi yang meriwayatkannya.
Dari denisi tersebut di atas, jelaslah bahwa yang dimaksud dengan hadis aziz
yaitu hadis yang pada salah satu atau setiap habaqah (tingkatan) rawinya hanya
dijumpai dua rawi saja.
Suatu hadis yang dikatagorikan sebagai hadis aziz yaitu:
Pada tiap-tiap tabaqah (tingkatan) hanya terdapat dua rawi saja.
3) Hadis Garib
Secara etimologi kata garib dari garaba - yagribu yang artinya menyendiri,
hA
i h h hh h h
asing, atau terpisah. Sedangkan secara terminologi hadis garib adalah:
l h h hl h
j h j cj = j f jjhAbh j j Ih A
j jj IA b g l k
Hadis yang diriwayatkan oleh seorang rawi, di manapun tempat sanad itu ter-
jadi.
Dari denisi tersebut di atas, dapat katakan bahwa yang dimaksud dengan
hadis garib yaitu hadis yang diriwayatkan oleh hanya seorang rawi saja, baik
dalam seluruh tingkatan sanad atau pada salah satu tingkatan sanadnya. Adapun
yang dimaksud dengan sanad menyendiri pada suatu hadis yaitu rawi yang meri-
wayatkan hadis secara sendirian tanpa ada rawi yang lain.
Hadis garib juga biasa disebut hadis fardun yang arinya sendirian. Ibnu Hajar
menganggap bahwa antara garib dan fardun adalah sinonim, baik secara bahasa
maupun secara istilah. Akan tetapi, kebanyakan para ahli hadis membedakan an-
tara garib dan fardun, yakni istilah fardun merujuk kepada garib mutlak, sedan-
gkan istilah garib dipakai pada garib nisbi. Hal ini sesuai dengan pengklasisian
hadis garib yang memang dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a) Hadis Garib Mutlak (fardun)
Hadis Garib Mutlak (fardun) adalah hadis yang ke-gariban-nya terletak pada
asal sanad. Maksudnya, hadis pada saat disampaikan oleh Rasul saw. hanya
diterima oleh satu orang sahabat.
b) Hadis Garib Nisbi
Yang termasuk sebagai hadis garib nisbi yaitu apabila kegariban terjadi pada
pertengahan sanadnya, bukan pada asal sanadnya. Maksudnya satu hadis yang
diriwayatkan oleh lebih dari satu orang rawi pada asal sanadnya, kemudian
dari semua rawi itu hadis ini diriwayatkan oleh satu orang rawi saja yang
mengambil dari para rawi tersebut.
a. Hadis Sahih
Denisi hadis sahih menurut Ibnu Shalah adalah:
Dari denisi tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan
hadis sahih yaitu hadis yang sanadnya bersambung (tidak putus) dan para rawi
yang meriwayatkan hadis tersebut adalah adil dan dlabit, serta dalam matan hadis
tersebut tidak ada kejanggalan (syak) dan cacat (illah).
Untuk memudahkan dalam memahami denisi hadis sahih di atas, dapat
dijelaskan bahwa hadis sahih adalah hadis yang memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
- Hadisnya musnad. Maksudnya yaitu hadis tersebut disandarkan kepada Nabi
saw. dengan disertai sanad.
- Sanadnya bersambung. Artinya, antara rawi dari sanad hadis tersebut pernah
bertemu langsung dengan gurunya.
- Seluruh rawinya adil dan dlabih. Maksud rawi yang adil yaitu rawi yang
bertakwa dan menjaga kehormatan dirinya, serta dapat menjauhi perbuatan
buruk dan dosa besar seperti syirik, fasik, dan bidah. Adapun yang dimaksud
dengan dlabit adalah kemampuan seorang rawi dalam menghafal hadis.
- Tidak ada syadz. Artinya, hadis tersebut tidak bertentangan dengan hadis dari
rawi lain yang lebih kuat darinya.
- Tidak ada illah. Artinya, dalam hadis tersebut tidak ditemukan cacat yang
merusak kesahihan hadis.
Hadis sahih diklasikasikan menjadi dua, yaitu sahih li katihi dan sahih li
gairihi.
1) Sahih li atihi
Yaitu Hadis yang memenuhi syarat-syarat hadis sahih, seperti rawi harus
adil, rawi kuat ingatannya (dhabih), sanadnya tidak putus, matannya tidak
mempunyai cacat, dan tidak ada kejanggalan.
b. Hadis Hasan
Kata hasan berasal dari kata al-husnu yang berarti al-jamalu, yang artinya
kecantikan dan keindahan. Adapun tentang denisi hadis hasan, ada perbedaan
pendapat di kalangan para muhaddisin. Pendapat Abu Isa at-Tirmizi tentang hadis
h el h h l i h h h h l i hi l h h l i h h lh
hasan:
h l
AJ j ` b Bj j j j ajIh j? j ` `=
h l l l h l h l h
j J h g bh j j djbb
Hadis yang dalam sanadnya tidak terdapat orang yang tertuduh bohong, hadis-
nya tidak janggal, serta diriwayatkan tidak hanya dalam satu jalur rawian.
Denisi hadis hasan yang dikemukakan oleh at-Tirmizi ini masih umum dan
hampir sama denan denisi hadis sahih. Sebab, hadis sahih juga mensyaratkan
sanadnya tidak tertuduh dusta, hadisnya tidak janggal, dan tidak hanya terdapat
satu jalur rawi saja.
Denisi yang lebih jelas dan detail adalah yang dikemukakan oleh keban-
k h h h h i il h h i i l il h f l h ih hh h
yakan ulama hadis, yaitu:
J
g b g j A j j A j ^ Z
Hadis yang dinukil oleh seorang yang adil tetapi tidak begitu kuat ingatannya,
bersambung sanadnya, dan tidak terdapat cacat serta kejanggalan pada matan-
nya.
Perbedaan antara hadis sahih dan hadis hasan memang sangat sedikit dan
tipis. Bahkan sebagian ulama hadis mengatakan bahwa antara hadis sahih li gair-
ihi dan hadis hasan li zatihi adalah sama. Hal ini bisa dilihat dari denisi yang
dikemukakan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani bahwa hadis hasan adalah hadis yang
diriwayatkan oleh seorang yang adil, sanadnya bersambung, memiliki daya ingat
yang kuat, tidak terdapat illah, dan tidak syadz. Maka inilah yang disebut sahih
c. Hadis D aif
Denisi hadis daif adalah:
l i i l l h l h l i il i h l hlh lh h
jj b j Qg j j ^j A D
j
Hadis yang tidak memenuhi syarat diterimanya suatu hadis dikarenakan hilang-
nya salah satu syarat dari beberapa syarat yang ada.
Dari denisi tersebut di atas dapat dikatakan bahwa jika salah satu syarat dari
beberapa syarat diterimanya suatu hadis tidak ada, maka hadis tersebut diklasi-
kasikan ke dalam hadis d aif.
Setelah kita mempelajari pembagian hadis dari segi kuantitas dan kualitas
sanad, maka ada beberapa hal yang seharusnya kita lakukan sebagai penerapan
dari apa yang telah kita pahami antara lain.
1. Senantiasa menumbuhkan sikap selektif dalam menerima berita sebelum kita
meneliti terlebih dahulu kebenaran berita tersebut.
2. Selalu menerima kebenaran hadis mutawatir dikarenakan hadis yang termasuk
dalam kategori tersebut bersifat qati (pasti) kebenarannya. Sedangkan selain
hadis mutawatir perlu terlebih dahulu diteliti apakah sahih, hasan, atau bahkan
d aif.
E. Mari Berdiskusi
Setelah Anda mendalami materi tentang pembagian hadis dari segi kuantitas
dan kualitasnya selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman sebangku Anda
atau dengan kelompok Anda, kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan
hasil diskusi tersebut di depan kelas.
RANGKUMAN
Dari segi kuantas para ahli hadis membagi hadis menjadi dua yakni,
hadis mutawar dan hadis ahad:
1 Hadis mutawar adalah hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah orang
rawi yang mustahil melakukan kesepakatan untuk berdusta.
2 Hadis ahad yaitu hadis yang diriwayatkan oleh satu, dua, ga orang
atau lebih namun dak mencapai ngkatan mutawar. Hadis ahad
dibagi menjadi ga macam, yaitu hadis masyhur, hadis aziz, dan hadis
garib.
Sedangkan dari segi kulaitas sanad, hadis di bagi menjadi ga, sahih,
hasan dan daif:
1. Hadis sahih yaitu hadis yang sanadnya bersambung (dak putus) dan
para rawi yang meriwayatkan hadis tersebut adalah adil dan dlabit,
serta dalam matan hadis tersebut dak ada kejanggalan (syaz) dan
cacat (illah). Hadis sahih dibagi menjadi dua yaitu, sahih lidzahi dan
sahih li-gairihi.
2. Hadis hasan yaitu hadis hasan yang kriterianya sama dengan hadis
sahih hanya saja ada salah seorang rawinya yang kurang dabit. Hadis
hasan juga diklasikasikan menjadi dua, yaitu hasan lidzahi dan
hasan li gairihi.
3. Hadis daif yaitu hadis yang dak memenuhi syarat hadis sahih dan
hasan.
a. Penerapan
Bacalah denisi-denisi terkait dengan pembagian hadis baik dari segi kuantas
maupun kualitas kemudian tulis terjemahnya dalam bahasa Indonesia pada kolom
di bawahnya!
h If h h iaAbh Kh cjA Mg l i lh l h i l h l h i i h h i l i l hl h
j A j AA j A
h l hh l i hhh l h h l
h j j A i hjh AjCI
B j
j A jj A b
j
j g A j
Terjemahan
f h hh h h l h i h h i h h hh h h h lhh hl i h h h
j J aAbK Cg j Ab g j ` b `
j A aAbK
Terjemahan
l h j l h ^l i i lA D
i i jl Qg
jj bl
i h l h lh l h h
j
j j
Terjemahan
Tugas
Setelah kalian mempelajari tentang pembagian hadis dari segi kuantitas dan
kualitas, amatilah perilaku-perilaku yang mencerminkan orang yang menunjuk-
kan berpegang teguh hadis-hadis sahih dan hasan di lingkungan madrasah dan di
tempat tinggalmu!
Sumber: http://ramadhan.yellowpages.co.id
P T P Q P T P PP PP P P T Q Q P HP )
P
Q P R RP IQ P P P P R . P R G
P TP PP P P PP TP P QP P P P
P JP P R 7 T R GP P . P P P JP .R F 8 .
Q QT PQ P P P M Q P M T P P Q T Q PPP P P P PP
.8P . H* H* P R P * * F
P Q PP P P P P TP T P P P P M P P
(P 8P *P G H* 6.8* .7R R
3.5. Memahami ayat-ayat al-Quran tentang keikhlasan dalam beribadah
pada al-Anm [6]: 162-163; al-Bayyinah [98]: 5 dan hadis riwayat
P T P Q P T P PP PP P P T Q Q P HP )
P
Bukhari dari Aisyah ra.
Q P R RP IQ P P P P R . P R G
P TP PP P P Q PPP TPP P QP P P d
P JP P R 7 T R GP P . P P J R . F 8 .
Q QT PQ P P P M Q P M T P P Q T Q PPP P P P PP
.8P . H* H* P R P * * F
P Q PP P P P P TP T P P P P M P P
(P 8P *P G H* 6.8* .7R R
4.5. Mendemonstrasikan hafalan dan ar per kata ayat-ayat al-Quran
tentang keikhlasan dalam beribadah pada Surat al-Anm [6]: 162-163;
al-Bayyinah [98]: 5 dan hadis riwayat Bukhari dari Aisyah ra.
Tujuan Pembelajaran
A. Mari Renungkan
Semua amalan yang kita lakukan termasuk shalat, membaca al-Quran, ber-
zakat, menolong orang susah dan belajar perlu diniatkan ikhlas semata-ma-
ta kerana Allah Swt. Sekiranya niat kita bercampur dengan perasaan riak,
ingin dipuji, kerana pangkat, mengharapkan balasan tertentu berar kita
sudah dak rida dalam menaa Allah Swt. Kita harus ikhlas dalam beramal,
beribadah hanya untuk Allah Swt. semata.
B. Mari Mengamati
SSu
umb
ber
er: h
er: pp::///b
bllo
log
ogto
tokkw
wan
an.b
.blo
blo
log
logs
gssp
spo
pott..cco
om
Sumber:
hp://sahrudin.
wordpress.com
a. Lafaz ayat
Sebelum kita memahami secara lebih mendalam tentang kandungannya,
marilah kita baca dengan baik dan benar QS. Al-Anam [6]: 162 163 berikut
h h h h hh lA Bk Kh j j h h bh d ih h h li
ini.
l hh
l
j j j j
h h Z b h i
j h b j
i `j?
h l
l l i h h i l h h ih
i
j j A ^b= b Dj= j jb
b. Ar Kosa Kata/Kalimat (Mufradat)
TERJEMA- TERJEMA-
LAFAL LAFAL
HAN HAN
hanyalah
Katakanlah
untuk Allah,
Tuhan selu-
(Muham-
ruh alam mad)
dak ada
sekutu bagi-
sesungguh-
nya salatku
Nya
dan demiki-
anlah dan iba-
dahku
yang diper-
intahkan hidupku
kepadaku
pertama-
tama ber-
serah diri
dan maku
(muslim)
c. Terjemah
"Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan mati-
ku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya; dan
demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-
tama berserah diri (muslim). (QS. Al-Anam [6]: 162 163)
a. Lafaz ayat
Sebelum kita memahami secara lebih mendalam tentang kandungannya,
hh h h i h k ih h l l i h lh l i i hh
marilah kita baca dengan baik dan benar QS. al-Bayyinah [98]: 5 berikut ini.
i i h h
CA Ajb ; i i
j A j j Z A Abj j? Abj= b
h k hl i h h h h i l ih
jj A jI j Jb CA Ab
TERJEMA- TERJEMA-
LAFAL LAFAL
HAN HAN
mereka
yang lurus dak dipe-
rintah
melak- kecuali
sanakan
menyembah
salat Allah
dan menun-
aikan zakat
dengan
ikhlas
semata
agama yang
lurus
karena
(menjalan-
kan) agama
a. Terjemahan ayat
Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah Swt. dengan ikhlas menaa-
ti-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan
salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).
(QS. al-Bayyinah [98]: 5)
b. Penjelasan ayat
Surat al-Bayyinah merupakan surat ke 98 yang terdiri atas 8 ayat. Surat ini ter-
masuk surat madaniyyah karena diturunkan setelah Nabi saw. hijrah ke Madinah.
al-Bayyinah berarti bukti yang nyata. Isi pokok dari surat al-Bayyinah adalah
tentang pernyataan ahli kitab dan orang musyrik bahwa mereka akan tetap sampai
datang Nabi yang dijanjikan Tuhan. Setelah Nabi Muhammad saw. datang dengan
membawa bukti nyata, mereka terbagi dua, ada yang beriman dan ada yang tetap
dalam kekufuran.
Adapun kandungan surat al-Bayyinah ayat 5 adalah sebagai berikut:
1. Perintah untuk beribadah kepada Allah Swt. dan menaati ajaran Allah Swt.
dengan lurus (tidak bercampur dengan riya dan syirik). Seseorang yang
melaksanakan ibadah, tetapi masih mempercayai adanya kekuatan selain
Allah Swt., seperti mempercayai dukun atau benda benda yang dianggap
keramat maka orang tersebut dikatakan musyrik.
2. Sebagai seorang Muslim, wajib hukumnya untuk mendirikan shalat lima waktu
dalam sehari semalam, shalat ini sangat besar artinya, karena merupakan tiang
Dengan demikian, segala bentuk ibadah yang telah diperintahkan oleh Allah
Swt., baik itu shalat, puasa, atau zakat, haruslah disertai kerelaan dan keikhlasan
hanya kepada Allah Swt. Dengan keikhlasan dalam beribadah, menjadikan ma-
nusia selalu ingat pada Allah Swt. dan menjalankan segala perintahNya dalam
kehidupan sehari hari.
3. Hadis
a. Lafad Hadis
Sebelum kita memahami secara lebih mendalam tentang kandungannya,
i_i h `h h h h bh jlhh A h h hl h i h j h h h h l h
marilah kita baca dengan baik dan benar hadis berikut ini.
i h jA j `= A K j
h h
i Kh h A i h l h jh i h h l
l hh h iah h h h h h h h lA
jA ^
hl i h h h h h h h h h j h l h l h h h h h h i j h h l jh h
`= j = = ^ h b jJ j _ A h b
d. Penjelasan Hadis
Hadis tersebut menjelaskan betapa Rasul saw. yang tidak memiliki kesalahan
dan dosa karena beliau masum, masih senantiasa melaksanakan ibadah shalat
malam bahkan sampai bengkak-bengkak kakinya. Beliau adalah teladan kita, in-
san ciptaan Allah Swt. yang paling mulia. Dasar beliau melaksanakan ibadah yang
sedemikian itu, bukanlah mengharap pujian, beliau melaksanakan dengan dasar
ikhlas hanya untuk mencari keridaan Allah Swt. Semata, dan sebagai ekspresi
rasa syukur kepada Allah Swt.
Menurut pengarang kitab Manazilus-Sairin, ikhlas itu ada tiga derajat, yaitu :
1. Tidak melihat amal sebagai amal, tidak mencari imbalan dari amal dan tidak
Rasul saw. telah meneladani kita yang sedemikian indah, karenanya kita su-
dah selayaknya untuk meniru yang dilakukan Rasul saw. yang telah diampuni
dosa yang telah lalu maupun yang akan datang saja beribadah sedemikian ikhlas,
kita yang tidak ada jaminan ampunan dosa seharusnya melebihi atau paling tidak
menirunya.
Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan sebagai penghayatan dan pengama-
lan QS al-Bayyinah [98]: 5 sebagai berikut.
1. Senantiasa beribadah kepada Allah Swt., dan menaati ajaran agama.
2. Selalu melaksanakan salat lima waktu sehari semalam.
3. Selalu menuanaikan zakat.
Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan sebagai penghayatan dan pengama-
lan hadis tentang keikhlasan dalam beribadah sebagai berikut.
1. Senantiasa beribadah kepada Allah Swt. secara ikhlas.
2. Senantiasa tidak mengingat amalan baik yang telah diperbuat karena terkadang
akan menimbulkan kemalasan dalam beribadah.
3. Selalu bersyukur kepada Allah Swt. atas segala nikmat yang Dia berikan.
RANGKUMAN
I. Penerapan
Bacalah ayat al-Quran berikut dengan benar, kemudian berilah tanda centang ( )
pada kolom di bawah ini sesuai kemampuan yang kamu miliki dengan jujur!
h l h h h h hl k h h h bh d
h h Z l hh iih h ` ? l i
j
j A B
j K j j
j bh jh b j i j
l i
h l jl i A ^b = hbh D i jl = jh bh i h
j j
Kemampuan
Kurang
membaca Sangat lancar Lancar Sedang Tidak Lancar
Lancar
surah al-
Anaam [6]:
162-163
c. Uraian
1. Jelaskan kandungan QS. Al-Anam ayat 162-163!
2. Jelaskan pengertian ikhlas dalam beribadah!
3. Jelaskan pengertian ibadah!
4. Jelaskan kandungan QS. Al-Bayyinah ayat 5!
5. Jelaskan shalat malamnya Nabi saw.!
Tugas
Ahmad, al-Hajj, Yusuf. Al-Quran Kitab Sains dan Medis. Terj. Kamran Asad
Irsyadi. Jakarta: Grando Khazanah Ilmu, 2003.
CD Maktabah Syamilah.
CD Mausuah al-Hadis al-Hadis al-Syarif al-Kutub al-Tisah.
Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta: CV Waladara,
2006.
Az-ahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Beirut: Darul Qalam, Tth.
Fatchurrahman. Ikhtisar Musthalahul Hadis. Bandung: PT Maarif, 1974.
Hasan, Ali. Masail Fiqhiyah al-Hadisah. Jakarta: PT Grando Persada, 2003.
Hassan, A. Qadir. Ilmu Musthalah Hadis. Bandung: Diponegoro, 2007.
Al-Jazairiy, Syaikh Abu Bakar, Aisiru Tafasir Kairo-Mesir: Dar El Hadith, 1427
H.
Katsir, Ibnu. Tafsir Al-Quranul Adzim. Beirut-Lebanon: Dar Al-Kutub Al Ilmi-
yah, 1427 H.
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa. Tafsir Al Maraghiy. Beirut: Dar El Fikr, T th.
Al-Qaradawi, Yusuf. Sunnah, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban. Terj. Abad
Badruzzaman. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 2001.
Al-Qaththan, Manna. Mabahis Ulum Al Quran, Beirut: Dar el Fikr, T th
Shihab, Quraish, M. Membumikan al-Quran. Bandung: Mizan, 2004.
____________. Wawasan al-Quran. Bandung: Mizan, 2001.
Al-Suyuthi. Al-Itqan Ulum Al Quran. Beirut: Dar al Fikr, T th.
Zainuddin, M. Filsafat Ilmu Perspektif Pemikiran Islam. Jakarta: Lintas Pustaka,
2006.
Zakie al-Kaf, Abdullah. Etika Islami. Bandung: Pustaka Setia, 2002.
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................