UKP
F.5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak
Menular
Disusun oleh :
Pembimbing :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan
menular yaitu Buerger Disease. Penulisan laporan kasus ini dibuat sebagai salah satu
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini terdapat banyak
kekurangan, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan
dokter pembimbing, akhirnya penyusunan laporan kasus ini dapat terselesaikan. Untuk
itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dr. Edy Santoso selaku
pembimbing dalam penyusunan laporan kasus ini dalam memberikan motivasi, arahan,
serta saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama proses penyusunan.
Terima kasih pula yang sebesar-besarnya kepada sejawat internship dr. Ritma Inggrid,
dr. Muh Dwi Rosid dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit ini pertama kali diperkenalkan oleh Felix von Winiwarter pada tahun
endophlebitis with gangrene of the feet . Kemudian pada tahun 1908, Leo Buerger
yang ditandai oleh fenomena oklusi pembuluh darah, infl amasi segmental
pembuluh darah arteri dan vena berukuran kecil dan sedang yang dapat melibatkan
datang dengan keluhan yang sangat mirip dengan penyakit trombosis dan radang
Asia Selatan, Asia Tenggara, Asia Timur dan Eropa Timur. Di Amerika Utara
ditemukan pada 8-12,6 per 100.000 orang tiap tahun. Lebih banyak pada laki-laki,
I.3. Tujuan
I.4. Manfaat
disease.
LAPORAN KASUS
Umur : 58 tahun
Status : Menikah
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
II.2. Anamnesis
Pasien dan anak pasien tanggal 28 Juli 2017 di IGD Puskesmas Mandiraja II
Status lokalis :
II.4. Assesment
Diagnosis kerja : Buerger disease
Diferensial Diagnosis :
Raynoud
Gangren Diabetik
II.5. Planning
- Farmakologi
Oral :
o Antibiotik
- Non Farmakologi
o Berhenti merokok
o Rujuk SpB
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Penyakit Buerger atau Tromboangitis Obliterans (TAO) adalah penyakit oklusi
kronis pembuluh darah arteri dan vena yang berukuran kecil dan sedang. Terutama
pembuluh darah arteri dan vena ini bersifat segmental pada anggota gerak dan jarang
terjadinya obstruksi pada pembuluh darah tangan dan kaki. Pembuluh darah mengalami
faktor utama onset dan progresifi atas penyakit ini. Hipersensitivitas seluler penderita
penyakit Buerger meningkat setelah pemberian injeksi ekstrak tembakau. Selain itu
tipe I dan tipe III, antibodi terhadap elastin pembuluh darah.2-7 Pada penyakit ini
kadar molekul adhesi, dan sitokin yang berperan terhadap proses inflamasi.Faktor
Bw5 atau HLA-B8, B35, dan B40 pada penderita Eropa dan Asia Timur.
perubahan patologis : (a) otot menjadi atrofi atau mengalami fibrosis, (b) tulang
mengalami osteoporosis dan bila timbul gangren maka terjadi destruksi tulang yang
berkembang menjadi osteomielitis, (c) terjadi kontraktur dan atrofi, (d) kulit menjadi
atrofi, (e) fibrosis perineural dan perivaskular, (f) ulserasi dan gangren yang dimulai
DIAGNOSIS
terjadi secara perlahan, dimulai pada ujung-ujung jari tangan atau jari kaki dan
jaringan). Sekitar 40% penderita juga mengalami peradangan vena (terutama vena
penyakit oklusi arteri distal yang mengenai arteri plantaris atau tibioperonea.
ekstremitas distal : jari, tumit, tangan, kaki, menjadi putih jika terkena suhu
Pada penyumbatan yang lebih berat, nyerinya lebih hebat dan berlangsung lebih
lama.
Nyeri istirahat iskemik timbul progresif dan bisa mengenai tidak hanya jari
kaki, tetapi juga jari tangan dan jari yang terkena bisa memperlihatkan tanda
sianosis atau rubor, bila bergantung. Sering terjadi radang lipatan kuku dan
akibatnya paronikia. Infark kulit kecil bisa timbul, terutama pulpa falang distal
Pada perabaan, kulit sering terasa dingin. Selain itu, pulsasi arteri yang rendah
superfisialis dapat terjadi beberapa bulan atau tahun sebelum tampaknya gejala
Fase akut menunjukkan kulit kemerahan, sedikit nyeri, dan vena teraba sebagai
bawah kulit. Kelainan ini sering muncul di beberapa tempat pada ekstremitas
tersebut dan berlangsung selama beberapa minggu. Setelah itu tampak bekas
yang berbenjol- benjol.Tanda ini tidak terjadi pada penyakit arteri oklusif, maka
gangrene terjadi pada fase yang lebih lanjut dan sering didahului dengan udem dan
dicetuskan oleh trauma. Daerah iskemia ini sering berbatas tegas yaitu pada ujung jari
kaki sebatas kuku. Batas ini akan mengabur bila ada infeksi sekunder mulai dari
Perjalanan penyakit ini khas, yaitu secara bertahap bertambah berat. Penyakit
berkembang secara intermitten, tahap demi tahap, bertambah falang demi falang, jari
demi jari. Datangnya serangan baru dan jari mana yang bakal terserang tidak dapat
diramalkan. Morbus buerger ini mungkin mengenai satu kaki atau tangan, mungkin
keduanya. Penderita biasanya kelelahan dan payah sekali karena tidurnya terganggu
Ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan kriteria diagnosis walaupun kriteria
tersebut kadang-kadang berbeda antara penulis yang satu dengan yang lainnya.
Beberapa hal di bawah ini dapat dijadikan dasar untuk mendiagnosis penyakit Buerger
c. Perokok berat
nyeri iskemik bagian distal saat istirahat dan atau ulkus iskemik pada tumit, kaki atau
jari-jari kaki. Penyakit Buergers juga harus dicurigai pada penderita dengan satu atau
a. Jari iskemik yang nyeri pada ekstremitas atas dan bawah pada laki-laki dewasa
b. Klaudikasi kaki
c. Tromboflebitis superfisialis berulang
d. Sindrom Raynaud
Pada pasien dengan ulkus kaki yang dicurigai Tromboangitis Obliterans, Allen test
sebaiknya dilakukan untuk mengetahui sirkulasi darah pada tangan dan kaki.
Pemeriksaan lain yang dapat dikerjakan adalah Allens test, untuk menilai aliran arteri
radialis dan arteri ulnaris. Hasil abnormal menunjukan adanya sumbatan pada arteri
distal dan menunjukan keterlibatan ekstremitas atas. Ini dapat digunakan untuk
Ada pula sistem skoring dari Papa untuk membantu penegakkan diagnosis
Kriteria +1 +2
Usia onset 30-40 tahun <30 tahun
Klaudikasio intermiten Ada riwayat Ada saat pemeriksaan
kaki
Ekstremitas atas Asimptomatik Simptomatik
Tromboflebitis Ada riwayat Ada saat pemeriksaan
superficial migrans
Fenomena Raynaud Ada riwayat Ada saat pemeriksaan
Angiografi, biopsi Khas untuk salah satu Khas untuk keduanya
Kriteria -1 -2
Usia onset 45-50 tahun >50 tahun
Jenis kelamin, kebiasaan Wanita Tidak merokok
merokok
Lokasi 1 ekstremitas Tidak ada ekstremitas
yang terlibat
Hilangnya pulsasi Brakial Femoral
Artiosklerosis, DM, Terdiagnosis dalam 5-10 Terdiagnosis dalam 2-5
hipertensi, hiperlipidemi tahun kemudian tahun kemudian
0-1 diagnosis Buergers disease tersingkirkan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
penyakit Buerger. Tidak seperti penyakit vaskulitis lainnya, reaksi fase akut (seperti
angka sedimen eritrosit dan level protein C reaktif) pasien penyakit Buerger adalah
normal.
vaskulitis termasuk didalamnya adalah pemeriksaaan darah lengkap; uji fungsi hati;
determinasi konsentrasi serum kreatinin, peningkatan kadar gula darah dan angka
sindrom dan scleroderma dan screening untuk hiperkoagulasi, screening ini meliputi
dianjurkan
corkscrew dari arteri yang terjadi akibat dari kerusakan vaskular, bagian kecil arteri
tersebut pada bagian pergelangan tangan dan kaki. Angiografi juga dapat menunjukkan
oklusi (hambatan) atau stenosis (kekakuan) pada berbagai daerah dari tangan dan kaki.
Penurunan aliran darah (iskemi) pada tangan dapat dilihat pada angiogram. Keadaan
ini akan memgawali terjadinya ulkus pada tangan dan rasa nyeri.
penyakit ini, yaitu dengan mengetahui kecepatan aliran darah dalam pembuluh darah.
Pada pemeriksaan histopatologis, lesi dini memperlihatkan oklusi pembuluh darah oleh
trombus yang mengandung PMN dan mikroabses; penebalan dinding pembuluh darah
secara difus. LCsi yang lanjut biasanya memperlihatkan infiltrasi limfosit dengan
rekanalisasi.
Magnetic resonance imaging (MRI) dalam diagnosis dan diagnosis banding dari
DIAGNOSIS BANDING
aterosklerotik. Keadaan terakhir ini jarang mengenai ekstremitas atas. Penyakit oklusi
kaki.
PENATALAKSANAAN
dan total. Ini cukup efektif dalam sebagai terapi. Selain itu terapi lain belum disetujui
sbagai konsesus sebagi pilihan terapi. Terapi suportif antara lain meliputi:
Menghidari duduk atau berdiri pada satu posisi dalam waktu lama
Gunakanlah alas kaki yang dapat melindungi untuk menghindari trauma kaki dan
Lakukanlah perawatan lebih awal dan secara agresif pada lula-luka ektremis
B. Terapi medikametosa
Cilostazol, suatu inhibitor fosfodiester dengan efek vasodilatasi dan anti platelet,
sepenuhnya jelas.
jika dicurigai penyakit ini disebabkan sensitifitas dari komponen nikotinn dari
pengurangan iskemik progresif dan oleh karena itu semua produk tembakau
seharusnya dihentikan.
C. Terapi Bedah
maksimum bagi jari atau ekstremitas, dan kadang-kadang simpatektomi lumbalis bagi
Revaskullarisasi Arteri
Revaskularisasi arteri pada pasien ini juga tidak mungkin dilakukan sampai
terjadi penyembuhan pada bagian yang sakit. Keuntungan dari bedah langsung
(bypass) pada arteri distal juga msih menjadi hal yang kontroversial karena angka
bebrapa iskemik pada pembuluh darah distal, bedah bypass dengan pengunaan
Simpatektomi
Dikatakan simpaktektomi dapat mencegah amputasi. Simpatektomi dapat
penyembuhan luka ulkus pada pasien penyakit buerger tersebut, tetapi untuk
ganglion simpatik, yaitu Th12, L1 dan L2. Dengan ini efek vasokonstriksi akan
dihilangkan dan pembuluh darah yang masih elastis akan melebar sehingga kaki
Amputasi
Terapi bedah terakhir untuk pasien penyakit Buerger (yaitu pada pasien yang
BAB IV
4.1 SIMPULAN
Penyakit Buerger merupakan penyakit pembuluh darah nonaterosklerotik
dengan prevalensi paling banyak di negara-negara Timur Tengah, Asia Selatan, Asia
Tenggara, Asia Timur dan Eropa Timur, lebih banyak pada laki-laki, dan sering
akibat oklusi pembuluh darah yang mengakibatkan gangren atau kerusakan jaringan
sehingga perlu diamputasi, oleh karena itu sangat diperlukan diagnosis dini dan akurat.
Penyakit ini merupakan penyakit tidak menular dan dapat dicegah dengan cara
4.2 SARAN
Perlu dilakukan penyuluhan tentang Buerger disease untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang faktor risiko merokok yang erat kasitnya dengan
Buerger disease sehingga menurunkan angka kesakitan penyakit ini.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1. Lazarides MK, Georgiadis GS, Papas TT, Nikolopoulos ES. Diagnostic Criteria
and Treatment of Buergers Disease: A Review. Int J Low Extrem Wounds
2006;5(2):89-95.
2. Olin JW. Thromboangiitis obliterans (Buergers disease). N Engl J Med
2000;343(12):864-9
3. Sjamsuhidajat.R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu bedah, Edisi 2, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 2005.
4. Schwartz, Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah , Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta,2000.
5. De Haro J, Acin F, Bleda S, Varela C, Esparza L.Treatment of thromboangiitis
obliterans (Buergers disease) with bosentan. BMC Cardiovasc Disord
2012;14(12):1-7. 5.
6. Vijayakumar A, Tiwari R, Prabhuswamy VK. Thromboangiitis obliterans
(Buergers disease)-current practices. Int J Infl am 2013;2013:1-9.