1. Pendahuluan
Larutan : Campuran antara dua zat atau lebih yang
serba sama ( homogen), dan merupakan fasa tunggal.
Jenis larutan :
Larutan Bineri : Campuran 2 zat
Laruatan Terneri : Campuran 3 zat
Larutan Kuarterneri : Campuran 4 zat
Larutan Terdiri dari :
1. Pelarut : Jumlahnya relatif lebih besar
2. Zat terlarut : jumlahnya relatif lebih kecil
Hubungan kelarutan
Kelarutan adalah nilai batas kemampuan pelarut dalam
volume tertentu (biasanya 1 dm3 ) untuk
melarutkan zat terlarut pada suhu 25oC,
tekanan 1 atm yang menghasilkan larutan yang
homogen.
1
Konsentrasi adalah jumlah zat terlarut dalam larutan
atau dalam pelarut pada volume atau berat
tertentu.
beratzatterlarut
ppm x106
beratlaru tan
1 ppm = 1 mg/kg
nA nB
XA dan XB
nA nB n A nB
Hubungan fraksi mol kedua zat dalam larutan ,
berlaku : XA + X B = 1
BE = BM , maka
n
N = n x Berat zat terlarut
BM x Vol. Larutan
N = n x M
V 1 M1 = V2 M 2
(V1M 1 ) (V2 M 2 )
Mb
(V1 V2 )
Dik: V1 = volume larutan sebelum pengenceran
V2 = Volume larutan setelah pengenceran
M1 = Konsentrasi larutan sebelum pengenceran
M2 = Konsentrasi larutan setelah pengenceran
4
2.larutan Ideal
Larutan ideal adalah larutan yang gaya tarik menarik antara
molekul terlarut dan pelarutnya sama dengan
gaya tarik menarik antara molekul terlarut atau
molekul pelarutnya masing-masing
Uap
T, P0
Gambar 1a.
P
Uap
T, P P
Gambar 1b.
Tekanan Uap larutan
larutan
Diketahui :
Po = Tekanan uap pelarut murni
P = Tekanan uap larutan
Ternyata : P < Po
p Bila:
x2 = 0, maka p = p0
P0 x2 bertambah, maka p turun
x2 0 , tekanan mendekati
garis putus-putus (garis ideal)
0 x2 1
Gambar 2. Tekanan uap sebagai fungsi x2
p = x p0 (Hukum Raoult)......................(1)
Larutan ideal =
memenuhi hukum Raoult pada semua
rentang konsentrasi.
Larutan nyata = menyimpang dari hukum Raoult namun
dapat memenuhi hukum Raoult jika
larutannya sangat encer ( Konsentrasi terlarut 0)
p = (1 - x) p0 karena x + x2 = 1
p = x2 p0 .....................................(2)
Jika zat terlarut ada beberapa zat.
2 - x = x2 + x3 + x4 + ..................
maka :
p = (x2 + x3 + x4 + ......) p0
2. Sifat Larutan
Jika suatu zat terlarut yang tidak mudah menguap dilarutkan
ke dalam pelarut murni , maka sifat larutan itu berbeda dari sifat
pelarut murninya. Perbedaan ini dapat dijelaskan melalui hukum
sifat koligatif. Ada empat macam sifat koligatif larutan, yaitu
1. Penurunan Tekanan Uap
2. Kenaikan Titik didih
3. Penurunan titik Beku
4. Tekanan Osmosis
Sifat koligatif adalah sifat larutan yang
Tidak bergantung pada sifat dan jenis zat terlarut
tetapi.
Bergantung pada jumlah molekul zat terlarut relatif
terhadap jumlah total molekul.
p0 p = p0 xp0
P = ( 1 - x ) p0
P = x2p0 .......................(3)
cair
P
a
padat larutan
b
Gas
T
Tb T bo Tdo Td
Gambar 3
Kenaikan titik didih dan titik beku
Td = Kd m .................................(5)
Diketahui :
2
MRT o
Kd
1000H uap
Dimana :
Kd = Tetapan kenaikan titik didih ( der. kg/mol)
m = molalitas (mol/ kg)
M = Berat molekul (gr/mol)
R = Tetapan gas ideal (kalori/mol K)
o
T = Titik didih pelarut (K)
Huap = Kalor penguapan (kalori/mol)
Untuk air :
M = 18,016 gr mol-1
T0 = 273,15 K
Huap = 1436,3 kal mol-1
Maka:
(18,016)(1,987)(273,15) 2
Kb 1,860 K .kg.mol 1
1000(1436,3)
4. Tekanan Osmosis
Osmosis adalah suatu proses mengalirnya pelarut ke
dalam larutan melalui membran semi permiabel
10
CT
atau
k (tetap)
CT
Karena konsentrasi berbanding terbalik dengan volume, maka untuk n
mol zat terlarut berlaku :
V
k (tetap )
nT
V = nRT
= n/V RT
= M RT
11