EVAPORASI
BAB I PENDAHULUAN
Evaporasi adalah proses pengentalan larutan dengan cara mendidihkan atau
menguapkan pelarut. Di dalam pengolahan hasil pertanian proses evaporasi bertjuan untuk
meningkatkan larutan sebelum proses lebih lanjut, memperkecil volume larutan, menurunkan
aktivitas air (Praptiningsih, 1999).
Evaporasi didasarkan pada proses pendidihan secara intensif yaitu pemberian panas ke dalam
cairan, pembentukan gelembung-gelembung (bubbles) akibat uap, pemisahan uap dari cairan,
dan mengkondensasikan uapnya. Evaporasi atau penguapan juga dapat didefinisikan sebagai
perpindahan kalor ke dalam zat cair mendidih (Warren L. Mc Cabe, 1999).
1. Interface evaporation, yaitu proses dimana air akan berubah menjadi uap air
(gelembung) dipermukaan.
2. Vertical vapour transfers, merupakan perpindahan lapisan yang kenyang dengan uap
air dari interface ke uap (atmosfer bebas) (Maziyyah, 2015).
Suhu evaporasi berpengaruh pada kecepatan penguapan. Makin tinggi suhu evaporasi
maka penguapan yang terjadi semakin cepat. Namun, penggunaan suhu yang tinggi dapat
menyebabkan beberapa bahan yang sensitive terhadap panas mengalami kerusakan.
Untuk memperkecil resiko kerusakan tersebut maka suhu evaporasi yang digunakan harus
rendah. Suhu evaporasi dapat diturunkan dengan menurunkan tekanan evaporator.
2. Lama Evaporasi
Makin tinggi suhu evaporasi maka penguapan yang terjadi semakin cepat. Semakin lama
evaporasi yang terjadi maka semakin banyak zat gizi yang hilang dari bahan pangan.
Suhu evaporasi seharusnya dilakukan serendah mungkin dan waktu proses juga dilakukan
sesingkat mungkin (Wirakartakusumah, 1989)
3. Luas permukaan
Dengan lebih luasnya permukaan bahan maka semakin luas pula permukaan bahan
pangan yang berhubungan langsung dengan medium pemanasan dan lebih banyak air
yang dapat keluar dengan cepat dari bahan makanan sehingga evaporasi semakin cepat.
Semakin cepat evaporasi yang terjadi maka semakin banyak air dan bahan pangan
sensitive panas yang hilang dari bahan pangan.
Jenis bahan juga mempengaruhi teknik evaporasi yang digunakan. Seperti halnya pada
pembuatan sari buah yang sangat pekat yang cepat sekali meningkat viskositasnya ketika
dipanaskan, sehingga diperlukan perlakuan khusus untuk menurunkan kekentalannya
misalnya dengan menggunakan teknik ultrasonic. Sebagian jenis makanan ada yang
mengandung komponen yang sangat korosif terhadap permukaan alat penukar panas,
sehingga sebaiknya menggunakan bahan dari stainless steel dalam pembuatan alat
evaporasi (Wirakartakusumah, 1989). Makin tinggi viskositas cairan, tingkat sirkulasi
akan menurun, sehingga menurunkan koefisien transfer panas. Hal ini akan menghambat
proses penguapan. Selama proses evaporasi viskositas larutan akan mengalami kenaikan
karena meningkatnya konsentrasi.
5. Adanya kerak
Selama proses evaporasi adanya padatan yang tersuspensi dalam cairan akan
menimbulkan kerak pada evaporator. Adanya kerak tersebut menyebabkan koefisien
transfer panas mengalami penurunan sehingga proses penguapan terhambat.
BAB II SPESIFIKASI ALAT
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah
pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Evaporator mempunyai dua prinsip
dasar, untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk dari
cairan.Evaporator umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar panas,
bagian evaporasi (tempat di mana cairan mendidih lalu menguap), dan pemisah untuk
memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke dalam kondenser (untuk
diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya
Submerged combustion evaporator adalah evaporator yang dipanaskan oleh api yang
menyala di bawah permukaan cairan, dimana gas yang panas bergelembung melewati
cairan.
Direct fired evaporator adalah evaporator dengan pengapian langsung dimana api dan
pembakaran gas dipisahkan dari cairan mendidih lewat dinding besi atau permukaan untuk
memanaskan.
Steam heated evaporator adalah evaporator dengan pemanasan stem dimana uap atau uap
lain yang dapat dikondensasi adalah sumber panas dimana uap terkondensasi di satu sisi
dari permukaan pemanas dan panas ditranmisi lewat dinding ke cairan yang mendidih.
Evaporator merupakan alat yang berfungsi untuk mengekstrak suatu bahan dengan perlarut
polar maupun non polar sehingga dihasilkan ekstrak murni dari bahan tersebut. Prinsip alat ini
yaitu menguapkan pelarut polar atau non polar yang diletakkan dalam labu sehingga
menyisakan ekstrak. Evaporator dari rangkaian alat-alat yaitu :
Prinsip kerja dari mesin ini adalah tanpa pemanasan langsung, suhu bias diatur sesuai dengan
keinginan. Penggunaan suhu rendah disertai dengan vakum, akan menjaga nutrisi / gizi produk
tidak hilang atau rusak. Mesin evaporator ini menggunakan tabung double jacket, sehingga
panas tidak berhubungan langsung dengan produk, melainkan melalui perantara (medium) air.
Mesin evaporator vakum bias digunakan untuk produk : minyak (VCO), susu, madu dan produk
cair lain yang ingin dikurangi kadar airnya.
BAB III KESIMPULAN ALAT
3.1 Kesimpulan
Kelompok : 10
Praptiningsih, Yulia. 1999. Buku Ajar Teknologi Pengplahan. FTP UNEJ : Jember.
Wirakartakusumah, dkk. 1989. Peralatan dan Unit Proses Industri Pangan. PAU Pangan
dan Gizi : IPB Bogor.
.