Anda di halaman 1dari 4

I.

Rangkuman Kasus
Pasien laki-laki berusia 20 tahun datang ke poli kulit dengan keluhan gatal-
gatal pada kulit kepala dan punggung. Keluhan ini sudah pasien rasakan sejak
3 bulan yang lalu. Gatal hilang timbul. Pasien sudah berobat ke dokter dan
mendapat obat oles betasone, gatal mereda namun masih merah. Pasien
menyatakan tidak mempunyai riwayat alergi, sakit asma maupun riwayat alergi
di keluarga disangkal oleh pasien. Pasien adalah mahasiswa, pasien
menyatakan teman-teman pasien tidak ada yang mengeluhkan gejala serupa.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik, kesadaran CM,
tanda-tanda vital dalam keadaan baik. Pada pemeriksaan dermatologi
didapatkan plak eritem sengan skuama tersebar di kulit kepala dan punggung.
Diagnosis dokter adalah Psoriasis Vulgaris.

II. Masalah yang Dikaji


Bagaimanakah terapi pasien dengan psoriasis vulgaris?

III.Analisis Masalah
Psoriasi merupakan penyakit kulit kronis yang ditandai dengan plak merah dan
skuama putih. Psoriasis dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya.
Pengobtan psorisis menggunakan topikal steroid masih digunakan hingga saat
ini bersamaan dengan terapi adjuvant menggunakan analog vitamin D,
tazarotene dan calcineurin inhibitor. Steroid bekerja dengan cara mengikat
reseptor glucocorticoid dan mencegah transkripsi dari AP-1 dan NF dependent
genes termasuk IL-1 dan TNF alfa. Pengobatan menggunakan steroid sangat
efektif danum untuk pengobatan jangka pendek selama 2-4 minggu.
Sampai saat ini, pengobatan yang dapat menekan psoriasis antara lain
metrotrexate, ciclosporin dan retinoid. Beberapa terapi tersebut dapat
meringankan gejala psoriasis. Penelitian terbaru mengenai pengobatan
psoriasis melibatkan jalur imunologi sebagai sasaran terapi. Penelitian ini
mengembangkan obat yang dapat menekan imun yang menyebabkan timbulnya
gejala psoriasis. Obat-obatan biologis memiliki efek samping yang lebih
rendah dan lebih efektif.
Psoriasis merupakan penyakit radang kulit yang kronis dimana melibatkan sel
dendrit, limfosit T, makrofag, netrofil, dan keratinosit yang menginisiasi lesi di
permukaan kulit. Adanya antigen dan respon imunologis akan mengeluarkan
sel-sel seperti Th-1, Th-2 dan Th-17. Proses tersebut memicu keluarnya sitokin.
IFN-, TNF- dan IL-2 meningkatkan proliferasi keratinosit. TNF-
meningkatkan jumlah molekul yang berespon terhadap inflamasi sehingga lesi
akan berkembang. IL-2 merupakan stimulator T sel namun tidak mempunyai
kemampuan untuk menghasilkan sitokin atau kemokin yang membawa limfosit
ke sel inflamasi. IL-23 merupakan sitokin yang mempunyai peran dalam
patogenesis psoriasis.
Obat-obat yang digunakan sebagai terapi psoriasi antara lain:

Pengobatan psoriasi terbaru terdiri dari fusi protein dan antibodi monoklonal
yang secara spesifik mentargetkan T cells atau infamatory cytokines dengan
cara menghambat atau memodulasi sistem imun spesifik. Obat-obatan biologis
aman bagi organ tubuh dan meminimalisir efek samping. Pengobatan ini
digunakan untuk kasus psoriasis berat, beberapa literatur menyebutkan
psoriasis sedang hingga berat, namun menjadi pilihan terakhir karena harganya
yang cukup mahal. Pasien dengan psoriasis yang tidak membaik dengan
pengobatan topikal, fototerapi, atau obat-obatan sistemik konfensional
menunjukkan hasil yang signifikan ketika mendapat treatment biologis.
Obat biologis dapat diklasifikasikan menjadi dua kategoris berdasarkan
mekanisme, yaitu menekan aktivasi T cells dan sitokin target.
1. Anti TNF-, menangkap TNF- dan memblok aktivitas TNF-
sehingga interaksi antara sel imun dan keratinosit akan berkurang
2. Antisitokin, menekan interleukin sehingga agen inflamasi yangmenjadi
sebab psoriasis dapat ditekan
3. Anti-T cells, merupakan inhibisi aktivasi sel T dengan CD2 sehingga
sinaps imunologis dapat dicegah. Selain itu anti-T cells dapat
menginhibisi proliferasi dan aktivasi T-cells dengan cara menginhibisi
ikatan LFA-3 dengan CD2. Anti-T cells mengurangi jumlah memori T
cells dan sel CD4+ dan CD8+ dalam darah dan anti-T cells mengurangi
ekspresi INF- , IL-8, IL-23 pada jaringan psoriasis.
4. Pengobatan natural. Polifenol merupakan molekul organik yang
berfungsi sebagai antioksidan. Beberapa penelitain percaya bahwa
insufisiensi intake dari antioksidan berkontribusi untuk timbulnya
psoriasis. Kulit pada orang dengan psoriasis mengadung banyak radikal
hydroxyl dan nitrit oksida. Dalam hal ini polifenol berfungsi sebgai
anti-inflamasi dan anti-proliferatif.

IV. Kesimpulan
Pengbatan psoriasis semakin berkembang dari tahun ke tahun namun tidak ada
diantara pengobatan tersebut yang sempurna. Proses patologis dari psoriasis itu
sendiri tidak dapat disembuhkan dengan obat. Penelitain terbaru telah
mengembangkan obat biologis terbaru yang memiliki efek samping yang lebih
ringan dan dapat digunakan jangka panjang. Penelitian untuk pengobatan
psoriasi sekarang fokus pada proses imunologis yang mencetuskan psoriasis itu
sendiri. Efektivitas maupun keamanan jangka panjang belum dibuktikan secara
menyeluruh, disamping harga obat biologis itu sendiri yang sangat mahal.

V. Referensi
Sarah Dubois Declercq and Roxane Pouliot, Promising New Treatments
for Psoriasis, The Scientific World Journal, vol. 2013, Article ID 980419,
9 pages, 2013. doi:10.1155/2013/980419
Tian S, Krueger JG, Li K et al. Meta-analysis derived (MAD)
transcriptome of psoriasis defines the core pathogenesis of
disease. PLoS One 2012;7:e44274. doi:10.1371/journal.pone.0044274

G. Martin, S. Guerard, M. M. Fortin et al., Pathological crosstalk in vitro


between T lymphocytes and lesional keratinocytes in psoriasis: necessity
of direct cell-to-cell contact, Laboratory Investigation, vol. 92, no. 7, pp.
10581070, 2012

Anda mungkin juga menyukai