Anda di halaman 1dari 7

MEMO

Please advise immediately if any pages are not received to 022-2034072

NO. : 06/ST 16017/16-11/039-044


DATE : 14 November 2016
TO : Pak Teddy, Pak Yuri
CC :-
PROJECT : The MAJ
TOTAL PAGES : 7 (include this page)
FROM : Paulus P. Rahardjo
SUBJECT : Hasil Monitoring Inklinometer

I. PENDAHULUAN

The MAJ Collections and Residences merupakan suatu area proyek hotel and apartemen yang
berada pada daerah Dago, Bandung yang merupakan kawasan dataran tinggi dan lereng yang
masih dilalui warga daerah kota Bandung. Untuk memonitoring kestabilan lereng proyek maka
dipasang instrumentasi geoteknik berupa Inklinometer. Instrumentasi inklinometer yang dipasang
pada area proyek sejumlah 3 (tiga) buah. Lokasi inklinometer dapat dilihat pada gambar berikut
ini.

Gambar 1. Denah Lokasi Titik Inklinometer

-1-
II. HASIL MONITORING INKLINOMETER

Monitoring inklinometer pada proyek The MAJ Collections and Residences ini dilakukan secara
berkala untuk mengetahui pergerakan yang terjadi selama proses konstruksi dan untuk
memastikan keamanan lereng terhadap area sekitar proyek.

1. Titik MAJ-01
Selama proses monitoring inklinometer berlangsung diketahui bahwa pergerakan maksimum
pada arah A dan arah B adalah sebesar 10 mm. Hasil monitoring terakhir tidak menunjukkan
adanya pergerakan yang signifikan apabila dibandingkan dengan pergerakan yang terjadi
pada monitoring sebelumnya seperti pada gambar berikut ini.

INCLINOMETER READING
INCLINOMETER MAJ - 01 Project
Project :: SUS
The MAJ
Gedebage
A-A MAJ - 01
Location : Jl. Dago, Bandung
Cummulative Displacement ( mm )

-50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 No. : MAJ - 01


0

Depth : 29.5 m Signature :

5
Engineer : KR

Supervision : RY
Depth ( m )

10

Checked / Approved : PPR


15
: Legend 23-Apr-15
28-Oct-15
31-May-16
20
21-Jun-16
5-Aug-16
20-Sep-16
25
3-Oct-16
11-Oct-16
19-Oct-16
30
14-Nov-16

INCLINOMETER MAJ - 01 INCLINOMETER MAJ- 01


PLAN VIEW B-B
-30 -30

-20 -20

Cummulative Displacement
Cum. Disp. B-B ( mm )

-10 -10

-50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 30 25 20 15 10 5 0


( mm )

0 0

10 10

20 20

30 30
Cum. Disp. A-A ( mm ) Depth ( m )

Gambar 2. Hasil monitoring titik MAJ 01

Gambar 3. Monitoring titik MAJ 01


-2-
2. Titik MAJ - 02
Selama proses monitoring inklinometer diketahui bahwa pergerakan maksimum pada arah A dan
arah B berturut-turut sebesar 11 mm dan 5 mm. Hasil monitoring terakhir tidak menunjukkan
adanya pergerakan yang signifikan apabila dibandingkan dengan hasil monitoring sebelumnya.
Plotting hasil monitoring dapat dilihat pada gambar berikut ini.

INCLINOMETER READING
INCLINOMETER MAJ - 02 Project
Project :: SUS
The MAJ
Gedebage
Hotel and Residences
A-A MAJ - 02
Cummulative Displacement ( mm ) Location : Jl. Dago, Bandung

-50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 No. : MAJ - 02


0

Depth : 25.5 m Signature :

5
Engineer : KR

Supervision : RY
10
Depth ( m )

Checked / Approved : PPR


15
: Legend 28-Oct-16

31-May-16

20
21-Jun-16

5-Aug-16

25 20-Sep-16

3-Oct-16

30 14-Nov-16

INCLINOMETER MAJ - 02 INCLINOMETER MAJ - 02


PLAN VIEW B-B
-30 -30

-20 -20

Cummulative Displacement
Cum. Disp. B-B ( mm )

-10 -10

-50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 30 25 20 15 10 5 0

( mm )
0 0

10 10

20 20

30 30

Cum. Disp. A-A ( mm ) Depth ( m )

Gambar 4. Hasil monitoring titik MAJ 02

Gambar 5. Monitoring titik MAJ 02

-3-
3. Titik MAJ - 03
Per tanggal 14 November 2016 pada titik inclinometer MAJ-03 sudah tidak dapat dilakukan
monitoring karena posisi tubing yang sudah tertimbun material tanah. Berdasarkan hasil
monitoring terakhir pada tanggal 19 Oktober 2016 terjadi pergerakan pada bagian permukaan
yang disebabkan karena bagian kepala tubing yang tidak tertanam dalam tanah seperti pada
gambar berikut ini.

Gambar 6. Hasil monitoring titik MAJ- 03

Gambar 7. Kondisi titik MAJ- 03 yang tertimbun tanah

-4-
Terdapat 3 (tiga) titik inklinometer pada lokasi proyek yang berfungsi untuk memantau
pergerakan lereng dan untuk memastikan keamanan lokasi sekitar proyek dari kemungkinan
terjadinya longsor. Dari hasil monitoring terakhir dapat disimpulkan bahwa pergerakan lereng
yang terjadi relatif tidak signifikan.

III. PENGAMATAN LAPANGAN LONGSORAN 14 NOVEMBER 2016

Kunjungan lapangan dilakukan di lokasi apartemen The Maj pada Senin, 14 November 2016 untuk
mencari informasi kondisi actual area pergerakan dan memperoleh informasi visual mengenai
kemungkinan penyebab longsoran. Dari hasil pengamatan visual, terlihat bahwa longsoran yang
terjadi termasuk tipe longsoran dangkal (shallow slide) di sisi jalan Dago Bengkok dimana dicurigai
terjadi akibat pelunakan tanah timbunan akibat infiltrasi air hujan yang tidak teralirkan. Gambar 8
menunjukan kondisi longsoran.

Gambar 8. Lokasi Longsoran

A. PERKIRAAN MEKANISME PERGERAKAN TANAH


Dari hasil pengamatan di lapangan terlihat longsoran yang terjadi hanya di permukaan dan
dan tidak ada korban jiwa akibat longsoran tersebut. Berdasarkan pengamatan, longsoran
terjadi pada tanah timbunan. Timbunan yang dimaksud adalah tanah timbunan untuk
tumbuhan rumput. Dari informasi di lapangan, diketahui timbunan tersebut memiliki tebal
variasi 30 50 cm.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan diduga mekanisme longsoran adalah akibat


infiltrasi air hujan yang menyebabkan pelunakan pada tanah timbunan dan aliran
permukaan yang menimbulkan erosi. Berdasarkan informasi, curah hujan tinggi terjadi pada

-5-
13 November 2016 sejak siang pukul 12.00 sampai dengan 20.00 dan longsoran terjadi pada
14 November 2016 pukul 04.30.

1 . Terjadinya Hujan

Pagar Proyek

Tanah Timbunan Rumput

Tanah Eksisting
Clay , Medium to Stiff Consistency

Tebal = 30 50 cm
2 . Terjadi infiltrasi

Soil nailing L = 12 meter c/c = 2.5 m

M aterial timbunan
mengalami pelunakan Tanah Eksisting
ELEVASI JALAN akibat air hujan Clayey Sand , Very Dense

Soil nailing L = 12 meter c/c = 2.5 m

Soil nailing L = 12 meter c/c = 2.5 m

Gambar 9. Pergerakan tanah yang terjadi

B. KESIMPULAN
Berikut ini merupakan kesimpulan dari kunjungan lapangan yang telah dilakukan :

- Longsoran yang terjadi pada tanggal 14 November 2016 merupakan longsoran dangkal
(shallow sliding) yang disebabkan karena hujan lebat hampir sehari penuh yang
mengguyur Kota Bandung pada tanggal 13 November 2016.

- Infiltrasi air hujan menyebabkan pelunakan pada lapisan tanah tumbunan rumput.

- Tie beam konektor soil nailing head putus, namun soil nailing masih kokoh.

C. REKOMENDASI PERBAIKAN
Berdasarkan pengamatan visual di lapangan, soil nailing head tidak bergerak. Tie beam yang
putus mungkin disebabkan oleh mutu beton yang kurang baik saat konstruksi. Disarankan
untuk melakukan monitoring elevasi dan posisi nailing head untuk mengkonfirmasi hal ini.

-6-
Gambar 10. Tie Beam Soil Nailing yang putus

Sehubungan dengan soil nailing yang masih dalam kondisi aman, maka disarankan untuk
melakukan langkah pengamanan darurat (jangka pendek) dengan melakukan pekerjaan
sebagai berikut :

- Segera membersihkan debris longsoran

- Menutup bagian longsoran yang terbuka dengan terpal

- Mengarahkan air hujan menjauh dari lokasi longsoran

- Memasang patok patok geser untuk diamati pergerakannya setiap hari.

- Menutup area crown longsoran yang sudah dibersihkan dengan shotcrete.

Disarankan juga untuk membersihkan weep holes agar air yang terjebak di dalam tanah
dapat dialirkan keluar.

Gambar 11. Kondisi DPT Eksisting dan Weepholes yang tersumbat

Demikian yang dapat kami sampaikan sementara ini. Terima kasih.


Bandung, November 2016

Prof. Paulus P. Rahardjo, Ph.D.


Geotechnical Engineering Consultant

-7-

Anda mungkin juga menyukai