Anda di halaman 1dari 5

Gastritis

A. Definisi :
Gastritis adalah inflamasi yang terjadi pada mukosa lambung ditandai dengan
adanya radang pada daerah tersebut yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan
yang dapat meningkatkan asam lambung (seperti makanan yang asam atau pedas) atau
bisa disebabkan oleh kebiasaan merokok dan minum alkohol. Gastritis dibagi menjadi 2
yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Gastritis akut adalah kelainan klinis akut yang
jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas, biasanya ditemukan sel inflamasi
akut dan neutrofil. Sedangkan gastritis kronik merupakan suatu peradangan bagian
permukaan mukosa lambung yang menahun, yang disebabkan oleh ulkus dan
berhubungan dengan Helicobacter pylori

B. Etiologi
Penyebab gastritis adalah :
1. Gastritis Akut :
a. Penggunaan obat-obatan seperti aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid dalam
dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.
b. Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan
membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada
kondisi normal.
c. Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung : trauma, luka bakar
d. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat
dapat menyebabkan gastritis dan perdarahan pada lambung.
2. Gastritis Kronik
Pada gastritis kronik penyebab tidak jelas, tetapi berhubungan dengan
Helicobacter pylori, apalagi ditemukan ulkus pada pemeriksaan penunjang.

Helicobacter pylori pertama kali diisolasi pada tahun 1983 dan sekarang diakui
sebagai faktor utama dalam pengembangan penyakit ulkus peptikum, gastritis kronis,
dan, berpotensi, keganasan lambung. Prevalensi H pylori berkisar antara 60% sampai
80% pada pasien dengan ulkus lambung dan 90% sampai 100% pada mereka dengan
ulkus duodenum. Penyebab umum infeksi lambung, H pylori adalah yang berkaitan
dengan usia, 24% dari populasi 20-39 tahun dan 82% dari populasi usia 60 tahun dan
lebih tua.

C. Patofisiologi
Proses terjadinya gastritis yaitu awalnya karena obat-obatan, alkohol, infeksi
helicobacter pylori empedu atau enzim-enzim pankreas dapat merusak mukosa
lambung (gastritis erosif), mengganggu pertahanan mukosa lambung dan
memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung, hal ini
menimbulkan peradangan. Respon mukosa lambung terhadap kebanyakan penyebab
iritasi tersebut adalah dengan regenerasi mukosa, karena itu gangguan-gangguan
tersebut seringkali menghilang dengan sendirinya.Dengan iritasi yang terus menerus,
jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi perdarahan. Masuknya zat-zat seperti
asam dan basa kuat yang bersifat korosif dapat mengakibatkan peradangan dan
nekrosis pada dinding lambung (gastritis korosif). Nekrosis dapat mengakibatkan
perforasi dinding lambung dengan akibat berikutnya perdarahan dan peritonitis.\

D. Gambaran Radiologi
Pemeriksaan yang di lakukan untuk menilai gaster adalah pemeriksaan, OMD (oesofagus
maag deudenum). OMD adalah teknik pemeriksaan secara radiologi saluran pencernaan atas
dari organ oesofagus maag duodenum menggunakan media kontras barium swallow dan barium
meal, kemudian diamati dengan fluoroscopy.

Gambar 1. Gastritis Kronik

Dari foto di atas kita dapat melihat kelainan radiologic berupa penebalan mukosa
lambung, kontur lambung yang tidak teratur, lipatan polipoid.
Gambar2. Erosif Gastritis

Pada gambar kedua ini dapat kita lihat erosi gastritis yang dapat di tandai dengan
gambaran radiologi yaitu gambaran nodul nodul yang di kelilingi oleh lingkaran
radiolusen.

E. Gejala Klinis
Tanda dan gejala pada gastritis adalah
a. Gastritis akut :
1. Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada mukosa
lambung.
2. Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yang sering
muncul. Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung sehingga
terjadi peningkatan asam lambung yang mengakibatkan mual hingga
muntah.
3. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena,
kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.
b. Gastritis kronis
Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan. Hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.
F. Penatalaksanaan
1. Gastritis Akut
Menurut Brunner dan Suddarth, 2001 penatalaksanaan medis pada pasien gastritis
akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alcohol dan
makanan samapi gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet
mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara
parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan
prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis
diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam, pengobatan terdiri dari
pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Untuk menetralisir asam digunakan
antacid umum. Dan bila korosi luas atau berat dihindari karena bahaya perforasi.
Sedangkan menurut Sjamsuhidajat, 2004 penatalaksanaannya jika terjadi
perdarahan, tindakan pertama adalah tindakan konservatif berupa pembilasan air es
disertai pemberian antacid dan antagonis reseptor H. Pemberian obat yang berlanjut
memerlukan tindakan bedah.
2. Gastritis Kronik
Menurut Brunner dan Suddarth, 2001 penatalaksanaan medis pada pasien gastritis
kronik diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat, mengurangi
stress dan memuli farmakoterapi. Helicobacter pyloridapat diatasi dengan antibiotic
dan bismuth. Sedangkan menurut Mansjoer, 2001 penatalaksanaan yang dilakukan
pertama kali adalah jika tidak dapat dilakukan endoskopi caranya yaitu dengan
mengatasi dan menghindari penyebab pada gastritis akut, kemudian diberikan
pengobatan empiris berupa antacid. Tetapi jika endoskopi dapat dilakukan berikan
terapi eradikasi.
Daftar Pustaka

Buck JL, Pantongrag-Brown L: Gastritides, gastropathies, and polyps unique to the stomach. Radiol Clin
North Am 1994

Bayerdorffer E, Lehn N, Hatz R, et al: Difference in expression of Helicobacter pylori gastritis in antrum
and body. Gastroenterology 1992

Price, Sylvia A.; Wilson, Lorraine M. Patophysiolgy :clinical concept of disease processes edisi 6.
Jakarta . Penerbit EGC. 2003

Sohn J, Levine MS, Furth EE, et al: Helicobacter pylori gastritis: radiologic findings. Radiology 1995; 195,
763-767

Swartz, Mark H. Textbook of Physical Diagnosis. In: Effendi, Harjanto., Hartanto, Huriawati.
Buku Ajar Diagnostik. Jakarta. Penerbit EGC. 1995

Warren JR, Marshall B: Unidentified curved bacilli on gastric epithelium in active chronic gastritis.
Lancet 1983

http://www.medscape.com/viewarticle/410726_2

Anda mungkin juga menyukai