LAPORAN KASUS
Agama : Islam.
Kebangsaan : Indonesia.
Ruang 3 Bed5).
A. Anamnesis :
Pasien masuk rumah sakit 1 hari yang lalu (3 Agustus 2014) dengan
pertama kali dirasakan satu bulan yang laludisertai dengan batuk dan
lendir yang berwarna putih dan dirawat selama 10 hari di RSUD Daya.
Pasien mengalami demam terus menerus sejak 2 hari yang lalu tanpa
disertai kejang dan mual muntah, anak malas makan dan minum.
2
Riwayat Alergi :
Tidak ada.
Riwayat Imunisasi :
Riwayat Rujukan :
Pasien dirujuk dari RSUD Daya dengan diagnosa Suspek Bronkitis Akut,
DD/ Bronkopneumonia.
Ibu rutin kontrol dokter dan mendapatkan vaksin Tetanus Toxoid (TT) 2x
dan dapat penambah darah, tidak pernah sakit selama hamil serta tidak
Riwayat Kelahiran :
Riwayat Menyusui :
Bayi mendapatkan ASI tidak eksklusif dari ibu hingga umur 1 bulan
Tidak pernah.
Riwayat Pengobatan :
3
B. Pemeriksaan fisis
LLA : 11 Cm.
Status Generalis :
Kepala : Normal.
Turgor : Baik.
4
Tonus : Normal.
Telinga : Normal.
Mulut : Normal.
Status Thoracalis :
Jantung
5
Batas kiri : Line midclavicularis kiri.
Jantung
Status Abdominus :
6
C. Pemeriksaan Laboratorium
7
D. Pemeriksaan Radiologi
1. Foto Thorax AP
- Klinis :
- Hasil :
Foto Thorax AP
8
E. Diagnosis
F. Terapi
Nutritional Marasmus :
5. Vit. A = 1x50.000 u
6. Vit. C = 1x50 mg
90 mg/6 jam/intravena
9 mg/18 jam/intravena
9
BAB II
PENDAHULUAN
proses konsolidasi rongga udara akibat rongga udara alveolar terisi dengan
eksudat inflamatori yang disebabkan oleh adanya infeksi. Infeksi saluran napas
bawah akut (ISNBA) menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi
serta kerugian produktivitas kerja. ISNBA dapat dijumpai dalam berbagai bentuk,
penyebabnya. (1-3,6)
10
Identifikasi pneumonia dengan modalitas radiologi akan memberikan
penyebab. Modalitas yang dapat digunakan saat ini berupa foto konvensional X-
Ray Thorax, High Resolution CT-Scan Thorax. Selain itu pemeriksaan lain seperti
INSIDEN
Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan dengan
sering terjadi dan setiap tahunnya menyerang sekitar 1% dari seluruh penduduk
Amerika.(1,2)
kasus per 1000 orang per tahun dan merupakan penyebab kematian utama akibat
infeksi pada orang dewasa di negara itu. Angka kematian akibat pneumonia di
Serikat. (2,7)
pneumonia yang didapat di rumah sakit menduduki peringkat ke-2 sebagai infeksi
11
terjadi 5-10 kasus per 1000 pasien yang masuk ke rumah sakit dan menjadi lebih
tinggi 6-20x pada pasien yang memakai alat bantu napas mekanis. Angka
banyak ditemukan pada anak-anak dan usia lanjut. Pada berbagai usia
EPIDEMIOLOGI
pneumonia dapat menyerang siapa saja, meskipun lebih banyak ditemukan pada
tidak hanya lebih sering didapatkan tetapi juga lebih berat dan banyak
menimbulkan kematian pada anak. Insiden puncak pada umur 1-5 tahun dan
12
akses perawatan. Dari data mortalitas tahun 1990, pneumonia merupakan
seperempat penyebab kematian pada anak dibawah 5 tahun dan 80% terjadi di
sebanyak 40%. Di negara dengan 4 musim, banyak terdapat pada musim dingin
(morbiditas ) pneumonia pada bayi: 2,2%, balita: 3%, angka kematian (mortalitas)
dijumpai pada hampir 25% dari semua infeksi di ICU, dan 90% terjadi pada saat
ventilasi mekanik.(1)
Pneumonia semakin sering dijumpai pada orang-orang lanjut usia (lansia) dan
seirng terjadi pada penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Juga dapat terjadi
pada pasien dengan penyakit lain seperti diabetes mellitus (DM), payah jantung,
penyakit arteri koroner. Juga adanya tindakan infasive seperti infuse, intubasi,
komunitas juga dapat terinfeksi oleh berbagai jenis patogen yang baru. (1,8)
13
Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan
bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik. Akhir-akhir ini laporan dari
Staphylococcus aureus 9%
Enterobacter 5,26%
ETIOLOGI
Etiologi pneumonia berbeda-beda pada berbagai tipe dari pneumonia, dan hal
ini berdampak kepada obat yang akan diberikan. Pneumonia dapat disebabkan
oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu bakteri, virus, jamur dan protozoa.
14
Gram negatif sedangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri
Tabel 3.1
Mycoplasma pneumoniae
Haemophilus pneumoniae
Chlamydia pneumoniae
pneumonia)
Pseudomonas aeruginosa
Staphylococcus aureus
15
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu
Gambar 2.1 gambar atypical pneumonia (kiri) dan typical pneumonia (kanan)
(RSV), parainfluenza virus, influenza virus dan adenovirus. Secara umum bakteri
16
Chlamydiapneumoniae merupakan penyebab yang sering didapatkan pada anak
pneumonia(28)4
17
GAMBARAN KLINIS
meliputi:
- Batuk yang sering produktif dan purulen walaupun dapat juga non
produktif
- Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya serius.
Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian atas
selama beberapa hari, kemudian diikuti dengan demam, menggigil, suhu tubuh
kadang-kadang melebihi 400C, sakit tenggorokan, nyeri otot dan sendi. Juga
disertai batuk, dengan sputum mukoid atau purulen, kadang-kadang berdarah. (8,15)
BAB III
18
ANATOMI
kerucut atau konus, terletak dalam rongga toraks dan di atas diafragma,
diselubungi oleh membran pleura. Setiap paru mempunyai apeks (bagian atas
paru) yang tumpul di kranial dan basis (dasar) yang melekuk mengikuti lengkung
diphragma di kaudal. Pembuluh darah paru, bronkus, saraf dan pembuluh limfe
pada paru-paru kanan adalah lobus superius, lobus medius, dan lobus inferius.
superius dan lobus inferius yg dipisahkan oleh fissura oblique.Pada paru-paru kiri
ada bagian yang menonjol seperti lidah yang disebut lingula.Jumlah segmen pada
19
paru-paru sesuai dengan jumlah bronchus segmentalis, 10 di kiri dan 8-9 yang
melapisi dinding dada. Kedua pleura ini saling meluncur satu sama lain selama
20
Bronkus utama kiri dan kanan tidak simetris. Cabang utama bronkus kanan
dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris dan bronkus segmentalis.
21
Percabangan ini berjalan terus menjadi bronkus yang ukurannya semakin kecil
di dekatnya oleh dinding tipis atau septum. Alveolus pada hakekatnya merupakan
suatu gelembung gas yang dikelilingi oleh jaringan kapiler sehingga batas antara
pengembangan saat inspirasi dan cenderung kolaps pada waktu ekspirasi. (9,12)
antara lobus paru-paru. Paru-paru kanan dan kiri mempunyai fissure obliq yang
dimulai pada dada anterior setinggi iga keenam pada garis midclavicula dan
memanjang lateral atas ke iga kelima di garis aksillaris media, berakhir pada
dada posterior pada prosessus spinosus T3. Lobus bawah kanan terletak di bawah
fissure obliq kanan, lobus atas dan tengah kanan terletak di atas fissure obliq
kanan. Lobus bawah kiri terletak di bawah fissure obliq kiri, lobus atas kiri
terletak di atas fissure obliq kiri. Fissura horizontal hanya ada di bagian kanan
dan memisahkan lobus atas kanan dan lobus tengah kanan. Fissura memanjang
dari iga keempat pada tepi sternum ke iga kelima pada garis aksillaris media.(10)
22
Tabel 3.3
Mikroorganisme penyebab pneumonia menurut keadaan klinis terjadinya
infeksi.(28)
Communityy-acquired acute pneumonia
Streptococcus pneumonia
Haemophilus influenzae
Moraxella catarrhalis
Staphylococcus aureus
Legionella pneumophila
Enterobacteriaceae (Klebsiella pneumoniae) and Pseudomonas spp.
Community-acquired atypical pneumonia
Mycoplasma pneumonia
Chlamydia spp. (C. pneumoniae, C. psittaci, C. trachomatis)
Coxiella burnetii (Q fever)
Viruses: respiratory syncytial virus, parainfluenza virus (children);
influenza A and B (adults); adenovirus
(military recruits); SARS virus
Hospital-acquired pneumonia
Gram-negative rods, Enterobacteriaceae (Klebsiella spp., Serratia
marcescens, Escherichia coli) and
Pseudomonas spp.
Staphylococcus aureus (usually penicillin resistant)
Pneumonia kronis
Nocardia
Actinomyces
Granulomatous: Mycobacterium tuberculosis and atypical
mycobacteria, Histoplasma capsulatum,
Coccidioides immitis, Blastomyces dermatitidis
Tabel 3.3Mikroorganisme penyebab pneumonia menurut keadaan klinis terjadinya
infeksi.(28)
23
PATOFISIOLOGI
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi
sampai usia lanjut. Pecandu alcohol, pasien pasca operasi, orang-orang dengan
Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan
yang sehat. Pada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia
lanjut, dan malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan
24
Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru
banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh
bakterialis dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah. Ada
1. Inokulasi langsung
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi.
atau jamur. Kebanyakan bakteri dengan ukuran 0,5 2,0 nm melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi. Bila
terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung, orofaring) kemudian terjadi
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme, hal ini
sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50%) juga
pada keadaan penurunan kesadaran, peminum alkohol dan pemakai obat (drug
abuse).(2)
reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN
terbentuknya antibodi.(2)
25
Terjadi infeksi dalam alveoli, membran paru mengalami peradangan dan
berlubang-lubang sehingga cairan dan bahkan sel darah merah dan sel darah putih
keluar dari pembuluh darah masuk ke dalam alveoli. Dengan demikian, alveoli
Lobus bagian bawah paru paling sering terkena karena mikroorganisme penyebab
yang paling sering adalah bakteri anaerob sehingga oksigenasi berkurang atau
tidak terlalu dibutuhkan, disamping itu juga karena efek gravitasi. (5,3,14)
khusus. (6)
paling mencolok. Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru,
ataupun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di
paru-paru kanan, dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan
darah. Bakteri pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab
pneumonia.(29)
26
Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas:
peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera
Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan
fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi
27
merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli
tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak.
yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel. Pada stadium ini
berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan
Parenkim paru kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai
Setelah mikroba samapai ke saluran napas bawah, maka ada empat rute
28
- Inhalasi, misalnya kontaminasi pada alat-alat bantu napas yang
digunakan pasien
- Hem
- atogenik
- Penyebaran langsung.(29)
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
keterangan klinis, laboratoris seperti jumlah leukosit dan hitung jenis. Oleh karena
itu pada dasarnya semua pemeriksaan saling melengkapi dan saling membantu
29
American Thoracic Society merekomendasikan posisi PA (posteroanterior)
dan lateral (jika dibutuhkan) sebagai modalitas utama yang di gunakan untuk
sama seperti gambaran konsolidasi radang. Prinsipnya jika udara dalam alveoli
digantikan oleh eksudat radang, maka bagian paru tersebut akan tampak lebih
opaq pada foto Roentgen. Jika kelainan ini melibatkan sebagian atau seluruh lobus
Adapun gambaran radiologis foto thorax pada pneumonia secara umum antara
lain: (16-19)
30
c. Volume paru tidak berubah, tidak seperti atelektasis dimana paru
pada atelektasis.
suatu tanda adanya dua bayangan benda (objek) yang berada dalam
menentukan letak lesi paru ; jika batas lesi dengan jantung hilang,
31
berarti lesi tersebut berdampingan dengan jantung atau di lobus
medius kanan. Maka akan disebut sebagai sillhoute sign (+) (4,22)
KLASIFIKASI PNEUMONIA
1. Pneumonia Lobaris
32
Pada gambar (A) memperlihatkan bahwa konsolidasi awalnya
cenderung terjadi di daerah paru dekat dengan pleura visceral dan lama
mengisi 1 lobus parenkim paru sehingga pada derah bronkus yang terkena
padalobus paru kanan tengah dengan tepi yang tegas. Lapangan paru
33
(MAU DIGANTII!!)
Tampak air brochogram sign sepanjang bronkus lobus atas paru kanan dan
34
berdensitas opaq (tree-in-bud pattern). Lalu proses konsolidasi yang
perselubungan yang terjadi biasanya tidak melebihi batas segmen (C) (19)
35
Gambaran CT-scan thorax memprlihatkan adanya nodul sentrilobular
36
(MAU DIGANTI!!)
dan lobus paru kiri bawah. Tampak bulging fissure sign di lobus paru kanan
atas.(19)
3. Pneumonia Interstisial
silia sel goblet dan kelenjar mukus bronkioli, sehingga dinding bronkioli
peribronkial.
(MAU DIGANTI!!)
37
Kadang-kadang alveolus terisi cairan edema. Pneumonia interstisial
viseral.(17)
ditemukan. (17)
virus (HIV). Pola ini sulit dikenali, namun petunjuknya adalah pembuluh
darah paru tampak tidak berbatas tegas atau kabur dan paru tampak
sedikit opaq. Tidak ditemukan adanya air brochogram sign. Pola ini
38
Pneumocystitis cranii (4)
(MAU DI GANTI)
reticulonodular
39
Gambaran radiologi CT-scan Thorax :
5. Pneumonia Aspirasi
atau cair ke dalam saluran pernafasan, inhalasi uap atau asap. Pneumonia
ini biasanya juga disebabkan oleh adanya flora orofaring normal yang
40
tahun, dengan riwayat cerebral palsy dan gangguan neurologis, di bawa
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DIAGNOSIS BANDING
1. Efusi Pleura
cavum pleura yang dapat disebabkan oleh banyak kelainan dalam paru.
41
jaringan paru akan terdorong ke arah sentral/hilus dan kadang-kadang
Persamaan :
Perbedaan :
paru.
42
pneumonia tidak terjadi penurunan atau penambahan volume
paru.(16,18,22)
2. Atelektasis
Berarti alveoli mengempis (kolaps). Hal ini dapat terjadi pada satu
tempat yang terlokaslisir di paru, pada seluruh lobus, atau pada seluruh
paru. Penyebab yang paling sering adalah obstruksi saluran napas dan
lebih tinggi.(16)
Gambar Atelektasis
Persamaan :
43
- Memiliki densitas yang sama yaitu perselubungan yang homogen
Perbedaan :
3. TBC Paru
menyebabkan reaksi jaringan yang aneh dalam paru, antara lain (1)
daerah yang terinfeksi diserang oleh makrofag dan (2) daerah lesi
penyebaran basil tuberkel dalam paru dan oleh karena itu ia merupakan
kavitas abses yang besar. Sehingga gambaran radiologi yang khas yang
sering ditemukan di masyarakat dapat berupa TBC paru aktif, TBC paru
44
lama aktif, dan TBC paru lama tenang. Gambaran bercak berawan serta
Persamaan :
Perbedaan :
- Pada TBC paru khas tampak bercak berawan pada lapangan paru
4. Tumor paru
Tumor paru menyerupai banyak jenis penyakit paru lain dan tidak
gambaran tumor paru ini sangat khas menyerupai nodul yang berbentuk
45
yang inhomogen pada massa sifat ganas atau homogen pada massa jinak,
tepi massa tidak teratur/spikul pada massa ganas, dan batas rata pada
Persamaan :
Perbedaan :
46
- Tanda air brochogram sign tidak akan ditemukan pada gambaran
- Untuk memastikan lebih jauh lagi maka pada klinis tumor paru
penyakit pada penderita yang dirawat. Komplikasi yang dapat terjadi adalah
47
DAFTAR PUSTAKA
1. Dahlan, Zul. Pneumonia. In: Sudoyo, Aru W dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi Kelima. Jakarta: Interna Publishing. 2009; hal 2196-200, 2203-
05
4. Corr, Peter. Fot Thorax normal dan Infeksi Paru. In: Ramadhani, Dian.,
48
7. Kasper L, Dennis et all. Pneumonia in Harrisons Principles of Internal
Tract Infections. In: Wilson, Walter R et all. Current Diagnosis and Treatment
9. Ellis, Harold. Clinical Anatomy. USA. BlackWell Publishing. 2006; page 20,
23-4
Hartanto, Huriawati. Buku Ajar Diagnostik. Jakarta. Penerbit EGC. 1995; hal
155-7
11. Waugh, Anne., Grant, Allison. Anatomy and Physiology in Health and Illness.
49
15. McPhee, Stephen J., Papapdokis, Maxine A. Current Medical Diagnosis and
16. Nurlela Budjang. Radang Paru Tidak Spesifik. In: Rasad, Sjahriar. Radiologi
Diagnostik. Edisi Kedua Jakarta. Balai Penerbit FK UI. 2009: hal 101
Anak. In: Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua Jakarta. Balai
18. Patel, Pradip R. Radiologi Lecture Notes. Jakarta. EMS. 2009; hal 36-7
19. Muller, Nestar L., Franquet Tomas., Kyung Soo, Lee. Imaging of Pulmonary
Infections 1st edition. Lippincott Williams & Wilkins. 2007; Part Bacterial
20. Muller, Nestar L., Franquet Tomas., Kyung Soo, Lee. Imaging of Pulmonary
110-1
22. Colak, Errol., Lofaro, Anthony. Clinical and Radilogy Atlas. Webexe. 2003:
Part Chest Imaging, air space (air bronchogram and sillhoutte sign)
23. Eastman, George W., Wald Christoph., Crossin, Jane. Getting Started in
50
24. Tsue J., Betty, Lyu E, Peter. Chest Radiography. In: Atlas of the Oral and
Maxillofacial Surgery Clinics. USA. WBS. 2002; Part Viral and Bacterial
Pneumonia
25. Ahuja, A.T., Antonio, G.F., Yuen H.Y. Case Studies in Medical Imaging.
26. Lee, Jaw. Aspiration of Imaging. In: Lin, Eugene C. Pneumonia. Available
Buku Ajar Patologi Edisi 7 Volume 2. Jakarta: EGC. 2007; hal 537-9, 540
28. Aru W, Bambang, Idrus A, Marcellus, Siti S, ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM;
2007.
29. Price SA, Wilson LM. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
51